.

Senin, 17 April 2017

Perekonomian Di Bali

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 1996-2013

@B19-Raniyah
Oleh : Raniyah Vanka Dira

ABSTRAK

Pertumbuhann Ekonomi Bali memiliki potensi wilayah yang berbeda-beda dan mengalami ketimpangan pendapatan, untuk mengurangi ketimpangan pendapatan salah satunya dengan cara meningkatkan output perkapita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, tabungan, investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali data yang digunakan adalah data time series selama 18 tahun dari tahun 1996-2013.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.Berdasarkan hasil yang ditemukan bahwa tenaga kerja, tabungan, investasi dan pengeluaran pemerintah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan tenaga kerja, tabungan, investasi dan pengeluaran pemerintah secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

KATA KUNCI

Investasi, pengeluaran pemerintah, pertumbuhan ekonomi, tabungan

PENDAHULUAN

Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian ini mengandung tiga hal pokok yaitu proses, yaitu output perkapita jangka panjang. Proses menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun akan terus mengalami perubahan, output perkapita mengaitkan aspek output total dan aspek jumlah penduduk, dan jangka panjang digambarkan sebagai kecenderungan perubahan perekonomian dalam jangka waktu tertentu yang di dorong oleh perubahan intern perekonomian Arsyad (2010: 11). Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali dari tahun1996-2013 berfluktuasi setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya.Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menimbulkan ketimpangan distribusi pendapatan hal ini dikarenakan tidak memperhatikan apakah pertumbuhan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau perubahan struktur ekonomi. Provinsi bali terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten dan 1(satu) Kota di Provinsi Bali. Terlebih lagi, Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata nasional yang tidak saja menjadi daya tarik bagi wisatawan akan tetapi juga menarik bagi pencari kerja untuk mengadu peruntungannya. Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan baik bagi penduduk Bali maupun penduduk di luar Bali. Meningkatnya jumlah penduduk Bali tidak bisa terlepas kenyataan tersebut, yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri, salah satunya adalah masalah ketenagakerjaan. Secara umum, tingkat pendidikan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang tersedia.

Tenaga kerja yang berkualitas tentu saja memiliki tingkat produktifitas yang lebih tinggi. Dilihat bahwa dari tahun ketahun jumlah orang yang bekerja mengalami fluktuasi dapat dilihat dari tahun 1996-1997 mengalami peningkatan tetapi pada tahun 1998 dan 2001 mengalami penurunan ini terjadi karena kurang stabilnya kondisi politik yang berpengaruh pada ketenagakerjaan di Provinsi Bali. Situasi demikian dapat diketahui betapa pentingnya peran lapangan kerja baru dan sumber daya manusia di tengah globalisasi pada saat ini.Tidak hanya pada penciptaan lapangan kerja baru melainkan peningkatan produktivitas pada umumnya disertai pada pembayaran yang sepadan.Herman (2011) meneliti dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja di negara-negara Eropa.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tinggi rendahnya hubungan pertumbuhan ekonomi dengan kesempatan kerja di setiap negara berbeda. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan jenis pertumbuhan ekonomi (ekstensif atau intensif), perbedaan struktur sektor tenaga kerja, dan perbedaan fleksibilitas tenaga kerja satu negara dengan negara lain. Tabungan setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana masyarakat di Provinsi Bali mempercayai perbankan untuk menyimpan uangnya.Maka dari itu perbankan merupakan salah satu dan keseimbangan dan kesatuan ekonomi nasional.Dari total investasi (PMA dan PMDN) yang berfluktuasi disebabkan dari dampak kondisi ekonomi dan fenomena yang terjadi saat itu misalnya saja krisis ekonomi ataupun peristiwa bom Bali sehingga tingkat kepercayaan investor dan iklim investasi menurun sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.Investasi merupakan penghubung yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan (Ocaya, 2012).

 Pengeluaran pemerintah setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun ketahunya.Hanya saja di tahun- tahun tertentu saja yang mengalami penurunan yaitu pada tahun 1997 ini karena dampak terjadinya krisis ekonomi yang menyebabkan terjadinya gejolak dari segala aspek termasuk pengeluaran pemerintah di Provinsi Bali. Namun pada tahun 1998 sampai tahun 2002 perbaikan untuk belanja daerah dapat ditunjukkan dengan adanya kenaikan belanja daerah di setiap tahunnya. Namun pada tahun 2003 mengalami penurunan disebabkan karena terjadinya tragedi Bom Bali I, sehingga menyebabkan kemerosotan di bidang pariwisata yang paling utama dalam pendapatan Provinsi Bali, sebab penerimaan daerah dan pendapatan asli daerah dihasilkan oleh pajak hotel dan restoran. Selanjutnya dari tahun 2004 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan yang sangat pesat ini menandakan bahwa Provinsi Bali dalam belanja keuangan daerahnya memiliki kemandiriannya karena mampu meningkatkan belanja keuangan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali berfluktuasi setiap tahunnya, kecuali tahun 1997 dan tahun 1998 ini disebabkan karena terjadinya krisis ekonomi yang berakibat pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Pada tahun 1999 yaitu 0,67 persen pertumbuhan ekonomi mulai mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi walaupun pertumbuhannya tidak terlalu besar tetapi dampaknya sangat dirasakan oleh penduduk di Provinsi Bali. 
Sejak tahun 1999 pertumbuhan ekonomi meningkat dan peningkatan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun sangat dirasakan dan dari tahun akhir yang diamati tahun 2013 yaitu 6,05 persen. Kondisi ini dapat dikatakan bahwa perekonomian di Bali secara umum dapat dikatan dapat membaik dari tahun sebelumnya.Khalkali (2002) mencatat bahwa implikasi utama model endegeneus growth adalah kebijakan pemerintah melebarkan jarak, sehingga dalam jangka panjang negara dapat menunjukkan kinerjanya.Artinya ada tiga instrument fiskal yaitu pajak, pengeluaran dan keseimbangan anggaran secara agregat. Dampaknya dalam jangka panjang akan mempengaruhi efisiensi penggunaan sumber daya, tingkat akumulasi, kemajuan teknologi.

Menurut Pebriani dan Sukadana (2013)

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, tabungan, investasi dan pengeluaran pemerintah secara serempak terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali Tahun 1996-2013.

2) Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, tabungan, investasi dan pengeluaran pemerintah secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali Tahun 1996-2013.

KAJIAN PUSTAKA

Pembangunan merupakan proses perubahan yang dilaksanakan hampir semua bangsa-bangsa di dunia, karena pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha mencapai kemajuan bagi bangsa tersebut. Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional tanpa mengesampingkn tujuan awal yaitu pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja.Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang (Widodo, 2006: 4).Pembangunan merupakan salah satu indikator terciptanya pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Dewi (2014).Pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomidan institusional demi mencapai kehidupan yang serba lebih baik.

Karena itu, proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti, yaitu: pertama, peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan. Kedua, peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan harga diri pada pribadi dan bangsa yang bersangkutan. Ketiga, perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan. (Todaro, 2003: 28).Tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menigkatkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas.Agustina (2014) Tingkat pertumbuhan daerah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi.Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan riil yang berlangsung terus- menerus yang berumber dari dalam daerah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilalukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1) Tenaga kerja, Tabungan, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali tahun 1996-2013.

2) Tenaga kerja, Tabungan, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali tahun 1996-2013. Artinya jika Tenaga Kerja, Tabungan, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah secara parsial meningkat maka Pertumbuhan Ekonomi juga akan meningkat.

DAFTAR PUSAKA

Agustina, Melasia dan Ida Bagus Indrajaya. 2014. Pengaruh Otonomi Daerah, Belanja Daerah dan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali Tahun 1993-2012. E-Jurnal EP Universitas Udayana Vol. 3 No 8, Agustus 2014 hal: 346-355. 

Augustin Kwasi, Fosu. 2010. Growth, Inequality, and Proverty Reduction in developing Countries: Recent Global Evidence. ESAE Working Paper WPS, 07.

Arshanti, Novita Kadek dan I.G.A.P. Wirathi.2015. Penagruh Investasi Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui Mediasi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali.EJurnal EP Universitas Udayana Vol. 5 No 5, Mei 2015 hal: 513-524.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPM Yogyakarta.

Avanda, Fahri Atahrim. 2013. Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Kab/Kota Di Provinsi Jawa Tengah. Skipsi Sarjana (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Badan Pusat Statistik. 1996-2013. Bali Dalam Angka. Provinsi Bali.

Barimbang, Yesika Resianna dan Luh Karmini. 2015. Pengaruh PAD, Tenaga Kerja, dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Bali. E-Jurnal EP Universitas Udayana Vol. 4 No 5, Mei 2015 hal: 434-450.

Baumol, William, (1986). Productivity Growth, Convergence, and Walfare.American Economic Review, Vol. 76, No. :1072-1085.

Bayu Astawan, Si Kadek. 2015. Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2012 ( Studi Kasus di 38 kabupaten / Kota provinsi Jawa Timur). Jurnal Ilmiah. 2015.

Bhinadi, Ardito. 2003. Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa Dengan Luar Jawa. Jurnal Ekonomi Pembangunan , Vol.8 No 1 Hal 39-48.2003.

De Long, J. Bradford, (1998). Productivity Growth, Convergence, and Walfare: Coment. American Economic Review, Vol. 78, No. :1138-1154

Dewi, Ni Made Sintya dan I Ketut Sutrisna. 2015. Pengaruh Investasi Dan Ekspor Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi. E-Jurnal EP Universitas Udayana Vol. 4 No 6 Juni 2015 hal: 621-636.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.