Pertumbuhan ekonomi merupakan realisasi hasil pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan pada suatu daerah dalam suatu periode.
Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan tidak terlepas dari perkembangan
masing masing kabupaten/kota nya sendiri, dimana masih terjadi perbedaan
kegiatan ekonomi yang berakibat kecilnya nilai tambah yang dihasilkan masing
masing daerah, sehingga terjadi ketimpangan.
A. Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang
terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin.
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km² dengan
populasi hampir 3,7 juta jiwa.
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota.
DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei
1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan.
Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950,
merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran
Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Secara
historis wilayah Kalimantan Selatan mula-mula dibentuk merupakan wilayah
Karesidenan Kalimantan Selatan di dalam Propinsi Kalimantan itu sendiri.
Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010).
(Wikipedia)
B. Sumber Perekonomian
Kalimantan Selatan
1.Tenaga Kerja
Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri
manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang. Sampai
pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92%
dibandingkan pada tahun 2009.
2. Pertambangan
Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi,
emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.
3. Keuangan & Perbankan
Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan
Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya
sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih mencatat
pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3%
dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini
terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.
Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir
tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis
rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan
yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86%
(y-o-y).
Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir
Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau
tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit
konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81%
(y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).
Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan
yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009
menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara
itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, risiko kredit pada tahun
2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih
rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.
Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari
15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat
(BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan
123 ATM.
4. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan
Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan,
baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.
Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata
alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan
Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar
Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya,
Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya.
Menurut presiden:
"Walaupun sempat menghadapi dampak dari turunnya harga
komoditas di pasaran dunia, di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi di Kalimantan
Selatan kelihatan sudah mulai naik lagi menjadi 4,38 yang sebelumnya 2015
berada pada angka 3,84 persen," kata Presiden.
Data yang ia miliki memperlihatkan sebanyak 20,87 persen perekonomian Kalimantan Selatan berasal dari kontribusi sektor pertambangan.
"Untuk itu ketergantungan pertambangan harus sedikit demi sedikit mulai dikurangi dengan menggeser ke arah pengembangan sektor unggulan seperti pertanian, kehutanan, perikanan, serta industri pengolahan," katanya.
Hal yang paling penting menurut Presiden yakni terkait industri pengolahan yang artinya bahan-bahan mentah yang ada di Kalsel seharusnya bisa diarahkan untuk masuk ke industri pengolahan.
Saat ini Presiden memantau sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kalsel memberikan kontribusi 14,91 persen yang diikuti dengan industri pengolahan di angka 13,98 persen.
Data yang ia miliki memperlihatkan sebanyak 20,87 persen perekonomian Kalimantan Selatan berasal dari kontribusi sektor pertambangan.
"Untuk itu ketergantungan pertambangan harus sedikit demi sedikit mulai dikurangi dengan menggeser ke arah pengembangan sektor unggulan seperti pertanian, kehutanan, perikanan, serta industri pengolahan," katanya.
Hal yang paling penting menurut Presiden yakni terkait industri pengolahan yang artinya bahan-bahan mentah yang ada di Kalsel seharusnya bisa diarahkan untuk masuk ke industri pengolahan.
Saat ini Presiden memantau sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kalsel memberikan kontribusi 14,91 persen yang diikuti dengan industri pengolahan di angka 13,98 persen.
Daftar Pustaka:
Nirmala, Rona. 2016. Tiga hambatan pertumbuhan ekonomi versi
JK. https://beritagar.id/artikel/berita/tiga-hambatan-pertumbuhan-ekonomi-versi-jk
(diakses pada 16 April 2017)
Wikipedia. 2017. Kalimantan Selatan. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan#Perekonomian
(diakses pada 16 April 2017)
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan. Ekonomi
dan Perdagangan. https://kalsel.bps.go.id/Subjek/view/id/9#subjekViewTab1|accordion-daftar-subjek2
(diakses pada 16 April 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.