Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar
adalah marjinalis (marginalism approach), yang mengatakan bahwa keputusan dalam
memprodusi atau mengonsumsi ditentukan oleh beberapa besar tambahan pendapatan
atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau dikonsumsi.
Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia tidak menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan. Jika kasus pasar mobil di atas digunakan kembali sebagai contoh, satu unit mobil pertama dijual dengan harga Rp82 juta, sedangkan unit kedua baru akan dijual jika harganya Rp84 juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi konsumen untuk 1 unit pertama bersedia membeli dengan harga Rp199 juta. Tetapi untu unit selanjutnya, sebut saja unit kedua, konsumen hanya mau membeli dengan harga di bawah Rp199 juta, yaitu Rp198 juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan pembakain mobil telah menurun.
Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia tidak menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan. Jika kasus pasar mobil di atas digunakan kembali sebagai contoh, satu unit mobil pertama dijual dengan harga Rp82 juta, sedangkan unit kedua baru akan dijual jika harganya Rp84 juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi konsumen untuk 1 unit pertama bersedia membeli dengan harga Rp199 juta. Tetapi untu unit selanjutnya, sebut saja unit kedua, konsumen hanya mau membeli dengan harga di bawah Rp199 juta, yaitu Rp198 juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan pembakain mobil telah menurun.
Pada
saat keseimbangan, konsumen membayar mobil yang dibeli jauh lebih sedikit
disbanding kesediaan membayar sebaliknya produsen menerima uang lebih banyak
daripada yang sebenarnya mereka harapkan.
Apa
yang dialami oleh konsumen disebut surplus konsumen (consumer surplus), yaitu
selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar.
Untuk produsen disebut surplus produsen (producer surplus), yaitu selisih
antara jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar
Dalam
kasur pasar mobil, surplus konsumen jumlahnya seluas segi tiga ABE, yang
merupakan selisih luas trapezium 0BEC (jumlah yang konsumen bersedia membayar)
dengan segi empat 0AEC (jumlah yang harus konsumen bayar) jumlah surplus
produsen seluas segi tiga FAE yang merupakan selisih antara luas segi empat
0AEC (jumlah yang konsumen bayarkan) dengan trapezium 0FEC (jumlah yang
produsen bersedia bayar).
Teori
surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan
pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buru bila total kehilangan
surplus ekonomi (kehilangan surplus konsumen + surplus produsen) makin besar.
Dalam buku teks berbahsa inggris, ini disebut deadweight loss.
Surplus
merupakan istilah dalam ekonomi yang digunakan untuk menyatakan jumlah yang
terkait. Surplus ekonomi adalah istilah bisnis yang digunakan untuk
menggambarkan situasi yang berbeda. Definisi dasar dari surplus ekonomi adalah
bahwa aset keuangan dari suatu entitas, seperti, pasar bisnis, pemerintah
individual, atau, melebihi kewajiban keuangannya. Definisi dasar namun, hanya
titik melompat-off untuk menggambarkan berbagai bentuk surplus ekonomi.
Surplus ekonomi terdiri dari
surplus produsen dan surplus konsumen.
·
Surplus Produsen
Surplus produsen adalah selisih
antara harga produsen yang sudah disediakan dengan baik dan jumlah harga yang
sebenarnya mereka terima dari konsumen. Ini adalah uang tambahan, manfaat, dan
atau keuntungan dari produsen yang didapatkan dari menjual produk dengan harga
yang lebih tinggi dari harga minimal yang diterima mereka seperti yang
ditunjukkan oleh kurva penawaran.
Tujuan mempelajari
konsep surplus konsumen ini adalah untuk membuat
penilaian normatif
tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang dibuahkan oleh
mekanisme pasar.
·
Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah selisih
antara harga maksimum konsumen yang bersedia untuk membayarnya dan harga
sebenarnya yang harus dibayarnya. Jika konsumen akan bersedia membayar lebih
dari harga yang diminta saat ini, maka mereka mendapatkan keuntungan yang lebih
dari produk yang dibeli dari mereka untuk membelinya. Surplus konsumen ditambah
surplus produsen sama dengan jumlah surplus ekonomi di pasar.
Perhatikan bahwa surplus
produsen umumnya mengalir melalui kepada
pemilik faktor-faktor
produksi: dalam persaingan sempurna, tidak ada surplus produsen timbul untuk perusahaan
individual.
Daftar Pustaka:
http://documents.tips/documents/teori-surplus-an-produsen.html
Prathama, Mandala. Makroekonomi dan Mikroekonomi
(edisi ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.