.

Selasa, 31 Mei 2016

TEORI SIKLUS EKONOMI

A.      Siklus Ekonomi atau Bisnis
Siklus ekonomi adalah fluktuasi ekonomi yang melanda produksi nasional, pendapatan, kesempatan kerja, yang biasanya berlangsung selama 2 sampai 10 th, yang ditandai dengan adanya kontraksi dan ekspansi di seluruh sektor ekonomi.
Menurut Kusnendi (dalam Modul Makroekonomi), siklus bisnis ekonomi adalah fluktuasi pertumbuhasn ekonomi disekitar trendnya yang meliiputi masa depresi,recovery,boom, dan resesi.
Menurut Yanuar,SE,MM (dalam modul pengantar ekonomi makro), Siklus ekonomi adalah pasang surutnya kegiatan ekonomi di sekitar trend setelah dilakukan penyesuaian musiman
Siklus ekonomi adalah putaran kegiatanperekonomian, kadang kegiatan ekonomi lesu- banyak pengangguran, kadang kegiatan ekonomi bergairah-pengangguran kecil-produktivitas naik. (Magistra Media Maya Community Samarinda Option,pdf)
Siklus bisnis adalah suatu deretan masa resesi dan masa kemakmuran yang berulang-ulang dengan teratur dan yang meluas ke mana-mana.  Siklus siklus bisnis ini harus dibedakan dari variasi musiman (berkurangnya penjualan baju hangat pada musim panas) dan kecenderungan (trend) sekular (terutama yang berhubungan dengan populasi seperti ledakan kelahiran bayi). Tahapan-tahaan dari siklus bisnis ini adalah tahapan kulminasi, kontraksi, resesi, nadir, perbaikan, dan ekspansi. (John Petroff. Translation 2005 Roy Sukamto)
Slump / Resesi / Lembah
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang meluas ke mana-mana. Penurunan semacam ini biasanya menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Suatu resesi yang serius biasanya disebut depresi.
Pengangguran Tinggi
Tingkat permintaan beli rendah atau daya beli yang rendah bila dibandingkan dengan daya produksi yang terpasang / tersedia untuk menghasilkan barang konsumsi. Yang berakibat pada rendahnya laba perusahaan
Perusahaan bisa merugi
Keyakinan akan masa depan makin kecil / menipis. Bisa ditandai dengan anjloknya Index harga saham gabungan
Perusahaan tidak bersedia mengambil resiko investasi baru.
Jika lembah ini cukup dalam = RESESI
Pemulihan / Recovery
Mesin – mesin tua mulai diganti
Kesempatan kerja, pendapatan serta pengeluaran konsumsi meningkat
Harapan akan masa depan makin cerah (IHSG naik)
Penjualan dan laba meningkat
Investasi yang tadinya (pada lembah/resesi) dianggap beresiko kembali diminati karena pandangan atau keyakinan akan masa depan berbalik dari pesimisme menjadi optimisme
Karena permintyaan meningkat, sedangkan pada fase slump tersedia fasilitas produksi twerpasang yang banyak maka perusahaan denganm udah dapat meningkatkan produksi dengan cara mempergunakan kembali apa yang ada serta menggunakan tenaga kerja yang menganggur
Puncak / Peak
Penggunaan kapasitas terpasang pada kondisi tertinggi
Mulai merasakan kurangnya tenaga kerja, terutama tenaga kerja ahli / terampil
Kekurangan bagan baku
Output hanya dapat ditingkatkan dengan menambah investasi baru yang memerlukan waktu
Kenaikan permintaan diikuti dengan kenaikan harga, DEMAND > SUPPLY
Biaya cenderung meningkat (COST Meningkat) namun Price (harga jual ==>> Sales) juga meningkat
Kegiatan usaha umumnya masih sangat menguntungkan
Hingga mencapai BOOM, ditandai dengan IHSG Super BULLISH.
Resesi / Slump ==>> Jatuhnya GNP Riel
Permintaan menurun
Pendapatan rumah tangga menurun
Laba usaha turun
Investasi yang tadinya menguntungkan dengan kurangnya permintaan akan barang menjadi tidak menguntungkan / tidak menarik / makin beresiko

Suatu siklus dalam kegiatan ekonomi mencerminkan fluktuasi (gerak menaik dan menurun) secara bergelombang pada kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Fluktuasi serupa itu terjadi secara berulang dalam suatu jangka waktu tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa siklus kegiatan ekonomi terulang secara periodic, akan tetapi tidak mutlak perlu bersifat regular; artinya, jangka waktu itu dalam masing-masing siklus tidak harus selalu sama lamanya.
Pola siklus ekonomi mencakup tahap ekspansi yang pada suatu saat berbalik menuju tahap kemunduran yang kelak disusul oleh pemulihan ke arah ekspansi lagi. Tahap ekspansi ditandai oleh kegiatan ekonomi yang semakin meningkat dan meluas secara bersam-sama di berbagai ragam kehidupan. Tahap ekspansi disusul oleh tahap kemunduran umum yang bersifat resesi. jika kemunduran itu berlangsung terus menerus selama masa waktu yang lebih panjang, maka resesi menjurus pada tahap depresi dimana dialami proses kontraksi (kegiatan ekonomi berkurang menjadi tersendat-sendat dan terbelakang).
Siklus ekonomi menyangkut segala segi ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya tercermin pada produk nasional dan pendapatan nasional.
Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam rangka pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang menyangkut kebijaksanaan Negara untuk melakukan perubahan structural dalam tata susunan ekonomi masyarakat  tak dapat tiada meliputi usaha jangka panjang yang memakan masa waktu beberapa generasi serta selalu dihadapkan dengan berbagai rupa hambatan dan rintangan.
Oleh sebab itu, sudah masuk akal bilamana kita menempatkan kembali pelajaran yang menyangkut siklus kegiatan ekonomi sebagai jalur pemikiran yang saling berkaitan dengan pemikiran yang saling berkaitan dengan pemikiran dalam teori ekonomi umum, bahkan sebagai bagian integral daripadanya.

Asal mula pemikiran perihal siklus ekonomi
Pada pertengahan abad 19 oleh John Stuart Mill, principle of political economy (1848) telah diungkapkan tentang adanya krisis-krisis komersial (commercial crisis) yang muncul secara periodic. Dalam tahun yang sama, oleh Marx dan Engels dalam Communist Manifesto juga dinyatakan tentang krisis komersial yang dialami secara ulang dan periodic sebagai salah satu cirri pokok system kapitalis.
Kemudian seorang ilmuwan Perancis, Clement Juglar, dibeberkan secara lebih empiris-sistematis sifat dan corak krisis komersial yang berulang secara periodic. Juglar pula yang pertama kali menggunakan istilah siklus (cycle) dengan menonjolkan perkiraan-perkiraan tentang lamanya masa waktu menaik menurun-nya kegiatan ekonomi di antara dua krisis. Dengan kata lain ditunjukkannya pada panjang pendeknya gelombang dalam sesuatu siklus kegiatan ekonomi : dari titik terendah sampai titik terendah berikutnya.
Pada akhir abad 19 atau awal abad 20, dunia ilmu ekonomi diperkaya oleh buah pikiran ekonom Rusia, Tugan-Baranowski. Tugan-Baranowski telah dapat menyajikan suatu kerangka analisis dan dasar teori yang kelak menjadi landasan bagi pemikiran modern dalam ilmu siklus ekonomi. Tugan-Baranowski pula lah yang mengawali perkembangan teori-teori siklus ekonomi yang selama ini dikembangkan dan dipaparkan sejumlah tokoh pemikir lainnya,yang ternyata dalam kajian-kajiannya sudah terdapat telaahan dan kajian penting mengenai teori investasi dan peranannya dalam kegiatan usaha dan pembentukan pendapatan serta adapula yang menekankan pada arti dan fungsi konsumsi. Akan tetapi hal itu masih belum jelas terungkapkan secara terpadu mengenai kaitan anatara factor-faktor yang berpengaruh itu. Lagipula perkembangan teori di bidang ilmu siklus ekonomi selam itu berlangsung dalam suatu jalur pemikiran tersendiri, seakan-akan terpisah dari teori ekonomi umum. Namun hal tersebut menjadi berkaitan dan memiliki keterpaduan dalam kerangka analisis dan system pemikiran yang dikembangkan oleh Keynes yang kemudian disusun secara lebih kohesif-sistematis oleh Hansen.
Dari kerangka analisis Keynes mengenai fluktuasi dalam gerak kegiatan usaha sering ditandai oleh goncangan-goncangan yang membawa dampak luas terhadap ekonomi masyarakat secara menyeluruh,terutama melalui goncangan pada pendapatan dan kesempatan kerja. Keynes juga memperhatikan perkembangan pemikiran yang telah dirintis oleh pakar ekonomi di Eropa Kontinental, sehingga pemikiran-pemikiran mereka diandalkan dalam karya Keynes.
Kerangka analisis dan pola pendekatan dalam system pemikiran Keynes merupakan perkembangan lanjutan secara logis dari perkembangn pemikiran yang sebelumnya berlangsung di Eropa continental. Namun yang mengherankan ialah bahwa setelah Keynes-Hansen, pemikiran teoritis tentang permaslah fluktuasi dalam gerak kegiatan ekonomi seolah-olah diabaikan. Sikap tersebut di akalngan ahli seakan-akan gejolak fluktuasi ekonomi sudah dapat ditanggulangi secara memadai oleh kebijksanaan fiscal yang kontra-siklis atau oleh langkah tindakan di bidang moneter.


Perkembangan selama dasawarsa-dasawarsa ’70 dan ’80 membuktikan bahwa anggapan-anggapan serupa itu tidak dibenarkan oleh kenyataan empiris. Baru beberapa tahun terakhir ini timbul lagi perhatian dan minat untuk mempelajari dan memahami secara lebih mendalam hal-hal yang menyangkut gerak gelombang kegiatan ekonomi. terutama pada serangkaian factor dinamika yang mengambilperanan strategis dalam perkembangan dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Jenis Siklus Ekonomi
Dari karya Joseph Schumpeter, terdapat empat jenis siklus ekonomi.
1.   Siklus jangka pendek, menyangkut gerak gelombang kegiatan ekonomi selam 3-4 tahun (rata-rata berkisar pada 40 bulan) dari tingkat terendah sampai tingkat terendah berikutnya. siklus ini dikenal dengan siklus Kitchen (Joseph Kitchen), yang membeberkan adanay siklus ekonomi dengan menunjuk pada cirri pokoknya. Faktor dinamika yang sangat mempengaruhi perkembangan dalam siklus jangka pendek berkenaan dengan investasi dalam persediaan stok barang-barang.
2.   Siklus jangka menengah, meliputi masa waktu 7-11 tahun (rata-rata berkisar pada 9 tahun) dan disebut Siklus Juglar. Pola dan arah perkembangannya dipengaruhi terutama oleh investasi dalam barang modal atau perlatan modal fisik yang bersifat tetap.
3.    Siklus jangka menengah/panjang meliputi masa waktu 15-22 tahun (rata-rata kurang dari 20 tahun) dan disebut Siklus Kuznets. Kuznets menunjuk pada berlangsungnya siklus ini yang berada di antar masa waktu Siklus Juglar dan Gelombang Kondratieff (jangka panjang). dalam siklus ini kegiatan sector konstruksi dianggap mengambil peranan penting; bukan hanya sebagai cermin kegiatan usaha konstruksi, melainkan pada gilirannya dilakukan berbagai investasi yang bersangkutan dengan sector prasarana, bangunan,perumahan.
4.    Gerak kecenderungan jangka panjang menyangkut gelombang ekonomi selama masa waktu 40-60 tahun (rata-rata 54 tahun) dan disebut denga gelombang Kondratieff (Nicolai Kondratieff), berdasarkan penelitiannya ada empat factor kekuatan mendasar yang mempengaruhi pola dan arah gerak kecenderungan dalam ekonomi jangka panjang yaitu : (1) inovasi dan teknologi, (2) peperangan dan revolusi, (3) produksi emas, (4) SDA, khusus sector pertanian.
faktor-faktor kekuatan strategis dalam tiga siklus di atas sedikit banyak bersifat endogen, artinya factor tersebut terkandung dalam proses kegiatan ekonomi sendiri yang berlangsung dalam tata susunan ekonomi. sedangkan dalam gelombang jangka panjang, perkembangan ekonomi sangat dipengaruhi serangkaian factor dinamika yang bersifat eksogen.

1.        Siklus Kitchen Dalam Perkembangan Jangka Pendek
Oleh Joseph Kitchen, dalam Cycles and Trend s in Economic Factors, Review of economic Statistics no.5 (1923) dibentangkan tentang gerak kegiatan ekonomi yang meningkat dan menurun dalam jangka pendek. Satu sama lain terlihat pada produksi dan kesmpatan kerja, dan juga pada perkembangan harga komoditi primer. Fluktuasi yang dimaksud berlangsung tidak begitu lama dan berkaitan dengan bertambahnya atau berkurangnya investasi dalam stock barang-barang yang diperlukan dalam satuan-satuan usaha. oleh sebab itu, siklus Kitchen juga dipandang sebagai inventory cycle (inventaris barang).
Faktor-faktor utama yang mendorong fluktuasi dalam kegiatan ekonomi jangka pendek bersifat endogen. Dalam tahap ekspansi di kala kegiatan ekonomi meningkat dan meluas, oleh dunia usaha dilakukan penambahan investasi ke dalam persediaan stok. Pada titik puncak perkembangan jangka pendek, kegiatan ekspansi mengalami beberap kendala,seakan-akan mengalami kejenuhan. kendala-kendala yang dimaksud ada sangkut pautnya dengan tercapainya suatu keadaan dimana kapasitas produksi yang terpasang dalam masyarakat sudah digunakan sepenuhnya dengan kesempatan kerja penuh. Adapun dalam proses ekspansi ekonomi mengalami kesulitan-kesulita dalam lalu lintas pembayaran luar negeri. Dengan batasan-batsan tersebut proses ekonomi menjadi terseret. perkembangannya menurun dan menuju pada tahap resesi. Dalam keadaan ini, dialami surplus dalam persediaan stok barang-barang sebagai akibat investasi di tahap selanjutnya.
Dalam praktek biasanya terjadikelambatan pada pihak dunia usaha maupun pihak kebijaksanaan pemerintah dalam respons dan reaksinya terhadap perekmbangan keadaan yang sudah berubah. dengan kata lain, sering dialami ketinggalan waktu ataupun time-lag dalam reaksi dan respons terhadap perubahan-perubahan ekonomi. unsure time-lag sangat penting artinya,di kala hendak dilakukan langkah tindakan kontra-siklus,timingnya sudah tidak tepat dan (jauh) terlambat sehingga hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Permasalhan inikurang diperhatikan dalam pola pendekatan dalam system analisis pemikiran Keynes dan golongan Neo Keynes. Hal ini pun oleh Galbraith dianggap sebagai asimeuri politik (political asymery).


Dengan begitu, secara umum dapat dikatakan bahwa perkembangan ekonomi di Negara-negara industry memang secara berkala mengalami goyangan dalam jangka pendek. Kebanyakn Negara berkembang mempunyai corak ekonomi terbuka yang dewasa ini sangat tergantung dari produksi dan ekspor komoditi primer. Negara tersebut senantiasa mengalami dampak dari factor eksternal yang bersumber dari naik turunnya kegiatan ekonomi di Negara-negara industry. Hal itu menimbulkan fluktuasi pada permintaan akan komoditi primer dari Negara-negara berkembang.
Hal itu tentu membatasi ruang gerak kebijaksanaan pemerintah di bidang neraca pembayaran luar negeri. Dengan kata lain, goncangan siklis-konjungtural menyulitkan konsistensi dan kontinuitas akan kebijaksanaan structural dalam rangka pembangunan ekonomi. Hal yang sama berlaku mengenai ramifikasi (akibat pengaruh ang bercabang-cabang di berbagai ragam kegiatan ekonomi) dari siklus jangka menengah.

2.        Siklus Juglar dalam Perkembangan Jangka Menengah
Clement Juglar, penulis Des Crises commerciales et de leur retour périodique en France, en Angleterra et aux Etats – Unis (1861, edisi revisi 1889) harus dipandang sebagai seorang pionir dalam ilmu siklus ekonomi. Sebab, ialah yang untuk pertama kali memaparkan secara sistematis hasil pengamatannya dan kajiannya mengenai sebab krisis dan depresi yang secara berulang terjadi dalam siklus kegiatan ekonomi.
Clement Juglar sebenarnya adalah seorang dokter kesehatan yang tidak mendapat pendidikan formal sebagai ekonom profesional. Meskipun begitu dalam penilaian Schumpeter, Juglar adalah seorang genius yang dari segi penguasaan metode ilmiah dan berdasarkan karyanya dibidang ekonomi harus dianggap sebagai seorang pakar ekonomi besar sepanjang masa.
Judul karya Juglar sudah jelas mencerminkan pengamatannya tentang peristiwa krisis yang muncul secara berulang (retour) dan berkala (périodique) dalam fluktuasi siklus kegiatan usaha. Studinya menyangkut perkembangan ekonomi di tiga buah negara : Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Ketiga negara itu merupakan negara-negara industri yang terkemuka dalam bagian kedua abad XIX.
Analisis Juglar didukung oleh banyak data statistik yang secara luas meliput berbagai segi ekonomi : harga komoditi, tingkat bunga, kredit perbankan, perkembangan penduduk, tingkat perkawinan, dll. Pendekatannya terhadap permasalahan yang dipelajari menunjukkan pandangan terpadu antara fenomena ekonomi, perspektif sejarah dan statistik-empiris. Dengan demikian, Juglar dapat memberi gambaran tentang hubungan/ korelasi (jalan perkembangan yang seiring-searah) diantara data-data mengenai berbagai bidang kegiatan yang dimaksud di atas. Satu sama lain memberi pengertian yang lebih jelas mengenai proses dan mekanisme silih-bergantinya secara susul-menyusul tahap ekspansi-kemakmuran dan tahap resesi-depresi. Dalam kerangka pemikiran Juglar siklus ekonomi meliputi tiga tahap : (1) tahap ekspansi dalam kegiatan ekonomi yang menuju pada kemakmuran (prosperity); (2) tahap krisis; (3) tahap likuidasi. Krisis tidak dapat dihindarkan dalam berlangsungnya siklus ekonomi, tetapi dapat diperkirakan sebelumnya. Ternyata bahwa perkiraan-perkiraan Juglar mengenai perkembagan yang dimaksud juga akurat.
Oleh Juglar sendiri tidak dikemukakan suatu kurun waktu yang pasti yang memisahkan satu krisis dari saat terjadinya krisis yang berikut; ia hanya menunjuk pada masa jangka menengah yang meliputi minimal 7 tahun dan maksimal 11 tahun, sedangkan dalam perkembangan sejarah masa rata-rata berkisar pada 9 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

 
Sumitro Djojohaadikkusumo, perkembangan pemikiran ekonomi,buku I dasar teori dalam ekonomi umum. Yayasan obor Indonesia,Jakarta 1991.
Kusnendi, Makroekonomi dalam perspektif filsafat keilmuan. UPI 2002
Paul A. Samuelson, William D. Nordhaus. 2001. Ilmu Makro Ekonomi, Edisi Ketujuhbelas. Jakarta: PT Media Global Edukasi
Deliarnov,Perkembangan Pemikiran Ekonomi (edisis revisi). 2003. Jakarta: raja grafindo perkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.