.

Jumat, 14 April 2017

Pengembangan dan Pembangunan Ekonomi Riau



B12-Ramadhon
OLEH : RAMADHON ARDIANSYAH

ABSTRAK
Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pulau Sumatera. Provinsi ini terletak di bagian tengah pantai timur Pulau Sumatera, yaitu di sepanjang pesisir Selat Melaka.
Hingga tahun 2004, provinsi ini juga meliputi Kepulauan Riau, sekelompok besar pulau-pulau kecil (pulau-pulau utamanya antara lain Pulau Batam dan Pulau Bintan) yang terletak di sebelah timur Sumatera dan sebelah selatan Singapura. Kepulauan ini dimekarkan menjadi provinsi tersendiri pada Juli 2004. Ibu kota dan kota terbesar Riau adalah Pekanbaru. Kota besar lainnya antara lain Dumai, Selatpanjang, Bagansiapiapi, Bengkalis, Bangkinang, Tembilahan, dan Rengat.
Riau saat ini merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dan sumber dayanya didominasi oleh sumber alam, terutama minyak bumi, gas alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Tetapi, penebangan hutan yang merajalela telah mengurangi luas hutan secara signifikan, dari 78% pada 1982 menjadi hanya 33% pada 2005.[4] Rata-rata 160,000 hektare hutan habis ditebang setiap tahun, meninggalkan 22%, atau 2,45 juta hektare pada tahun 2009.[5] Deforestasi dengan tujuan pembukaan kebun-kebun kelapa sawit dan produksi kertas telah menyebabkan kabut asap yang sangat mengganggu di provinsi ini selama bertahun-tahun, dan menjalar ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
KATA KUNCI : PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI RIAU

PENDAHULUAN
Kondisi perekonomian Provinsi Riau dan kecendrungan perkembangannya pada dasarnya didukung oleh sumber daya alam (Resource Base Economy) yang dimiliki seperti perkebunan, kehutanan dan perikanan serta pertambangan dan energi. Berdasarkan potensi sumber daya alam tersebut, maka pengelolaan yang efektif danefisien akan memperkokoh struktur perekonomian Provinsi Riau. Disamping hal tersebut kekayaan sumber daya pesisir dan kelautan juga menjadi penting bagi perkembangan perekonomian pada masa mendatang melalui kegiatan perikanan,wisata bahari, pertambangan dan jasa kelautan seperti kepelabuhan dan lainnya.Pengembangan dan pembangunan ekonomi Provinsi Riau tersebut tidak hanya didukung oleh potensi sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Riau, tetapi
pengembangan dan pembangunan perekonomian Provinsi Riau ini harus didukung oleh sumber daya manusianya agar pengelolaannya bisa seefektif dan seefesienmungkin.
Pada tahun 1996 sektor pertanian sebaga tulang punggung ekonomi rakyat  pedesaan Riau hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2% sementara sektor industri melaju sebesar 14%. Namun pada tahun 2002 sektor pertanian sudah mulai membaik dengan angka pertumbuhan sebesar 6,06%, sedangkan sektor industri 12,47%. Pertumbuhan ekonomi Riau selama periode tahun 2005-2010 sebesar 14,35%, pertumbuhan yang tinggi ini ditopang oleh sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan. Selama periode 2005-2010 pertumbuhan sektor pertanian atas dasar harga konstan 4,08%, sedangkan atas dasar harga berlaku sebesar 19,07%. Tingginya pertumbuhan sektor pertanian karena ditunjang oleh tanaman perkebunan yang berorientasi ekspor seperti kelapa sawit, karet, gambir, dan sebagainya. Pemerintah Daerah Riau mencanangkan pembangunan Daerah Riau melalui  program pemberantasan kemiskinan, kebodohan dan pembangunan infrastruktur (lebih dikenal dengan program K2I). Setiap pembangunan yang dilaksanakan di Daerah Riau harus mengacu kepada Program K2I. Karena pembangunan daerah sangat ditentukan oleh  potensi yang dimiliki oleh suatu daerah, maka kebijaksanaan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah harus mengacu kepada potensi daerah yang berpeluang untuk dikembangkan, khususya sektor perkebunan (kelapa sawit, karet, dan kelapa). Sampai saat ini kelapa sawit merupakan tanaman primadona masyarakat Riau.
PERMASALAHAN
1.      Bagaimana Pengembangan dan Pembangunan Ekonomi Riau?
2.      Apa Saja Sumber Daya Alam di Riau?
3.      Potensi Sumber Daya Manusia di Riau?
PEMBAHASAN
A.    Pengembangan dan Pembangunan Ekonomi Riau

Inayatullah (1976), mendefinisikan pembangunan sebagai perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya. Dalam pengembangan ekonomi di Riau dapat didasarkan pada dua potensi yangsangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi Riau. Adapun kedua potensi tersebut yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Riau.

B.     Potensi Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen anbiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Potensi SDA Riau sangat beragam diantaranya perkebunan, perikanan, pertambangan serta dan energi.

1.      Perkebunan

Di sektor perkebunan, Pemerintah Provinsi Riau tengah berupaya mengembangkan industri hilir hasil produksi kelapa sawit dengan membangun pabrik 6 Barrow M. 2010. Natural Resources. Diakses pada 6 Agustus 2011. Pengolahan kelapa sawit dan industri turunan CPO. Sebagai sebuah daerah agraris, Provinsi Riau memiliki lahan perkebunan yang sangat luas. Provinsi Riau kini mampu menjadi daerah penghasil produk perkebunan yang bermutu tinggi. Data statistik menyatakan bahwa saat ini Provinsi Riau memiliki 1.530. 150 hektar lahan perkebunan sawit ( terluas di Indonesia) dengan produksi CPO sebanyak ±4,659,246 ton/ tahun (nomor dua terbesar di Indonesia). Disamping itu, produk-produk hasil perkebunan lainnya seperti karet, kopi, kelapa, dan sayur sayuran merupakan potensi yang memberikan kontribusi besar bagi partumbuhan perekonomian daerah.
Dalam rangka memaksimalkan pemanfaatan terminal agribisnis di Kota Dumai, Pemerintah Provinsi Riau membuka peluang seluas-luasnya bagi kalangan pelaku usaha dan pemilik modal untuk menanamkan modalnya melalui pemmbangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dan industri turunan CPO di sebuah kawasan khusus yang diberi nama Kawasan Industri Dumai. Peluang investasi tersebut sepenuhnya terbuka bagi para investor dalam negeri (PMDN) maupun investor asing (PMA) dan BUMD / BUMN.Perkebunan inilah yang merupakan bentuk upaya pemerintah dalammengembangan perekonomian Provinsi Riau.

2.      Perikanan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau Irwan Effendi mengatakan, potensi perikanan di Riau cukup tinggi, yakni mencapai 132.000 ton, meningkat daripada tahun sebelumnya yang hanya 127.000 ton. Potensi tersebut dapat dilihat dari beberapa sektor pengembangan, baik perikanan dan kelautan di Laut Cina Selatan, Selat Malaka, perairan umum, maupun budidaya kolam, tambak, dan keramba. melihat potensi dari sektor perikanan masih cukup besar untuk dikembangkan," ujar Irwan, Senin (31/1/2011).
Potensi biota di Laut China Selatan mencapai 361.430 ton, sedangkan pemanfaatannya baru 211.732 ton atau 58,8 persen. Untuk beberapa potensi, pemanfaatannya sudah melampaui batas (overfishing), seperti di Selat Malaka dan perairan umum. Potensi pengembangan di Selat Malaka senilai 84.928 ton. Namun, pemanfaatannya mencapai 84.994 ton atau 100,07 persen. Begitu juga di perairan umum, potensi pengembangannya 14.232 ton. Akan tetapi, pemanfaatannya melebihi potensi tersebut, yakni 14.354,9 ton atau 100,01 persen. "Dengan kondisi ini, ikan dan biota perairan yang masih tergolong kecil dan tahap pembesaran juga tereksploitasi nelayan. Jika berlarut-larut, ini akan berdampak negatif berupa penurunan potensi dari sektor perikanan dan kelautan di Riau," katanya. Dia juga menjelaskan, potensi sektor perikanan tidak hanya berada di sektor kelautan, tetapi juga perikanan darat. Hal ini terlihat dari potensi budidaya kolam yang mencapai 14.000 ton, sementara pemanfaatannya baru 2.403,58 ton atau 17,17 persen. "Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba, pemanfaatannya masih di bawah 10 persen," ungkapnya. Beberapa potensi inilah, menurut dia, yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mendukung pendapatan asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau.

3.      Pertambangan

Hasil pertambangan provinsi Riau adalah Minyak bumi, Gas, dan Batu Bara. Minyak bumi merupakan pertambangan mayoritas daerah Riau, minyak bumi terdapat di daerah Kabupaten Siak tepatnya di Minas, kabupaten Bengkalis Tepatnya di kecamatan Mandau Duri , dan Rokan Hilir tepatnya di kecamatan Tanah Putih di desa Sintung. Potensi ini merupakan asset perekonomian Riau yang merupakan pengembangan dari perekonomian Riau.

C.    Potensi Sumber Daya Manusia

Pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau sangat bergantung kepada sumber daya manusia yang berintelektual dan memiliki agamais yang kuat. Hal ini diperlukan karena dalam pengembangan dan pembangunan ekonomi Riau bisa berjalan dengan baik dan tidak menyimpang dari syariat. Dengan demikian dibutuhkan sarana dan prasarana dalam menyiapkan SDM yang berpontensi yang sesuai syariah sehingga bisa mengembangkan dan membangun perekonomian Riau bedasarkan Ekonomi Islam. Dalam menyiapkan SDM berbasis syariah ini diperlukan peran serta pemerintah. Pemerintah Provinsi Riau sudah mulai perupaya untuk mencetak SDM yang berbasis syariah yaitu dengan cara mendirikan lembaga pendidikan Islam seperti Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dengan adanya lembaga pendidikan ini maka SDM Riau akan banyak meluluskan sarjana-sarjana Islam yang
dapat mengembangkan dan membangun ekonomi berbasis Islam di Riau.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pengembangan dan Pembangunan Ekonomi Riau Perspektif Ekonomi Islam.

Anonim. 2015. Riau. https://id.wikipedia.org/wiki/Riau . [14 April 2017]

Subandi Muhammad. 2105. Uraian Singkat Makalah 1.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.