Peran
Teknologi dalam Mengurangi Biaya Produksi dan Meningkatkan Efisiensi
E 11
NAMA : MEIDY DWI HARTANTO
NIM : 41624110014
ABSTRAK
Dalam
era digital saat ini, teknologi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan
ekonomi, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Teknologi
memungkinkan bisnis untuk mengotomatiskan proses, mempercepat pengambilan
keputusan, dan meningkatkan kolaborasi. Dalam konteks mikroekonomi, teknologi
berperan penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi biaya
dan meningkatkan kecepatan. Misalnya, penggunaan robot dalam proses produksi
dan teknologi informasi dalam mengotomatisasi bisnis dapat mengurangi biaya
tenaga kerja dan kesalahan, serta meningkatkan daya saing perusahaan. Teknologi
informasi, khususnya pemasaran digital, berkontribusi pada efisiensi biaya
pemasaran dengan mempermudah promosi produk dan meningkatkan penargetan pelanggan.
Selain itu, otomatisasi dalam tugas-tugas manual dan penggunaan perangkat
teknologi canggih, seperti sensor pintar dan IoT, membantu bisnis
mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan koordinasi dalam rantai
pasokan. Dengan demikian, inovasi teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi
tetapi juga produktivitas dan daya saing bisnis secara keseluruhan.
Kata Kunci:
Teknologi,
biaya produksi, efisiensi dan produktivitas proses, inovasi, pertumbuhan
ekonomi
Pendahuluan
Dalam
era modern, teknologi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Dengan
memungkinkan bisnis mengotomatiskan proses, meningkatkan kolaborasi, dan
mempercepat pengambilan keputusan, teknologi telah merevolusi cara kita bekerja
dan berbisnis. Alhasil, efisiensi dan produktivitas ekonomi telah meningkat
pesat.
Era
digital saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi yang pesat. Teknologi kini
telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia
bisnis, sekarang. Dalam konteks mikroekonomi, inovasi teknologi dapat dianggap
sebagai faktor yang mempengaruhi efisiensi. Efisiensi mikroekonomi adalah
kemampuan pelaku ekonomi untuk membuat produk dan jasa dengan biaya produksi
terendah. Dengan adanya inovasi teknologi, banyak proses bisnis yang sebelumnya
membutuhkan banyak sumber daya kini dapat dilakukan dengan lebih efisien.
Misalnya, penggunaan robot dalam produksi akan meningkatkan kecepatan produksi
dan mengurangi biaya tenaga kerja. Selain itu, teknologi informasi memungkinkan
perusahaan untuk mengotomatisasi proses bisnis, mengurangi kesalahan, dan
meningkatkan efisiensi. Dengan cara ini, inovasi teknologi tidak hanya
meningkatkan efisiensi tetapi juga meningkatkan produktivitas dan daya saing
perusahaan.
Teknologi
informasi memainkan peran penting dalam efisiensi biaya pemasaran. Penggunaan
alat pemasaran digital yang canggih dapat membantu mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan efisiensi sistem distribusi produk perusahaan pertanian (Nezamova
& Olentsova, 2021). Pemasaran digital berkontribusi pada promosi produk dan
bisnis yang efektif melalui saluran digital, yang secara signifikan
meningkatkan penargetan pelanggan potensial dan membantu membentuk basis
pelanggan (Nezamova & Olentsova, 2021)
Salah
satu peran terpenting teknologi adalah mengotomatiskan tugas-tugas manual dan
berulang. Dari perangkat lunak akuntansi yang memproses data keuangan secara
otomatis hingga mesin di pabrik yang merakit produk tanpa campur tangan
manusia, otomatisasi telah membebaskan pekerja dari tugas-tugas membosankan,
memungkinkan mereka fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan bernilai
tambah.
Teknologi
juga telah mempermudah kolaborasi antar tim dan departemen. Dengan menggunakan
platform komunikasi terpadu dan perangkat lunak manajemen proyek, karyawan dapat
dengan mudah berbagi informasi, bertukar ide, dan bekerja sama pada proyek dari
mana saja. Kolaborasi yang lebih baik ini mengarah pada pengurangan kesenjangan
komunikasi, peningkatan efisiensi, dan waktu penyelesaian yang lebih cepat.
Teknologi
membantu bisnis menggunakan sumber daya secara lebih efisien. Misalnya, sensor
pintar dan perangkat IoT (Internet of Things) dapat memantau konsumsi energi,
mengidentifikasi area pemborosan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Selain itu, teknologi rantai pasokan yang canggih meningkatkan koordinasi
antara pemasok, produsen, dan distributor, mengurangi waktu tunggu dan
meningkatkan efisiensi keseluruhan.
Permasalahan
Berdasarkan
dari pendahuluan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
a. Bagaimana
cara pemeliharaan teknologi ( maintance ) ?
b. Apakah
infrastruktur dalam penerapan infastruktur memadai ?
c. Apakah
sumber daya manusia dapat mengoperasikan teknologi tersebut ?
Pembahasan
a. Pemeliharaan
teknologi ( maintance )
Pemeliharaan teknologi
atau maintenance adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memastikan
teknologi, perangkat keras, dan perangkat lunak berfungsi dengan baik dan
optimal selama siklus hidupnya. Pemeliharaan ini tidak hanya penting untuk
menghindari gangguan dalam operasional, tetapi juga untuk memperpanjang umur
dan meningkatkan efisiensi teknologi yang digunakan.
Prinsip pemeliharaan
fasilitas produksi adalah menjaga tingkat konsistensi dalam mengoptimalkan
produksi dan kesiapan fasilitas tanpa mengesampingkan keselamatan. Untuk
mencapainya diperlukan strategi pemeliharaan sebagai berikut :
· Pemeliharaan
Preventif
Pemeliharaan preventif
melibatkan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah kerusakan atau kegagalan
teknologi sebelum terjadi. Hal ini termasuk pemeriksaan rutin, pembersihan
perangkat keras, pembaruan perangkat lunak, dan penggantian komponen yang sudah
usang. Dengan melakukan pemeliharaan preventif, perusahaan dapat mengurangi
risiko kerusakan yang dapat mengganggu operasional dan meminimalkan biaya perbaikan
darurat (Garg, 2015).
· Pemeliharaan
Korektif
Pemeliharaan korektif
dilakukan ketika teknologi mengalami kerusakan atau gangguan. Ini mencakup
perbaikan atau penggantian bagian yang rusak. Pemeliharaan korektif sering kali
lebih mahal karena perbaikan dilakukan setelah masalah terjadi dan dapat
mengakibatkan downtime yang merugikan operasional (Sharma & Gupta, 2017).
· Pemeliharaan
Prediktif
Pemeliharaan prediktif
menggunakan data dan analitik untuk memprediksi kapan peralatan akan gagal atau
memerlukan perawatan. Teknologi sensor dan analitik digunakan untuk
mengumpulkan data dari perangkat dan menganalisisnya untuk mengidentifikasi
tanda-tanda kerusakan yang akan datang. Dengan pemeliharaan prediktif,
perusahaan dapat mengurangi biaya pemeliharaan dan meningkatkan waktu
operasional (Lee et al., 2014).
· Pemeliharaan
Berbasis Kondisi
Pemeliharaan ini berfokus
pada kondisi aktual peralatan, bukan jadwal tertentu. Penggunaan sensor dan
alat ukur digunakan untuk memantau kondisi perangkat keras atau perangkat lunak
secara real-time, dan pemeliharaan dilakukan hanya saat diperlukan. Ini dapat
menghemat biaya dan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi operasional.
b. Bagaimana
infrastruktur tidak memadai dalam penerapan teknologi ?
Keterbatasan
infrastruktur dalam birokrasi adalah salah satu tantangan utama yang dapat
menghambat efektivitas pelayanan publik. Infrastruktur yang tidak memadai
mencakup berbagai aspek, seperti fasilitas fisik, teknologi, dan sistem
pendukung yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas birokrasi secara
efisien. Ketika infrastruktur tidak memadai, pelayanan publik dapat menjadi
lambat, tidak konsisten, dan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat.
· Peningkatan
Anggaran untuk Infrastruktur: Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur. Anggaran yang cukup
dapat memastikan bahwa fasilitas dan teknologi yang diperlukan tersedia dan
berfungsi dengan baik.
· Perencanaan
dan Pengelolaan yang Efektif: Melakukan perencanaan dan pengelolaan
infrastruktur yang lebih baik untuk memastikan penggunaan sumber daya yang
efisien. Perencanaan yang baik dapat mengurangi pemborosan dan memastikan bahwa
fasilitas sesuai dengan kebutuhan.
· Investasi
dalam Teknologi Modern: Menginvestasikan dalam teknologi terbaru untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan. Teknologi modern dapat
membantu dalam mempercepat proses, meningkatkan kualitas layanan, dan mengelola
data dengan lebih baik.
· Integrasi
Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang terintegrasi untuk meningkatkan
koordinasi dan aliran informasi. Infrastruktur yang terintegrasi dapat
mempercepat proses dan meningkatkan efisiensi dalam pelayanan publik.
· Peningkatan
Keterampilan Sumber Daya Manusia: Memberikan pelatihan dan pengembangan
keterampilan kepada staf yang terlibat dalam pengelolaan infrastruktur.
Keterampilan yang baik dapat meningkatkan kemampuan dalam membangun dan
memelihara fasilitas dengan efektif.
· Regulasi
dan Kebijakan yang Mendukung: Mengembangkan dan menerapkan regulasi serta
kebijakan yang mendukung pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. Kebijakan
yang fleksibel dapat mendorong investasi dan perbaikan infrastruktur.
· Peningkatan
Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaan proyek infrastruktur. Sistem yang transparan dapat mencegah
korupsi dan penyalahgunaan, serta memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan
efektif.
· Kemitraan
Publik-Swasta: Menggali peluang untuk kemitraan publik-swasta dalam pembangunan
dan pengelolaan infrastruktur. Kemitraan ini dapat membantu dalam mendapatkan
sumber daya tambahan dan keahlian yang diperlukan.
· Pemantauan
dan Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala
terhadap infrastruktur untuk memastikan bahwa fasilitas berfungsi dengan baik
dan memenuhi kebutuhan. Evaluasi berkelanjutan dapat membantu dalam
mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
· Fokus
pada Kebutuhan Prioritas: Mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan
infrastruktur yang paling mendesak untuk memastikan bahwa sumber daya
dialokasikan dengan bijak. Fokus pada prioritas dapat membantu dalam mengatasi
masalah yang paling kritis terlebih dahulu.
c. Apakah
sumber daya manusia siap dengan pengembangan teknologi ?
Untuk mengatasi tantangan
kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi pengembangan teknologi,
beberapa solusi dapat diterapkan baik oleh organisasi maupun pemerintah. Solusi
tersebut meliputi langkah-langkah dalam meningkatkan keterampilan, mendukung
adopsi teknologi, dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perubahan.
· Pendidikan
dan Pelatihan Berkelanjutan
Salah satu solusi utama
adalah investasi dalam program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
Organisasi perlu menyediakan pelatihan yang terus diperbarui sesuai dengan perkembangan
teknologi. Pelatihan ini bisa mencakup keterampilan digital dasar maupun
keterampilan lanjutan seperti analisis data, kecerdasan buatan (AI), dan
pengembangan perangkat lunak. Menurut World Economic Forum (2020), pelatihan
berbasis keterampilan praktis dan digital akan membantu tenaga kerja untuk
tetap relevan dalam industri yang terus berubah.
· Peningkatan
Infrastruktur Pendidikan
Untuk jangka panjang,
penting bagi sistem pendidikan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja
yang berkembang. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berkolaborasi dengan
industri untuk menciptakan kurikulum yang relevan dan menekankan keterampilan
teknologi yang dibutuhkan di dunia kerja. Inisiatif seperti program pelatihan
berbasis industri, bootcamp teknologi, dan kursus singkat dapat menjadi solusi
yang efektif dalam mempersiapkan SDM menghadapi teknologi baru (Brynjolfsson
& McAfee, 2014).
· Membangun
Budaya Adaptasi Teknologi
Organisasi perlu
menciptakan budaya yang mendukung adopsi teknologi dan perubahan. Pemimpin yang
memberikan contoh dalam mengadopsi teknologi baru dan mendorong keterlibatan
karyawan dalam proses digitalisasi akan lebih sukses dalam mengurangi
resistensi terhadap perubahan. Selain itu, penting untuk memberi pemahaman
kepada karyawan mengenai manfaat teknologi terhadap pekerjaan mereka, sehingga
mereka tidak merasa terancam oleh otomatisasi atau teknologi baru (Porter &
Heppelmann, 2014).
· Mendorong
Kolaborasi antara Pekerja dan Teknologi
Alih-alih menggantikan
pekerja dengan teknologi, perusahaan dapat mendorong kolaborasi antara manusia
dan teknologi. Teknologi seperti robotika dan AI dapat digunakan untuk membantu
pekerja menyelesaikan tugas-tugas rutin atau berulang, sementara pekerja tetap
berperan dalam pengambilan keputusan strategis. Dengan pendekatan ini,
teknologi dapat menjadi alat untuk meningkatkan kinerja pekerja, bukan untuk
menggantikan mereka (Davenport & Westerman, 2018).
· Mengatasi
Kecemasan dan Ketidakpastian
Salah satu hambatan
terbesar dalam adopsi teknologi adalah kecemasan pekerja mengenai dampak
teknologi terhadap pekerjaan mereka. Solusi untuk masalah ini adalah dengan
menyediakan komunikasi yang transparan dan mendukung transisi digital dengan
memberi penjelasan tentang bagaimana teknologi akan meningkatkan pekerjaan mereka,
bukan menggantikan. Program pemahaman dan pelatihan yang menyeluruh akan
membantu mengurangi ketakutan terhadap perubahan dan memfasilitasi transisi
yang lebih mulus.
· Keterlibatan
Sumber Daya Manusia dalam Proses Inovasi
Untuk meningkatkan
kesiapan SDM, perusahaan dapat melibatkan karyawan dalam proses inovasi
teknologi. Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam
inisiatif teknologi dan memberikan umpan balik akan mendorong rasa memiliki
terhadap teknologi yang diterapkan, sehingga mereka lebih siap untuk
beradaptasi dengan perubahan.
Kesimpulan
Kesimpulan tentang peran teknologi dalam
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi adalah sebagai berikut:
· Automatisasi
Proses: Teknologi mengotomatiskan banyak proses, mengurangi ketergantungan pada
tenaga kerja manual, serta meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.
· Pemasaran
Digital: Teknologi informasi, terutama pemasaran digital, memungkinkan
penargetan lebih tepat dan biaya pemasaran yang lebih rendah, yang meningkatkan
efisiensi distribusi produk.
· Optimalisasi
Sumber Daya: Penggunaan teknologi seperti IoT dan sensor pintar membantu
mengurangi pemborosan energi dan bahan baku, yang berdampak pada pengurangan
biaya produksi.
Secara keseluruhan, teknologi meningkatkan
efisiensi dalam produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya, yang
berkontribusi pada pengurangan biaya dan peningkatan daya saing
Saran
Berikut
adalah saran terkait penerapan teknologi untuk mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan efisiensi:
· Investasi
dalam Otomatisasi: Perusahaan perlu mengadopsi teknologi otomatisasi untuk
menggantikan tugas manual dan meningkatkan produktivitas.
· Pemasaran
Digital: Memanfaatkan pemasaran digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan
dengan biaya lebih rendah, meningkatkan efektivitas distribusi.
· Pengelolaan
Sumber Daya dengan IoT: Implementasi IoT untuk memantau dan mengoptimalkan
penggunaan energi dan bahan baku, mengurangi pemborosan.
· Pelatihan
Karyawan: Perusahaan harus melatih karyawan untuk mengoptimalkan penggunaan
teknologi baru, meningkatkan efisiensi operasional.
Dengan
mengimplementasikan teknologi ini dapat mengurangi biaya dan meningkatkan daya
saing.
Daftar Pustaka
· Nezamova,
O., & Olentsova, J. (2021). The role of digital marketing in improving the efficiency
of the product distribution system of agricultural enterprises in the
Krasnoyarsk Region. E3S Web of Conferences, 247, 1027.
· Desembrianita,
E., Sunarni, S., Hutauruk, F. N., Azis, F., & Iskandar, Y. (tahun). Dampak
Implementasi Teknologi Informasi terhadap Efisiensi Biaya Pemasaran pada UMKM
di Jawa Barat: Perspektif Akuntansi Manajemen. Nama Jurnal/Proceeding
· Pranowo,
I. D. (2019). Sistem dan manajemen pemeliharaan.
· https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-parepare/baca-artikel/17199/Strategi-Pengelolaan-Sumber-Daya-Manusia-dalam-Menghadapi-Era-Digitalisasi.html
· Brynjolfsson,
E., & McAfee, A. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and
Prosperity in a Time of Brilliant Technologies.
· Davenport,
T. H., & Westerman, G. (2018). The Second Digital Revolution: The Impact of
AI and Automation on the Workforce. Harvard Business Review.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.