.

Minggu, 19 Maret 2017

Apa Benar Indonesia Negara yang Kaya akan Minyak??




A11-Aini

oleh :Aini Putri

Apa Benar Indonesia Negara Yang Kaya Akan Minyak??
Saat ini rata-rata kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia mencapai 1,5 juta barrel per hari. Dari jumlah itu, kapasitas produksi BBM di dalam negeri hanya 650.000 barrel per hari. Selebihnya impor.
“Total jenderal kita harus impor BBM dan minyak mentah 850.000 barrel, dan itu perlu duit kira-kira 120 juta dollar AS sampai 150 juta dollar AS,"  (Menurut Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo,2014)
Dengan kurs tengah Bank Indonesia per 16 Juni 2014 senilai Rp 11.814 per dollar AS, kebutuhan dana untuk impor BBM tersebut setara dengan Rp 1,41 triliun hingga Rp 1,77 triliun.
Besarnya kebutuhan impor ini akan terus meningkat pada hari-hari mendatang seiring pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. "(Rata-rata kebutuhan BBM) meningkat 8 persen per tahun karena pertumbuhan ekonomi dan membeludaknya penduduk," . Sementara itu, pasokan minyak bumi di Indonesia kian menurun dari tahun ke tahun. "Masih banyak yang beranggapan Indonesia kaya dengan minyak bumi. Padahal tidak”. (Menurut Susilo)
Menurut  Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Golkar Satya W Yudha mengatakan pemerintah harus mengubah pandangan mengenai impor minyak dan BBM. Saat ini, impor minyak lebih rendah dibandingkan dengan impor BBM. “Meski sama-sama impor, akan lebih baik pemerintah impor crude dibandingkan produk jadi (BBM), soalnya impor produk jadi kan lebih mahal,”
Perseroan sudah melaksanakan perintah dari pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN untuk membeli minyak mentah dari penghasil minyak di luar negeri secara langsung tanpa perantara. Chrisna mengaku ada lima negara utama produsen atau National Oil Company (NOC) menjadi tujuan impor Pertamina. Kelima negara tersebut antara lain Azerbaijan, Brunei Darussalam, Malaysia, Nigeria, dan Saudi Aramco. Besarnya impor sekitar 200.000-300.000 barel per hari. “Total Impor kami saat ini sekitar 200.000 barel per hari secara keseluruhan, namun semua tergantung crude lokal juga,” jelasnya. Adapun dalam APBN 2013, pemerintah mematok ICP sebesar US$100 per barel (Menurut Chrisna Damayanto)
Konsumsi BBM terbesar terjadi pada sektor industri angkutan khususnya penggunaan BBM untuk moda angkutan udara, kendaraan bermotor, serta pembangunan properti yang terus menunjukan peningkatan. (Menurut Sugihart)
Semakin Banyaknya Permintaan, BBM Semakin Langka
Ada tiga faktor penyabab langka dan melonjaknya harga bbm saat ini, yaitu: faktor teknis, faktor spekulatif, dan faktor politik ekonomi. Pertama, dari sisi teknis, kelangkaan BBM terjadi karena supply BBM bersubsidi berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal dan nasional. Berkurangnya supply BBM disebabkan adanya program konversi minyak tanah ke gas LPG dan terjadinya goncangan harga minyak dunia. Meningkatnya harga minyak dunia sebesar 40% hanya dalam waktu empat bulan, menyebabkan kemampuan finansial Pertamina mengimpor minyak mentah dan BBM menjadi sangat terbatas. Akibatnya Pertamina tidak dapat memenuhi kebutuhan kilang minyaknya yang berdampak pada berkurangnya pasokan BBM. Dalam APBN 2007, alokasi BBM bersubsidi sudah dikurangi pemerintah dari semula 37,9 juta kilo liter pada tahun 2006 menjadi 36,9 juta kilo liter pada tahun ini.
Kedua, faktor spekulatif yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri adanya BBM bersubsidi dan BBM tidak bersubsidi untuk industri menyebabkan disparitas harga. Misalnya berdasarkan harga yang ditetapkan Pertamina tanggal 15 Desember 2007 untuk wilayah I, harga solar bersubsidi Rp 4.300 per liter sedangkan harga solar non subsidi mencapai Rp 8.235 per liter. Perbedaan harga ini menyebabkan terjadinya pasar gelap BBM. Sehingga sebagian pasokan BBM untuk masyarakat pada tahap distribusi diselewengkan ke industri, apalagi tingkat kenaikan harga BBM non subsidi pada Desember ini mencapai 21% lebih. Jadi kebijakan pemerintah menghapuskan sebagian subsidi memiliki dampak buruk yakni ekonomi gelap. Yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga minyak dunia bukan negara eksportir minyak tetapi perusahaan-perusahaan pemilik ladang eksplorasi dan industri pengilangan minyak, serta para broker (spekulan). Sebagai gambaran, meskipun negara-negara OPEC menguasai 2/3 cadangan minyak dunia dan volume ekspor minyak mentahnya 40% dari ekspor dunia, negara-negara OPEC hanya memiliki sarana pengolahan minyak 10% saja. Sedangkan negara-negara maju menguasai 60% industri pengolahan minyak dunia yang mayoritas dimiliki beberapa perusahaan saja seperti Chevron, ExxonMobil, ConocoPhilips, Sheel, Texaco, BP, UNOCAL, dan Hallilburton
Ketiga, faktor politik ekonomi sangat menentukan penguasaan dan harga minyak dunia. Faktor ini pula yang menyebabkan spekulasi lokal dan internasional, dan supply yang tidak berimbang di tingkat nasional. Di Indonesia sejak Orde Baru pemerintah telah meliberalisasi sektor hulu (upstream) migas sehingga hampir 90% produksi minyak Indonesia dikuasai asing. Paska reformasi, pemerintah dan DPR kebablasan dengan mengeluarkan UU Migas no 22 tahun 2001. Undang-undang yang draftnya dibuat oleh Amerika melalui lembaga bantuannya USAID dan Bank Pembangunan Asia semakin memantapkan liberalisasi di sektor hulu dan memberikan jalan bagi swasta dan asing berinvestasi dalam bisnis SPBU dan pendristibusian BBM. Liberalisasi sektor hilir (downstream) migas ini mendorong pemerintah untuk menaikan harga BBM dengan cara mengurangi subsidi untuk menarik investor asing. (Menurut Hidayatullah Mutaqqin)
Cara Menghemat BBM
1.      Isi bahan bakar saat pagi hari
2.      Pemanasan 2-3 menit saja
3.      Hindari menggunakan kendaraan jika jarak yang dituju dekat
4.      Mengemudi dengan halus
5.      Ganti jenis bahan bakar anda
6.      Gunakan ban yang hemat energi
7.      Jangan aktifkan aktifitas yang tidak perlu
8.      Rawatlah kendaraan anda
9.      Perhatikan beban kendaraan
10.  Hindari mematikan mesin dijalan menurun

Daftar Pustaka
Anonim.2014. Butuh Rp.1,7 Trilliun perhari untuk impor BBM http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/17/0441253/.Butuh.Rp.1.7.T.per.Hari.untuk.Impor.BBM (Di akses pada 18 Maret 2017)
Anonim. 2013. Konsumsi kebutuhan bbm terus menigkat impor minyak indonesia indonesia 2013 membengkakhttp://www.solopos.com/2013/01/06/konsumsi-bbm-kebutuhan-terus-meningkat-impor-minyak-indonesia-2013-bakal-membengkak-365108 (di akses pada 19 Maret 2017)
Anonim.2015. Sektor industri pemicu bengkaknya impor bbm http://bisnis.liputan6.com/read/514498/3-sektor-industri-pemicu-bengkaknya-impor-bbm (di akses pada 20 Maret 2017)
Anonim. 2007. Faktor-faktor penyebab kelangkaan dan kenaikan BBM  http://jurnal-ekonomi.org/bbm-langka-dan-mahal-karena-negara-lepas-tanggung-jawab-lanjutan-1/ (Di akses pada 20 Maret 2017)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.