Inflasi di Indonesia
Inflasi ialah meningkatnya harga-harga umum secara
terus menerus. Kenaikan harga berlangsung dalam waktu lama yang terjadi hampir
diseluruh barang dan jasa, hal ini disebut dengan inflasi. Lawan dari inflasi
adalah deflasi,
Deflasi adalah penurunan harga secara terus menerus..
Inflasi
pada dasarnya terbagi atas dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
inflasi, yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi desakan biaya. Inflasi
tarikan permintaan dapat terjadi karna permintaan agregat melebihi kemampuan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa yang menyebabkan
terjadinya kekurangan dan naiknya harga barang dan jasa untuk masyarakat.
Sedangkan inflaisi desakan biaya terjadi karna adanya kenaikan biaya produksi
seperti bahan baku, upah dan lain-lain yang mendorong terjadinya kenaikan harga
untuk menutup biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Berikut
ini adalah teori-teori yang menjelaskan tentang Inflasi:
1. Teori Kuantitas
Teori Kuantitas adalah teori yang
membahas mengenai inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami
penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini
juga dikenal sebagai model kaum moneteris. Teori kuantitas ini menekankan pada
peranan jumlah uang beredar dan harapan masyarakat mengenai kenaikan harga
terhadap timbulnya inflasi.Inti dari teori kuantitas ini sebagai berikut :
(a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau
ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun uang giral.
(b) Laju inflasi juga ditentukan
oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan (ekspektasi)
masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
2.
Teori Keynes
Teori
ini yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan masyarakat hidup di luar
batas kemampuan ekonominua. Inflasi terjadi karena pengeluaran agregat terlalu
besar. Oleh karena itu, solusi yang harus diambil adalah dengan jalan
mengurangi jumlah pengeluaran agregat itu sendiri (mengurangi pengeluaran
pemerintah atau dengan meningkatkan pajak dan kebijakan uang ketat.
Dasar
pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena
masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga
menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat)
melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat),
akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatan jumlah persediaan
barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek
kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan
permintaan agregat. Karenanya teori ini dipakai untuk menerangkan fenomena
inflasi dalam jangka pendek.
3.
Teori Inflasi Moneterisme
Teori
ini berpendapat bahwa inflasi timbul disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan
fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat
berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya
kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut golongan
moneteris, inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan
kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat
kontraktif, atau melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan
terhadap subsidi atas nilai tukar valuta asing.
4.
Teori Ekspektasi
Menurut
Dornbush, pelaku ekonomi membentuk ekspektasi laju inflasi berdasarkan
ekspektasi adaptif dan ekspektasi rasional. Ekspektasi rasional adalah ramalan
optimal mengenai masa depan dengan menggunakan semua informasi yang ada.
Pengertian rasional adalah suatu tidakan yang logis untuk mencapai tujuan
berdasarkan informasi yang ada.
5.
Teori Strukturalis
Teori
ini menyoroti penyebab inflasi yang berasal dari kekauan struktur ekonomi,
khususnya kekuatan suplay bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena
sebab-sebab struktural pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambar
dibanding dengan pertumbuhan ekonominya, sehingga menaikkan harga bahan makanan
dan kelangkaan devisa. Akibat selanjtnya adalah kenaikan harga-harga barang
lain, sehingga terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan bila pembangunan
sektor penghasil bahan pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi atau
ditambah.
Dampak
Inflasi Secara khusus
yaitu inflasi dapat menghambat atau mengganggu proses pertumbuhan di sektor
riil. Hal ini dikarenakan dengan terjadinya inflasi maka tingkat pembelian
masyarakat (permintaan agregat) akan mengalami penurunan dan selanjutnya
penurunan ini akan menyebabkan pihak produsen harus mengurangi tingkat produksi
yang berujung mkepada pemutusan hubungan kerja dan bertambahnya pengangguran.
Selain
itu, di saat terjadi inflasi maka suku bungan yang ditetapkan otoritas moneter
juga meningkat. Oleh karena itu, sektor riil pada saat suku bunga tinggi
mengalami kesulitan dana baik untuk meningkatkan produksi atau mengembangkan
usahanya karena semakin tingginya dalam biaya modal.
Sekian
dari informasi ahli mengenai teori teori inflasi dan dampak inflasi, semoga
tulisan informasi ahli mengenai teori teori inflasi dan dampak inflasi dapat
bermanfaat.
Sejalan
dengan dampak dari inflasi yang menyebabkan bertambahnya pengangguran,dibawah
ini akan dipaparkan mengenai pengangguran
Secara umum, Pengertian
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama
sekali atau sedang dalam mencari kerja atau bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu sebelum pemecatan dan berusaha untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat
pengangguran adalah perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.
Jenis-Jenis
Pengangguran Berdasarkan Faktor-Faktor Penyebabnya
Menurut
sadono sukirno, berdasarkan dari penyebab pengangguran dapat dibedakan sebagai
berikut..
- Pengangguran
friksional,
adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat sebanyak dua atau tiga
persen dari jumlah tenaga kerja maka perekonomian itu dipandang sudah
mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga
persen tersebut dinamakan dengan pengangguran friksional.
- Pengangguran
siklikal,
adalah pengangguran yang terjadi karena adanya kesulitan temporer dalam
mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yang disebabkan dari
kondisi geografis, informasi, dan dari proses perekrutan yang
panjang.
- Pengangguran
struktural,
adalah pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan struktur
perekonomian yang umumnya negara berusaha dalam mengembangkan perekonomian
dalam pola agraris ke industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.