Tampilkan postingan dengan label Z05-Peggy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Z05-Peggy. Tampilkan semua postingan
Selasa, 14 Juni 2016
KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL DI INDONESIA
Kebijakan
anggaran adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pendapatan dan
pengeluaran negara atau APBN, agar sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan yang pada gilirannya akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Selasa, 07 Juni 2016
Inflasi dan Pengangguran
Inflasi di Indonesia
Inflasi ialah meningkatnya harga-harga umum secara
terus menerus. Kenaikan harga berlangsung dalam waktu lama yang terjadi hampir
diseluruh barang dan jasa, hal ini disebut dengan inflasi. Lawan dari inflasi
adalah deflasi,
Deflasi adalah penurunan harga secara terus menerus..
Inflasi
pada dasarnya terbagi atas dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
inflasi, yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi desakan biaya. Inflasi
tarikan permintaan dapat terjadi karna permintaan agregat melebihi kemampuan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa yang menyebabkan
terjadinya kekurangan dan naiknya harga barang dan jasa untuk masyarakat.
Sedangkan inflaisi desakan biaya terjadi karna adanya kenaikan biaya produksi
seperti bahan baku, upah dan lain-lain yang mendorong terjadinya kenaikan harga
untuk menutup biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Berikut
ini adalah teori-teori yang menjelaskan tentang Inflasi:
1. Teori Kuantitas
Teori Kuantitas adalah teori yang
membahas mengenai inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami
penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini
juga dikenal sebagai model kaum moneteris. Teori kuantitas ini menekankan pada
peranan jumlah uang beredar dan harapan masyarakat mengenai kenaikan harga
terhadap timbulnya inflasi.Inti dari teori kuantitas ini sebagai berikut :
(a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau
ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun uang giral.
(b) Laju inflasi juga ditentukan
oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan (ekspektasi)
masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
2.
Teori Keynes
Teori
ini yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan masyarakat hidup di luar
batas kemampuan ekonominua. Inflasi terjadi karena pengeluaran agregat terlalu
besar. Oleh karena itu, solusi yang harus diambil adalah dengan jalan
mengurangi jumlah pengeluaran agregat itu sendiri (mengurangi pengeluaran
pemerintah atau dengan meningkatkan pajak dan kebijakan uang ketat.
Dasar
pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena
masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga
menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat)
melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat),
akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatan jumlah persediaan
barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek
kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan
permintaan agregat. Karenanya teori ini dipakai untuk menerangkan fenomena
inflasi dalam jangka pendek.
3.
Teori Inflasi Moneterisme
Teori
ini berpendapat bahwa inflasi timbul disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan
fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat
berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya
kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut golongan
moneteris, inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan
kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat
kontraktif, atau melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan
terhadap subsidi atas nilai tukar valuta asing.
4.
Teori Ekspektasi
Menurut
Dornbush, pelaku ekonomi membentuk ekspektasi laju inflasi berdasarkan
ekspektasi adaptif dan ekspektasi rasional. Ekspektasi rasional adalah ramalan
optimal mengenai masa depan dengan menggunakan semua informasi yang ada.
Pengertian rasional adalah suatu tidakan yang logis untuk mencapai tujuan
berdasarkan informasi yang ada.
5.
Teori Strukturalis
Teori
ini menyoroti penyebab inflasi yang berasal dari kekauan struktur ekonomi,
khususnya kekuatan suplay bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena
sebab-sebab struktural pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambar
dibanding dengan pertumbuhan ekonominya, sehingga menaikkan harga bahan makanan
dan kelangkaan devisa. Akibat selanjtnya adalah kenaikan harga-harga barang
lain, sehingga terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan bila pembangunan
sektor penghasil bahan pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi atau
ditambah.
Dampak
Inflasi Secara khusus
yaitu inflasi dapat menghambat atau mengganggu proses pertumbuhan di sektor
riil. Hal ini dikarenakan dengan terjadinya inflasi maka tingkat pembelian
masyarakat (permintaan agregat) akan mengalami penurunan dan selanjutnya
penurunan ini akan menyebabkan pihak produsen harus mengurangi tingkat produksi
yang berujung mkepada pemutusan hubungan kerja dan bertambahnya pengangguran.
Selain
itu, di saat terjadi inflasi maka suku bungan yang ditetapkan otoritas moneter
juga meningkat. Oleh karena itu, sektor riil pada saat suku bunga tinggi
mengalami kesulitan dana baik untuk meningkatkan produksi atau mengembangkan
usahanya karena semakin tingginya dalam biaya modal.
Sekian
dari informasi ahli mengenai teori teori inflasi dan dampak inflasi, semoga
tulisan informasi ahli mengenai teori teori inflasi dan dampak inflasi dapat
bermanfaat.
Sejalan
dengan dampak dari inflasi yang menyebabkan bertambahnya pengangguran,dibawah
ini akan dipaparkan mengenai pengangguran
Secara umum, Pengertian
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama
sekali atau sedang dalam mencari kerja atau bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu sebelum pemecatan dan berusaha untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat
pengangguran adalah perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.
Jenis-Jenis
Pengangguran Berdasarkan Faktor-Faktor Penyebabnya
Menurut
sadono sukirno, berdasarkan dari penyebab pengangguran dapat dibedakan sebagai
berikut..
- Pengangguran
friksional,
adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat sebanyak dua atau tiga
persen dari jumlah tenaga kerja maka perekonomian itu dipandang sudah
mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga
persen tersebut dinamakan dengan pengangguran friksional.
- Pengangguran
siklikal,
adalah pengangguran yang terjadi karena adanya kesulitan temporer dalam
mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yang disebabkan dari
kondisi geografis, informasi, dan dari proses perekrutan yang
panjang.
- Pengangguran
struktural,
adalah pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan struktur
perekonomian yang umumnya negara berusaha dalam mengembangkan perekonomian
dalam pola agraris ke industri.
Selasa, 31 Mei 2016
Siklus Ekonomi
Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi
adalah periode yang terulang secara teratur dalam pengembangan sebuah pasar
perekonomian. Keseluruhan trend dari pertumbuhan ekonomi disertai dengan adanya
fluktuasi secara periodik dalam aktivitas perekonomian, yaitu : kemunduran dan
perluasan yang terjadi secara silih berganti pada produksi, investasi,
peningkatan dan penurunan pada level pendapatan, ketenagakerjaan, harga-harga,
suku bunga dan rate pada sekuritas. Siklus aktivitas ekonomi meliputi 4 fase
berikut : Ekspansi, Peak, Resesi dan bottom.
Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus eknomi dapat
digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas
empat elemen:
1.) Gerakan Menaik (Upturn atau Expansion)
Pemulihan ekonomi (recovery)
ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik (upturn). Kadang-kadang
gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (expansion) bila gerakan menaik
ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.
2.) Titik Puncak atau
Kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi
selamanya. Suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini
disebut titik puncak atau kulminasi (peak). Setelah mencapai titik
kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
3.) Gerakan Menurun (Downturn atau Recession)
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah
menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Kadang-kadang gerakan penurunan ini disebut resesi (recession), bila
terjadi selama minimaldua triwulan berturut-turut.
4.) Titik Terendah atau Nadir
(Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga
mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir (trough).
Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari
adanya gerakan menaikBiasanya
Durasi Siklus dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
1.) Siklus Jangka Pendek
(Kitchin Cycle)
Durasi
siklus jangka pendek sekitar 40 tahun. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph
Kitchin (1923). Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek
adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat atau
kebiasaan (custom). Yang termasuk pengaruh alamiah antara lain
siklus iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, dan
gelombang laut. Misalnya, di Indonesia kegiatan penanaman padi akan memuncak
pada musim penghujan. Pengaruh adat istiadat maupun kebiasaan terhadap
aktivitas ekonomi jangka pendek juga terlihat. Di negara-negara barat pengaruh
perayaan Natal dan Tahun Baru terhadap aktivitas perekonomian yang dapat
disamakan dengan pengaruh bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran terhadap
perekonomian di Indonesia.
2.) Siklus Jangka Menengah
(Juglar Cycle)
Durasi
siklus jangka menengah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama
kali ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Menurut ekonomi inggris, William
Stanley Jevon siklus ekonomi di bumi dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu
siklus bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali.
Aktivitas bintik matahari menurut Jevon, akan mempengaruhi siklus iklim atau
cuaca. Siklus iklim atau cuaca akan mempengaruhi output perekonomian, yang
muaranya mempengaruhi output perekonomian nasional.
3.) Siklus Jangka Panjang
(Kondratief Cycle)
Pola
siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nicolai D. Kondratief (1925).
Durasi siklus jangka panjang berkisar antara 48-60 tahun. Salah satu faktor
yang berada di belakang siklus jangka panjang adalah ditemukan dan
diterapkannya teknologi baru (invention and innovation). Contohnya,
siklus jangka panjang yang terjadi di Amerika Serikat antara lain periode
1787-1842 dan 1843-1847.
Sumber :
Selasa, 24 Mei 2016
Uang dan Lembaga Keuangan
Definisi
uang adalah sebagai segala
sesuatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam
melakukan tukar-menukar atau perdagangan.
Dua persyaratan
agar uang diterima sebagai alat tukar-menukar barang atau perdagangan yaitu:
1.
|
Persyaratan psikologis, yaitu
benda tersebut harus dapat memuaskan bermacam-macam keinginan dari orang yang
memilikinya sehingga semua orang mau mengakui dan menerimanya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Syarat teknis adalah syarat yang
melekat pada uang, di antaranya: a. Tahan lama dan tidak mudah rusak b. Mudah
dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai. c. Mudah dibawa. d. Nilainya relatif
stabil.
Fungsi uang
Fungsi Asli
Fungsi asli disebut juga fungsi primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri atas:
|
Selasa, 17 Mei 2016
Teori Investasi
A.
Definisi Investasi
Investasi
adalah penanaman modal untuk biasanya berjangka panjang dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai kompensasi secara
profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung.
B.
Jenis Investasi
INVESTASI
ADA 2 MACAM:
1)
OUTONOMOUS INVESMENT (investasi tetap)
2) INOCED
INVESMENT (investasi terpacu)
Investasi tetap adalah investasi yang besarnya
tidang tergantung pada besar nya pendapatan.
Investasi
terpacu adalah investasi yang besarnya tergantung pada pendapatan.
C. Kriteria Investasi
a. Payback Period
Payback periode (periode pulang pokok) adalah
waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan
makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan
makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
b. Benefit/ Cost Ratio
Benefit/ Cost Ratio mengukur
mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil (output)
yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebacai C (cost).
Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/ C
sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang
dikeluarkan. Bila nilai B/ C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan
lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Proposal
investasi baru diterima jika B/ C > 1, sebab berarti output yang
dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil (output)
yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebacai C (cost).
Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/ C
sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang
dikeluarkan. Bila nilai B/ C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan
lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Proposal
investasi baru diterima jika B/ C > 1, sebab berarti output yang
dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
c. Net Present Value (NPV)
Dua kriteria pertama dapat
dihitung berdasarkan nilai
nominal. Namun, perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan,
sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih
akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan lain dengan menggunakan
metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selish nilai sekarang dari
biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net
present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
nominal. Namun, perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan,
sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih
akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan lain dengan menggunakan
metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selish nilai sekarang dari
biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net
present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
d. Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return (IRR)
adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan
nil.
adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan
nil.
D. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Investasi
a.
Tingkat Pengembalian yang diharapkan (expected Rate
of Return)
Kemampuan perusahaan menetukan
tingkat investasi yang
diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1)
Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal adalah
faktor-faktor yang berada di bawah
kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang
digunakan. Makin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka
tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang
digunakan. Makin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka
tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
2)
Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu
dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat
produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. Jika perkiraan
tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia optimis, biasanya tingkat
investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.
pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat
produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. Jika perkiraan
tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia optimis, biasanya tingkat
investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain perkiraan kondisi
ekonomi, kebijakan yang ditempuh
pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi.
pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi.
b.
Biaya Investasi
Yang paling menentukan tingkat
biaya investasi adalah tingkat
bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal.
Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal.
Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
c. Marginal Effiency of Capital
(MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Effiency
of Investment (MEI)
of Investment (MEI)
1) Marginal Efficiency of Capital
(MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga
Yang dimaksud dengan Marginal
Efficiency of Capital (MEC)
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
dari setiap tambahan barang modal.
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
dari setiap tambahan barang modal.
2) Marginal Efficiency of Capital
(MEC) dan Marginal Effiency of Investment
(MEI)
(MEI)
MEC akan sama besar dengan MEI
pada tingkat bunga tertentu,
di mana pembelian barang modal hanya untuk menggantikan barang modal yang sudah
tidak dapat dipakai lagi.
di mana pembelian barang modal hanya untuk menggantikan barang modal yang sudah
tidak dapat dipakai lagi.
Sumber
:
Langganan:
Postingan (Atom)