@B39-Farida
Oleh : Farida Rahma Anggraini
ABSTRAK
Produk Domestik
Bruto (PDB) merupakan istilah yang sering dijumpai, baik dalam pemerintahan
maupun masyarakat. PDB adalah merupakan nilai keseluruhan semua barang dan
jasa yang diproduksi di dalam wilayah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
PDB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah. Jika PDB
tinggi, maka diharapkan kesejahteraan ekonomi di wilayah tersebut juga tinggi, begitu
pula sebaliknya. PDB dibedakan menjadi 2,yaitu PDB atas harga berlaku dan PDB
atas harga konstan. Tujuan penyusunan PDB atas harga konstan adalah untuk
mengetahui keadaan ekonomi dari tahun ke tahun dilihat dari besarnya PDB tiap
tahunnya. Metode – metode yang digunakan dalam perhitungan PDB atas harga
konstan adalah metode revaluasi, ekstrapolasi dan deflasi. Pengaruh dari PDB
salah satunya adalah inflasi.
Kata Kunci: Pendapatan Domestik Bruto, Harga
Berlaku, Harga Konstan, Inflasi
PENDAHULUAN
Produk
Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh faktor – faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara
asing di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu atau biasanya dalam
satu tahun. PDB ini hanya menghitung total produksi dari suatu negara
tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor
produksi dalam negeri atau tidak. Nilai produk domestik bruto dapat dihitung
dengan menggunakan harga yang berlaku atau harga dasar yang konstan (Khanistiani,2015).
Inflasi
merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama berkaitan
dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makroekonomi. Pertama, inflasi
domestik yang tinggi menyebabkan tingkat balas jasa riil terhadap asset
finansial domestik menjadi rendah, sehingga dapat mengganggu mobilisasi dana
domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang menjadi sumber dana
investasi. Kedua, inflasi dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang
dan dapat menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan dan sekaligus dapat
meningkatkan utang luar negeri. Ketiga, inflasi dapat memperburuk distribusi
pendapatan dengan terjadinya transfer sumber daya dari konsumen dan golongan
berpenghasilan tetap kepada produsen. Keempat, inflasi yang tinggi akan dapat
menyebabkan kenaikan tingkat bunga nominal yang dapat mengganggu tingkat
investasi yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi tertentu (Achjar, 2013).
Di
sisi lain berfluktuasinya tingkat inflasi di Indonesia dengan beragam faktor
yang mempengaruhinya mengakibatkan semakin sulitnya pengendalian inflasi,
sehingga dalam pengendaliannya pemerintah harus mengetahui
faktor-faktor pembentuk inflasi. Di mana inflasi di Indonesia bukan
hanya merupakan fenomena jangka pendek, seperti dalam teori
kuantitas dan teori inflasi Keynes, tetapi juga merupakan fenomena jangka
panjang (Baasir, 2003:267).
Dari
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ditujukan
menganalisis faktor – faktor pembentuk inflasi di Indonesia. Pembahasan dalam
penelitian ini lebih difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi (Achjar, 2013).
RUMUSAN MASALAH
Dari pernyataan
diatas dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :
- Jelaskan Hubungan Produk Domestik Bruto (PDB) Dengan Inflasi?
- Sebutkan Dan Jelaskan Klasifikasi Produk Domestik Bruto (PDB)?
- Bagaimana Cara Menghitung PDB Dengan Harga Berlaku Dan Dengan Harga Konstan?
- Jelaskan Manfaat Yang Diperoleh Dari Data Produk Domestik Bruto (PDB)?
PEMBAHASAN
1. Hubungan Produk Domestik Bruto (PDB) Dengan
Inflasi
Produk Domestik
Produk (PDB) berpengaruh positif terhadap Inflasi sebagaimana dijelaskan
penyebab inflasi dari sisi tarikan permintaan (demand pull inflation). Kenaikan
permintaan agregat (Agregat Demand/AD) yang tidak diimbangi dari sisi
penawaran agregat (Agregat Supply/AS) akan menimbulkan celah inflasi
atau inflationary gap yang merupakan sumber dari Inflasi. Selain itu,
menurut Teori Keynesian kenaikan PDB sisi pengeluaran akan meningkatkan
permintaan efektif masyarakat. Bila jumlah permintaan efektif terhadap
komoditas meningkat, pada tingkat harga berlaku, melebihi jumlah maksimum dari
barang-barang yang bisa dihasilkan masyarakat, maka inflationary
gap akan timbul dan menimbulkan masalah inflasi.
2. Klasifikasi Produk Domestik Bruto (PDB)
Merupakan
PDB yang mengukur nilai output yang dihasilkan berdasarkan harga – harga yang
berlaku pada waktu output tersebut diproduksi. Nilai ini bisa berubah setiap
saat, baik karena ada perubahan dalam jumlah barang dan jasa atau ada perubahan
dalam harga barang dan jasa tersebut. Pada intinya PDB Nominal mennggunakan harga saat ini untuk
menilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Seiring waktu, tingkat
umum harga naik karena inflasi, yang menyebabkan peningkatan PDB nominal bahkan
jika volume barang dan jasa yang dihasilkan tidak berubah.
- b. PDB Atas Harga Konstan (Rill)
PDB
Riil mengukur nilai output dalam dua tahun atau lebih yang berbeda dengan
menilai barang dan jasa disesuaikan dengan inflasi. Secara khusus, para ekonom
ingin mengukur jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian yang
tidak dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasaa. PDB Riil menjawab satu
pertanyaan hipotesis, yakni berapa nilai barang dan jasa yang diproduksi pada
tahun ini jika kita menilai barang dan jasa tersebut dengan harga yang berlaku
pada tahun tertentu pada masa lampau.
PDB
Riil menunjukan bagaimana produksi barang dan jasa keseluruhan dalam
perekonomian seiring berjalannya waktu dengan mengevaluasi produksi masa
sekarang menggunakan harga-harga yang ditetapkan di masa lampau. PDB Riil cocok
untuk digunakan sebagai alat ukur kesejahteraan, karena mencerminkan kemampuan
perekonomian dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang.
PDB
Riil adalah nilai barang dan jasa yang diukur menggunakan harga konstan. Perhitungan
PDB Riil dengan pertama-tama memilih suatu tahun sebagai tahun pokok, kemudian
kita menggunakan harga-harga pada tahun pokok tersebut untuk menghitung nilai
barang dan jasa pada semua tahun. Dengan kata lain , harga pada tahun pokok
menjadi referensi dalam membandingkan jumlah pada tahun yang berbeda.
3. Cara Menghitung PDB Harga Berlaku dan Harga
Konstan
a. PDB
Harga Berlaku
- Menurut Pendekatan Produksi (Output) : Nilai tambah yang di ciptakan dalam suatu proses produksi.Metode ini untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian
Y=(P1X
Q1)+(P2X Q2)+….(Pn X Qn)
Keterangan :
Y=
Pendapatan nasional
P1= harga barang
ke-1
Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang
ke-1
Qn= jenis barang ke-n
- Menurut Pendekatan Pendapatan : Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi. Pendekatan ini artinya pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.
PDB = Sewa + Upah
+ Bunga + Laba
- Menurut Pendeketan Pengeluaran : Pendekatan pengeluaran ini artinya menjumlahkan seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.
PDB = C + I + G +
(X-M)
Ket :
C= Konsumsi
I= Investasi
G= Pengeluaran pemerintah
X= Ekspor
M= Impor
- Revaluasi : Perkalian kuantum produksi tahun yang berjalan dengan harga tahun dasar
Output = produksi x harga
NTB = output x rasio NTB
- Ekstrapolasi : Dengan cara mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100
Output = output x (IKP/100)
NTB = Output x rasio NTB
- Deflasi : Dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100
Output = =
output x (IH/100)
NTB = Output x rasio NTB
4. Manfaat Yang Diperoleh Dari Data Produk
Domestik Bruto (PDB)
- PDB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara.
- PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
- Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektorsektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
- PDB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
- Distribusi PDB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
- PDB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
- PDB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB per kepala atau per satu orang penduduk
- PDB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
KESIMPULAN
Salah satu dari
berbagai macam penyebab inflasi yang meliputi tarikan permintaan dan desakan
produksi, juga termasuk di dalamnya kenaikan upah/gaji, yang berarti juga
kenaikan PDB negara. jika gaji para pegawai naik di sebuah negara, maka
otomatis harga-harga barang produksi pun akan mengkikuti tren tersebut dan
mengakibatkan terjadinya inflasi.
DAFTAR ISI
Fitriani dkk. 2013. Perhitungan Dan Analisis Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupatan/Kota Berdasarkan Harga Konstan. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian.
Jurnal Gaussian Vol 2 No 2 Hal 109-118. (Diakses pada 7 Mei 2017)
Gradhito. 2011. Pengaruh PDB Terhadap Inflasi. http://gradhito.blogspot.co.id/2011/05/pengaruh-pdb-terhadap-inflasi-di.html.
(Diakses pada 7 Mei 2017)
Khanistiani, N. 2015. Tugas Softkill PDB Nominal dan PDB Rill.
http://nestykhanistiani.blogspot.co.id/2015/01/tugas-softskill-pdb-nominal-dan-pdb-riil.html.
(Diakses pada 7 Mei 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.