.

Senin, 03 April 2017

Produksi dan Biaya Produksi Beras Indonesia



@B24-DHICO

@B24-Dhico

Oleh : Dhico Imtinan Setyowat


Abstrak
Beras  merupakan  makanan  sumber  karbohidrat yang  utama  di  kebanyakan  Negara  Asia.  Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada  negara Asia.
Kebutuhan beras nasional tidak  terpenuhi oleh produksi beras dalam negeri karena itu kita masih selalu mengimpor beras. Dengan memperhatikan hal di atas seharusnya agribisnis padi dapat menarik banyak para investor. Namun demikian, di lain pihak, harga beras  sangat  ditentukan  pemerintah  dan  tidak  dinamis  seperti  halnya  tanaman  hortikultur  atau perkebunan  sehingga  umumnya  petani padi  sering  merugi.  Tanpa  perubahan  tata  niaga  beras  dan pengurangan  campur  tangan  pemerintah,  agribisnis  padi  akan  tetap  tidak  banyak  diperhitungkan  dan  diminati oleh investor di bidang pertanian.

Kata Kunci : Produksi, Biaya Produksi, Beras

Pendahuluan
Indonesia merupakan daerah yang memiliki potensi yang sangat baik pada sektor  pertanian, sehingga Indonesia di tingkat internasional merupakan salah satu produsen sekaligus konsumen beras terbesar dunia di bawah Cina. Beras sebagai barang konsumsi sangat dipengaruhi oleh banyak tidaknya orang yang akan  mengkonsumsi  beras  tersebut.  Semakin  banyak  orang  yang  mengkonsumsi beras maka semakin tinggi pula kebutuhan beras.
Indonesia yang memiliki berbagai potensi dan permasalahan terkait dengan pangan, sehingga sangat menarik untuk dilakukan pengamatan. Pengembangan pertanian di lahan   pasang surut merupakan perwujudan dan upaya pemanfaatan potensi alam secara optimal,   penyeimbangan penduduk, pemerataan pembangunan, peningkatan produktivitas dan taraf   hidup masyarakat. Pemanfaatan dan pengembangan lahan pasang surut secara optimal akan  memberikan sumbangan besar terhadap pencapaian dan pelestarian swasembada pangan khususnya beras. 

Permasalahan
Dari pendahuluan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana produksi beras di Indonesia?
2.      Apa yang dimaksud biaya produksi?
3.      Metode apa saja yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi?

Pembahasan
Hingga saat ini Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri  sehingga masih tergantung pada impor. Kondisi ini diperburuk oleh adanya konversi lahan  subur di Jawa sehingga pertumbuhan produksi padi melandai. Studi ini mencoba mengkaji kinerja pemanfaatan lahan sawah, kontribusi dan prospeknya dalam peningkatan produksi  padi  nasional.  Hasil studi menunjukkan bahwa lahan sawah merupakan sumber utama produksi padi. Potensi lainnya ialah peningkatan mutu intensifikasi melalui penggunaan  varietas unggul disertai dengan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu. Penerapan  kebijakan ini harus didukung oleh pembangunan dan renovasi infrastruktur disertai penyediaan sumber modal agar memungkinkan petani mengadopsi teknologi maju.
Adnyana  (2001),  melalui  pendekatan  model  Penyesuaian Parsial  Nerlove,  mengatakan bahwa  total  produksi  suatu  komoditas  pertanian  dihitung  dari  perkalian  antara  luas  areal  panen (At) dan  produktivitasnya (Yt) (perhitungan  ini  yang  digunakan dalam penelitian) atau  dirumuskan sebagai:
Qgt= At x Yt..........
Menurut Machmud (2005) menjelaskan bahwa harga beras memiliki keunikan dalam proses penentuannya sehingga perlu kehati – hatian dalam menentukan harganya. Keunikan tersebut antara lain beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia untuk meningkatkan  kesejahteraan petani perlu adanya kenaikan harga beras, namun jika harga beras tinggi  penduduk  miskin  akan  meningkat. Seperti saat ini terjadi di Indramyu, Indrramayu sendiri memiliki produksi padi 1,7 juta ton per tahun. Sementara, konsumsinya hanya 250 ribu ton.

Kebijakan Pengembangan Konsumsi Pangan (Tinjauan Umum)
1.      Pemberdayaan Masyarakat
Untuk merubah pola konsumsi pangan masyarakat yang bertumpu pada pangan pokok beras dengan  memperhatikan  pola  konsumsi  wilayah  setempat,  membutuhkan  waktu  yang  cukup lama   bagi   masyarakat   untuk   mengenal   dan   mencoba   memperbaiki   pola   konsumsi pangannya.
2.      Peningkatan Kemitraan
Peningkatan kemitraan merupakan implementasi dari koordinasi dan kerjasama riil antara petani dan pemerintah, LSM, Swasta, Lembaga Penelitian, serta Perguruan Tinggi dalam mengembangkan konsumsi pangan terutama tingkat rumah tangga.
3.      Sosialisasi Pengembangan
Untuk memasyarakatkan kebijakan pengembangan ini kepada semua pihak yang mempunyai kepentingan (stakeholders), perlu diadakan sosialisasi secara bertahap dan bertingkat, mulai dari  tingkat  pusat  hingga  tingkat  lapangan  dan  didasarkan  pada  cara – cara yang tidak melanggar norma atau aturan yang berlaku di masyarakat.

Menurut Hehamahua (2011) Secara umum Produksi mempunyai pengertian pemanfaatan sumber daya yang mengubah  suatu bentuk barang menjadi barang yang lain atau dapat mengubah bentuk satu ke bentuk yang lain.
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi:
a.      Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

b.      Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.

c.       Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Biaya Eksplisit
Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang).
2.      Biaya Implisit
Biaya Implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya penyusutan barang modal.

Biaya produksi atau disebut juga dengan biaya pabrikasi merupakan pengeluaran – pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan, tetapi dapat diperkirakan dalam menghasilkan suatu barang. Besarnya biaya produksi itu merupakan besarnya pembebanan yang  diperhitungkan  atas  pemakaian  faktor – faktor  produksi   yang berupa  bahan  baku,  tenaga  kerja  serta  mesin  dan  peralatan,  untuk  menghasilkan suatu  produk  tertentu.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur – unsur   biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan : full  costing dan variabel costing.
Full costing digunakan untuk menentuan metode harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga  kerja langsung dan biaya overhead pabrik,  baik  yang  berperilaku  variabel  maupun  tetap. Penentuan harga pokok produksi tersebut tidak selalu dapat menghasilkan informasi akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen.  perencanaan  laba  dan  perilakunya itu  akan timbul metode lain yang tidak memperhitungkan semua biaya produksi, hanya memperhitungkan  biaya  produksi  variabel  saja. Metode ini dikenal dengan istilah variable costing.

Kesimpulan
1.      Produksi mempunyai pengertian pemanfaatan sumber daya yang mengubah  suatu bentuk barang menjadi barang yang lain atau dapat mengubah bentuk satu ke bentuk yang lain.
2.      Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi meliputi:
a.      Biaya bahan baku (direct material cost)
b.      Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
c.       Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)

3.      Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.      Biaya Eksplisit
b.      Biaya Implisit

4.      Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur – unsur   biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan : full  costing dan variabel costing.


Daftar Pustaka

Hehamahua, Hayati. 2011. Vol 4. No 3. Hal 5. Produksi Beras di Indonesia. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=115934&val=5274&title=PRODUKSI%20BERAS%20DI%20INDONESIA. (Diakses pada 25 Maret 2017)
Muhayani, Novita. 2016. Teori Biaya Produksi. http://www.academia.edu/29216628/Teori_Biaya_Produksi. (Diakses pada 25 Maret 2017).
Pravitasari, Dyah. 2013. Vol 1. No 2.  Perhitungan Biaya Produksi Guna Menetapkan Harga Jual Produk. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=253556&val=6838&title=PERHITUNGAN%20BIAYA%20PRODUKSI%20GUNA%20MENETAPKAN%20HARGA%20JUAL%20PRODUK. (Diakses pada 01 April 2017)
Sanny, Lim. 2010. Vol 1. No 1. Analisis Produksi Beras di Indonesia.  http://download.portalgaruda.org/article.php?article=433844&val=9219&title=ANALISIS%20PRODUKSI%20BERAS%20DI%20INDONESIA. (Diakses pada 01 April 2017)
Dwi, Ahmad. 2017. Indramayu Bakal Jadi Lumbung Padi Premium. http://bisnis.liputan6.com/read/2882947/indramayu-bakal-jadi-lumbung-padi-premium. (Diakses pada 01 April 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.