Abstrak
Setiap
negara tak luput dari kegiatan yang namanya perekonomian. Perekonomian juga
berbicara tentang pendapatan nasional yang didalamnya juga dibahas apa itu
siklus aliran pendapatan (circular flow) dan interaksi antar pasar. Nah dizaman
yang makin canggih dan berkembang ini, bagaimana pendapatan nasional itu dalam
perspektif ekonomi Islam.
Kata
Kunci : Ekonomi, Pendapatan Nasional,
Siklus Aliran Pendapatan dan Interaksi Antar Pasar
Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidaklah terlepas dari kegiatan ekonomi, yang
mana kegiatan ekonomi tersebut memiliki dua faktor utama, yaitu penawaran (supply,
S) dan permintaan (D, Demand). Kedua faktor tersebut adalah saling
berkaitan, di mana faktor jumlah permintaan mempengaruhi banyaknya penawaran
dan sebaliknya.
Secara garis besar, terdapat dua belah pihak yang berperan dalam proses ini, yaitu rumah tangga dan produsen. Rumah tangga itu sendiri mencakup perorangan atau sekelompok individu, sedangkan produsen merupakan kumpulan individu yang memproduksi barang dan/atau jasa, yang mana terdapat kegiatan ekonomi dua sektor yang melibatkan berbagai pelaku ekonomi.
Secara garis besar, terdapat dua belah pihak yang berperan dalam proses ini, yaitu rumah tangga dan produsen. Rumah tangga itu sendiri mencakup perorangan atau sekelompok individu, sedangkan produsen merupakan kumpulan individu yang memproduksi barang dan/atau jasa, yang mana terdapat kegiatan ekonomi dua sektor yang melibatkan berbagai pelaku ekonomi.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu Pendapatan Nasional ?
2.
Apa
itu siklus aliran pendapatan (circular flow) dan interaksi antar pasar ?
3.
Bagaimana
pendapatan nasional salam perspektif ekonomi Islam ?
4.
Bagaimana
usaha pemerintah dalam mengatasi pengangguran ?
Pembahasan
1. Pengertian
Pendapatan Nasional
Konsep
pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada
tahun 1665.
Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional
merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat
tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut
pandangan para ahli ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah
satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat
utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross
National Product (GNP)), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu
negara.
Jadi,
Pendapatan Nasional adalah Jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik
faktor-faktor produksi / rumah tangga (RT), yang digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa dalam sebuah negara pada suatu periode tertentu (biasanya dalam
kurun waktu 1 tahun). Secara sederhana pendapatan nasional (national
income), merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada
periode tertentu biasanya satu tahun.
Nah,
perlu juga kita ketahui bahwa, Pendapatan Nasional (national income) merupakan
tolak ukur yang paling baik untuk menunjukkan keberhasilan dan kegagalan
perekonomian suatu negara, daritingkat kesempatan kerja, tingkat harga barang,
dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta pendapatan per kapitanya. Jika
faktor-faktor yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi yang sangat
menguntungkan atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan
ekonomi suatu negara akan mudah tercapai, dan begitu pula sebaliknya
Selanjutnya
sebelum kita mempelajari bagaimana cara menghitungnya dan masalah-masalah yang
lainnya yang dapat timbul dari cara perhitungan tersebut. Kita harus mengetahui
terlebih dahulu bagaimana siklus aliran pendapatan dan interksi
antar pasar, yang didalamnya terdapat empat pelaku utama ekonomi dalam konteks
makro, yaitu Rumah Tangga (RT), Perusahaan / Produsen, Pemerintah, dan Dunia
Internasional . Berikut penjelasannya :
2. Siklus
Aliran Pendapatan (circular flow) dan Interaksi Antar Pasar
2.1 Siklus
Aliran Pendapatan (circular flow)
Siklus
aliran pendapatan (circular flow) adalah sebuah model yang menggambarkan
bagaimana interaksi antar pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan
sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility)
masing-masing pelaku ekonomi.
Model
circular flow membagi perekonomian dibagi menjadi 4(empat) sektor :
1. Sektor
Rumah Tangga (RT), yang terdiri atas sekeumpulan individu yang dianggap homogen
dan identik. Sektor rumah tangga ini memiliki faktor-faktor produksi yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk proses produksi barang dan jasa. Faktor-faktor
produksi tersebut bisa berupa tenaga kerja, barang-barang modal
seperti tanah dan penyediaan jasa-jasa lainya. Nah.. dari penyediaan
faktor-faktor produksi inilah sektor rumah tangga memperoleh pendapatan berupa
gaji, upah, bunga, deviden, sewa dari sektor perusahaan. (yang ditunjukkan pada
garis 1). Selain dari sektor perusahaan, sektor rumah tangga juga memperoleh
pendapatan dari sektor pemerintah. Pendapatan tersebut biasa berupa gaji yang
diperoleh jika individu bekerja, misalnya seebagai pegawai negri (pemerintah), dan
juga berupa bunga yang diperoleh jika individu meminjamkan uangnya kepada
pemerintah dengan cara membeli obligasi pemerintah. Dan ada juga pendapatan
yang diperoleh dari sektor pemerintah yang bukan merupakan balas jasa atau
faktor produksi, sperti yang kita kenal berupa tunjangan sosial, seperti
subsidi, (yang ditunjukkan pada garis 2). Lalu kemudian soktor rumah tangga
juga megeluarkan sebgaian pendatannya untuk membayar pajak kepada pemerintah
yang ditunjukkan pada garis 3.
2. Sektor
Perusahaan / Produsen, yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi
barang dan jasa. Sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari ketiga sektor
lainya. pertama, sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari pengeluaran
sektor rumah tangga yng ditunjukkan pada garis 4, berupa harga dari hasil
penjualan barng dan jasa. Kedua, sekoktor perusahaan memperoleh pendapatan dari
sektor pemerintah, yang merupakan konsumsi pemerintah yang ditunjukkan pada
garis 5, dan ketiga, sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari permintaan
sektor luar negri yang merupakan ekspor sektor perusahaan yang ditunjukkan pada
garis 7. Adapun pengeluaran dari sektor perusahaan, selain melakukan pembayaran
kepada sektor rumah tangga untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang ditunjukkan
pada garis 1, perusahaan juga membayar pajak kepada pemerintah.
3. Sektor
Pemerintah, yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat
/ rumah tangga dan perusahaan. Selain itu pemerintah juga berfungsi menyediakan
barang public. untuk itu pemerintah melakukan pengeluaran yang berupa
pembelian barang dan jasa kepada sektor perusahaan dan juga disebut
sebagai konsumsi pemerintah yang di tunjukkan pada garis 5, dan
pengeluaran-pengeluaran yang berupa konsumsi rumah tangga yang ditunjukkan pada
garis 2. kemudian pemerintah memperoleh pendapatan yang berupa pajak dari
sektor rumah tangga (garis 3) dan dari sektor perusahaan (garis 6).
4. Sektor
Luar Negeri, yaitu sektor perekonomian dunia internasional, di mana
perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor. Sektor rumah tangga, perusahaan
dan pemerintah merupakan perekonomian domestik. Perekonomian dikatakan
tertutup, jika tidak melakukan interaksi dengan luar negri. Interaksi dengan
sektor luar negri dalam perekonomian terbuka disederhanakan dengan mekanisme
ekspor pada garis 7 dan inpor pada garis 8. Ekspor merupakan aliran pendapatan
dari sektor luar negri ke perekonomian domestik yaitu, rumah tangga, perusahaan
danpemerintah. Sedangkata impor merupakan aliran pengeluaran dari perekonomian
domestik ke sektor luar negri.
2.2 Interaksi
Antar Pasar.
Untuk
Interaksi antar pasar dalam analisis ekonomi makro, pasar-pasar yang begitu
banyak dikelompokkan menjadi tiga pasar utama (Three Basic Markets) yaitu:
1) Pasar Barang dan Jasa (Goods and Services Market)
1) Pasar Barang dan Jasa (Goods and Services Market)
Pasar
barang dan jasa adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran barang dan
jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utamanya berasal dari sektor
rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan
barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor
perusahaan.
2) Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)
2) Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)
Pasar
tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Dalam perekonomian tertutup, penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah
tangga. Sedangkan permintaannya berasal dari sektor perusahaan dan sektor
pemerintah. Dalam perekonomian terbuka, penawaran dan permintaan tenaga kerja
dapat berasal dari sektor luar negeri. Misalnya penawaran tenaga kerja untuk
buru-buru perkebunan kelapa di malasyia bersal dari indonesia.
3) Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market)
3) Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market)
Pasar
uang adalah interaksi antara permintaan uang dengan penawaran uang. Yang
diperjualbelikan dalam pasar uang bukanlah fisik uang, melainkan hak penggunaan
uang. Penawaran uang berasal dari pihak-pihak yang bersedia menunda hak
penggunaan uangnya, entah dalam jangka pendek atau jangka panjang. Permintaan
akan uang berasal dari pihak-pihak yang membutuhkan uang dengan berbagai
alasan.
Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut masuk kategori pasar uang (money market). Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan lebih dari setahun, pasar tersebut adalah pasar modal (capital market).
Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut masuk kategori pasar uang (money market). Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan lebih dari setahun, pasar tersebut adalah pasar modal (capital market).
3. Pendapatan
Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam
Pendekatan
ekonomi konvensional menyatakan Pendapatan Nasional riil dapat dijadikan
sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) pada
suatu negara. Saat pendapatan Nasional naik, maka diasumsikan bahwa
rakyat secara materi bertambah baik posisinya atau sebaliknya, tentunya setelah
dibagi dengan jumlah penduduk (GNP per kapita). Akan tetapi, bagi sejumlah
ekonom (ekonom muslim) konsep tersebut ditolak. Mereka mengatakan bahwa
Pendapatan Nasional per kapita merupakan ukuran kesejahteraan yang tidak
sempurna. Jika nilai output turun sebagai akibat orang-orang mengurangi jam
kerja atau menambah waktu istirahatnya, maka hal itu bukan menggambarkan
keadaan orang itu menjadi lebih buruk. Seharusnya ukuran kesejahteraan ekonomi
dalam konsep Pendapatan Nasional riil harus mampu menggambarkan kesejahteraan
pada suatu negara secara riil. Konsep Pendapatan Nasional riil dalam ekonomi
konvensional tidak mampu menjawab hal tersebut. Pendapatan Nasional juga tidak
mampu mendeteksi kegiatan produksi yang tidak ditransaksikan di pasar. Itu
artinya kegiatan produktif keluarga yang langsung dikonsumsi dan tidak memasuki
pasar tidak tercatat di dalam Pendapatan Nasional. Di samping itu, seharusnya
konsep pendapatan nasional harus lebih memberi tekanan/ bobot terhadap produksi
bahan kebutuhan pokok. Selama ini konsep pendapatan nasional memberi nilai yang
sama antara bahan kebutuhan pokok dengan komoditas tersier lain jika nilai
nominalnya sama.
Pendapatan
Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam terdapat beberapa perbedaan dalam
Aktifitas ekonomi dengan ekonomi konvensional, Salah satunya adalah dalam
sistem ekonomi islam menggunakan parameter falah, yaitu kesejateraan dunia
dan akhirat, Sejahtera dunia diartikan sebagai segala yang memberikan
kenikmatan hidup inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material.
Sedangkan kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang
diperoleh setelah kematian manusia. Prilaku manusia di dunia diyakini akan
berpengaruh terhadap kesejahteraan di akhirat yang abadi. Dalam konteks
dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia memiliki implikasi pada
aspek mikro maupun makro atau dalam sektor riil dan moneter. Dibandingkan
dengan sistem ekonomi konvensional yang hanya memperhitungkan kesejahteraan
dunia semata. Maka dari itu, selain memasukkan unsur falah, perhitungan
pendapatan nasional berdasarkan islam juga harus mampu mengenali bagaimana
interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam meningkatkan
kesejahteraan umat. Berikut skema akonomi dalam perspektif ekonomi islam
dalam sektor riil dan moneter :
Pada gambar skema di atas sektor
rumah tangga memperoleh pendapatan dari sektor perusahaan berupa upah (Ijarah)
dan bagi hasil, memperoleh upaha dari hasil tenaga kerja dan memperoleh bagi
hasil dari investasi. Investasi dapat berupa akad Mudharabah atau usyarokahdengan
pihak perusahaan. Adapun pengeluaran sektor rumah yang tidak dapat dipungkiri
lagi adalah konsumsi, dimana Konsumsi merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi pendapatan nasional dan pengeluaran yang lainnya seperti pajak,
zakat, infaq dan sadhokah yang dimana di ddalam ekonomi konvensional sama
sekeli tidak dimasukkan sebagai faktor yang mempengaruhi pendapatan.
Adapun
sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari hasil penjualan barang-barang yang
telah diproduksi yamg merupakan pengeluaran dari sektor rumah tangga untuk
konsumsi menjadi pendapatan pada sektor perusahaan, pendapatan yang lainya
berupa bagi hasil dengan pihak investor dan pendapatan dari hasil ekspor impor
barang dan jasa. Ada pun pengeluaranya adalah untuk membeli faktor-faktor
produksi dari sektor rumah tangga, dan membayar zakat, infak, shadokah dan
pajak. Untuk lebih jelasnya pendapatan nasional mempunyai beberpa pendekatan
sebagai berikut:
a. Pendapatan nasional harus mampu mengukur produksi di sektor pedesaan dan sektor riil. Tingkat produksi komoditas dalam subsistem pedesaan dan sektor riil begitu penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan mengentaskan kemiskinan oleh pemerintah. Data tersebut dapat menjadi landasan kebijakan pemerintah dalam mengambil keputusan yang menyangkut ekonomi riil dan ekonomi masyarakat pedesaan.
b. Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islami. Pendapatan per kapita yang yang ada selama ini tidak menyediakan data yang cukup untuk mengukur kesejahteraan yang sesungguhnya. Oleh karena itu sungguh menarik tentang apa yang telah dinyatakan dalam konsep measures for economic welfare oleh akademisi barat yang menyatakan bahwa kesejahteraan rumah tangga yang merupakan ujung dari seleruh kegiatan ekonomi yang sebenarnya bergantung pada tingkat konsumsinya. Karena sesungguhnya konsep ini memberikan petunjuk-petunujuk berharga untuk memperkirakan level kebutuhan hidup minimum secara islami
c. Konsep tersebut menggunakan 6 kategori yang lebih kompleks dalam pendekatannya, antara lain; (1) belanja untuk keperluan publik (public expenditure), (2) belanja rumah tangga (durable goods consumption), (3) memperkirkan kesejahteraan sebagai akibat urbanisasi, polusi, dan kemacetan (loss of welfare due to pollution, urbanization and congestion) (4) memperkirakan nilai jenis barang-barang tahan lama yang dikonsumsi selama satu tahun (value of durable actually consumed during the year), (5) memperkirakan nilai pekerjaan yang dilakukan sendiri, yang tidak melalui transaksi pasar (value of non-market services), dan (6) memperkirakan dari nilai rekreasi (value of leisure).
Selanjutnya, keenam kategori tersebut diimplementasikan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
MEW = public expenditure – durable goods consumption – loss of welfare due to pollution, urbanization and congestion + value of durable actually consumed during the year + value of non-market services + value of leisure.
d. Pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial islami melalui pendugaan nilai santunan antar saudara dan sedekah. Di negara muslim, jumlah dan kisaran dari kegiatan dan transaksi yang didasarkan pada keinginan untuk melakukan amal kebajikan memiliki peranan penting. Tidak hanya karena luasnya kisaran dari kegiatan ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif bahkan produktif dalam masyarakat melalui zakat, infak dan shadaqah.
a. Pendapatan nasional harus mampu mengukur produksi di sektor pedesaan dan sektor riil. Tingkat produksi komoditas dalam subsistem pedesaan dan sektor riil begitu penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan mengentaskan kemiskinan oleh pemerintah. Data tersebut dapat menjadi landasan kebijakan pemerintah dalam mengambil keputusan yang menyangkut ekonomi riil dan ekonomi masyarakat pedesaan.
b. Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islami. Pendapatan per kapita yang yang ada selama ini tidak menyediakan data yang cukup untuk mengukur kesejahteraan yang sesungguhnya. Oleh karena itu sungguh menarik tentang apa yang telah dinyatakan dalam konsep measures for economic welfare oleh akademisi barat yang menyatakan bahwa kesejahteraan rumah tangga yang merupakan ujung dari seleruh kegiatan ekonomi yang sebenarnya bergantung pada tingkat konsumsinya. Karena sesungguhnya konsep ini memberikan petunjuk-petunujuk berharga untuk memperkirakan level kebutuhan hidup minimum secara islami
c. Konsep tersebut menggunakan 6 kategori yang lebih kompleks dalam pendekatannya, antara lain; (1) belanja untuk keperluan publik (public expenditure), (2) belanja rumah tangga (durable goods consumption), (3) memperkirkan kesejahteraan sebagai akibat urbanisasi, polusi, dan kemacetan (loss of welfare due to pollution, urbanization and congestion) (4) memperkirakan nilai jenis barang-barang tahan lama yang dikonsumsi selama satu tahun (value of durable actually consumed during the year), (5) memperkirakan nilai pekerjaan yang dilakukan sendiri, yang tidak melalui transaksi pasar (value of non-market services), dan (6) memperkirakan dari nilai rekreasi (value of leisure).
Selanjutnya, keenam kategori tersebut diimplementasikan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
MEW = public expenditure – durable goods consumption – loss of welfare due to pollution, urbanization and congestion + value of durable actually consumed during the year + value of non-market services + value of leisure.
d. Pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial islami melalui pendugaan nilai santunan antar saudara dan sedekah. Di negara muslim, jumlah dan kisaran dari kegiatan dan transaksi yang didasarkan pada keinginan untuk melakukan amal kebajikan memiliki peranan penting. Tidak hanya karena luasnya kisaran dari kegiatan ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif bahkan produktif dalam masyarakat melalui zakat, infak dan shadaqah.
Kesimpulan
Sistem
ekonomi islam menggunakan parameter falah, yaitu kesejateraan dunia dan
akhirat, Sejahtera dunia diartikan sebagai segala yang memberikan
kenikmatan hidup inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material.
Sedangkan kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang
diperoleh setelah kematian manusia. Prilaku manusia di dunia diyakini akan
berpengaruh terhadap kesejahteraan di akhirat yang abadi. Dalam konteks
dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia memiliki implikasi pada
aspek mikro maupun makro atau dalam sektor riil dan moneter. Dibandingkan
dengan sistem ekonomi konvensional yang hanya memperhitungkan kesejahteraan
dunia semata. Maka dari itu, selain memasukkan unsur falah, perhitungan
pendapatan nasional berdasarkan islam juga harus mampu mengenali bagaimana
interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam meningkatkan
kesejahteraan umat
Daftar
Pustaka
Slmsetiawan.2013.Pengertian
Pendapatan Nasional. Dalam link http://setiawanslm.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-pendapatan-nasional-dan_15.html
(Diunduh 9 Mei 2017)
Wulandrdwi.2015.Siklus
Aliran Pendapatan Circular Flow. Dalam link http://dwiwulandr.blogspot.co.id/2015/05/siklus-aliran-pendapatan-circular-flow.html
(Diunduh 9 Mei 2017)
Makro
ekonomi (Sadono ) (Diunduh 9 Mei 2017)
Terori
ekonomi makro suatu pengantar (Prathama Rahardja & Mandala Manurung) (Diunduh
9 Mei 2017)
Ekonomi
makro Islam (Nurul Huda, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution & Rantih
Wiliasih) (Diunduh 9 Mei 2017)
Apacher.2011.
Siklus Aliran Pendapatan Circular Flow. Dalam link http://menantikepastian.blogspot.co.id/2011/04/siklus-aliran-pendapatan-circular-flow.html
(Diunduh 9 Mei 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.