.

Tampilkan postingan dengan label @C02-Nisa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @C02-Nisa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Juli 2018

Klasifikasi Sitem Ekonomi

Abstrak: 

Permasalahan ekonomi yang sering muncul di masyarakat menyangkut tiga masalah pokok yaitu barang/jasa apa yang akan diproduksi (what), bagaimana cara memproduksinya (how), dan untuk siapa barang/jasa tersebut (for whom). Di dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan cara tertentu untuk menjalankan perekonomian negara. Cara tersebut dinamakan sistem ekonomi.

Sabtu, 30 Juni 2018

instrumen kebijakan moneter

Abstrak: Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy dan Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter

Kata kunci: instrumen kebijakan moneter

Pendahuluan: Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Lembaga pemerintah yang berhak mengeluarkan kebijakan moneter adalah bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia. Instrumen kebijakan moneter dikeluarkan dengan harapan tujuan kebijakan moneter dapat tercapai. 

Permasalahan:
1.      Apa saja instrumen kebijakan moneter?
2.      Apa pengertian dari jenis-jeni intrumen kebijakan moneter?

Pembahasan 



Instrumen Kebijakan Moneter

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
Berdasarkan tujuannya, operasi pasar terbuka dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
• Dynamic open market operation, yang bertujuan untuk mengubah jumlah cadangan dan monetary base.
• Defensif open market operation, yang bertujuan untuk mengontrol faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan dan
monetary base.

2. Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan ini meliputi tindakan untuk mengubah tingkat bungayang harus dibayar oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank sentral. Kebijakan ini pada dasarnya bertujuan untuk mempengaruhi tingkat diskonto yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah uang beredar melalui perubahan tingkat bunga pinjaman. Dengan menaikkan diskonto, maka biaya untuk meminjam dana dari bank sentral akan naik sehingga akan mengurangi keinginan bank umum untuk melakukan peminjaman ke bank sentral.
Akibatnya, jumlah uang yang beredar dapat ditekan / dikurangi. Di samping itu, posisi jumlah cadangan juga dapat dipengaruhi melalui instrumen ini. Apabila tingkat diskonto mengalami kenaikan, maka akan meningkatkan biaya pinjaman pada bank. Peningkatan jumlah cadangan ini merupakan indikasi bahwa bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang ketat.
3.      Ketat
Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Hal ini sangat efektif ketika terjadi sebuah kekacauan di suatu negara, karena apapun alasannya semua pihak harus mentaatinya dan jika ada sebuah pelanggaran atau penyelewengan akan mendapatkan sebuah sanksi dan hukuman sesuai dengan aturan yang ada. Kefefktifan kebijakan ini tidak perlu diragukan lagi karena sistem ini akan mempersempit peluang pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dalam membuat atau menciptakan suatu permasalahan.
4.      Kebijakan Dorongan Moral
Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan atau pun melepaskan pinjaman.



Daftar pustaka:

Minggu, 10 Juni 2018

tingkat inflasi di Jawa Barat

Abstrak : inflasi dapat diartikan sebagai proses naiknya harga-harga secara berkelanjutan dalam periode tertentu. Naiknya harga-harga secara berkelanjutan ini bisa disebabkan banyak hal, misal uang yang beredar semakin banyak, permintaan yang meningkat, atau tersendatnya distribusi barang karena masalah tertentu.  artikel ini menjelaskan tentang inflasi di salah satu daerah Jawa Barat yaitu Cirebon yang merupakan kota dengan inflasi yang tinggi di Jawa Barat

Kata kunci : inflasi, Jawa Barat

Pendahuluan: Inflasi di Indonesia salah satunya dikendalikan oleh BI. Bank Indonesia fokus mengendalikan kestabilan nilai rupiah. BI mengendalikan nilai rupiah agar stabil terhadap barang/jasa dan stabil terhadap nilai mata uang lain. Karena itu peran BI sangat penting sebagai pengendali inflasi utama. Indonesia pernah mengalami dua kali hiperinflasi, yaitu pada tahun 1960an dan tahun 1998. Pada tahun 1960an inflasi konon mencapai 600%. Pada tahun itu inflasi terjadi akibat defisit anggaran dan beberapa kesalahan kebijakan ekonomi saat itu

Permasalahan :
1.      Bagaimana inflasi di Jawa Barat?
2.      Kota mana yang mengalami inflasi tertinggi di Jawa barat

Pembahasan:
KOMPAS.com -Inflasi di Provinsi Jawa Barat pada Juli 2017 sangat terkendali. Pada bulan lalu, inflasi Jawa Barat sebesar 0,01 persen dan berada di bawah inflasi nasional yaitu 0,02 persen. "Inflasi ini sangat terkendali. Artinya, pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat berhasil mengendalikan harga pasca-musim Lebaran," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Dody Herlando di Bandung, seperti rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (2/8/2017). Dari tujuh kota yang disurvey, BPS mencatat empat kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi ada di Kota Cirebon yang mencapai 0,94%. Sedangkan, tiga kota mengalami deflasi. Kota Bandung mengalami deflasi tertinggi, yakni sebesar -0,27%. Kenaikan harga komoditas cukup terkendali selama Juli. Bahkan, sejumlah komoditas justru turun harga. Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain minyak goreng, telur ayam ras dan mentimun. "Itupun kenaikannya masih dibawah 0,03%," ujarnya. Sebelumnya, bank sentral memprediksi inflasi di Jawa Barat pada Juli akan menurun dibandingkan laju inflasi Juni 2017. Fenomena mudik Lebaran dan kenaikan tarif listrik golongan 900VA tahap III memicu inflasi pada Juni. Sementara, kondisi Juli sangat berbeda. Tahun ajaran baru bagi anak sekolah turut menyumbang inflasi. Namun, secara umum inflasi Juli turun dibandingkan Juni 2017. Lebih rendah dibanding 2016 Inflasi tahun ini jauh lebih rendah dibanding tahun lalu. Pada 2016, Provinsi Jawa Barat mencatat inflasi per Juli sebesar 0,47 persen. Angka itu lebih rendah dibanding inflasi nasional yang mencapai 0,69 persen. Kenaikan sejumlah harga menjelang Lebaran menjadi salah satu penyumbang inflasi Juli tahun lalu. Dody mengatakan data inflasi sangat strategis untuk digunakan banyak pihak terkait rencana bisnisnya. Kemampuan daerah mengelola inflasi berdampak besar pada iklim investasi. "Jika inflasi terkendali maka akan menjadi nilai positif bagi calon investor," ujarnya.

Cirebon - Bank Indonesia (BI) Jawa Barat memprediksi inflasi di Jawa Barat tahun ini 4,02%. Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan tren inflasi tersebut sudah mulai terasa di awal tahun ini.

Pada tahun 2017 lalu, kata Wiwiek, inflasi di Jawa Barat mencapai 3,63%.

"Tren sekarang memang naik. Tahun lalu inflasinya 3,63%. Kemungkinan tahun ini mencapai 3,93% sampai 4,02%. Itu juga belum menghitung jika ada kenaikan harga BBM," ucap Wiwiek usai menjadi pembicara dalam acara Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat di salah satu hotel, Jalan Kartini Kota Cirebon, Kamis (25/1/2018).
Wiwiek mengatakan komoditas beras menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar di Jawa Barat. Selama lima tahun terakhir, menurutnya, komoditas beras tak pernah absen menjadi penyumbang inflasi.

"Kalau kita lihat secara umum, beras selalu menjadi penyumbang inflasi, utamanya pada bulan Januari, Februari, dan Maret," katanya.

Pada Januari ini pihaknya telah melakukan survei produk harian inflasi. Hasilnya, dikatakan Wiwiek, hingga pekan ketiga di bulan Januari ini inflasi di Jawa Barat mencapai 0,48%.

"Salah satunya penyumbang terbesarnya beras, inflasinya mencapai 0,05 sampai 0,08%. Telebih lagi, harga beras sekarang melebihi HET," ujarnya.

Selain beras, dikatakan Wiwiek, komoditas penyumbang inflasi di Jawa Barat di antaranya daging sapi, telur ayam, daging ayam, bawang merah, dan cabai. Wiwiek juga mengatakan kenaikan harga BBM menjadi penyumbang inflasi.

"Kita juga memperhitungkan harga BBM. Karena harga BBM penentu inflasi," ucapnya.

Untuk mengendalikan angka inflasi tersebut, diakui Wiwiek, pihaknya telah berkordinasi dengan Satgas Pangan, Pemerintah Jawa Barat, dan Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian.

"Ada dua hal yang kita sepakati, pertama soal bazar kebutuhan pokok dan kedua soal operasi pasar. Ini akan dilakukan terus," tutupnya.

Di tempat yang sama, Anggota DPR RI Komisi XI Kardaya Warnika mengatakan inflasi memiliki dampak bagi kesejahteraan rakyat. Menurutnya kenaikan harga menjadi paradoks bagi masyarakat.

"Ada masyarakat yang kesulitan kalau harga naik. Tetapi, ada juga masyarakat yang diuntungkan. Maka dari itu, inflasi penting dan itu berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat," ucap Kardaya usai memberikan sambutan dalam acara yang digelar BI itu.

Kardaya menyesalkan angka inflasi di Jawa Barat yang mencapai 3,63%. Sebagai provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dan penyangga ibu kota, sambung Kardaya, inflasi di Jawa Barat memiliki dampak nasional.

"Inflasi nasional itu mencapai 3,61%, Jawa Barat inflasinya lebih tinggi dari nasional. Padahal, Jawa Barat memiliki infrastruktur yang bagus dari daerah lain. Kami meminta agar TPID ini bersinergi, harus dipikirkan secara keseluruhan," tutupnya.

daftar pustaka:
1.      Kompas.com dengan judul "Inflasi Jawa Barat Juli Ini Terkendali", https://biz.kompas.com/read/2017/08/02/135600528/inflasi-jawa-barat-juli-ini-terkendali.


Rabu, 16 Mei 2018

sistem perbankan modern

Abstrak : Di masa lalu, biasanya bank harus menyediakan emas senilai satu dolar untuk menjaminkan 10 dolar kredit (uang kertas) yang baru diciptakan. Sekarang, fractional reserve requirements tidak mempergunakan perbandingan antara uang kertas baru dengan emas, tapi perbandingan antara kredit (uang kertas) baru dan kredit (uang kertas) lama yang tersimpan di bank. Hari ini, cadangan bank terdiri dari dua macam, yaitu uang yang diterbitkan oleh pemerintah yang dimiliki oleh bank dan tersimpan di bank sentral dan uang kertas yang disimpan di bank oleh penabung.

Kata kunci : bank, bank modern

Pendahuluan : sistem perbankan ada dua macam, antara lain Sebagai suatu jaringan yang terintegrasikan dengan lembaga-lembaga perbankan yang terdiri dari BI, Bank Umum dan BPR dan Sebagai satu jaringan yang terintegrasi di bank-bank deposito (Bank Umum dan BPR) yang terdiri dari sejumlah bank deposito.

Pembahasan :
Sistem perbankan yang berlaku di Indonesia ada dua macam yaitu:
a. Unit Banking System,
Suatu sistem yang menyebutkan bahwa berlakunya pola operasional perbankan pada ruang lingkup tertentu saja, berdiri sendiri dan mempunyai kewenangan yang mencakup kegiatan sebatas di bank bersangkutan.Pada bank yang menganut sistem ini ciri-ciri organisasinya relatif kecil, ruang lingkup operasi terbatas, delegasi wewenang masih terbatas, keputusan kredit lebih cepat, prosedur tidak berbelit-belit. contoh : Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
b. Branch Banking System,
Suatu sistem perbankan yang terdiri kantor pusat, kantor cabang dengan manajemen modern yang terpadu, terencana, dan ada desentralisasi kewenangan yang luas serta wilayah operasionalnya sangat luas/tidak terbatas pada wilayah tertentu saja. 
contoh : Bank Umum (konvensional, syariah)
Berakhirnya sistem keuangan pramodern ditandai dengan munculnya perbankan modern awal tahun 1400-an. Secara perlahan uang emas yang secara langsung digunakan dan merupakan barang antara (buffer) pertukaran barang-barang yang diperdagangkan digantikan dengan uang dalam bentuk lain. Uang dalam bentuk lainnya ini bisa berupa kertas berharga, uang kayu atau catatan lainnya yang dikaitkan erat dengan jumlah emas yang dimiliki. Meskipun uang yang diedarkan bukan lagi emas itu sendiri, tetapi uang dalam era ini sebenarnya mewakili emas yang disimpan atau yang menjadi jaminan. Fleksibilitas sirkulasi dan keamanan penggunaan uang dengan cara ini meningkat dibanding era pramodern dan mampu mendukung perdagangan dunia sampai berakhirnya era revolusi industri.
. Sejak bank sentral mengijinkan penjualan emas ke sektor perorangan atau swasta tahun 1966, persentase candangan emas bank sentral terhadap total cadangan emas dunia terus menurun , sementara kepemilikan oleh sektor perorangan terus meningkat.
Melihat kondisi diatas dank arena alasan kesulitan cadangan emas Amerika khususnya, pada tahun 1971, Presiden Nixon melepas keterkaitan USD terhadap cadangan emas. Kebijakan ini memberikan flexibilitas yang lebih memadai untuk pencetakan mata uang yang baru. Uang tidak lagi merupakan representasi dari emas. Inilah saat dimulai era baru sistem keuangan yang dikenal dengan sistem keuangan modern.

Daftar pustaka:
2.        Manajemen Perbankan Dr. (Cand.)Taswan, S.E.,M.Si. http://sekilasbank.blogspot.co.id/2010/12/sistem-perbankan.html


investasi dalam konteks ekonomi makro

Abstrak : Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena besarnya dihitung selama satu interval periode tertentu. Tetapi investasi akan mempengaruhi jumlah barang modal yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.

Kata kunci : investasi, jumlah barang modal

Pendahuluan : Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi adalah melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.
Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini, kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam indeks sektoral industri pada suatu pasar modal.

Pembahasan

DEFINISI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB (Produk Domestik Bruto) dengan rumus:
PDB = C + I + G + (X-M)



Dimana:
C = Consume/ Konsumsi
I = Investasi
G = Goverment/ Pemerintah
X = Export = Ekspor
M = Import = Impor



Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I = (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
a. Investasi dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan, gedung atau bangunan yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah Pembentukan Modal Tetap Domestic Bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/ keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
FUNGSI INVESTASI
Kurva investasi adalah hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi. Untuk mempertimbangkan investasi, perusahaan membandingkan pendapatan tahunan investasi dengan biaya modal tahunan. Selisih antara biaya modal tahunan dengan pendapatan tahunan disebut laba, bila laba positif investasi menguntungkan. Sebaliknya bila laba negatif, investasi rugi.
Kurva yang menunjukkan keterkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makro-ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter, investasi otonom (autonomous investment) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :
a) Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
b) Tingkat bunga.
c) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
d) Kemajuan teknologi.
e) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
f) Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

Karena daya tahan modal dan bangunan umumnya lebih dari satu tahun, sering investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (Fixed investment). Di Indonesia digunakan istilah yang setara dengan investasi harta tetap adalah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto dan berdasarkan data statistic selama sekitar 30 tahun terakhir ini menunjukan pengeluaran investasi di indonesi berkisar 30% – 40% PDB, yang berarti pengeluaran kedua terbesar setelah konsumsi  rumah tangga.
Investasi persediaan
Persediaan harus merupakan selisih lebih daripada target penjualan:
Cth: Penjualan  = 50.000 Unit
Persediaan= 10.000 Unit
Jika penjualan ditambah dengan persediaan yang ada, maka produksi menjadi 60.000 Unit.
  • Selisih 10.000 Unit merupakan persediaan untuk mengatasi berbagai kemungkinan diharapkan investasi persediaan tersebut dapat meningkatkan penghasilan/keuntungan.
  • Persediaan 10.000 Unit tersebut disebut sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan
  • Jadi investasi yang dalam bentuk persediaan tersebut harus tetap dalam konteks untuk meningkatkan pendapatan / keuntungan di masa mendatang.
  • Bentuk persediaan meliputi :
  1. Persediaan barang jadi.
  2. Persediaan bahan baku
  3. Persediaan barang setengah jadi
  4. Persediaan barang sedang dalam penyelesaian


Daftar pustaka :