.

Selasa, 09 Mei 2017

Siklus Aliran Pendapatan dan Interaksi Antar Pasar

Abstrak
Setiap negara tak luput dari kegiatan yang namanya perekonomian. Perekonomian juga berbicara tentang pendapatan nasional yang didalamnya juga dibahas apa itu siklus aliran pendapatan (circular flow) dan interaksi antar pasar. Nah dizaman yang makin canggih dan berkembang ini, bagaimana pendapatan nasional itu dalam perspektif ekonomi Islam.
 Kata Kunci : Ekonomi, Pendapatan Nasional, Siklus Aliran Pendapatan dan Interaksi Antar Pasar

Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah terlepas dari kegiatan ekonomi, yang mana kegiatan ekonomi tersebut memiliki dua faktor utama, yaitu penawaran (supply, S) dan permintaan (D, Demand). Kedua faktor tersebut adalah saling berkaitan, di mana faktor jumlah permintaan mempengaruhi banyaknya penawaran dan sebaliknya.
Secara garis besar, terdapat dua belah pihak yang berperan dalam proses ini, yaitu rumah tangga dan produsen. Rumah tangga itu sendiri mencakup perorangan atau sekelompok individu, sedangkan produsen merupakan kumpulan individu yang memproduksi barang dan/atau jasa, yang mana terdapat kegiatan ekonomi dua sektor yang melibatkan berbagai pelaku ekonomi.

Rumusan Masalah
1.      Apa itu Pendapatan Nasional ?
2.      Apa itu siklus aliran pendapatan (circular flow) dan interaksi antar pasar ?
3.      Bagaimana pendapatan nasional salam perspektif ekonomi Islam ?
4.      Bagaimana usaha pemerintah dalam mengatasi pengangguran ?
Pembahasan
1.      Pengertian Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan para ahli  ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product (GNP)), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Jadi, Pendapatan Nasional adalah Jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi / rumah tangga (RT), yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam sebuah negara pada suatu periode tertentu (biasanya dalam kurun waktu 1 tahun). Secara sederhana pendapatan nasional (national income), merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun.
Nah, perlu juga kita ketahui bahwa, Pendapatan Nasional (national income) merupakan tolak ukur yang paling baik untuk menunjukkan keberhasilan dan kegagalan perekonomian suatu negara, daritingkat kesempatan kerja, tingkat harga barang, dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta pendapatan per kapitanya. Jika faktor-faktor yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi yang sangat menguntungkan atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan ekonomi suatu negara akan mudah tercapai, dan begitu pula sebaliknya
Selanjutnya sebelum kita mempelajari bagaimana cara menghitungnya dan masalah-masalah yang lainnya yang dapat timbul dari cara perhitungan tersebut. Kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana siklus aliran pendapatan  dan interksi antar pasar, yang didalamnya terdapat empat pelaku utama ekonomi dalam konteks makro, yaitu Rumah Tangga (RT), Perusahaan / Produsen, Pemerintah, dan Dunia Internasional . Berikut penjelasannya :

2.      Siklus Aliran Pendapatan (circular flow) dan Interaksi Antar Pasar
2.1  Siklus Aliran Pendapatan (circular flow)
Siklus aliran pendapatan (circular flow) adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi antar pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing pelaku ekonomi.
Model circular flow membagi perekonomian dibagi menjadi 4(empat) sektor :
1.      Sektor Rumah Tangga (RT), yang terdiri atas sekeumpulan individu yang dianggap homogen dan identik. Sektor rumah tangga ini memiliki faktor-faktor produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk proses produksi barang dan jasa. Faktor-faktor produksi tersebut bisa berupa tenaga kerja, barang-barang  modal seperti tanah dan penyediaan jasa-jasa lainya. Nah.. dari penyediaan faktor-faktor produksi inilah sektor rumah tangga memperoleh pendapatan berupa gaji, upah, bunga, deviden, sewa dari sektor perusahaan. (yang ditunjukkan pada garis 1). Selain dari sektor perusahaan, sektor rumah tangga juga memperoleh pendapatan dari sektor pemerintah. Pendapatan tersebut biasa berupa gaji yang diperoleh jika individu bekerja, misalnya seebagai pegawai negri (pemerintah), dan juga berupa bunga yang diperoleh jika individu meminjamkan uangnya kepada pemerintah dengan cara membeli obligasi pemerintah. Dan ada juga pendapatan yang diperoleh dari sektor pemerintah yang bukan merupakan balas jasa atau faktor produksi, sperti yang kita kenal berupa tunjangan sosial, seperti subsidi, (yang ditunjukkan pada garis 2). Lalu kemudian soktor rumah tangga juga megeluarkan sebgaian pendatannya untuk membayar pajak kepada pemerintah yang ditunjukkan pada garis 3.
2.      Sektor Perusahaan / Produsen, yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari ketiga sektor lainya. pertama, sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari pengeluaran sektor rumah tangga yng ditunjukkan pada garis 4, berupa harga dari hasil penjualan barng dan jasa. Kedua, sekoktor perusahaan memperoleh pendapatan dari sektor pemerintah, yang merupakan konsumsi pemerintah yang ditunjukkan pada garis 5, dan ketiga, sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari permintaan sektor luar negri yang merupakan ekspor sektor perusahaan yang ditunjukkan pada garis 7. Adapun pengeluaran dari sektor perusahaan, selain melakukan pembayaran kepada sektor rumah tangga untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang ditunjukkan pada garis 1, perusahaan juga membayar pajak kepada pemerintah.
3.      Sektor Pemerintah, yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat / rumah tangga dan perusahaan. Selain itu pemerintah juga berfungsi menyediakan barang public. untuk itu pemerintah melakukan pengeluaran yang berupa pembelian  barang dan jasa kepada sektor perusahaan dan juga disebut sebagai konsumsi pemerintah yang di tunjukkan pada garis 5, dan pengeluaran-pengeluaran yang berupa konsumsi rumah tangga yang ditunjukkan pada garis 2. kemudian pemerintah memperoleh pendapatan yang berupa pajak dari sektor rumah tangga (garis 3) dan dari sektor perusahaan (garis 6).
4.      Sektor Luar Negeri, yaitu sektor perekonomian dunia internasional, di mana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor. Sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah merupakan perekonomian domestik. Perekonomian dikatakan tertutup, jika tidak melakukan interaksi dengan luar negri. Interaksi dengan sektor luar negri dalam perekonomian terbuka disederhanakan dengan mekanisme ekspor pada garis 7 dan inpor pada garis 8. Ekspor merupakan aliran pendapatan dari sektor luar negri ke perekonomian domestik yaitu, rumah tangga, perusahaan danpemerintah. Sedangkata impor merupakan aliran pengeluaran dari perekonomian domestik ke sektor luar negri.

2.2    Interaksi Antar Pasar.
Untuk Interaksi antar pasar dalam analisis ekonomi makro, pasar-pasar yang begitu banyak dikelompokkan menjadi tiga pasar utama (Three Basic Markets) yaitu:
1) Pasar Barang dan Jasa (Goods and Services Market)
Pasar barang dan jasa adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utamanya berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan.
2) Pasar Tenaga Kerja (Labour Market)
Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup, penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Sedangkan permintaannya berasal dari sektor perusahaan dan sektor pemerintah. Dalam perekonomian terbuka, penawaran dan permintaan tenaga kerja dapat berasal dari sektor luar negeri. Misalnya penawaran tenaga kerja untuk buru-buru perkebunan kelapa di malasyia bersal dari indonesia.

3) Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market)
Pasar uang adalah interaksi antara permintaan uang dengan penawaran uang. Yang diperjualbelikan dalam pasar uang bukanlah fisik uang, melainkan hak penggunaan uang. Penawaran uang berasal dari pihak-pihak yang bersedia menunda hak penggunaan uangnya, entah dalam jangka pendek atau jangka panjang. Permintaan akan uang berasal dari pihak-pihak yang membutuhkan uang dengan berbagai alasan.
Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut masuk kategori pasar uang (money market). Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan lebih dari setahun, pasar tersebut adalah pasar modal (capital market).


3.       Pendapatan Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam
Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan Pendapatan Nasional riil dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) pada suatu negara. Saat pendapatan Nasional  naik, maka diasumsikan bahwa rakyat secara materi bertambah baik posisinya atau sebaliknya, tentunya setelah dibagi dengan jumlah penduduk (GNP per kapita). Akan tetapi, bagi sejumlah ekonom (ekonom muslim) konsep tersebut ditolak. Mereka mengatakan bahwa Pendapatan Nasional per kapita merupakan ukuran kesejahteraan yang tidak sempurna. Jika nilai output turun sebagai akibat orang-orang mengurangi jam kerja atau menambah waktu istirahatnya, maka hal itu bukan menggambarkan keadaan orang itu menjadi lebih buruk. Seharusnya ukuran kesejahteraan ekonomi dalam konsep Pendapatan Nasional riil harus mampu menggambarkan kesejahteraan pada suatu negara secara riil. Konsep Pendapatan Nasional riil dalam ekonomi konvensional tidak mampu menjawab hal tersebut. Pendapatan Nasional juga tidak mampu mendeteksi kegiatan produksi yang tidak ditransaksikan di pasar. Itu artinya kegiatan produktif keluarga yang langsung dikonsumsi dan tidak memasuki pasar tidak tercatat di dalam Pendapatan Nasional. Di samping itu, seharusnya konsep pendapatan nasional harus lebih memberi tekanan/ bobot terhadap produksi bahan kebutuhan pokok. Selama ini konsep pendapatan nasional memberi nilai yang sama antara bahan kebutuhan pokok dengan komoditas tersier lain jika nilai nominalnya sama.
Pendapatan Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam terdapat beberapa perbedaan dalam Aktifitas ekonomi dengan ekonomi konvensional, Salah satunya adalah dalam sistem ekonomi islam menggunakan parameter falah, yaitu kesejateraan dunia dan akhirat, Sejahtera dunia diartikan sebagai segala yang memberikan kenikmatan hidup inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material. Sedangkan kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah kematian manusia. Prilaku manusia di dunia diyakini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan di akhirat yang abadi. Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia memiliki implikasi pada aspek mikro maupun makro atau dalam sektor riil dan moneter. Dibandingkan dengan sistem ekonomi konvensional yang hanya memperhitungkan kesejahteraan dunia semata. Maka dari itu, selain memasukkan unsur falah, perhitungan pendapatan nasional berdasarkan islam juga harus mampu mengenali bagaimana interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Berikut skema akonomi dalam perspektif ekonomi islam dalam sektor riil dan moneter :
            Pada gambar skema di atas  sektor rumah tangga memperoleh pendapatan dari sektor perusahaan berupa upah (Ijarah) dan bagi hasil, memperoleh upaha dari hasil tenaga kerja dan memperoleh bagi hasil dari investasi. Investasi dapat berupa akad Mudharabah atau usyarokahdengan pihak perusahaan. Adapun pengeluaran sektor rumah yang tidak dapat dipungkiri lagi adalah konsumsi, dimana Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional dan pengeluaran yang lainnya seperti pajak, zakat, infaq dan sadhokah yang dimana di ddalam ekonomi konvensional sama sekeli tidak dimasukkan sebagai faktor yang mempengaruhi pendapatan.
Adapun sektor perusahaan memperoleh pendapatan dari hasil penjualan barang-barang yang telah diproduksi yamg merupakan pengeluaran dari sektor rumah tangga untuk konsumsi menjadi pendapatan pada sektor perusahaan, pendapatan yang lainya berupa bagi hasil dengan pihak investor dan pendapatan dari hasil ekspor impor barang dan jasa. Ada pun pengeluaranya adalah untuk membeli faktor-faktor produksi dari sektor rumah tangga, dan membayar zakat, infak, shadokah dan pajak. Untuk lebih jelasnya pendapatan nasional mempunyai beberpa pendekatan sebagai berikut:

a.  Pendapatan nasional harus mampu mengukur produksi di sektor pedesaan dan sektor riil. Tingkat produksi komoditas dalam subsistem pedesaan dan sektor riil begitu penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan mengentaskan kemiskinan oleh pemerintah. Data tersebut dapat menjadi landasan kebijakan pemerintah dalam mengambil keputusan yang menyangkut ekonomi riil dan ekonomi masyarakat pedesaan.

b.  Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi islami. Pendapatan per kapita yang yang ada selama ini tidak menyediakan data yang cukup untuk mengukur kesejahteraan yang sesungguhnya. Oleh karena itu sungguh menarik tentang apa yang telah dinyatakan dalam konsep measures for economic welfare oleh akademisi barat yang menyatakan bahwa kesejahteraan rumah tangga yang merupakan ujung dari seleruh kegiatan ekonomi yang sebenarnya bergantung pada tingkat konsumsinya. Karena sesungguhnya konsep ini memberikan petunjuk-petunujuk berharga untuk memperkirakan level kebutuhan hidup minimum secara islami

c.  Konsep tersebut menggunakan 6 kategori yang lebih kompleks dalam pendekatannya, antara lain; (1) belanja untuk keperluan publik (public expenditure), (2) belanja rumah tangga (durable goods consumption), (3) memperkirkan kesejahteraan sebagai akibat urbanisasi, polusi, dan kemacetan (loss of welfare due to pollution, urbanization and congestion) (4) memperkirakan nilai jenis barang-barang tahan lama yang dikonsumsi selama satu tahun (value of durable actually consumed during the year), (5) memperkirakan nilai pekerjaan yang dilakukan sendiri, yang tidak melalui transaksi pasar (value of non-market services), dan (6) memperkirakan dari nilai rekreasi (value of leisure).
Selanjutnya, keenam kategori tersebut diimplementasikan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
MEW = public expenditure – durable goods consumption – loss of welfare due to pollution, urbanization and congestion + value of durable actually consumed during the year + value of non-market services + value of leisure.

d.  Pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial islami melalui pendugaan nilai santunan antar saudara dan sedekah. Di negara muslim, jumlah dan kisaran dari kegiatan dan transaksi yang didasarkan pada keinginan untuk melakukan amal kebajikan memiliki peranan penting. Tidak hanya karena luasnya kisaran dari kegiatan ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif bahkan produktif dalam masyarakat melalui zakat, infak dan shadaqah. 

Kesimpulan
Sistem ekonomi islam menggunakan parameter falah, yaitu kesejateraan dunia dan akhirat, Sejahtera dunia diartikan sebagai segala yang memberikan kenikmatan hidup inderawi, baik fisik, intelektual, biologis maupun material. Sedangkan kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah kematian manusia. Prilaku manusia di dunia diyakini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan di akhirat yang abadi. Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multidimensi. Ia memiliki implikasi pada aspek mikro maupun makro atau dalam sektor riil dan moneter. Dibandingkan dengan sistem ekonomi konvensional yang hanya memperhitungkan kesejahteraan dunia semata. Maka dari itu, selain memasukkan unsur falah, perhitungan pendapatan nasional berdasarkan islam juga harus mampu mengenali bagaimana interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan umat

Daftar Pustaka
Slmsetiawan.2013.Pengertian Pendapatan Nasional. Dalam link http://setiawanslm.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-pendapatan-nasional-dan_15.html (Diunduh 9 Mei 2017)
Wulandrdwi.2015.Siklus Aliran Pendapatan Circular Flow. Dalam link http://dwiwulandr.blogspot.co.id/2015/05/siklus-aliran-pendapatan-circular-flow.html (Diunduh 9 Mei 2017)
Makro ekonomi (Sadono ) (Diunduh 9 Mei 2017)
Terori ekonomi makro suatu pengantar (Prathama Rahardja & Mandala Manurung) (Diunduh 9 Mei 2017)
Ekonomi makro Islam (Nurul Huda, Handi Risza Idris, Mustafa Edwin Nasution & Rantih Wiliasih) (Diunduh 9 Mei 2017)
Apacher.2011. Siklus Aliran Pendapatan Circular Flow. Dalam link http://menantikepastian.blogspot.co.id/2011/04/siklus-aliran-pendapatan-circular-flow.html (Diunduh 9 Mei 2017)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.