.

Rabu, 11 Desember 2024

 

Peran Teknologi dalam Mengurangi Biaya Produksi dan Meningkatkan Efisiensi

E 11



 

NAMA : MEIDY DWI HARTANTO

NIM    : 41624110014

 

ABSTRAK

Dalam era digital saat ini, teknologi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Teknologi memungkinkan bisnis untuk mengotomatiskan proses, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan kolaborasi. Dalam konteks mikroekonomi, teknologi berperan penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi biaya dan meningkatkan kecepatan. Misalnya, penggunaan robot dalam proses produksi dan teknologi informasi dalam mengotomatisasi bisnis dapat mengurangi biaya tenaga kerja dan kesalahan, serta meningkatkan daya saing perusahaan. Teknologi informasi, khususnya pemasaran digital, berkontribusi pada efisiensi biaya pemasaran dengan mempermudah promosi produk dan meningkatkan penargetan pelanggan. Selain itu, otomatisasi dalam tugas-tugas manual dan penggunaan perangkat teknologi canggih, seperti sensor pintar dan IoT, membantu bisnis mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan koordinasi dalam rantai pasokan. Dengan demikian, inovasi teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga produktivitas dan daya saing bisnis secara keseluruhan.

 

Kata Kunci:

Teknologi, biaya produksi, efisiensi dan produktivitas proses, inovasi, pertumbuhan ekonomi

 

Pendahuluan

Dalam era modern, teknologi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Dengan memungkinkan bisnis mengotomatiskan proses, meningkatkan kolaborasi, dan mempercepat pengambilan keputusan, teknologi telah merevolusi cara kita bekerja dan berbisnis. Alhasil, efisiensi dan produktivitas ekonomi telah meningkat pesat.

Era digital saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi yang pesat. Teknologi kini telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia bisnis, sekarang. Dalam konteks mikroekonomi, inovasi teknologi dapat dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi efisiensi. Efisiensi mikroekonomi adalah kemampuan pelaku ekonomi untuk membuat produk dan jasa dengan biaya produksi terendah. Dengan adanya inovasi teknologi, banyak proses bisnis yang sebelumnya membutuhkan banyak sumber daya kini dapat dilakukan dengan lebih efisien. Misalnya, penggunaan robot dalam produksi akan meningkatkan kecepatan produksi dan mengurangi biaya tenaga kerja. Selain itu, teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi proses bisnis, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan efisiensi. Dengan cara ini, inovasi teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan.

Teknologi informasi memainkan peran penting dalam efisiensi biaya pemasaran. Penggunaan alat pemasaran digital yang canggih dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi sistem distribusi produk perusahaan pertanian (Nezamova & Olentsova, 2021). Pemasaran digital berkontribusi pada promosi produk dan bisnis yang efektif melalui saluran digital, yang secara signifikan meningkatkan penargetan pelanggan potensial dan membantu membentuk basis pelanggan (Nezamova & Olentsova, 2021)

Salah satu peran terpenting teknologi adalah mengotomatiskan tugas-tugas manual dan berulang. Dari perangkat lunak akuntansi yang memproses data keuangan secara otomatis hingga mesin di pabrik yang merakit produk tanpa campur tangan manusia, otomatisasi telah membebaskan pekerja dari tugas-tugas membosankan, memungkinkan mereka fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan bernilai tambah.

Teknologi juga telah mempermudah kolaborasi antar tim dan departemen. Dengan menggunakan platform komunikasi terpadu dan perangkat lunak manajemen proyek, karyawan dapat dengan mudah berbagi informasi, bertukar ide, dan bekerja sama pada proyek dari mana saja. Kolaborasi yang lebih baik ini mengarah pada pengurangan kesenjangan komunikasi, peningkatan efisiensi, dan waktu penyelesaian yang lebih cepat.

Teknologi membantu bisnis menggunakan sumber daya secara lebih efisien. Misalnya, sensor pintar dan perangkat IoT (Internet of Things) dapat memantau konsumsi energi, mengidentifikasi area pemborosan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Selain itu, teknologi rantai pasokan yang canggih meningkatkan koordinasi antara pemasok, produsen, dan distributor, mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi keseluruhan.

Permasalahan

Berdasarkan dari pendahuluan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

a.     Bagaimana cara pemeliharaan teknologi ( maintance ) ?

b.     Apakah infrastruktur dalam penerapan infastruktur memadai ?

c.     Apakah sumber daya manusia dapat mengoperasikan teknologi tersebut ?

Pembahasan

a.       Pemeliharaan teknologi ( maintance )

Pemeliharaan teknologi atau maintenance adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memastikan teknologi, perangkat keras, dan perangkat lunak berfungsi dengan baik dan optimal selama siklus hidupnya. Pemeliharaan ini tidak hanya penting untuk menghindari gangguan dalam operasional, tetapi juga untuk memperpanjang umur dan meningkatkan efisiensi teknologi yang digunakan.

Prinsip pemeliharaan fasilitas produksi adalah menjaga tingkat konsistensi dalam mengoptimalkan produksi dan kesiapan fasilitas tanpa mengesampingkan keselamatan. Untuk mencapainya diperlukan strategi pemeliharaan sebagai berikut :

·       Pemeliharaan Preventif

Pemeliharaan preventif melibatkan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah kerusakan atau kegagalan teknologi sebelum terjadi. Hal ini termasuk pemeriksaan rutin, pembersihan perangkat keras, pembaruan perangkat lunak, dan penggantian komponen yang sudah usang. Dengan melakukan pemeliharaan preventif, perusahaan dapat mengurangi risiko kerusakan yang dapat mengganggu operasional dan meminimalkan biaya perbaikan darurat (Garg, 2015).

·       Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan korektif dilakukan ketika teknologi mengalami kerusakan atau gangguan. Ini mencakup perbaikan atau penggantian bagian yang rusak. Pemeliharaan korektif sering kali lebih mahal karena perbaikan dilakukan setelah masalah terjadi dan dapat mengakibatkan downtime yang merugikan operasional (Sharma & Gupta, 2017).

·       Pemeliharaan Prediktif

Pemeliharaan prediktif menggunakan data dan analitik untuk memprediksi kapan peralatan akan gagal atau memerlukan perawatan. Teknologi sensor dan analitik digunakan untuk mengumpulkan data dari perangkat dan menganalisisnya untuk mengidentifikasi tanda-tanda kerusakan yang akan datang. Dengan pemeliharaan prediktif, perusahaan dapat mengurangi biaya pemeliharaan dan meningkatkan waktu operasional (Lee et al., 2014).

·       Pemeliharaan Berbasis Kondisi

Pemeliharaan ini berfokus pada kondisi aktual peralatan, bukan jadwal tertentu. Penggunaan sensor dan alat ukur digunakan untuk memantau kondisi perangkat keras atau perangkat lunak secara real-time, dan pemeliharaan dilakukan hanya saat diperlukan. Ini dapat menghemat biaya dan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi operasional.

 

b.       Bagaimana infrastruktur tidak memadai dalam penerapan teknologi ?

Keterbatasan infrastruktur dalam birokrasi adalah salah satu tantangan utama yang dapat menghambat efektivitas pelayanan publik. Infrastruktur yang tidak memadai mencakup berbagai aspek, seperti fasilitas fisik, teknologi, dan sistem pendukung yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas birokrasi secara efisien. Ketika infrastruktur tidak memadai, pelayanan publik dapat menjadi lambat, tidak konsisten, dan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat.

·       Peningkatan Anggaran untuk Infrastruktur: Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur. Anggaran yang cukup dapat memastikan bahwa fasilitas dan teknologi yang diperlukan tersedia dan berfungsi dengan baik.

·       Perencanaan dan Pengelolaan yang Efektif: Melakukan perencanaan dan pengelolaan infrastruktur yang lebih baik untuk memastikan penggunaan sumber daya yang efisien. Perencanaan yang baik dapat mengurangi pemborosan dan memastikan bahwa fasilitas sesuai dengan kebutuhan.

·       Investasi dalam Teknologi Modern: Menginvestasikan dalam teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan. Teknologi modern dapat membantu dalam mempercepat proses, meningkatkan kualitas layanan, dan mengelola data dengan lebih baik.

·       Integrasi Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang terintegrasi untuk meningkatkan koordinasi dan aliran informasi. Infrastruktur yang terintegrasi dapat mempercepat proses dan meningkatkan efisiensi dalam pelayanan publik.

·       Peningkatan Keterampilan Sumber Daya Manusia: Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada staf yang terlibat dalam pengelolaan infrastruktur. Keterampilan yang baik dapat meningkatkan kemampuan dalam membangun dan memelihara fasilitas dengan efektif.

·       Regulasi dan Kebijakan yang Mendukung: Mengembangkan dan menerapkan regulasi serta kebijakan yang mendukung pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. Kebijakan yang fleksibel dapat mendorong investasi dan perbaikan infrastruktur.

·       Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek infrastruktur. Sistem yang transparan dapat mencegah korupsi dan penyalahgunaan, serta memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan efektif.

·       Kemitraan Publik-Swasta: Menggali peluang untuk kemitraan publik-swasta dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur. Kemitraan ini dapat membantu dalam mendapatkan sumber daya tambahan dan keahlian yang diperlukan.

·       Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap infrastruktur untuk memastikan bahwa fasilitas berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan. Evaluasi berkelanjutan dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan yang diperlukan.

·       Fokus pada Kebutuhan Prioritas: Mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan infrastruktur yang paling mendesak untuk memastikan bahwa sumber daya dialokasikan dengan bijak. Fokus pada prioritas dapat membantu dalam mengatasi masalah yang paling kritis terlebih dahulu.

c.       Apakah sumber daya manusia siap dengan pengembangan teknologi ?

Untuk mengatasi tantangan kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi pengembangan teknologi, beberapa solusi dapat diterapkan baik oleh organisasi maupun pemerintah. Solusi tersebut meliputi langkah-langkah dalam meningkatkan keterampilan, mendukung adopsi teknologi, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perubahan.

·       Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan

Salah satu solusi utama adalah investasi dalam program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Organisasi perlu menyediakan pelatihan yang terus diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi. Pelatihan ini bisa mencakup keterampilan digital dasar maupun keterampilan lanjutan seperti analisis data, kecerdasan buatan (AI), dan pengembangan perangkat lunak. Menurut World Economic Forum (2020), pelatihan berbasis keterampilan praktis dan digital akan membantu tenaga kerja untuk tetap relevan dalam industri yang terus berubah.

·       Peningkatan Infrastruktur Pendidikan

Untuk jangka panjang, penting bagi sistem pendidikan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja yang berkembang. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berkolaborasi dengan industri untuk menciptakan kurikulum yang relevan dan menekankan keterampilan teknologi yang dibutuhkan di dunia kerja. Inisiatif seperti program pelatihan berbasis industri, bootcamp teknologi, dan kursus singkat dapat menjadi solusi yang efektif dalam mempersiapkan SDM menghadapi teknologi baru (Brynjolfsson & McAfee, 2014).

·       Membangun Budaya Adaptasi Teknologi

Organisasi perlu menciptakan budaya yang mendukung adopsi teknologi dan perubahan. Pemimpin yang memberikan contoh dalam mengadopsi teknologi baru dan mendorong keterlibatan karyawan dalam proses digitalisasi akan lebih sukses dalam mengurangi resistensi terhadap perubahan. Selain itu, penting untuk memberi pemahaman kepada karyawan mengenai manfaat teknologi terhadap pekerjaan mereka, sehingga mereka tidak merasa terancam oleh otomatisasi atau teknologi baru (Porter & Heppelmann, 2014).

·       Mendorong Kolaborasi antara Pekerja dan Teknologi

Alih-alih menggantikan pekerja dengan teknologi, perusahaan dapat mendorong kolaborasi antara manusia dan teknologi. Teknologi seperti robotika dan AI dapat digunakan untuk membantu pekerja menyelesaikan tugas-tugas rutin atau berulang, sementara pekerja tetap berperan dalam pengambilan keputusan strategis. Dengan pendekatan ini, teknologi dapat menjadi alat untuk meningkatkan kinerja pekerja, bukan untuk menggantikan mereka (Davenport & Westerman, 2018).

·       Mengatasi Kecemasan dan Ketidakpastian

Salah satu hambatan terbesar dalam adopsi teknologi adalah kecemasan pekerja mengenai dampak teknologi terhadap pekerjaan mereka. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menyediakan komunikasi yang transparan dan mendukung transisi digital dengan memberi penjelasan tentang bagaimana teknologi akan meningkatkan pekerjaan mereka, bukan menggantikan. Program pemahaman dan pelatihan yang menyeluruh akan membantu mengurangi ketakutan terhadap perubahan dan memfasilitasi transisi yang lebih mulus.

·       Keterlibatan Sumber Daya Manusia dalam Proses Inovasi

Untuk meningkatkan kesiapan SDM, perusahaan dapat melibatkan karyawan dalam proses inovasi teknologi. Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam inisiatif teknologi dan memberikan umpan balik akan mendorong rasa memiliki terhadap teknologi yang diterapkan, sehingga mereka lebih siap untuk beradaptasi dengan perubahan.

 

Kesimpulan

Kesimpulan tentang peran teknologi dalam mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi adalah sebagai berikut:

·       Automatisasi Proses: Teknologi mengotomatiskan banyak proses, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, serta meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.

·       Pemasaran Digital: Teknologi informasi, terutama pemasaran digital, memungkinkan penargetan lebih tepat dan biaya pemasaran yang lebih rendah, yang meningkatkan efisiensi distribusi produk.

·       Optimalisasi Sumber Daya: Penggunaan teknologi seperti IoT dan sensor pintar membantu mengurangi pemborosan energi dan bahan baku, yang berdampak pada pengurangan biaya produksi.

Secara keseluruhan, teknologi meningkatkan efisiensi dalam produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya, yang berkontribusi pada pengurangan biaya dan peningkatan daya saing

 

Saran

Berikut adalah saran terkait penerapan teknologi untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi:

·       Investasi dalam Otomatisasi: Perusahaan perlu mengadopsi teknologi otomatisasi untuk menggantikan tugas manual dan meningkatkan produktivitas.

·       Pemasaran Digital: Memanfaatkan pemasaran digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dengan biaya lebih rendah, meningkatkan efektivitas distribusi.

·       Pengelolaan Sumber Daya dengan IoT: Implementasi IoT untuk memantau dan mengoptimalkan penggunaan energi dan bahan baku, mengurangi pemborosan.

·       Pelatihan Karyawan: Perusahaan harus melatih karyawan untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi baru, meningkatkan efisiensi operasional.

Dengan mengimplementasikan teknologi ini dapat mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing.

Daftar Pustaka

·       https://www.puskomedia.id/blog/peran-teknologi-dalam-meningkatkan-efisiensi-dan-produktivitas-ekonomi/

·       https://pe.feb.unesa.ac.id/post/peran-inovasi-teknologi-dalam-peningkatan-efisiensi-ekonomi-mikro-di-era-digital

·       Nezamova, O., & Olentsova, J. (2021). The role of digital marketing in improving the efficiency of the product distribution system of agricultural enterprises in the Krasnoyarsk Region. E3S Web of Conferences, 247, 1027.

·       Desembrianita, E., Sunarni, S., Hutauruk, F. N., Azis, F., & Iskandar, Y. (tahun). Dampak Implementasi Teknologi Informasi terhadap Efisiensi Biaya Pemasaran pada UMKM di Jawa Barat: Perspektif Akuntansi Manajemen. Nama Jurnal/Proceeding

·       Pranowo, I. D. (2019). Sistem dan manajemen pemeliharaan.

·       https://seputarbirokrasi.com/mengatasi-masalah-keterbatasan-infrastruktur-dalam-meningkatkan-pelayanan-publik/

·       https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-parepare/baca-artikel/17199/Strategi-Pengelolaan-Sumber-Daya-Manusia-dalam-Menghadapi-Era-Digitalisasi.html

·       Brynjolfsson, E., & McAfee, A. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies.

·       Davenport, T. H., & Westerman, G. (2018). The Second Digital Revolution: The Impact of AI and Automation on the Workforce. Harvard Business Review.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.