.

Minggu, 08 April 2018

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan


Abstrak

Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang besar meskipun dalam beberapa tahun terakhir angka resmi menunjukkan tren yang menurun sedikit demi sedikit.
Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di Jawa, Bali, Lombok, dan Kalimantan, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di Medan dan Surabaya
Sebagai kepulauan yang luas, karakteristik dan implikasi kemiskinan sangat bervariasi dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya. Papua memiliki masalah kemiskinan yang serius tersendiri karena isolasi ekonomi, budaya, bahasa dan fisik yang membedakannya dari wilayah lain di Indonesia.


Kata Kunci : Kemiskinan, Indonesia, Kepulauan, Wilayah

Pendahuluan
 Pada bulan Februari 1999, sebanyak 47,97 juta jiwa tergolong miskin, mewakili 23,43% populasi nasional. Namun, jumlah ini harus memperhitungkan pelemahan rupiah pada krisis finansial Asia. Pada bulan Juli 2005, jumlah tersebut berkurang menjadi 35,10 juta, mewakili 15,97% dari populasi keseluruhan. Jumlah terbaru pada bulan Maret 2007, menunjukkan bahwa 37,17 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan mewakili 16,58% dari populasi keseluruhan.

Berdasarkan laporan dari Bank Pembangunan Asia (ADB), penduduk nasional Indonesia pada tahun 2015 berjumlah 255,46 juta jiwa, 11,2% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan nasional.
Garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada rata-rata pengeluaran Rp302.735 per kapita per bulan - sekitar Rp10.000 per hari. Ada juga perbedaan pada awal 2014, di mana 13,8% dari penduduk pedesaan tergolong miskin sementara penduduk perkotaan terdiri dari 8,2%. Ini berasal dari pekerjaan produktivitas rendah yang tersedia di negara sektor pertanian dan jasa low-end.



Pembahasan
   Perkembangan Ekonomi Makro Regional Kalimantan Selatan :
1.     
 Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada triwulan IV-2015 tumbuh terkontraksi  sebesar -0,90%  (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya  (3,06% 8,  yoy).Kontraksi  yang  terjadi  pada pertumbuhan sektor  pertanian  pada  triwulan  laporan utamanya  disebabkan  oleh  turunnya  produksi  padi  dan karet.   Meski   luas   tanam   pada   triwulan   sebelumnya  tercatat   lebih   besar   dari   tahun-tahun sebelumnya, sejalan  dengan  dampak comparative  advantageEl  Nino terhadap  luas  tanam.

2.      Sektor Industri Pengolahan
Peningkatan pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan laporan didorong oleh pertumbuhan subsektor industri makanan dan minuman (kelapa sawit) subsektor subsektor industri mineral nonlogam (semen).

3.      Sektor Perdagangan, Hotel dan Restaurant
Melemahnya sektor PHR bersumber dari penurunan perdagangan besar dan ecaran, reparasi mobil dan sepeda motor maupun penyediaan akomodasi dan makan minum. Perlambatan aktivitas perdagangan ditandai dengan melambatnya pertumbuhan volume total bongkar dan muat

4.      Sektor Transportasi dan Komunikasi.
Impor daerah akan bahan kebutuhan pokok pada triwulan laporan tercatat  tumbuh membaik dan produksi TBS serta ekspor CPO meningkat. Dengan demikian arus pengangkutan darat meningkat. Sementara itu arus pengangkutan sungai danau dan penyeberangan serta udara terindikasi melambat sejalan dengan masih melambatnya sektor pertambangan.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.

Bertambahnya tingkat kemiskinan di Kalsel terkait dengan masalah-masalah yang menimpaekonomi secara nasional. Persoalan kemiskinan bukannya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin, dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Tingkat  kemiskinan  Provinsi Kalimantan  Selatan  keadaan Maret 2016 sebesar 4,85%. Angka ini mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar 0,13 poin dibandingkan keadaan September 2015 yang sebesar 4,72%. Tingkat kemiskinan di daerah perkotaan keadaan Maret  2016 sebesar 3,48% , mengalami penurunan sebesar 0,79 poin dibandingkan dengan September 2015 yang sebesar 4,27%. Sedangkan diperdesaan keadaan Maret 2016 sebesar 5,89%,  mengalami kenaikan sebesar 0,83 poin, dibandingkan September 2015 sebesar 5,06%.

Secara  absolut, jumlah penduduk miskin di  Kalimantan Selatan keadaan Maret 2016 sebanyak 195,70ribu orang. Sedangkan pada September 2015, jumlah penduduk miskin di   Kalimantan Selatan sebanyak 189,16ribu orang. Selama satu semester terjadi penambahan  jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan sebanyak 6,54 ribu orang. Penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 11,7  ribu orang sedangkan di daerah perdesaan, penduduk miskin bertambah sebanyak 18,2 ribu orang.

 Penyebab kemiskinan di Kalimantan Selatan

1.      Inflasi di daerah perkotaan lebih rendah dari daerah perdesaan. Inflasi perkotaan sebesar 0,14    sedangkan di perdesaan 0,42. Pada Maret 2016 terjadi inflasi di daerah pedesaan. Kalimantan Selatan sebesar 0,42%.
2.      Perlambatan kinerja ekonomi Kalimantan Selatan. Pertumbuhan ekonomi pada  triwulan  IV 2015 sebesar 4,14 sedangkan pada triwulan I 2016 sebesar 3,97. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama dari sektor pertambangan batubara, dan komoditi unggulan seperti  sawit dan karet. 

   Dampak kemiskinan bagi masyarakat di Kalimantan Selatan
1.      Berkurangnya rasa nasionalisme terhadap suatu Negara
2.      Banyak terjadinya tindak kejahatan di mana mana 
3.     
 Harga diri suatu Negara yang jatuh dimata dunia dan akan diremehkan
4.      Semakin tidak terurusnya generasi muda oleh orang tua dan terlepas begitu saja dari pendidikan dan pengawasan orang tua 
5.      Hilangnya rasa kegotong royongan dan saling membantu
6.      Timbul banyak nya penyakit di mana mana baik itu penyakit menular sex ataupun penyakin yang di sebabkan karena tempat yang kumuh 
7.      Semakin drastis berkurangnya belajar agama atau keyakinan pada Tuhan 


Kesimpulan
  Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup.


Daftar Pustaka
Ridhanie, Azhar. 2012. Kinerja Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Selatan Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia. Vol 1. Edisi 2.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=166309&val=6065&title=KINERJA%20PEMERINTAH%20DAERAH%20PROPINSI%20KALIMANTAN%20SELATAN%20TERHADAP%20KUALITAS%20PEMBANGUNAN%20MANUSIA. (Diakses pada 15 April 2017). 
(Anonim). 2016. Kondisi Kemiskinan di Kalimantan Selatan Maret 2016 Jumlah Penduduk Miskin 195,70 ribu Orang. Nomor : 039/07/63/Th.XX.https://banjarbarukota.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20160728063248.pdf. (Diakses pada 15 April 2017).
Nurhadijah. 2015. Makalah Geografi Sosial Tema Kemiskinan Di Kalimantan Selatan. http://perkuliahan-nurhadijah.blogspot.co.id/2015/06/makalah-geografi-sosial-tema-kemiskinan.html. (Diakses pada 15 April 2017).
KP. 2016. Jumlah Penduduk Miskin Kalsel Meningkat.http://www.kalimantanpost.com/jumlah-penduduk-miskin-kalsel-meningkat/. (Diakses pada 15 April 2017).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.