Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang
terus-menerus bertumbuh, pada satu tahun bahkan satu triwulan pun mengalami
penurunan. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik-turun perekonmian dikenal sebagai
siklus ekonomi.
1.
Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai
gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang teridiri atas empat elemen:
a.
Gerakan menaik
b.
Titik puncak atau kulminasi
c.
Gerakan menurun
d.
Titik terendah atau nadir
Biasanya
indicator yang digunakan untuk menganilisis siklus ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi atau jumlah output rill, serta
tingkat harga.
2.
Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang Memengaruhi
a.
Siklus Jangka Pendek
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Faktor-faktor yang diduga
memengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah dan adat istiadat atau
kebiasaan.
b.
Siklus Jangka Menengah
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Menurut William
Stanley Jevon, siklus ekonomi di bumi (dalam hal ini perekonmian inggris)
dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus bintik matahari yang berdaur
ulang 11 tahun sekali.
c.
Siklus Jangka Panjang
Durasi sikus ini berkisar antara 48—60 tahun. Salah satu faktor yang
diduga berada di belakang siklus jangka panjang adalah ditemukan dan
diterapkannya teknolgi baru.
3.
Siklus Ekonomi Kesempatan Kerja dan Inflansi
a.
Siklus Ekonomi dan Kesempatan Kerja
Secara umum ada hubungan
positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama bila
analisisnya jangka pendek. bila output riil berada di bawah output natural,
maka tingkat pengangguran meningkat dan melebihi tingkat pengangguran natural.
Sebaliknya, bila output riil melebihi output natural tingkat pengangguran akan
menurun dan lebih rendah daripada tingkat pengangguran natural. Jika output
riil sama dengan output natural, tingkat pengangguran akan sama dengan tingkat
pengangguran natural.
b.
Siklus Ekonomi dan Inflansi
Diagram
(a) adalah siklus output dan diagram (b) adalah siklus inflansi. Dari diagram
terlihat bila output rill berada di bawah output natural, inflansi cenderung
menurun. Sebaliknya, bila output rill berada di atas output natural, inflansi
cenderung meningkat.
1.
Pengelolaan Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi
tidak dapat terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelola siklus agar
dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus
diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik turun output
diusahakan tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang
terus meningkat.
Sumbu
vertical dalam diagram adalah output riil. Sedangkan garis lurus adalah trend
output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output sangat besar, karena
simpangan siklus selama periode sangar besar. Namun karena pengelolaan yang
baik, maka simpangan dalam periode selanjutnya mengecil, sementara ekonomi
mampu mempertahankan pertumbuhan hangka panjangnya karena output natural terus
menigkat.
a. Kebijakan Jangka
Pendek
Target utama
kebijakan jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output
natural (output gap).
b. Kebijakan Jangka
Panjang
Target yang ingin
dicapai dalam jangka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan
ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan
yang mengecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
1. Siklus
Ekonomi Indonesia
1.) Periode 1969-1995
a. Indikator PDB Riil
Bila menggunakan data PDB riil bertahun dasar 1990,
perekonomian Indonesia selama 1969-1994 terus mengalami pertumbuhan, dalam arti
selama PJP I perekonomian Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif).
Selama PJP I pemerintah dapat mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. Hal
ini yang menyebabkan selama PJP I, PDB riil menjadi sekitar 6 kali lipat.
b. Indikator
Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan indikator pertumbuhan ekonomi dapat
disimpulkan bahwa selama PJP I mengalami fluktuatif tingkat pertumbuhan
ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif disebabkan
perekonomian Indonesia sangat tergantung kepada kondisi eksternal. Misalnya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode 1970-an, khususnya 1971-1973
disebabkan naiknya harga minyak bumi, yang meningkatkan penerimaan
ekspor migas (oil boom). Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang rendah
terutama pada periode 1982, disebabkan perekonomian mengalami resesi.
2.) Periode 1990-an
Memasuki tahun 1990-an perekonomian Indonesia kembali
menikmati pertumbuhan tinggi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi ini menyebabkan
selama 7 tahun pertama periode 1990-an, PDB riil hamper menjadi dua kali lipat
yaitu dari RP 263 triliun di tahun 1990 menjadi RP 434 triliun di tahun 1997.
3.) Krisis Ekonomi 1998
Selama periode 1990an, resesi terjadi pada triwulan
pertama dan kedua 1998. Resesi ini menandai dimulainya krisis ekonomi
Indonesia, setelah diawali krisis nilai tukar rupiah pertengahan tahun 1997.
Memasuki tahun 1999 perekonomian tidak mengalami penurunan output lagi,
sedangkan tahun 2000 output sudah mulai tumbuh kembali. Namun tingkat
pertumbuhan masih di bawah rata-rata 1990-1999.
Krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari
mekanisme pasar yang ditempuh pemerintah. Risiko dari mekanisme pasar adalah
kegagalan pasar (market failure), yang disebebkan ketidaksempurnaan
informasi (imperfect information) dan penyimpangan moral (moral
hazard) para pelaku ekonomi.
Daftar Pustaka:
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE
Adiwarman. 2008. Ekonomi Makro Islam . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi ketiga/Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Jakarta: Indonesia, 2008.
Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi ketiga/Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Jakarta: Indonesia, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.