.

Selasa, 10 Mei 2016

EKONOMI SECARA LUAS

Ekonomi Secara Luas
Pada dasarnya, kebanyakan orang beranggapan bahwa konsumsi dan pengeluaran adalah faktor utama yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Namun anggapan tersebut sebenarnya kurang tepat, karena yang lebih berperan dalam pertumbuhan ekonomi sebenarnya adalah saving dan produksi. Hal ini dapat dijelaskan melalui perumpamaan bahwa jika Anda hanya melakukan kegiatan konsumsi yaitu membeli barang-barang seperti rumah, mobil, dan berbelanja, maka Anda hanya akan menambah jumlah tagihan kartu kredit, dan beban pembayaran.
Keadaan ini akan berbanding terbalik apabila Anda melakukan penghematan uang dengan cara menyimpannya dan menggunakannya sebagai modal untuk membuka suatu usaha atau bisnis. Dengan usaha atau bisnis yang dijalankan, secara otomatis Anda telah melakukan kegiatan produksi selain hanya melakukan konsumsi. Maka dari itu, setiap konsumsi seharusnya dibarengi dengan produksi, dan akan lebih baik apabila memperbanyak jumlah produksi jika dibandingkan dengan jumlah konsumsi. Produksi yang dihasilkan secara terus menerus akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Namun pada kenyataannya, kegiatan konsumsi umum banyak dilakukan oleh orang namun tanpa diimbangi dengan kegiatan produksi. Dengan kata lain orang hanya terbiasa spend tanpa produce.
Hal-hal yang termasuk ke dalam kategori konsumsi sangat beragam. Salah satunya adalah kegiatan membeli segala bentuk produk dan jasa. Namun sebagian besar masyarakat umumnya menganggap konsumsi hanya berkaitan dengan makanan dan minuman. Padahal pada kenyataannya, kegiatan konsumsi tersebut dapat dijelaskan dengan sangat luas.
Kegiatan konsumsi tentunya tidak terlepas dari kaitannya dengan masyarakat. Karena seseorang pasti melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemakaian barang-barang hasil produksi meliputi pakaian, makanan, rumah, mobil, dan lain sebagainya. Seseorang pasti melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan konsumsi dan pembelian suatu barang atau jasa.
Secara luas, definisi konsumsi mengambil istilah dari dua bahasa yang berbeda, yaitu Bahasa Belanda dan Bahasa Inggris. Dalam istilah dari Bahasa Belanda, konsumsi berasal dari kata consumptie yaitu segala kegiatan yang dipergunakan dengan tujuan untuk mengambil kegunaan pada suatu produk dan jasa. Sedangkan dari Bahasa Inggris, konsumsi berasal dari kata consumption yang berarti pemakaian, menggunakan, pemanfaatan, dan atau pengeluaran. Seperti yang diketahui, cakupan konsumsi ini sangat luas dan tidak terbatas hanya pada satu benda maupun jasa tertentu.

Teori Konsumsi menurut Ahli dalam Ekonomi Makro

Jika dijabarkan kedalam penjelasan ekonomi makro, maka konsumsi dapat diartikan sebagai variabel makro ekonomi yang dilambangkan dengan huruf “C” yaitu singkatan dari consumption. Consumption disini dikategorikan ke dalam klasifikasi konsumen rumah tangga, yaitu pembelanjaan barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau melakukan pembelian berdasarkan pendapatan yang dimiliki atau diperoleh.
Ketika kegiatan konsumsi itu tidak menghabiskan seluruh pendapatan yang dihasilkan, maka sisa uang yang dimiliki disebut sebagai tabungan. Tabungan ini dilambangkan dengan huruf “S” yaitu singkatan dari kata saving dalam Bahasa Inggris. Jika dilihat dalam perhitungan makro, maka perhitungan dari penjumlahan seluruh pengeluaran-pengeluaran belanja dan konsumsi masing-masing rumah tangga dalam cakupan satu negara disebut sebagai pengeluaran konsumsi masyarakat suatu negara.
Mengapa analisis makro ekonomi menghitung berdasarkan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga? Terdapat beberapa alasan mengapa menggunakan perhitungan belanja konsumsi rumah tangga, yaitu alasan pertama adalah karena konsumsi rumah tangga telah memberikan pemasukan yang besar untuk pendapatan suatu negara. Alasan yang kedua adalah pertimbangan bahwa besarnya pengeluaran untuk konsumsi berbanding lurus dengan besarnya pendapatan yang diperoleh. Sehingga semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka semakin besar pula jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh suatu rumah tangga. Hal inilah yang mempengaruhi besaran fluktuasi kegiatan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu.

1.      Pengertian Konsumsi dari John Maynard Keynes

Keynes berpendapat bahwa besarnya konsumsi rumah tangga, tergantung dari pendapatan yang dihasilkan. Perbandingan antara besar nya konsumsi dan pendapatan disebut Keynes sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC). MPC ini digunakan untuk mengukur bahwa semakin besar pendapatan yang dimiliki, maka tingkat konsumsi rumah tangga juga tinggi, dan begitu pula sebaliknya.
Fungsi Konsumsi Keynes adalah C = Co =cYd. Dimana Co adalah konsumsi otonom (The Autonomus Consumption). Dan Yd adalah pendapatan yang bisa digunakan untuk konsumsi. Rumus Yd adalah Y - Tx + Tr. Dimana Tx adalah pajak, dan Tr adalah subsidi atau transfer. Dari rumus tersebut dapat diperoleh rata-rata konsumsi atau Average Propensity to Consume (APC) yaitu perbandingan jumlah konsumsi dibandingkan dengan pendapatan. Kemudian jika terjadi perubahan yaitu tambahan pendapatan sehingga menambah jumlah konsumsi, maka dapat dihitung dengan Marginal Propensity to Consume atau perubahan konsumsi yang terjadi karena pendapatan yang meningkat.

2.      Pengertian Konsumsi dari Hipotesis Franco Modigliani

Teori Konsumsi Modigliani beranggapan bahwa besarnya konsumsi, tidak harus tergantung berdasarkan dari pendapatan. Karena pada dasarnya pendapatan itu sendiri sangat bervariasi, yaitu ketika seseorang dapat tetap mengatur pendapatannya dari tabungan ketika pendapatan sedang rendah, tinggi, maupun tidak ada pendapatan misal karena pensiun yang telah dibayarkan dimuka, dan lain sebagainya. Teori konsumsi Modigliani ini disebut sebagai Hipotesis Daur Hidup (Life Cycle Hypothesis). Teori ini menjelaskan bahwa besarnya konsumsi tidak hanya bergantung pada besarnya pendapatan, namun juga berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki, dimana kekayaan ini dapat dihasilkan melalui tabungan, investasi, penyisihan pendapatan, warisan, dan lain sebagainya.

3.      Pengertian Konsumsi dalam James Dusenberry

Teori konsumsi Dusenberry mengemukakan bahwa jumlah konsumsi seseorang dan masyarakat tergantung dari besarnya pendapatan tertinggi yang pernah dimiliki atau dicapai oleh seseorang atau masyarakat tersebut.  Teori Dusenberry tersebut berdasarkan pada dua asumsi yaitu interdependen dan irreversibel.
Interdependen adalah besar konsumsi seseorang yang dipengaruhi oleh besarnya konsumsi orang lain. Irreversibel adalah tingkat pengeluaran konsumsi yang menyesuaikan dengan jumlah pendapatan yang dimiliki. Yaitu misalnya ketika seseorang memiliki pendapatan yang tinggi, maka tingkat pengeluran konsumsinya pun menjadi tinggi atau besar. Namun ketika seseorang mengalami penurunan pendapatan, maka tingkat pengeluaran konsumsi nya pun menjadi rendah atau ikut menurun.

4.      Teori Konsumsi dari Herman Heinrich Gossen

Menurut Gossen, terdapat dua asumsi yang mendasari seseorang untuk melakukan konsumsi, yaitu konsumsi vertikal dan konsumsi horizontal. Pada asumsi ini, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan. Asumsi konsumsi vertikal adalah ketika seseorang memprioritaskan pemenuhan suatu kebutuhan pada level tertinggi sehingga ketika hal itu tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan yang tinggi pula. Hal ini berakibat kurangnya perhatian pada kebutuhan yang lain sehingga kebutuhan yang lain akan dianggap tingkat kepuasannya rendah.
Asumsi konsumsi horizontal adalah ketika seseorang memperhatikan semua kebutuhannya secara sama penting dan merata dengan memperhatikan sekaligus banyak kebutuhan. Sehingga seseorang tersebut berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya dan berusaha memperoleh tingkat kepuasan yang sama rata dengan semua jenis pemenuhan kebutuhan tersebut.

5.      Pengertian Konsumsi menurut Irving Fisher

Teori konsumsi menurut Fisher adalah pertimbangan yang dilakukan seseorang untuk melakukan Teori konsumsi dari Friedman beranggapan bahwa jumlah konsumsi seseorang bergantung dari pendapatan permanen seseorang tersebut. Dan teori Friedman ini dapat dijelaskan dan dijabarkan ke dalam suatu rumus yaitu Y = Yp + Yt dan C = α . Yp
Yaitu dimana Y adalah pendapatan disposable, Yp adalah pendapatan permanen, Yt adalah pendapatan transistori, dan α adalah kosntanta.

Tujuan Konsumsi

a.       Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap.
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.
b.      Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus.
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-brang yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluwarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.
c.       Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani
Hal-hal yang termasuk ke dalam konsumsi ini adalah seperti contohnya perjalanan haji dan umroh bagi umat muslim ke Negara Arab Saudi. Hal seperti ini akan menimbulkan kepuasan batin dan rohani bagi seseorang yang ingin melakukannya. Tentu saja untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan biaya perjalanan, biaya pendaftaran, dan lain sebagainya. Namun jika seseorang telah memiliki niat kuat, maka hal tersebut tidak akan menjadi suatu masalah yang besar.

Sumber:

digilib.uinsby.ac.id/1000/5/Bab%202.pdf
www.gudangmakalah.com › Makalah Ekonomi
Buku Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Ketiga Penerbit Fakultas Ekonomi UI

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.