Dan bila hal ini dilakukan terus, maka produksi totalpun akan semakin menurun, dikarenakan faktor produksi tetap semakin jenuh atau kehabisan nilainya, misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya sehingga mengurangi kesuburannya bila ditanami dan digarap secara terus menerus
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktorproduksi yang variabel. Dalam hal ini perlu diingat bahwa fokus pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor produksi yang variabel dengan output. Dalam hungungan tersebut terdapat satu faktor tetap yang tidak berubah jumlahnya. Karena faktor produksi yang digunakan tidak berubah jumlahnya, maka perhatian lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi tersebut dengan output yang dihasilkan. Sebagai gambaran seorang petani yang mempunyai sawah seluas 1 hektar, tanah tersebut adalah faktor tetap, maka pengamatan akan lebih ditekankan pada cara pengelolahan dalam menggunakan jam kerja para petani. Dengan fungsi produksi seperti ini dapat diketahui hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP = Product Marjinal)dan Average Product (AP = Produk rata-rata). Selanjutnya akan dijelskan secara ringkas pengertian dari Total Product , Marginal Product dan Average Product.
· Total
Product merupakan produksi total yang dihasilkan
oleh suatu proses produksi. Pada
umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
· Marginal
Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang
diakibatkan oleh satu penggunaan faktorproduksi variabel. Jika pada contoh
sebelumnya faktor froduksi yang berubah adalah tenaga kerja maka Marginal
Product dikenal dengan Marginal Product
of Labor dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut:
MPL
= ∆TP
∆L
· Average
Product menunjukan besarnya rata-rata produksi
yang dihasilkan oleh setiap penggunaan faktorproduksi variabel. Jika L
menunjukan tenaga kerja yang digunakan, maka Average Product of Labor (APL). APL menunjukan jumlah output yang
dihasilkan per tenaga kerja, berikut formulanya:
Contoh Soal 1 :
Seorang
petani mempunyai sebidang tanah di daerah cipanas di daerah Cipanas yang
ditanami wortel, Berikut data-datanya :
Dari tabel
data-data diatas tentukanlah :
1. Berapa MPL nya?
2. Berapa APL nya?
3. Buatlah Kurva TP, MPL dan APL nya dalam satu sumbu
!
4. Tentukan daerah I, II dan III ! Daerah manakah yang paling efisien dalam
melakukan
produksi? Berapa tenaga kerja yang digunakan?
produksi? Berapa tenaga kerja yang digunakan?
Kurva TP,
MPL dan APL nya dalam Satu Sumbu
Penentuan Daerah Produksi
Dari tabel 1.2 kemudian diperoleh kurva dengan 3
daerah produksi seperti yang tergambar
di atas. Masing masing daerah tersebut menunjukkan keadaan ketika APL
naik hingga APL maksimum (daerah I), dari APL maksimum
hingga TP maksimum (daerah II), dan daerha TP yang menuruh (daerah III).
Berikut ini adalah penjelasan dari daerah-daerah produksi tersebut:
Tahap I
Produksi
Total (TP) mengalami pertambahan semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik
origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (Produksi
Rata-Rata) maksimum, dan pada titik ini AP = MP (Marginal Product).
Menunjukkan
bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih sedikit, bila
dinaikkan penggunaannya, maka Produksi Rata-Rata (AP) naik dengan
ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L)
tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata akan menurun dengan
ditingkatkannya produksi (output). Dalam pasar persaingan sempurna, produsen
tidak akan pernah beroperasi (berhenti produksi) pada tahap ini, karena dengan
memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti
akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jasi pada tahap I ini, efisiensi
produk belum maksimal.
Tahap II
Produksi
Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi
daerah dimana MP Negatif.
Maka
berdasarkan pada keadaan Tahap I dan Tahap III dapat disimpulkan bahwa
Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.
Tahap III
Produksi
Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini
dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum. Meliputi
daerah dimana Produksi Marginal (MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan
input Labor (L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun, jika
penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negative.
(efisiensi produk telah melampaui kondisi maksimal)
SUMBER :
http://www.pendidikanekonomi.com/2014/05/teori-perilaku-produsen-teori-produksi.html
http://dokumen.tips/education/model-produksi-dengan-satu-faktor-produksi-variabel.html
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=101524
http://www.slideshare.net/anggieindriantie/bab-4-model-produksi-dengan-dua-faktor-produksi-variabel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.