.

Selasa, 11 April 2017

Perilaku Perusahaan dalam Memaksimalkan Laba dengan Pendekatan Totalitas

Abstrak
Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah permasalahan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya. Semua produsen harus mengambil keputusan dasar untuk mencapai hal yang ingin diasumsikan sebagai laba utamaatau keuntungan maksimum.

1. Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah organisasi yang didirikan ketika seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi permintaan yang di lihatnya, kebanyakan perusahaan muncul dalam rangka menghasilkan laba.

Perusahaan dianggap sebagai unit produktif dari masyarakat yang terlibat dalam proses mengubah sumber-sumber daya menjadi barang-barang konsumsi akhir. Perusahaan adalah suatu organisasi yang membeli dan menyewa sumber-sumber daya, memproduksinya melalui suatu proses produksi, dan kemudian menjual barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya tersebut kepada pihak lain (Machfoedz, 2007: 2).

Menurut Nurlita Carter 2014, ada tiga keputusan yang harus diambil dalam suatu perusahaan, yaitu:
a.    Berapa keluaran yang akan ditawarkan (kuantitas produksi)
b.    Bagaimana memproduksi keluaran itu (tekhnik produksi atauteknologi mana yang akan digunakan?
c.    Dari masing-masing masukan (input), berapa yang akan diminta?

Pilihan pertama dan terakhir dihubungkan oleh pilihan kedua. Begitu suatu perusahaan memutuskan berapa banyak yang akan diproduksi, pilihan metode produksi menentukan input yang diperlukan oleh perusahaan itu. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan sweater memutuskan untuk memproduksi 5.000 sweater pada bulan ini, perusahaan itu harus mengetahui berapa banyak pekerja produksi yang akan dibutuhkan, berapa banyak listrik yang akan digunakan, berapa banyak yang akan dibeli, dan berapa banyak mesin jahit yang akan dijalankan. Semua itu sudah bagian dari perencanaan produksi, maka apabila salah satu diantara perencaraan produksi itu tidak ada maka kemungkin besar sedikit barang yang diproduksi atau tidak ada produksi sama sekali.

              Demikian pula, teknik produksi, segala jenis kuantitas input menentukan jumlah output yang bisa diproduksi. Tentunya jumlah mesin dan pekerja yang dipekerjakan di pabrik sweater menentukan berapa banyak sweater yang di produksi. Perbandingan ini adalah 1 : 1 dimana 1 pekerja dengan 1 mesin jahit, kerusakan mesin jahit ataupun absen nya pekerja bisa menurunkan kuantitas output sweater yang didapat.

Dua teknologi berbeda juga bisa memproduksi kuantitas output yang sama. Artinya, hasil yang diperoleh dari suatu pabrik yang memproduksi dengan mesin canggih akan sama dengan suatu pabrik yang memperkerjakan banyak pekerja, hasil ini juga bisa dikatakan sama-sama efisien jika dilihat dari segi kebutuhan dan permintaan produksi. Pada zaman modern ini perusahaan ingin memaksimalkan laba dengan cara memilih teknologi yang lebih canggih dan untuk meminimalkan biaya(cost) juga untuk meningkatkan kualitas output tertentu.

2. Keuntungan dan biaya ekonomis

Pada dasarnya perusahaan menerapkan target untuk menerima laba(keuntungan) dan banyak cara yang dijalankan suatu perusahaan untu tujuan memaksimalkan laba.

A. Laba atau keuntungan (Profit) adalah perbedaan antar penerimaan total dan biaya total. Laba biasanya diterima setelah produk yang dihasilkan terjual dipasaran, laba bisa sangat menguntungkan apabila menguasai pasar dan produknya laris manis di pasar.
Laba = penerimaan total – biaya total

B. Penerimaan (revenue) total
Penerimaan total(revunue) adalah jumlah yang diterima dari hasil penjualan produk. Jumlah unit yang terjual (q) dikali harga yang diterima per unit (p). Didefinisikan ; q x p

Biaya (cost) total kurang bisa didefinisikan secara langsung. Kita mendefinisikan biaya total disini dengan memasukkan; biaya yang sudah dikeluarkan dan biaya oportunitas total dari semua input atau faktor produksi(efisiensi diperhitungkan).

i. Biaya yang sudah dikeluarkan dan (out of pocket cost) kadang-kadang disebut juga dengan biaya ekplisit atau biaya akuntansi.
ii. Biaya oportunitas sering disebut dengan biaya implisit.
iii. Biaya ekonomis meliputui biaya peluang total dari segala input.  Istilah laba mulai sekarang berarti keuntungan (profit) ekonomis. Jadi bila kita katakan, laba = penerimaan total – biaya total, yang sebenarnya dimaksudkan adalah
Keuntungan ekonomis = penerimaan total – biaya ekonomis total

Alasan mengapa kita memperhitungkan biaya oportunitas adalah karena kita tertarik menganalisis perilaku perusahaan dari sudut pandang investor potensial atau pesaing baru potensial, seiring berkembang nya zaman sering disebut juga investasi. Jika saya berpikir hendak membeli suatu perusahaan, atau saham di suatu perusahaan, atau memasuki satu industri sebagai perusahan baru, saya perlu memperhatikan biaya total dari produksi itu. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan keluarga mempekerjakan tiga anggota keluarga tapi tidak member mereka upah, masih ada satu biaya: biaya oportunitas tenaga kerja itu. Dalam mengevaluasi bisnis dari sisi luarnya , biaya ini harus ditambahkan.

Biaya oportunitas yang dimasukkan dalam biaya ekonomis adalah biaya oportunitas modal. Cara kita memperlakukan biaya oportunitas modal adalah menambahkan tingkat penghasilan normal (normal rate f return) sebagai bagian dari biaya ekonomis.

iv. Tingkat penghasilan (rate of return) adalah arus pendapatan bersih tahunan yang dihasilkan oleh suatu investasi dinyatakan dalam bentuk presentase dari investasi total. Sebagia contoh, jika seseorang menanamkan investasi $ 100.000 dalam modal untuk memulai restoran kecil dan restoran itu menghasilkan aliran dana $ 15.000 tiap tahun, bisa kita katakan proyek ini memiliki “tingkat penghasilan” 15 persen. Kadang kita menyebut tigkat penghasilan yang didapat sebagai hasil investasi.

v. Tingkat penghasilan normal (normsl rate of return) adalah cukup yang cukup memadai untuk membuat pemilik atau investor tetap puas karena jika investor puas maka investasi yang diberikan ke suatu perusahaan bisa meningkat. Jika tingkat penghasilan turun dibawah normal, akan sulit atau mustahil bagi para manajer untuk menggalang sumber daya yang dibutuhkan untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan itu akan menerima tingkat penghasilan yang lebih rendah daripada yang bisa mereka terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka tidak akan punya isentif untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Kemungkinan berinvestasinya kecil, karena dengan keadaan krisis seperti ini akan menimbulkan banyak minus(banyak pengeluaran daripada pemasukan).

Tingkat penghasilan yang normal dianggap sebagai bagian biaya total suatu bisnis. Menambahkan tingkat penghasilan normal pada biaya total memiliki dampak penting: Ketika suatu perusahaan menghasilkan sama persis dengan tingkat penghasilan normal,  perusahaan itu menghasilkan laba nol. Jika tingkat laba positif, perusahaan menghasilkan tingkat penghasilan diatas modal yang berada diatas normal.

3. Keputusan Jangka Pendek Dan Dibandingkan Jangka Panjang

Dalam perusahaan tidak dijelaskan secara pasti kapan masa jangka pendek dan jangka pendek tidak diperlukan, tetapi intinya tiap perusahaan itu wajib memiliki target untuk jangka pendek dan jangka panjang. Agar perusahaan bisa melakukan evaluasi kekurangn dan langkah apa yang selanjutnya akan diambil.

A. Jangka pendek (Short run) didefinisikan :
- Pertama, jangka pendek didefinisikan sebagai jangka waktu di mana beberapa factor produksi membuat mereka terkunci pada skala operasi saat ini.
- Kedua, perusahaan baru tidak bisa masuk ke dalam dan perusahaan lama tidak bisa keluar dari suatu industry dalam jangka pendek. Perusahaan mungkin membatasi operasinya, tapi mereka masih terkekang dalam beberapa biaya, mekipun mereka mungkin sedang dalam proses keluar dari bisnis.

B. Dalam  jangka panjang (long run), tidak ada faktor produksi yang tetap. Perusahaan bisa merencanakan untuk tiap tingkat output yang mereka inginkan. Mereka bisa menggandakan atau melipattigakan output. Disamping itu perusahaan baru bisa memulai operasi (memasuki industri), dan perusahaan yang ada bisa

4. Proses Produksi

Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan.(wikipedia, 2017)
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa.(wikipedia, 2017)
Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Di era globalisasi ini teknologi produksi menjadi semacam solusi untuk perusahaan yang ingin meminimaisir biaya produksi tetapi dengan sedikit modal. Tentunya dengan pertimbangan kuantitas dalam setiap output. Cara ini merupakan teknologi padat modal.

Teknologi produksi  terkait dengan input dan output. Kuantitas tertentu suatu input dibutuhkan untuk memproduksi tiap jasa atau barang tertentu. Sebagian besar output biaya diproduksi dengan sejumlah teknik berbeda. Kita bisa meruntuhkan bangunan lama dan membebaskan suatu kapling untuk menciptakan sebuah taman dengan beberapa cara, misalnya. 500 laki-laki dan perempuan bisa merobohkannya dengan godam dan membersihkan puing-puingnya dengan tangan ini disebut dengan teknologi pada karya (labor-intensive). Taman yang sama bisa diproduksi oleh dua orang dengan Derek peruntuh, sekop uap, backhoe, dan truk sampaha; ini merupakan teknologi padat modal (capital-intensive).

5. Tujuan Perusahaan Memaksimumkan Keuntungan (Laba)

    Tujuan perusahaan dalam melakukan kegiatan adalah mendapatkan hasil laba yang maksimal, “Laba merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya, sehingga laba mengukur masukan (dalam bentuk biaya) dengan keluaran (dalam bentuk pendapatan) dan mengukur efisiensi dan efektifitas” (Supriyono dan Mulyadi, 2001:140). Perusahaan juga akan mengukur tinggi dan rendahnya tingkat penjualan. Menurut Radiosunu (2000: 23), “tingkat penjualan adalah beberapa jumlah barang yang diproduksi atau barang yang terjual dari suatu produk tertentu didalam waktu tertentu”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat penjualan adalah sebagian hasil dari kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan.

Dalam praktek pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan dalam perusahaan. Ada sebagian perusahaan yang lebih mengambil keuntungan dengan menekan penjualannya (hasil produksi), ada pula yang memasukkan unsur politik didalam penentuan tingkat produksi yang akan tercapai. Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan tetapi itu semua kembali tergantung pada tiap perusahaan dan jenis perusahaan. Jadi, setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam memaksimumkan laba yang akan diperolehnya.

Tetapi tidak disangkal lagi setiap perusahaan memilki target dalam pencapaian keuntungan, dan tidak munafik bagi perusahaan bahkan berupaya memiliki target menaikan laba setinggi-tingginya. Tidak peduli dengan keadaan pasar ataupun persaingan dalam industri yang kian meningkat.

6. Cara Mencapai Tujuan Perusahaan Memaksimumkan Keuntungan (Laba)

Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yaitu :
- Pendekatan Totalitas (totality approach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Jika harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya variable per unit, sehingga:
π = P.Q – (FC + v.Q)

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.

- Menargetkan harga penjualan yang lebih besar dari ongkos produksi
- Menyesuakan dengan permintaan pasar
- Menyesuaikan dengan kebutuhan dan efiensi yang ada di masyarakat
- Bersaing secara sportif dengan perusahaan lain
- Mengedepankan kualitas dari suatu produk agar produknya bisa terus berkembang di pasar
- Menargetkan inovasi dan kreatifitas dalam suatu produk
- Pilihan teknologi produksi yang merupakan teknologi padat modal

Kesimpulan
Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain karena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya dengan cara menawarkan kepada investor. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah produk yang dalam hal ini adalah jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.

Daftar pustaka
Carter, Nurlita. 2014. Perilaku perusahaan memaksimalkan laba
http://nurlitacarter.blogspot.com/2014/03/perilaku-perusahaan-yang-memaksimalkan.html?m=1(diakses 10 April 2017)
Mohammed, Sofyan. 2011. Kondisi perusahaan memaksimalkan laba
https://sofyanmohammed.wordpress.com/2011/04/28/kondisi-perusahaan-dalam-memaksimalkan-laba/(diakses 10 April 2017)
Dyanarti, Tri wahyuni. 2013. Analisis hasil kombinasi produk dan tingkat penjualan dalam upaya memaksimalkan laba. Jurnal naskah publik.(11 april 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.