.

Minggu, 22 Mei 2016

Teori Konsumsi

Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumen masyarakat adalah penadapatan, dimana korelasi keduanya bersifat positif yaitu semakin tinggi pendapatan (Y) maka konsumsinya (C) juga makin tinggi :
C = f(Y).
Teori Keynes
a.      Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini dipengaruhi oleh pendapata disposabel. Tingkat konsumsi harus dipengaruhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut disposabe konsumsi otonomus (autonomus consuption). Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposabel.

b.      Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal
Biasa disingkat MPC adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah ila pendapatan disposabel bertambah satu unit.
c.       Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata
Biasa disingkat APC adalah rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total.
d.      Hubungan Konsumsi dengan Tabungan
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Besarnya tambahan pendapatan disposabel yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marjinal (Marjinal Propensity to Save, disingkat MPS). Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposabel disebut kecenderungan menabung rata-rata (Average Propensity to Save, disingkat APS).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
            Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga besar :
a.       Faktor-faktor Ekonomi
1.      Pendapatan rumah tangga
2.      Kekayaan rumah tangga
3.      Jumlah barang-barang konsumsi tahan lama
4.      Tingkat bunga
5.      Perkiraan tentang masa depan
6.      Kebijakan pemerintah menurangi ketimpangan pendapatan
b.      Faktor-faktor Demografi
1.      Jumlah penduduk
2.      Komposisi penduduk
c.       Faktor-faktor Non-Ekonomi
Faktor yang dipengaruhi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya, seperti beruahanya kebiasaan berbelanja dipasar tradisional ke pasar swalayan.

Tujuan Konsumsi
Seseorang melakukan kegiatan konsumsi biasanya memiliki beberapa tujuan berikut :
a.      Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap.
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.
b.      Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus.
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-brang yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluwarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.
c.       Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani
Hal-hal yang termasuk ke dalam konsumsi ini adalah seperti contohnya perjalanan haji dan umroh bagi umat muslim ke Negara Arab Saudi. Hal seperti ini akan menimbulkan kepuasan batin dan rohani bagi seseorang yang ingin melakukannya. Tentu saja untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan biaya perjalanan, biaya pendaftaran, dan lain sebagainya. Namun jika seseorang telah memiliki niat kuat, maka hal tersebut tidak akan menjadi suatu masalah yang besar.
Faktor-faktor Non-Ekonomi

            Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadapa besarnya konsumsi adalah faktor sosial- budaya masyarakat. Berubahnya pola kebiasaaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat ( tipe ideal ). Contoh kongret di indonesia adalah berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisinonal menjadi swalayan. Begitu juga kebiasaan makan, dari makan masakan yang disediakan dirumah menjadi kebiasaan makan di restoran atau pusat-pusat jajanan yang sudah disediakan makan cepat saj ( Fast Food ). Dalam dunia nyata sulit memilih faktor apa yang mempengaruhi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa saja terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapatan yang rendah yang memaksakan untuk membeli barang dan jasa yang sebenernya tidak sesuai dengan kemampuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.