.

Minggu, 07 Mei 2017

Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Terhadap Inflasi



@B39-Farida

Oleh : Farida Rahma Anggraini

ABSTRAK

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan istilah yang sering dijumpai, baik dalam pemerintahan maupun masyarakat. PDB adalah merupakan nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. PDB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah. Jika PDB tinggi, maka diharapkan kesejahteraan ekonomi di wilayah tersebut juga tinggi, begitu pula sebaliknya. PDB dibedakan menjadi 2,yaitu PDB atas harga berlaku dan PDB atas harga konstan. Tujuan penyusunan PDB atas harga konstan adalah untuk mengetahui keadaan ekonomi dari tahun ke tahun dilihat dari besarnya PDB tiap tahunnya. Metode – metode yang digunakan dalam perhitungan PDB atas harga konstan adalah metode revaluasi, ekstrapolasi dan deflasi. Pengaruh dari PDB salah satunya adalah inflasi.
Kata Kunci: Pendapatan Domestik Bruto, Harga Berlaku, Harga Konstan, Inflasi

PENDAHULUAN

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor – faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu atau biasanya dalam satu tahun.  PDB ini hanya  menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Nilai produk domestik bruto dapat dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku atau harga dasar yang konstan (Khanistiani,2015).
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makroekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi menyebabkan tingkat balas jasa riil terhadap asset finansial domestik menjadi rendah, sehingga dapat mengganggu mobilisasi dana domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang menjadi sumber dana investasi. Kedua, inflasi dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan dapat menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan dan sekaligus dapat meningkatkan utang luar negeri. Ketiga, inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan dengan terjadinya transfer sumber daya dari konsumen dan golongan berpenghasilan tetap kepada produsen. Keempat, inflasi yang tinggi akan dapat menyebabkan kenaikan tingkat bunga nominal yang dapat mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi tertentu (Achjar, 2013).
Di sisi lain berfluktuasinya tingkat inflasi di Indonesia dengan beragam faktor yang mempengaruhinya mengakibatkan semakin sulitnya pengendalian inflasi, sehingga dalam pengendaliannya pemerintah harus mengetahui faktor-faktor  pembentuk inflasi. Di mana inflasi di Indonesia bukan hanya merupakan fenomena jangka pendek,  seperti dalam teori kuantitas dan teori inflasi Keynes, tetapi juga merupakan fenomena jangka panjang  (Baasir, 2003:267).
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ditujukan menganalisis faktor – faktor pembentuk inflasi di Indonesia. Pembahasan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi (Achjar, 2013).

RUMUSAN MASALAH

Dari pernyataan diatas dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu :

  1. Jelaskan Hubungan Produk Domestik Bruto (PDB) Dengan Inflasi?
  2.  Sebutkan Dan Jelaskan Klasifikasi Produk Domestik Bruto (PDB)?
  3.  Bagaimana Cara Menghitung PDB Dengan Harga Berlaku Dan Dengan Harga Konstan?
  4.  Jelaskan Manfaat Yang Diperoleh Dari Data Produk Domestik Bruto (PDB)?

PEMBAHASAN

1.       Hubungan Produk Domestik Bruto (PDB) Dengan Inflasi

Produk Domestik Produk (PDB) berpengaruh positif terhadap Inflasi sebagaimana dijelaskan penyebab inflasi dari sisi tarikan permintaan (demand pull inflation). Kenaikan permintaan agregat (Agregat Demand/AD) yang tidak diimbangi dari sisi penawaran agregat (Agregat Supply/AS) akan menimbulkan celah inflasi atau inflationary gap yang merupakan sumber dari Inflasi. Selain itu, menurut Teori Keynesian kenaikan PDB sisi pengeluaran akan meningkatkan permintaan efektif masyarakat. Bila jumlah permintaan efektif terhadap komoditas meningkat, pada tingkat harga berlaku, melebihi jumlah maksimum dari barang-barang yang bisa dihasilkan masyarakat, maka inflationary gap akan timbul dan menimbulkan masalah inflasi.

2.       Klasifikasi Produk Domestik Bruto (PDB)

a.      PDB Atas Harga Berlaku (Nominal)

Merupakan PDB yang mengukur nilai output yang dihasilkan berdasarkan harga – harga yang berlaku pada waktu output tersebut diproduksi. Nilai ini bisa berubah setiap saat, baik karena ada perubahan dalam jumlah barang dan jasa atau ada perubahan dalam harga barang dan jasa tersebut. Pada intinya PDB  Nominal mennggunakan harga saat ini untuk menilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Seiring waktu, tingkat umum harga naik karena inflasi, yang menyebabkan peningkatan PDB nominal bahkan jika volume barang dan jasa yang dihasilkan tidak berubah.
  • b.       PDB Atas Harga Konstan (Rill)
PDB Riil mengukur nilai output dalam dua tahun atau lebih yang berbeda dengan menilai barang dan jasa disesuaikan dengan inflasi. Secara khusus, para ekonom ingin mengukur jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasaa. PDB Riil menjawab satu pertanyaan hipotesis, yakni berapa nilai barang dan jasa yang diproduksi pada tahun ini jika kita menilai barang dan jasa tersebut dengan harga yang berlaku pada tahun tertentu pada masa lampau.
PDB Riil menunjukan bagaimana produksi barang dan jasa keseluruhan dalam perekonomian seiring berjalannya waktu dengan mengevaluasi produksi masa sekarang menggunakan harga-harga yang ditetapkan di masa lampau. PDB Riil cocok untuk digunakan sebagai alat ukur kesejahteraan, karena mencerminkan kemampuan perekonomian dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang.
PDB Riil adalah nilai barang dan jasa yang diukur menggunakan harga konstan. Perhitungan PDB Riil dengan pertama-tama memilih suatu tahun sebagai tahun pokok, kemudian kita menggunakan harga-harga pada tahun pokok tersebut untuk menghitung nilai barang dan jasa pada semua tahun. Dengan kata lain , harga pada tahun pokok menjadi referensi dalam membandingkan jumlah pada tahun yang berbeda.

3.       Cara Menghitung PDB Harga Berlaku dan Harga Konstan
  
a.     PDB Harga Berlaku
  •  Menurut Pendekatan Produksi (Output) : Nilai tambah yang di ciptakan dalam suatu proses produksi.Metode ini untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian

Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(Pn X Qn)
 
Keterangan :
                                Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1             Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1             Qn= jenis barang ke-n

  • Menurut Pendekatan Pendapatan : Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi. Pendekatan ini artinya pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.
PDB     = Sewa + Upah + Bunga + Laba

  • Menurut Pendeketan Pengeluaran : Pendekatan pengeluaran ini artinya  menjumlahkan seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.
PDB     = C + I + G + (X-M)

Ket :
C= Konsumsi
I= Investasi
G= Pengeluaran pemerintah
X= Ekspor
M= Impor

b.       PDB Harga Konstan
  •  Revaluasi : Perkalian kuantum produksi tahun yang berjalan dengan harga tahun dasar

Output = produksi x harga
NTB = output x rasio NTB
  •  Ekstrapolasi : Dengan cara mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100
Output = output x (IKP/100)
NTB = Output x rasio NTB
  • Deflasi : Dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100
Output = = output x (IH/100)
NTB = Output x rasio NTB

4.       Manfaat Yang Diperoleh Dari Data Produk Domestik Bruto (PDB)

  • PDB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. 
  •  PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
  •  Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektorsektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
  •  PDB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
  •  Distribusi PDB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
  •  PDB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
  •  PDB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB per kepala atau per satu orang penduduk
  •  PDB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

KESIMPULAN

Salah satu dari berbagai macam penyebab inflasi yang meliputi tarikan permintaan dan desakan produksi, juga termasuk di dalamnya kenaikan upah/gaji, yang berarti juga kenaikan PDB negara. jika gaji para pegawai naik di sebuah negara, maka otomatis harga-harga barang produksi pun akan mengkikuti tren tersebut dan mengakibatkan terjadinya inflasi.

DAFTAR ISI

Fitriani dkk. 2013. Perhitungan Dan Analisis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupatan/Kota Berdasarkan Harga Konstan. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian. Jurnal Gaussian Vol 2 No 2 Hal 109-118. (Diakses pada 7 Mei 2017)
Gradhito. 2011. Pengaruh PDB Terhadap Inflasi. http://gradhito.blogspot.co.id/2011/05/pengaruh-pdb-terhadap-inflasi-di.html. (Diakses pada 7 Mei 2017)
Khanistiani, N. 2015. Tugas Softkill PDB Nominal dan PDB Rill. http://nestykhanistiani.blogspot.co.id/2015/01/tugas-softskill-pdb-nominal-dan-pdb-riil.html. (Diakses pada 7 Mei 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.