.

Senin, 08 Mei 2017

Pendapatan Nasional Indonesia Tahun 2016

 @B32-Rinaldi

Oleh: Rinaldi Mugiyono

       I.            Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.


    II.            Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
  • Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
  • Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
  • Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
  • Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
  • Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

 III.            Penghitungan pendapatan Nasional
Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
  • Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
  • Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
  • Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( X − M {\displaystyle X-M} )
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

 IV.            Pendapatan Negara 2016
Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sementara. Dari keseluruhan, pencapaian pendapatan negara ‎Rp 1.551,8 triliun, realisasi belanja negara Rp 1.859,5 triliun, sehingga defisit anggarannya Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani menyebut, capaian pendapatan negara Rp 1.551,8 triliun hanya sebesar 86,9 persen terhadap target APBN-P di 2016 sebesar Rp ‎1.786,2 triliun. Terdiri dari pendapatan dalam negeri yang mencapai 1.546 triliun atau 86,6 persen dari target Rp 1.784,2 triliun dan penerimaan hibah Rp 5,8 triliun atau 295,2 persen dari target Rp 2 triliun.
Dari penerimaan perpajakan, kata dia, realisasinya 83,4 persen menjadi Rp 1.283,6 triliun. Sementara targetnya di tahun ini Rp 1.539,2 triliun. Rinciannya penerimaan dari pajak 81,5 persen atau Rp 1.104,9 triliun ‎dari target Rp 1.355,2 triliun, serta penerimaan dari bea cukai Rp 178,7 triliun atau 97,2 persen dari patokan Rp 184 triliun.
‎"Penerimaan pajak tumbuh 4,2 persen, tapi masih lebih rendah Rp 33 triliun dari outlook sebelumnya sebesar Rp 218 triliun. Tax amnesty menyumbang Rp 107 triliun," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Selasa (3/1/2016).
Sementara untuk pos belanja negara yang terealisasi Rp 1.859,5 triliun atau 89,3 persen dari target yang telah ditetapkan di APBN-P 2016 sebesar Rp 2.082,9 triliun. Di breakdown lebih rinci, penyerapan belanja pemerintah pusat terealisasi Rp 1.148,5 triliun atau 87,9 persen dari target Rp 1.306,7 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 710,9 triliun atau 91,5 persen dari target Rp 776,3 triliun.
Dari realisasi belanja pemerintah pusat, penyerapan belanja Kementerian/Lembaga 88,3 persen menjadi Rp 677,6 triliun dari target Rp 787,8 triliun dan belanja non Kementerian/Lembaga Rp 471 triliun atau 87,4 persen dari target Rp 538,9 triliun.
Sementara pada pos transfer ke daerah, pencapaiannya 91,9 persen Rp 664,2 triliun atau lebih rendah dari target APBN-P 2016 sebesar Rp 729,3 triliun, sedangkan dana desa dari target Rp 47 triliun dan realisasinya 99,4 persen menjadi Rp 46,7 persen.
Dengan demikian, realisasi keseimbangan primer defisit Rp 124,9 triliun atau 118,4 persen dari target Rp 105,5 ‎triliun. Sedangkan pencapaian defisit fiskal di APBN-P 2016 sebesar Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen terhadap PDB. Realisasinya melebar dari target 2,35 persen dari PDB atau Rp 296,7 triliun.
"Defisit APBN terjaga pada tingkat yang aman karena di outlook setelah penghematan, defisit diperkirakan 2,5 persen terhadap PDB atau Rp 315,7 triliun," ujar Sri Mulyani.
Untuk realisasi pembiayaan defisit anggaran mencapai 111,3 persen menjadi Rp 320,3 triliun dari target Rp 296,7 triliun. Pembiayaan dari dalam negeri realisasinya Rp 344,9 triliun atau 115,3 persen dari target Rp 299,3 triliun. ‎Sementara realisasi pembiayaan luar negeri minus Rp 14,6 triliun, sehingga ada SiLPA Rp 22,7 triliun.
"Di tengah ketidakpastian perekonomian dunia, kami bisa mengelola APBN 2016 dengan baik untuk fokus menjalankan ‎APBN sebagai instrumen yang penting, kredibel, efektif, efisien, dan berkelanjutan," tandas Sri Mulyani.
    V.            10 Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
1. Membantu menghitung jumlah pendapatan suatu negara
Sesuai dengan namanya, penghitungan pendapatan nasional memiliki manfaat utama yang sangat penting, yaitu untuk menghitung seberapa besar pendapatan nasional yang diperoleh dalam satu periode tertentu. satu periode yang dihitung biasanya adalah dalam jangka waktu satu tahun kegiatan ekonomi sebuah Negara berlangsung.
Dengan mengetahui seberapa besar pendapatan nasional dari suatu Negara, maka hal ini dapat menjelaskan, apakah suatu Negara bisa dibilang Negara yang makmur atau tidak.
2. Membantu mengetahui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan suatu Negara
Selain mengetahui seberapa besar pendapatan dari sebuah negara, penghitungan pendapatan nasional ini juga bermanfaat untuk mengetahui kerugian dan juga keuntungan yang dihasilkan oleh suatu Negara. Melalui penghitungan sederhana, suatu negara bisa dikatakan memiliki keuntungan yang sangat besar. Bahkan mungkin mengalami suatu kerugian atau kebangkrutan melalui penghitungan pendapatan nasional ini.
3. Membantu untuk mengetahui pengeluaran suatu negara
Manfaat penghitungan pendapatan nasional juga berguna untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran yang dilakukan oleh suatu Negara. Dengan mengetahui besaran pengeluaran dari suatu Negara, maka para ahli ekonomi Negara dapat menentukan, apakah Negara tersebut terlalu banyak melakukan pengeluaran atau tidak, dan akan menentukan kebijakan-kebijakan pemerintah lebih lanjut.
4. Membantu untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu Negara
Dengan melakukan penghitungan pendapatan nasional, maka kita sebagai warga Negara dunia akan mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Hal ini dapat dihitung melali rumus yang sudah disebutkan sebelumnya, dimana tingkat pertumbuhan ekonomi dinyatakan dalam bentuk persen (%). Hal ini dapat mengkategorikan apakah suatu Negara berada pada pertumbuhan ekonomi yang lambat atau tinggi pertumbuhan ekonominya.
5. Sebagai acuan dalam melakukan analisis ekonomi
Salah satu hal yang paling menarik dari hasil penghitungan pendapatan nasional adalah berbagai macam analisa yang akan muncul. Baik dari para ahli ekonomi, pejabat pemerintahan, hingga masyarakat luas mengenai hasil penghitungan pendapatan nasional dari suatu negara. Dengan munculnya hasil penghitungan pendapatan nasional akan muncul beragam analisa, mengenai 5W1H, yaitu :
  • Mengapa
  • Apa
  • Bagaimana
  • Kapan
  • Siapa
  • Dimana
Semua pertanyaaan beradasarkan basis 5W1H ini akan mengarah kepada hasil dari penghitungan pendapatan nasional. Hal ini digunakan untuk menganalisa kegiatan suatu negara dalam satu periode terakhir.
6. Membandingkan pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan negara lainnya
Salah satu manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah bahwa penghitungan pendapatan nasional mampu untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi antar Negara. Penghitungan pendapatan nasional mampu memberikan data akurat mengenai pertumbuhan ekonomi suatu Negara, dan dapat memberikan informasi mengenai perbandingan pertumbuhan ekonomi antar Negara.
7. Mengetahui seberapa besar kontribusi dari sector bisnis terhadap pendapatan nasional
Saat menggunakan penghitungan pendapatan nasional, maka manfaat lain yang diperoleh adalah mengetahui sektor bisnis atau industri. Apa saja yang paling berperan dalem mempengaruhi hasil dari penghitungan pendapatan nasional. Apakah sektor industri, jasa atau sektor bisnis lainnya yang merupakan penyumbang terbesar dari hasil penghitungan pendapatan nasional tersebut?
Apabila sudah diketahui sektor apa saja yang berperan penting dalam penghitungan pendapatan nasional, maka pemerintah suatu negara dapat mengoptimalkan sektor tersebut. Agar pada periode berikutnya suatu negara bisa mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi.
8. Menjadi salah satu rumusan pembuatan kebijakan dari pemerintah
Manfaat lainnya dari penghitungan pendapatan nasional adalah dapat menjadi acuan dan dasardari kebijakan pemerintah. Hasil penghitungan pendapatan nasional, seperti untung rugi, kontribusi sector, dan juga pertumbuhan ekonomi Negara dapat menjadi dasar dari pembuatan kebijakan, apakah suatu Negara harus menambah tingkat pertumbuhan ekonomi, atau harus melakukan hutang luar negeri, dan sebagainya.
9. Digunakan untuk penggolongan suatu Negara
Negara agraris, negara industri, negara minyak, merupakan beberapa label yang diberikan kepada suatu Negara karena kontribusi sector terbesarnya. Inilah salah satu manfaat dari penghitungan pendapatan nasional, dengan mengetahui analisa lengkap dari penghitungan pendapatan nasional, maka dapat diketahui label dari suatu Negara, apakah Negara tersebut maju atau berkembang, dan masuk ke dalam golongan manakah Negara tersebut?
10. Mengukur tingkat kemakmuran suatu Negara
Manfaat penghitungan pendapatan nasional juga dapat mengukur tingkat kemakmuran dari suatu negara. Hal ini dapat diperoleh setelah melakukan penghitungan pendapatan nasional, dimana akan diperleh laju pertumbuhan ekonomi dan juga seberapa banyak pendapatan, untung serta rugi yang diperoleh dalam suatu Negara. Semakin baik laju pertumbuhan ekonomi dari suatu Negara, maka akan semakin makmur Negara tersebut.
Itulah beberapa manfaat dai penghitungan pendapatan nasional. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda mengenai pendapatan nasional, yang mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu negara.

Daftar Pustaka :

Anonim. 2017. “Pendapatan nasional”. https://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional#Manfaat. (Diakses 08 Mei 2017)

Ana, Chy. 2015. “10 Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional”. http://manfaat.co.id/manfaat-penghitungan-pendapatan-nasional. (Diakses 08 Mei 2017)

Ariyanti, Fiki. 2017. “Pendapatan Negara Rp 1.551,8 Triliun, Defisit APBN-P 2016 Aman”. http://bisnis.liputan6.com/read/2694753/pendapatan-negara-rp-15518-triliun-defisit-apbn-p-2016-aman. (Diakses 08 Mei 2017)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.