Permintaan daging sapi
akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan meningktanya
kesejahteraan masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan
protein hewani juga menjadi penyebab meningkatnya permintaan daging sapi.
Namun, peningkatan tersebut tidak sebanding dengan perkembangan populasi sapi potong. Saat ini terdapat kecenderungan yang menunjukkan semakin lebarnya kesenjangan antara laju permintaan dan laju penawarannya, terutama daging sapi, permasalahan utama di dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional adalah ketidakmampuan sektor produksi domestik untuk mengimbangi laju pertumbuhan konsumsi.
Kata Kunci : Peningkatan permintaan daging sapi
Namun, peningkatan tersebut tidak sebanding dengan perkembangan populasi sapi potong. Saat ini terdapat kecenderungan yang menunjukkan semakin lebarnya kesenjangan antara laju permintaan dan laju penawarannya, terutama daging sapi, permasalahan utama di dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional adalah ketidakmampuan sektor produksi domestik untuk mengimbangi laju pertumbuhan konsumsi.
Kata Kunci : Peningkatan permintaan daging sapi
Pendahuluan
Menurut
Salvator (2006), Permintaan adalah jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli
individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung
pada komoditi itu, pendapatan nominal individu, harga komoditi lain dan cita
rasa individu. Menurut Fatmawati dalam JURNAL EKONOMI UHO Vol
1, No 1 (2016), Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor
pembentuk PDB. Melalui kontribusi pada PDB tahun 2013 sebesar Rp 2.769.053,00
milyar kemudian, pada tahun 2014 sebesar Rp 2.909.181,50 milyar (BPS, di olah
oleh kementrian pertanian). Salah satu sub sektor pertanian adalah peternakan
dengan produk yang di hasilkan seperti daging, telur dan susu. Daging merupakan
sumber protein hewani yang bermutu tinggi dan perlu dikonsumsi oleh anak-anak
dan orang dewasa.
Menurut
Suhardjo (2000), Daging sapi digolongkan sebagai salah satu produk peternakan
penghasil bahan pangan.Bahan pangan adalah bahan yang dimakan sehari-hari atau
sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan dan
pengganti kebutuhan jaringan yang rusak. Menurut Buckle (2000), Bahan pangan
merupakan penghasil lemak, energi, sumber kalori untuk menyuplai energi dari
dalam. Indonesia merupakan Negara dengan
pertumbuhan ekonomi penduduk yang sangat luar biasa. Hal ini bisa dibuktikan
dengan tingginya tingkat pembelian dari masyarakat Indonesia terhadap suatu
produk atau bisa dibilang jika orang Indonesia sangat loyal dalam berbelanja.
Namun, pertumbuhan ekonomi ini ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadapt
kenaikan harga daging sapi saat ini.
Berdasarkan stnadar
kebutuhan daging sapi di Indonesia, diketahui bahwa tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia masih jauh di bawah standar kebutuhan konsumsi daging. Hal ini
dikarenakan harga daging yang selalu mengalami kenaikan, perubahan pola
konsumsi serta tingkat pendapatan masyarakat yang rendah.
Permasalahan
1. Bagaimana
kondisi daging sapi di Indonesia ?
2. Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi di Indonesia ?
3. Bagaimana
cara mengatasi faktor-faktor permintaan daging sapi di Indonesia?
Pembahasan
Kondisi
sapi di Indonesia
Tingkat konsumsi daging sapi di Indonesia pada tahun 2014
mencapai kurang lebih 3,1 juta ekor. Kemungkinan di tahun 2015 tingkat konsumsi
sapi akan terus meningkat menjadi 3,4 juta ekor. Namun, sangat diasayangkan
tingginya tingkat konsumsi sapi ini tidak dibarengi dengan tingginya produksi
sapi dari para peternak yang hanya bisa memasok kurang lebih 2,3 juta ekor.
Idealnya, daging sapi yang di import dari luar negeri mencapai 1,1 juta ekor
saja untuk menutupi kekurangan pasokan daging sapi di dalam negeri.
Selama
ini, kebanyakan impor daging sapi berupa 40% daging sapi beku dan 60% sapi
hidup. Nantinya, daging sapi beku ini ditujukan untuk para pengelola hotel,
restaurant, dan juga katering. Sedangkan untuk sapi hidup untuk memenuhi
kebutuhan sapi segar di dalam negeri. Selain itu, kenaikan akan kebutuhan
pemeliharaan sapi juga meningkat seiring meningkatknya pula kebutuhan ekonomi
saat ini. Sehingga para peternak juga harus bisa menyiasati biaya untuk
pemeliharaan sapi agar tetap mendapatkan keuntungan. Harga sapi hidup dan daging sapi naik
menjadi 2 kali lipat dalam waktu 6 tahun (2009-2015). Populasi sapi anjlok dari
14,8 juta pada tahun 2011 menjadi 12,6 juta pada tahun 2013. Populasi kembali
naik setelah impor sapi ditambah, hal ini juga menunjukkan bahwa impor sapi
bakalan membantu menaikkan populasi sapi dalam negeri.
Disisi lain konsumsi daging sapi nasional ternyata naik
akibat naiknya kelas konsumen yang menginginkan dan mampu membeli daging sapi.
Konsumen Indonesia lebih menyukai daging segar yang sapinya baru dipotong malam
sebelumnya sehingga kebutuhan akan daging segar terus meningkat.Kementerian
Pertanian telah membuat prognosa kebutuhan dan suplai daging sapi nasional
untuk tahun 2016 yang menyimpulkan bahwa Indonesia memang kekurangan suplai
daging sapi sebanyak 220 ribu ton atau setara 1,2 juta ekor sapi hidup.
Namun antisipasi terhadap kondisi ini lambat sehingga sudah terjadi lagi
gejolak harga seperti tahun sebelumnya. Menurut The Jakarta Globe, Menurut
Satia, kenaikan harga paling tinggi pernah terjadi pada saat Idul Fitri 2016,
dimana harga daging mencapai batas tertinggi Rp 135 ribu. Namun, pedagang
mencatat belum pernah ada penurunan harga daging di bawah Rp 120 ribu. Satia
mengakui memang sangat sulit untuk menurunkan harga daging sapi lokal.
Pemerintah Indonesia sekarang mengharapkan untuk mengimpor 100.000 ton daging pada bulan Juni 2017, dan bukannya mengimpor 80.000 ton daging tahun ini. Menurut Satia, walaupun sudah digelontor daging impor harga daging sapi lokal tetap tinggi. Masyarakat konsumen daging sapi lokal tetap setia dan tidak terpengaruh oleh keberadaan daging impor karena berbagai alasan. Melihat perjalanan harga daging selama tahun ini, ia memprediksi harga daging sapi masih tetap Rp 120 ribu pada 2017 mendatang.
Pemerintah Indonesia sekarang mengharapkan untuk mengimpor 100.000 ton daging pada bulan Juni 2017, dan bukannya mengimpor 80.000 ton daging tahun ini. Menurut Satia, walaupun sudah digelontor daging impor harga daging sapi lokal tetap tinggi. Masyarakat konsumen daging sapi lokal tetap setia dan tidak terpengaruh oleh keberadaan daging impor karena berbagai alasan. Melihat perjalanan harga daging selama tahun ini, ia memprediksi harga daging sapi masih tetap Rp 120 ribu pada 2017 mendatang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi di
Indonesia
Peningkatan
permintaan daging sapi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
produksi daging sapi, konsumsi daging sapi, dan tingkat pendapatan.
·
Produksi daging sapi di Indonesia
Produksi daging
sapi di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah produksi daging sapi tahun 1999
sampai pada tahun 2014 mengalami fluktuasi. Produksi daging tertinggi adalah di
tahun 2014 yaitu sebesar 539.965 ton, sedangkan untuk produksi daging terendah
adalah sebesar 300.921 ton di tahun 2000, dan untuk persentase perkembangan
rata-rata produksi daging sapi pertahun adalah sebesar 4,08% ton. Menurut
Kariasa (2005), produksi daging sapi mengalami penurunan dikarenakan adanya
berbagai macam permasalahan, diantaranya; usaha kurang diminati, adanya
keterbatasan pejantan unggul,ketersediaan pakan yang tidak stabil. Menurut BPS
(2007), jumlah pengelolaan ternak yang berasal dari sapi lokal belum bisa
memenuhi permintaan daging sapi contohnya peternak lokal bagainama bisa
mensuplay rutin ke pasar kalau hanya punya tiga ekor sapi dan turunnya impor
sapi juga merupakan salah satu penyebab produksi daging sapi juga menurun.
Menurut BPS (2011), peningkatan kebutuhan/permintaan daging sapi belum dapat
diimbangi dengan produksi daging sapi yang memadai, baik dari segi mutu maupun
jumlahnya.
·
Konsumsi daging sapi
di Indonesia
Menurut Direktur Pengembangan Sumber
Daya dan Lingkungan Hidup (PSDLH) Kemendesa Faizul Ishom,konsumsi daging sapi
orang Indonesia hanya 2,2 kg per kapita/tahun dan termasuk masih rendah. Tingkat konsumsi daging sapi di Indonesia pada tahun 2014
mencapai kurang lebih 3,1 juta ekor. Kemungkinan di tahun 2015 tingkat konsumsi
sapi akan terus meningkat menjadi 3,4 juta ekor. Namun, sangat diasayangkan
tingginya tingkat konsumsi sapi ini tidak dibarengi dengan tingginya produksi
sapi dari para peternak yang hanya bisa memasok kurang lebih 2,3 juta ekor.
Idealnya, daging sapi yang di import dari luar negeri mencapai 1,1 juta ekor
saja untuk menutupi kekurangan pasokan daging sapi di dalam negeri. Konsumsi daging sapi saat ini memang tidak sesuai
dengan ketersediaannya di
pasaran.
·
Tingkat pendapatan
masyarakat Indonesia
Tingkat pendapatan
masyarakat menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat di Indonesia tahun 1999-2014
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pendapatan masyarakat tertinggi adalah di
tahun 2014 yaitu sebesar 31.313.200,- ,sedangkan untuk pendapatan terendah
adalah sebesar 3.974.200,- di tahun 1999, dan untuk persentase perkembangan
rata-rata tingkat pendapatan pertahun adalah sebesar 12,90%. Menurut Lipsey
(1997), perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya
permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang memperoleh
tambahan pendapatan,tetapi dalam distribusi pendapatan juga akan mengakibatkan
berkurangnya permintaan untuk komoditi yang akan dibeli terutama oleh rumah
tangga yang tidak mengalami kenaikan atau berkurangnya.
Cara mengatasi faktor-faktor permintaan daging sapi di Indonesia
·
Pemerintah
sebaiknya memanfaatkan potensi usaha penggemukan, dengan bantuan modal atau
sistem perkreditan yang dapat diakses dan tidak memberatkan peternak.
·
Pemerintah
juga menerapkan swasembada daging dalam mengatasi permasalahan akan mahalnya
daginng sapi bertujuan untuk mencukupi gizi masyarakat Indonesia dengan
mengubah konsumsi daging sapi menjadi ikan atau tahu tempe.
·
Membuka jalur baru transmigrasi yang dikhususkan untuk beternak sapi
·
Pengaturan
pengendalian impor secara konsisten untuk mengendalikan stabilitas harga daging
sehingga mampu mendorong motivasi peternak.
·
Perbaikan
distribusi sapi dari sentra produsen ke konsumen
·
Penyelamatan
sapi betina produktif
·
Melakukan
penanganan terhadap gangguan reproduksi hewan
Daftar Pustaka :
Rahardja.P, Mandala.M. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. FE-UI. Jakarta
Rahardja.P, Mandala.M. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. FE-UI. Jakarta
Anonim. 2016. Indonesia Kekurangan
Suplai Daging Sapi. http://gapuspindo.org/2016/07/22/indonesia-kekurangan-suplai-daging-sapi/
(Diakses 22 Juli 2016)
Anonim. 2016. Indonesia
Akan Impor 700.000 Sapi Australia Tahun 2017. http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/indonesia-akan-impor-700000-sapi-australia-tahun-2017/7845710.
(Diakses 14 September 2016)
Anonim. 2011. Permintaan Daging Sapi. https://pratamasandra.wordpress.com/2011/05/11/permintaan-daging-sapi/
(Di akses 11 Mei 2011)
Fatmawati. 2016. Faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan daging sapi di indonesia. JURNAL EKONOMI UHO Vol 1, No 1. (Di akses 24 April 2016)
Dyah. 2015. Konsumsi
Daging Sapi Orang Indonesia Masih Rendah. http://www.antaranews.com/berita/527724/konsumsi-daging-sapi-orang-indonesia-masih-rendah
(Di akses 5 November 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.