Oleh: M. Abi Haykal
@C-04-Abi
ABSTRAK
Di
dalam dunia usaha saat ini persaingan semakin ketat antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya yang memproduksi barang sejenis. Untuk itu setiap
perusahaan atau pengusaha dituntut untuk melakukan strategi-strategi pemasaran
yang tepat agar tidak kalah dengan perusahaan lainnya. Karena hampir semua perusahaan
itu mempunyai tujuan yang sama yaitu memaksimalkan keuntungan.
PENDAHULUAN
Dalam teori
ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis laba
adalah kompensasai atau resiko yang ditanggung oleh perusahaan, makin besar
resiko semakin besar pula laba yang diperoleh. Sedangkan menurut Domonick
Solvatore keuntungan merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya
total (TC). Dan keuntungan maksimum akan tercapai apabila selisih positif
antara TR dan TC mencapai angka terbesar.
PEMBAHASAN
Pengertian Memaksimalkan Keuntungan (Laba)
Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama suatu
pengusaha dalam menjalankan usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien
mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Menurut Sunaryo keuntungan (laba) adalah selisih antaratotal pendapatan
dengan total biaya, yang merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan
produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk mengalokasikan
sumber daya ke proses produksi tertentu.
Keuntungan total merupakan penerimaan total (TR)
dikurangi dengan biaya total (TC), Keuntungan
total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR dengan TC
mencapai angka terbesar. Secara sistematis laba dapat dirumuskan π=TR-TC,
perusahaan dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila selisihnya bernilai
positif (π>0) dimana TR harus lebih besar dari pada TC (TR-TC).
Tujuan Perusahaan dalam Memaksimalkan Keuntungan (Laba)
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam
menganalisis kegiatan perusahan adalah “mereka akan melakukan kegiatan
memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai
jumlah yang maksimum”.Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukkan pada
tingkat kapasitas memproduksi yang
bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah
satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang
menekan kepada volume penjualan dan ada pula yang memasukkan pertimbangan politik
dalam menentukan tingkat produksi yang akan di capai.Ada pula perusahaan yang
lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang
mementingkan tujuan untuk mencari keuntungan yang maksimum. Memang
beberapa tujuan yang di temui dalam praktek tersebut memberikan dalam
menganalisis kegiatan perusahaan. Tetapi, di samping menyadari kenyataan
tersebut, juga di ingat bahwa pada sebagian besar perusahaan, Intinya tujuan
terpenting adalah memaksimumkan keuntungan.Telah terbukti bahwa yang telah
diberikan kepada masyarakat telah memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya yaitu untuk memaksimalkan laba.
Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada
operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan
efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan.
Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain kerena laba
tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau
meningkatkan pertumbuhannya. Seperti halnya industri lain, tiap industry juga
bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Laba
yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa factor antara lain jumlah hasil
produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.
C. Pendekatan-pendekatan Dalam
Memaksimalkan Keuntungan
Di dalam memaksimalkan keuntungan oleh produsen terdapat tiga
pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
2. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
3. Pendekatan Rata-rata (average
approach)
Dalam pendekatan
rata-rata, perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara
biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah
laba per unit di kalikan dengan jumlah output yang terjual. Secara matematis
dapat di rumuskan:
laba maksimum= (P-AC)Q
Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila
bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC) dan
perusahaan hanya mencapai titik impas apabila P=AC. Keputusan utuk memproduksi
didasarkan pada perbandingan antara P dan AC, jika P lebih kecil atau sama
dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi.
Dari persamaan ini perusahaan akan
mencapai laba bila harga jual per unit output (P)lebih tinggi dari biaya
rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC.
Keputusan untuk
memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P
lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya mencapai angka impas bila
P=AC. Keputusan untuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dengan
AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau
memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba
usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum Selling) Agar laba (π) makin
besar.
Contoh kasus:
1. Jika
diketahui :
P = 120 – 0,02 Q
TC = 60 Q + 25000
dimana P adalah harga per unit, sementara TC adalah total biaya
P = 120 – 0,02 Q
TC = 60 Q + 25000
dimana P adalah harga per unit, sementara TC adalah total biaya
Ditanya :
Hitunglah Profit Maksimum
(Laba Maksimal) !
Jawab :
TR =
P x Q
= (120 – 0,02 Q)Q
TR = 120Q – 0,02Q²
= (120 – 0,02 Q)Q
TR = 120Q – 0,02Q²
MR = TR’
MR = 120 – 0,04Q
MC = TC’
MC = 60
Profit maksimum didapat ketika MR = MC, maka:
120 – 0,04Q = 60
0,04Q = 120 – 60
Q = 60/0,04
Q = 1500
Masukkan nilai Q ke dalam persamaan P = 120 – 0,02Q, maka:
MR = 120 – 0,04Q
MC = TC’
MC = 60
Profit maksimum didapat ketika MR = MC, maka:
120 – 0,04Q = 60
0,04Q = 120 – 60
Q = 60/0,04
Q = 1500
Masukkan nilai Q ke dalam persamaan P = 120 – 0,02Q, maka:
P = 120 – 0,02(1500)
= 120 – 30
P = 90
kuantitas dan harga untuk mendapatkan profit maksimum masing-masing adalah 1500 dan 90.
Profit max = TR – TC
= 120Q – 0,02Q2 – (60Q + 25000)
= 120(1500) – 0,02(1500)2 – 60(1500) – 25000
= 180000 – 45000 – 90000 – 25000
= 20000
= 120 – 30
P = 90
kuantitas dan harga untuk mendapatkan profit maksimum masing-masing adalah 1500 dan 90.
Profit max = TR – TC
= 120Q – 0,02Q2 – (60Q + 25000)
= 120(1500) – 0,02(1500)2 – 60(1500) – 25000
= 180000 – 45000 – 90000 – 25000
= 20000
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
mengenai pemaksimalan laba, maka dapat diambil kesimpulan seperti berikut:
Menurut Sunaryo keuntungan (laba) adalah selisih
antaratotal pendapatan dengan total biaya, yang merupakan insentif bagi
produsen untuk melakukan produksi.Pada intinya tujuan dari memaksimalkan laba adalah
mencari keuntungan bagi perusahaan tersebut yang sedang produksi.
Pendekatan
Rata – rata
Dalam pendekatan
ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya
produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) . Laba total adalah laba
per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Maka π=(P-AC).Q.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro & Makro Edisi
ketiga. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Gunawan, Kaberet. 2010. Ekonomi
Mikro. Kudus: Nora Media Enterprise.
Sukirno, Sadono, 2002. Pengantar
Teori Ekonomimikro. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada
Soeratno, Ekonomi
Mikro Pengantar Edisi 3, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN Yogyakarta, Yogyakarta, 2011
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_l0451_033945_chapter2.pdf diakses pada 31
Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.