.

Senin, 17 April 2017

Perekonomian di Sulawesi Tengah

@A36-Josephine
NIM : 41616010078
Oleh : Josephine Aurillia                

  Perekonomian di Sulawesi Tengah
Pendahuluan
Tingginya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah turut didukung oleh pemanfaatan  sumberdaya alam yang melimpah di wilayah ini. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan pusat pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, serta pertambangan nikel, dengan hasil perkebunan yang dominan di provinsi ini yaitu kakao.

Pembahasan
(Menurut Burhannudin Hasan, Tahmil)  Ekonomi Sulawesi Tengah pada 2017 mendatang diproyeksikan akan mengalami peningkatan. Ditopang oleh industri manufaktur dan sektor pertambangan yang menjadi sumber utama, pertumbuhan ekonomi Sulteng diperkirakan bisa mencapai 12,2 persen.
Menurut Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tengah, tantangan ekonomi, potensi daerah, serta sinergi pelaksanaan kebijakan yang akan ditempuh pemerintah dan BI tentu akan mewarnai prospek perekonomian Sulteng ke depan.
Melalui upaya perbaikan struktur ekonomi, diyakininya kondisi ekonomi daerah ini kedepan akan semakin membaik
(Menurut Burhannudin Hasan, Tahmil).

(Menurut Simreg.Bappenas) Sumber daya alam yang berlimpah, baik di daratan maupun di perairan, memiliki keunikan dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentangan alam, gejala alam seperti terbentuknya pusat laut, peninggalan sejarah dan budaya berupa patung-patung megalitikum. Selain sebagai media pendidikan dan pelestarian lingkungan, obyek wisata ini merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi. Upaya pengembangan pariwisata di Sulawesi Tengah didasarkan pada potensi yang dimilikinya. Sektor pariwisata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan lapangan kerja dan menjadi multiplier effect untuk pengembangan sektor perekonomian yang lain. Objek wisata yang dimiliki Sulawesi Tengah belum ditata dengan baik menjadi daya tarik wisata unggulan, padahal potensinya sangat besar karena alam yang dimiliki masih asli dan memiliki budaya asli Sulawesi Tengah.
Untuk sektor industri, salah satu tantangan yang dihadapi industri nasional saat ini adalah daya saing yang rendah di pasar internasional. Faktor yang menyebabkan rendahnya daya saing tersebut antara lain adanya peningkatan biaya energi, tingginya biaya ekonomi, serta belum memadainya layanan birokrasi. Tantangan lain yang dihadapi adalah masih lemahnya
keterkaitan antar industri (industri hulu dan hilir maupun antara industri besar dengan industri kecil dan menengah), adanya keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan komponen di dalam negeri, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan kemampuan ekonomi antardaerah, serta ketergantungan ekspor pada beberapa komoditas tertentu.Sektor industri Sulawesi Tengah berkontribusi sebesar 6 persen terhadap pembentukan walaupun mengalami peningkatan nilai tambah pada tahun 2014. Pertumbuhan ini didukung oleh adanya peningkatan aktivitas dan produksi semua subsektornya. Potensi sumberdaya alam Sulawesi Tengah yang besar dalam perekonomian harus berimbas pada kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha mandiri, seperti keberadaan industri rakyat karena keberadaan industri menjadi indikator kemajuan suatu daerah. Suatu daerah dianggap maju
jika kelompok sektor sekunder menjadi penopang bingkai perekonomiannya. Sektor industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang diharapkan peranannya semakin meningkat dalam perekonomian daerah maupun nasional. Jumlah perusahaan industri manufaktur besar dan sedang di Provinsi Sulawesi Tengah selama tahun 2009 sampai tahun 2013 cenderung mengalami peningkatan, walaupun pada tahun 2011-2012 tampak stagnan terhadap tahun sebelumnya. Jumlah perusahaan industri manufaktur besar dan sedang di Sulawesi Tengah cenderung meningkat jumlahnya jumlah, yaitu dari 70 perusahaan tahun 2012 menjadi 80 perusahaan tahun 2013. Namun demikian antar golongan industri terjadi penambahan maupun pengurangan jumlah perusahaan di beberapa golongan industri besar dan sedang. Sektor industri usaha mikro, kecil, dan menengah perannya tidak begitu besar dalam pembentukan ekonomi Sulawesi Tengah, namun berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan di provinsi ini Pelatihan dan ketrampilan berwirausaha perlu diberikan kepada masyarakat di wilayah ini untuk meningkatkan daya saing saat memiliki industri mandiri. Pada tahun 2013 jumlah industri manufaktur terbesar adalah industri makanan dan minuman. Industri makanan sebanyak 27 perusahaan atau sebesar 38 persen dari total perusahaan industri manufaktur besar sedang.
Sementara golongan industri lainnya yang juga potensi di daerah ini adalah perusahaan industri kayu dan barang-barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga yang terbuat dari kayu (tidak termasuk furnitur) dan barang-barang anyaman yakni sebanyak 17 perusahaan atau 24 persen dari seluruh perusahaan industri manufaktur besar dan sedang (Menurut Simreg.Bappenas).

Daftar Pustaka
Burhannudin Hasan, Tahmil, 2016, 2017 Ekonomi Sulteng Diprediksi Tumbuh Hingga 12 Persen. Dalam link http://www.metrosulawesi.com/article/2017-ekonomi-sulteng-diprediksi-tumbuh-hingga-12-persen ( Diunduh pada 17 Desember 2016).
Journal. PENGARUH GANDA KOMODITI UBI KAYU DALAM PEREKONOMIAN
SULAWESI TENGAH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.