@A39-Josephine
Oleh : Josephine Aurillia
Pendahuluan
Di setiap
transaksi perdagangan dalam ekonomi pasti terdapat suatu permintaan (demand),
penawaran (supply), harga dan kuantitas akan suatu barang atau jasa yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
Kata kunci : permintaan, penawaran, barang/jasa,
tingkat harga.
Pembahasan
ØDefinisi permintaan
·Pengertian Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu.
Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsure-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.
Jenis-jenis
permintaan
a.Berdasarkan daya beli
1)Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli dan melakukan transaksi.
2)Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atua jasa yang disertai daya beli tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya (belum dilakukan transaksi)
3)Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang/jasa yang tidak disertai daya beli.
b.Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan
1)Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2)Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat pada saat yang bersamaan (penjumlahan permintaan individu)
Factor penyebab tidak berlakunya hokum permintaan
a. Permintaan barang-barang bernilai prestise
b. Harapan harga suatu barang akan berubah
c. Hubungan kuantitas harga
d. Barang inferior
4. Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul permintaan adlaha sebuah table yang memperlihatkan hubungan antara harga barang dan kuantitas yang diminta, sedangkan kurva permintaan adlaha grafik yang memuat hubungan antara harga sebuah barang dan kuantaitas yang diminta.
a.Berdasarkan daya beli
1)Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli dan melakukan transaksi.
2)Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atua jasa yang disertai daya beli tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya (belum dilakukan transaksi)
3)Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang/jasa yang tidak disertai daya beli.
b.Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan
1)Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2)Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat pada saat yang bersamaan (penjumlahan permintaan individu)
Factor penyebab tidak berlakunya hokum permintaan
a. Permintaan barang-barang bernilai prestise
b. Harapan harga suatu barang akan berubah
c. Hubungan kuantitas harga
d. Barang inferior
4. Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul permintaan adlaha sebuah table yang memperlihatkan hubungan antara harga barang dan kuantitas yang diminta, sedangkan kurva permintaan adlaha grafik yang memuat hubungan antara harga sebuah barang dan kuantaitas yang diminta.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemintaan
Hal-hal yang mempengaruhi permintaan individu terhadap barang danj asa antara lain sebagai berikut :
a. Tingkat pendapatan konsumen
b. Harga barang dan jasa
c. Selera konsumen
d. Perkiraan harga mendatang
e. Harga barang lain yang berkaitan substitusi dan komplementer).
f. Pertambahan jumlah penduduk
Hal-hal yang mempengaruhi permintaan individu terhadap barang danj asa antara lain sebagai berikut :
a. Tingkat pendapatan konsumen
b. Harga barang dan jasa
c. Selera konsumen
d. Perkiraan harga mendatang
e. Harga barang lain yang berkaitan substitusi dan komplementer).
f. Pertambahan jumlah penduduk
ØDefinisi penawaran
·Pengertian Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkanpada tingkat harga tertentu dan waktu tertentu.Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.
- Jenis-jenis Penawaran
a. Penawran individu adlaha penawaran yangdilakuakn oleh satu orang penjual dan atau produsen
b. Penawaran pasar adalah penjumlahan dari penawaran individu.
3. Hukum Penawaran
Hukum penawaran menyatakan semkain tinggi harga suatu barang semakin banyak jumlah barang yang dibutuhkan, semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Hukum penawaran juga bersifat ceteris paribus. Hal ini menunjukkan hubungan yang positif antara harga barang atua jasa dengan kuantitas yang ditawarkan.
Faktor-faktor
yang Memepngaruhi Penawaran
a. Harga barang dan jasa.
b. Harga input atau biaya produksi.
c. Teknologi produksi.
d. Keuntungan yang diinginkan oleh produsen.
e. Banyaknya penjual atau pesaing.
a. Harga barang dan jasa.
b. Harga input atau biaya produksi.
c. Teknologi produksi.
d. Keuntungan yang diinginkan oleh produsen.
e. Banyaknya penjual atau pesaing.
Pendekatan prilaku konsumen
ØPerilaku Konsumen
Masing - masing konsumen merupakan pribadi yang unik . Konsumen yang satu dengan yang lainya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan nya . Namun , dalam perbedaan - perbedaan yang unik itu ada suatu persamaan , yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasaanya dalam mengonsumsi suatu barang. Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang konsumen memilih suatu produk yang diyakinin dapat memberi kepuasaan maksimum denga dibatasi oleh pendapatan dan harga barang. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan pada umunya selalu mencapai itulitas yang maksimal dari pemakai benda yang dikonsumsinya . Utilitas adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang atau dengan kata lain kepuasan yang diterima dari pengguna atau pengonsumsi barang dan jasa tersebut . Ada 2 macam pendekatan didalam teori perilaku konsumen yaitu Pendekatan Kardinal dan Pendekatan Ordinal .
ØPendekatan Kardinal
disebut juga dengan pendekatan marginal itulity .Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti uang , jumlah atau buah . Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi , semakin besar pula tingkat kepuasaan konsumen . Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan kepuasaanya dengan pendapatan yang lebih .Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumi
ØPendekatan Ordinal
Disamping pendekatan kardinal , dalam hal konsumsi kita juga mengenal pendekatan ordinal . Pendekatan Ordinal digunakan karena pendekatan kardinal memiliki beberapa kelemahan , antara lain karena pendekatan kardinal bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marjinal , sebagian besar ekonomi saat ini menolak pendekatan kardinal yang hanya membahas konsumsi barang-barang sederhana seperti es krim / kopi . Mereka memperkenalkan pendekatak ordinal yang lebih memberi penekanan bahwa " barang A lebih saya sukai daripada barang si B" . Pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsi .
ØPersamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
ØPerbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama.
·
Harga kesetimbangan
Harga kesetimbangan
adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin
menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Jika harga di bawah
kesetimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat,
dan penawaran menjadi berkurang.
·
Surplus ekonomi
Dasar pendekatan
yang digunakan untuk analisis pasar adalah marjinalis (marginalism approach),
yang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi ditentukan oleh berapa besar tambahan
pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau
dikonsumsi. Apa yang dialami oleh konsumen disebut surplus konsumen (consumer
surplus), yaitu selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang
harus dibayar. Untuk produsen disebut surplus produsen (producer surplus),
yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk
dibayar.
·
Kegagalan pasar
Pasar dapat
menjadi alokasi sumber daya yang efisien, bila asumsi-asumsinya terpenuhi,
antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar
berbentuk persaingan sempurna dan barang bersifat privat. Faktor yang
menyebabkan kegagalan pasar, yaitu:
-
Informasi tidak sempurna (incomplete information)
-
Daya monopoli (Monopoly power)
-
Eksternalitas (externality)
-
Barang public (public goods)
-
Barang altruism (Altruism good)
Kasus
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, berdasarkan hitung-hitungan antara kebutuhan dan neraca gas saat ini, Indonesia akan mengimpor gas pada 2019 mendatang.
"Ya kita akan impor gas pada 2019, namun sebelum itu terjadi kita harus menyiapkan infrastruktur," kata Arcandra di Lapangan IRTI Monas Jakarta, Senin (13/3/2017).
Arcandra mengatakan, impor gas itu harus dilakukan sebagai substitusi bahan bakar minyak (BBM). Pertumbuhan kebutuhan BBM untuk transportasi saja diperkirakan linear dengan pertumbuhan kendaraan bermotor sekitar 13 persen, atau lebih dari dua kali lipat pertumbuhan ekonomi.
"Kalau kita mengandalkan BBM tidak bisa. Maka fokus pemerintah untuk konversi BBM ke bahan bakar gas menjadi prioritas," ucap Arcandra.
(Baca: Indonesia Akan Jajaki Impor Gas dari Iran)
Terkait dengan kesiapan fasilitas tersebut, Arcandra mengatakan saat ini baru ada tiga fasilitas regasifikasi, baik floating maupin fixed yaitu FSRU Lampung, regasifikasi Nusantara di Jawa Barat, dan regasifikasi di Benoa.
Pengimpor Gas
Kepala Bagian Program dan Pelaporan SKK Migas Taslim Z Yunus sebelumnya pernah menyampaikan, Indonesia sudah menjadi net importer minyak sejak 2004.
"Dengan kondisi sekarang, Indonesia juga akan menjadi net importer gas pada 2024," kata Taslim.
Bahkam dia bilang, dengan tingkat konsumsi dan produksi saat ini, Indonesia akan menjadi net importir energi pada 2026.
Merujuk data BP Statistical Review of World Energy pada 2015, saat ini Indonesia memiliki cadangan gas 100 triliun kaki kubik (TCF), atau setara 1,5 persen cadangan gas dunia.
Ekonom Universitas Indonesia yang juga mantan ketua tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri melihat pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi hanyalah salah satu cara untuk menyelamatkan rencana impor gas yang sudah disusun jauh-jauh hari.
"Siapa yang punya fasilitas? PGN. Jadi, cara mulus menyelamatkan kontrak (Pertamina) ini adalah pakai fasilitas PGN," kata Faisal.
Dari data Kementerian BUMN, ada kontrak pengadaan gas baik dari domestik maupun impor sebesar 10 juta ton per tahun (MTPA) sepanjang 2016-2041. Menurut Faisal, yang merugikan dari kontrak itu adalah beberapa kontrak disusun pada saat harga tinggi.
Di sisi lain, dia mengatakan sebenarnya cadangan gas Indonesia masih cukup untuk 37,8 tahun mendatang.
"Kalau menurut McKinsey, kalau produksi gas sesuai rencana, Indonesia baru akan mengimpor gas pada 2030," ucap Faisal.
Daftar pustaka
Caesar,F, 2015. Teori Tentang Permintaan dan
Penawaran. Blogspot.co.id dalam link http://fcaesaraviandi.blogspot.co.id/2015/06/teori-permintaan-dan-penawaran.html.
(diunduh 6 April 2015).
Wardayadi, S.Pd. 2011. Permintaan dan Penawaran. Dalam
link https://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/permintaan-dan-penawaran/.
(Diunduh 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.