.

Senin, 17 April 2017

Hubungan Industrialisasi dengan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Daerah di Jawa Barat

@A14-Dinda
Oleh : DINDA AMALIA

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Globalisasi telah berdampak besar dalam segala aspek kehidupan. Baik kehidupan sosial, politik, teknologi, pendidikan, budaya, keamanan, dan tentu saja ekonomi. Semuanya seakan-akan ikut maju dan berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. Perkembangan tersebut tidak hanya memberikan manfaat pada kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi kehidupan.
Seperti masalah ekonomi yang merupakan pokok masalah yang tiada habisnya. Tidak hanya menjadi masalah nasional di Indonesia saja, tetapi juga menjadi masalah multidimensional global. Perkembangan zaman telah membawa dampak terhadap kemajuan ekonomi , begitu pula dengan masalah pembangunan.
Sekarang ini istilah pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Dimana pembangunan industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi mempunyai tujuan pokok untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Keberadaan industri juga sering dikaitkan dengan peranan industri sebagai sektor pemimpin (leading sector), yaitu pembangunan industri dapat memacu dan meningkatkan pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan, pertanian, ataupun sektor jasa (Arsyad, 1999). Berkembangnya sektor-sektor tersebut akan mendukung laju pertumbuhan industri, sehingga menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian sedang tumbuh dan sehat. Selain itu pembangunan industri juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optimal.
Hal ini berarti bahwa pembangunan industri dianggap sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja manusia yang disertai dengan usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Aktivitas utama yang paling mempengaruhi tingkat perekonomian dengan studi kasus di propinsi Jawa Barat adalah pertanian dan industri. Kedua sektor tersebut memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut memegang peranan penting dalam perkembangan perekonomian daerah dan merupakan potensi yang perlu dikembangkan. Untuk itulah penulis mengangkat masalah tersebut dengan judul “Hubungan Industrialisasi Dengan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Daerah Di Propinsi Jawa Barat”.

1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Barat?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Barat?
3. Apakah pengaruh industrialisasi terhadap pertumbuhan ekonomi pembangunan di daerah propinsi Jawa Barat?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Barat dan apakah pengaruh industrialisasi terhadap perkembangan ekonomi di daerah propinsi Jawa Barat.

1.4. Manfaat
Diharapkan dapat berguna dan menjadi referensi dan menambah pengetahuan serta informasi dalam hubungan industrialisasi terhadap perkembangan ekonomi pembangunan daerah pada khususnya dan untuk para pembaca pada umumnya.

LANDASAN TEORI
Para ekonom pada dasarnya memberikan pandangan dan pengertian yang sama mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai kenaikan GDP/GNP saja tanpa melihat apakah kenaikkan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat perumbuhan penduduk atau apakah perubahan sruktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 1999).
Arsyad (1999) mengemukakan sebuah teori Pusat Pertumbuhan (Pole Growth) merupakan teori yang menjadi dasar dari strategi kebijakan pembangunan industri daerah yang banyak terpakai di berbagai negara dewasa ini. Pertumbuhan tidak mnucul di berbagai daerah pada waktu yang bersamaan, pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut  pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti dari teori ini adalah adanya industri unggulan yang merupakan penggerak dalam pembangunan ekonomi daerah. Selanjutnya timbul daerah yang relatif maju akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif.
Simon Kuznets dalam Sukirno, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi, kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan (Sukirno, 1995).
Keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sangat berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan daerah harus sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga akan terlihat peranan dari sektor-sektor potensial terhadap pertumbuhan perekonomian daerah, sebagaimana yang diperlihatkan pada perkembangan PDRB dan sektor-sektornya.





METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang dipergunakan sebagai bahan analisis berupa data sekunder yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik. Selain itu data sekunder diperoleh juga dari beberapa hasil penelitian lain yang mempunyai relevansi sama kajian yang dilakukan.
3.2. Analisis Data
Tabel 1: Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Periode Tahun 1993-2006 Propinsi Jawa Barat
Tahun
Laju pertumbuhan ekonomi ( dalam %)
1993
0
1994
7,7815
1995
7,478
1996
9,468
1997
3,664762
1998
-14,1268
1999
1,950491
2000
4,358571
2001
4,755909
2002
1,895909
2003
4,658182
2004
5,064167
2005
4,9604
2006
4,9216
Total
46,83427
Rata-Rata
3,345305
Sumber: BPS Jawa Barat                                                                                               

PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Barat
Ekonomi merupakan nyawa dan menjadi tolak ukur kemajuan serta perkembangan suatu daerah. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah menjadi batasan apakah daerah tersebut maju atau tidak. Potensi pertumbuhan ekonomi suatu daerah sebagian besar dipengaruhi oleh sumberdaya fisik (tanah, mineral, dan bahan mentah lainnya) serta sumber daya manusia (baik jumlah maupun tingkat pendidikan).
Sumber daya manusia tidak terbatas pada jumlah dan pendidikannya saja tetapi juga meliputi pandangan kebudayaan mereka, sikap terhadap pekerjaan dan keinginan untuk memperbaiki diri. selanjutnya tingkat kecakapan administratif seringkali menentukan kemampuan sektor pemerintah dalam mengubah struktur produksi dalam waktu yang tepat. Disini seseorang akan terlibat dengan masalah rumitnya hubungan antar kebudayaan, tradisi, agama, kesukuan dan pemecahan atau penyatuan suku. Jadi, bentuk sifat sumberdaya manusia dalam suatu negara merupakan determinan struktur ekonomi yang penting.
Sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah agraris, pertanian baik untuk keperluan konsumsi sendiri maupun komersial, merupakan aktivitas ekonomi utama ditinjau dari sudut distribusi penggunaan angkatan kerja maupun ditinjau dari proporsi sumbangan dalam GNP. Peranan sektor manufaktur dan jasa setiap daerah juga memperlihatkan perbedaan yang besar. Walaupun terdapat persamaan masalah namun strategi pembangunan setiap daerah berbeda-beda, tergantung kepada sifat alam, struktur dan tingkat saling ketergantungan antara sektor primer (pertanian, kehutanan, perikanan), sektor industri sekunder (umumnya bidang manufaktur) dan sektor industri tersier (perdagangan, keuangan, transportasi dan jasa).
Berdasarkan data yang didapatkan yaitu tabel 1 maka diperoleh bahwa perbedaan laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sebesar 3,34%. Dimana dapat
ditarik kesimpulan bahwa meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi yang fluktuasi, tetapi keadaan pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Barat cenderung meningkat.

4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Barat
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di propinsi Jawa Barat meskipun fluktuasi, akan tetapi tentunya disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Salah satu faktor yang sangat berperan besar dan berpengaruh adalah industrialisasi. Dengan adanya indutrialisasi di daerah-daerah, meningkatkan juga pembangunan daerah tersebut. Daerah tersebut menjadi lebih menjadi maju, karena adanya industrialisasi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi pembangunan daerah tersebut. Masuknya teknologi-teknologi baru juga membantu turut serta pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai contoh pertanian di propinsi Jawa Barat setelah masuknya teknologi baru yang membantu jalannya produksi hasil pertanian jauh lebih produktif dibandingkan dengan produksi menggunakan alat-alat yang tradisional. Dengan itu perekonomian di propinsi Jawa Barat yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada lahan dan hasil pertanian pun meningkat.

4.3. Pengaruh Industrialisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan di Daerah Propinsi Jawa Barat
Industrialisasi memberikan dampak dan pengaruh yang sangat besar terhadap jalannya pertumbuhan perekonomian pembangunan daerah di propinsi Jawa Barat. Industri mengalahkan pernyataan yang menyebutkan pengangguran di propinsi Jawa Barat terus meningkat. Sebagai bukti, dengan adanya pembangunan melalui industri-industri di propinsi Jawa Barat memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat setempat yang belum memiliki pekerjaan. Dengan banyaknya masyarakat yang telah memiliki pekerjaan tetap dan berkurangnya jumlah atau angka pengangguran di propinsi Jawa Barat membuat perekonomian pembangunan di propinsi Jawa Barat pun meningkat


PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi di suatu dareah dapat berbeda dengan daerah yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, tetapi faktor yang paling berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi adalah industrialisasi daerah. Dengan adanya industrialisasi daerah, berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi pembangunan daerah tersebut. Daerah tersebut mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu diharapkan industrialisasi di daerah-daerah dapat mengalami kemajuan dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

5.2. Saran
Industrialisasi suatu daerah pastinya memberikan manfaat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Tetapi jangan dilupakan bahwa tentu saja menimbulkan dampak negatif karena adanya industrialisasi ini. Untuk itu diharapkan partisipasi semua pihak dalam ikut serta membantu,memperhatikan, dan mengawasi industrialisasi setiap daerah agar tercapainya pertumbuhan ekonomi pembangunan daerah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Hubungan industrialisasi dengan pertumbuhan ekonomi pembangunan daerah di provinsi jawa barat. [online]. Tersedia : http://mm0817.student.ipb.ac.id/2010/06/19/%E2%80%9Chubungan-industrialisasi-dengan-pertumbuhan-ekonomi-pembangunan-daerah-di-propinsi-jawa-barat%E2%80%9D/ (diakses 17 April 2017)

Baditkalatda. 2015. Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi di provinsi jawa barat. [online]. Tersedia :
Jabarprov. 2014. Kondisi perekonomian jawa barat. [online]. Tersedia :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.