Ekonomi
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring
perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia bertambah oleh karena itu
ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan.
PENDAHULUAN
Kota
Yogyakarta dikenal sebagai ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
menyandarkan perekonomiannya kepada sektor-sektor sekunder dan tersier seperti
industri pengolahan, perdagangan, hotel, restoran, transportasi,
telekomunikasi, keuangan, sewa, jasa perusahaan dan jasa-jasa. Hal ini terlihat
dari struktur PDRB Kota Yogyakarta selama kurun waktu 10 tahun terakhir yang
tergambar dalam grafik di bawah ini. Grafik dibawah ini diolah berdasarkan PDRB
Kota Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000.
RUMUSAN
MASALAH
1. SEJARAH PEREKONOMI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2. Kesanjangan Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta Kian
Mengkhawatirkan
3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta Melambat
4. Perekonomian
DIY Triwulan II Tumbuh 5,57%
PEMBAHASAN
1. SEJARAH PEREKONOMI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
kota
Yogyakarta. Berdasarkan data APBD kota Yogyakarta pada tahun 2001,penerimaan
dana daerah yang diterima dari sektor dana perimbangan meupakanyang terbesar
yaitu sekitar 74% atau sekitar 153 milyar dari sekitar totalpendapatan 205,4
milyar, sedangkan pnerimaan yang berasal dari PendapatanAsli Daerah menyumbang
sekitar 16% atau sekitar 33,1 milyar. Sedangkanpenerimaan 19,1 milyar sisanya
berasal dari sisa anggaran tahun kepengerusansebelumnya. DPPKA pun
memproyeksikan Tahun 2009-2013 ekonomi kota Yogyakarta akan mengalami
pertumbuhan rata-rata sekitar 32,9%. Pertumbuhanini mungkin terjadi karena
didorong oleh pertumbuhan pada komponen PAD dankomponen dana perimbangan yang
masing-masing diperkirakan memiliki ratiopertumbuhan rata-rata sekitar 40,9%
dan 25,4% (Saiful, 2012).
2. Kesanjangan Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta Kian
Mengkhawatirkan
Dalam
soal kesenjangan ekonomi, yang juga menarik untuk disorot adalah DIY. Di balik
pesonanya, DIY ternyata menyimpan persoalan pelik berupa kesenjangan ekonomi di
masyarakat yang mengkhawatirkan. Selain kesenjangan ekonomi, persoalan
kemiskinan juga tak kalah pelik. Ada lebih dari setengah juta penduduk miskin
di DIY. Meski selama ini DIY terkenal sebagai provinsi yang aman dan tentram
serta minim gesekan sosial, kesenjangan ekonomi antara Si Kaya dan Si Miskin
yang semakin menganga sebetulnya ibarat bom waktu yang bila tiba masanya bakal meledak dalam bentuk konflik sosial
yang dipicu oleh rasa ketidakadilan dalam soal ekonomi dan kesejahteraan
(kompasiana, 2015).
3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta Melambat
YOGYAKARTA
- Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 ini akan sedikit
terkoreksi. Meski tidak terlalu besar tapi pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi
tersebut, tetap harus menjadi perhatian. Pertumbuhan ekonomi yang melambat
tersebut tidak lepas dari kondisi global yang belum juga pulih.
Kepala
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Arief Budi Santosa mengatakan,
saat ini pertumbuhan ekonomi secara global belum menunjukkan ke arah perbaikan.
Harapan beberapa pihak di tahun 2016 ini terjadi peningkatan kondisi
perekonomian ternyata tidak terbukti. Karena ada beberapa hal yang masih dalam
keadaan melemah dan belum menunjukkan ke arah peningkatan.
"Ekonomi dunia akan terkoreksi sekitar tiga persen
dibanding dengan pertumbuhan tahun sebelumnya," tutur Arief saat outlook ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta di Hotel
Royal Ambarrukmo”,
Arief mengungkapkan,
sebagai salah satu negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, tentu kondisi
melemahnya perekonomian global juga berpengaruh pada tingkat ekonomi di
Indonesia. Tanda-tanda pelemahan ekonomi Indonesia ini sudah terlihat dari
menurunnya pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiga tahun ini. (sindonews, 2016)
4. Perekonomian DIY Triwulan II Tumbuh 5,57%
Harianjogja.com,
BANTUL–Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada triwulan II 2016
tumbuh 5,57% lebih cepat dibanding triwulan I 2016 yang sebesar 4,84%. Perekonomian DIY yang diukur
dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
triwulan II 2016 mencapai Rp26,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010
mencapai Rp21,4 triliun.
“Perekonomian
DIY triwulan II 2016 terhadap triwulan II 2015 tumbuh 5,57 persen. Jauh lebih
cepat dibanding periode yang sama pada 2015 sebesar 4,63%,” ujar Kepala Badan
Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto di Gedung BPS DIY”.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan sebesar 13,50%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen impor luar negeri sebesar 63,65%.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan sebesar 13,50%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen impor luar negeri sebesar 63,65%.
KESIMPULAN
Seiring
dengan pesatnya perkembangan Kota Yogyakarta, perubahan struktur perekonomian
menjadi hal yang alami. Beberapa sektor ekonomi terus meningkat kontribusinya
terhadap output perekonomian daerah dan sektor-sektor lain terlihat mengalami
penurunan kontribusi terhadap output perekonomian daerah. Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran, Sektor Bangunan, dan Sektor Transportasi dan Telekomunikasi
merupakan sektor-sektor yang secara riil mengalami peningkatan kontribusi.
Kontribusi ketiga sektor ini terhadap ouput perekonomian Kota Yogyakarta pada
tahun 2013 adalah 54,17% atau meningkat dibandingkan tahun 2009 yang sebesar
53,48%. Sektor Industri Pengolahan, Sektor Jasa-Jasa, Sektor Listrik, Gas dan
Air Bersih serta Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan, secara riil, justru
cenderung mengalami penurunan kontribusi terhadap output perekonomian Kota
Yogyakarta. Keempat sektor itu menyumbang 45,55% output Kota Yogyakarta pada
2013, lebih rendah daripada kontribusinya pada tahun 2009 yang sebesar 46,33%.
DAFTAR PUSTAKA
a P3ADK.2015.
Perekonomian
di Jogja. http://investasi.jogjakota.go.id/id/more/page/84/Perekonomian-di-Jogja
.(di akses 17 April 2017)
a Saiful.2012.
KONDISI
GEOGRAFI EKONOMIDAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT PROVINSID.I. YOGYAKARTA. https://www.scribd.com/doc/106324925/Kondisi-Geografi-Ekonomi-Provinsi-Daerah-Istimewa-Yogyakarta
.(di akses 17 April 2017)
a Kompasiana.2014.
Kesanjangan
Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta Kian Mengkhawatirkan. http://www.kompasiana.com/kadirsaja/kesanjangan-ekonomi-di-daerah-istimewa-yogyakarta-kian-mengkhawatirkan_552964356ea8344e0b8b456f
.(di akses 17 April 2017)
a Erfanto.2016.Pertumbuhan
Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta Melambat. https://ekbis.sindonews.com/read/1158912/33/pertumbuhan-ekonomi-daerah-istimewa-yogyakarta-melambat-1480333434
.(di akses 17 April 2017)
a Harianjogja.2016.
Perekonomian
DIY Triwulan II Tumbuh 5,57%.http://www.harianjogja.com/baca/2016/08/05/pertumbuhan-ekonomi-diy-perekonomian-diy-triwulan-ii-tumbuh-557-742819
.(di akses 17 April 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.