.

Senin, 17 April 2017

Perekonomian yang terdapat di provinsi jambi



@A06-ARI
OLEH: ARI MUSTOFA
Jambi adalah sebuah Provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Jambi adalah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya, selain Bengkulu dan Gorontalo. Provinsi Jambi dibentuk berdasarkan UU Nomor 61 Tahun 1958 pada tanggal 25 Juli 1958. Selama periode Pembangunan Jangka Panjang Tahap 1 ( PJP 1) Tahun 1969-1993, perekonomian Provinsi Jambi dapat tumbuh rata- rata 7 persen per tahun. Pertumbuhan yang tinggi tersebut juga dapat meningkatkan PDRB Perkapita dari Rp. 29.710 pertahun pada tahun 1969 kemudian meningkat menjadi Rp. 729.390 pada tahun 1990 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 1.857.000,- berdasarkan harga konstan.  Selang waktu 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi menunjukan kenaikan yang mengembirakan. Pada tahun 1999, pertumbukan ekonomi Provinsi Jambi hanya sebesar 2,90% tetapi tahun 2003 telah mencapai laju pertumbuhan sebesar 4,47%, sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2004 sebesar 5,42% sehingga rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 1999-2004 sebesar 4,72%. PDRB. Perkapita atas harga berlaku juga menunjukan peningkatan yang signifikan yaitu dari Rp. 3,39 juta tahun 1999 meningkat menjadi Rp.7,422 juta per tahun 2004 atau tumbuh rata-rata 13,95% per tahun. Kenaikan laju pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut juga dibarengi dengan penurunan tingkat inflasi. Pada tahun 2000, tingkat inflasi Provinsi Jambi sebesar 8,4%, tahun 2001 dan 2002 tingkat inflasi masing-masing sebesar 10,11% dan 12,84% tetapi pada tahun 2003 tingkat inflasi dapat diturunkan menjadi 3,7% dan inflasi tahun 2004 sebesar 4,92%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi diklaim mengalami peningkatan selama satu tahun terakhir. Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli menerangkan jika sebelumnya indeks perekonomian Jambi berada di 4,2 namun sekarang meningkata pada level 4,37. Kepala BPS Jambi Dadang Hardiwan mengatakan, kenaikan ini dialami oleh industri makanan naik sebesar 19,23 persen dan angka pertumbuhan nasional naik sebesar 8,29 persen. “Demikian pula hal nya dengan industri karet, barang dari karet dan plastik angka pertumbuhan produksi industri ini naik sebesar 5,14 persen sedangkan angka pertumbuhan nasional turun sebesar minus 5,47 persen,” katanya seperti dikutip Antara, Senin (6/2). Berbeda hal nya dengan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia angka pertumbuhan produksi industrinya turun sebesar minus 25,10 persen sedangkan angka pertumbuhan nasional naik sebesar 7,07 persen. Untuk industri makanan naik sebesar 5,53 persen sedangkan angka pertumbuhan nasional turun sebesar minus 3,63 persen. Jenis industri ini didominasi oleh industri minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan juga industri minyak mentah dari kelapa. Dadang mengatakan, trend harga komoditas CPO dan minyak mentah dari kelapa selama Oktober sampai Desember tahun 2016 cenderung naik dan kenaikan ini cukup menggairahkan petani. Sementara itu untuk industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia turun sebesar minus 7,03 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional meningkat sebesar 2,29 persen dimana industri karet, barang dari karet dan plastik turun sebesar minus 5,32 persen, sedangkan untuk angka pertumbuhan nasional naik sebesar 4,76 persen. Harga karet pada akhir tahun 2016 mulai merangkak naik, namun belum diikuti dengan kenaikan volume produksi. Penyebab utama penurunan ini adalah melemahnya permintaan dan pengaruh perekonomian global dimana persediaan stok karet untuk industri di beberapa negara tujuan ekspor masih terpenuhi serta musim hujan yang mengakibatkan kualitas karet menurun sehingga petani memilih tidak mengambil hasil.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.