Abstrak
Cabai memiliki pengaruh besar
terhadap dinamika perokoniman nasional sehingga dimasukkan dalam jajaran
komoditas penyumbang inflasi terbesar yang terjadi setiap tahun.
Dalam sektor pertanian di Indonesia cabai memang banyak diminati (permintaan) penduduk Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak lahan pertanian cabai yang terus meningkat dari tahun ke tahun akibat permintaan yang terus meningkat.
Dalam sektor pertanian di Indonesia cabai memang banyak diminati (permintaan) penduduk Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak lahan pertanian cabai yang terus meningkat dari tahun ke tahun akibat permintaan yang terus meningkat.
Kata kunci
Permintaan, peningkatan, kenaikan
harga
Pendahuluan
Keadaan geografis
Negara Indonesia yang merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di
wilayah khatulistiwa sangat cocok dan mendukung untuk digunakan dalam budidaya
tanaman, khususnya tanaman sayur-sayuran. Sayur-sayuran merupakan salah satu
komoditas hortikultura yang mengandung vitamin, mineral dan serat yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Salah satu komoditas hortikultura adalah cabai merah.
Cabai merah
merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang dikonsumsi oleh
sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini
berprospek cerah, mempunyai kemampuan menaikkan taraf pendapatan petani, nilai
ekonomisnya tinggi, merupakan bahan baku industri, dibutuhkan setiap saat
sebagai bumbu masak, berpeluang ekspor, dapat membuka kesempatan kerja, dan
merupakan sumber vitamin C (Santika, 2001).
Permasalahan
1. Apa
penyebab permintaan cabai merah yang terus meningkat?
2. Faktor-faktor
kenaikan harga cabai merah
3. Jenis-jenis
cabai di Indonesia
Pembahasan
Permintaan
Sektor
pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan
kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai
sumber penghasil bahan makanan, sumber bahan baku bagi industri, mata pencaharian
sebagian besar penduduk, penghasil devisa negara dari ekspor komoditasnya
bahkan berpengaruh besar terhadap stabilitas dan keamanan nasiona. Permintaan
terhadap cabai terus meningkat dari tahun ke tahun. Permintaan pasar domestik
maupun pasar internasional. Peningkatan kebutuhan/permintaan akan cabai merah
tentunya akan mengakibatkan peningkatan dari sisi produksi sehingga penawaran
terus meningkat.
Kebutuhan/permintaan
cabai untuk kota besar yang berpenduduk satu juta atau lebih sekitar 800.000
ton/tahun atau 66.000 ton/bulan. Pada musim hajatan atau hari besar keagamaan,
kebutuhan cabai biasanya meningkat sekitar 10- 20% dari kebutuhan normal.
Tingkat produktivitas cabai secara nasional selama 5 tahun terakhir sekitar 6
ton/ha. Untuk memenuhi kebutuhan bulanan masyarakat perkotaan diperlukan luas
panen cabai sekitar 11.000 ha/bulan, sedangkan pada musim hajatan luas area
panen cabai yang harus tersedia berkisar antara 12.100-13.300 ha/bulan. Belum
lagi kebutuhan cabai untuk masyarakat pedesaan atau kota-kota kecil serta untuk
bahan baku olahan (Indarti, 2015).
Sumber : Badan Pusat Statistik dan
Direktorat Jendral Hortikultura.
Konsumsi/permintaan
Cabai Besar dan Cabai Hijau (Kg/Kapita/Tahun)
ü
Tahun 2003. Konsumsi cabai besar (cabai merah
dan keriting) 1,35 kg. Cabai hijau (Cabai besar hijau) 0,23 kg. Total konsumsi
1,58 kg.
ü
Tahun 2004. Konsumsi cabai besar (cabai merah
dan keriting) 1,36 kg. Cabai hijau (Cabai besar hijau) 0,24 kg. Total konsumsi
1,60 kg.
ü
Tahun 2005. Konsumsi cabai besar (cabai merah
dan keriting) 1,51 kg. Cabai hijau (Cabai besar hijau) 0,24 kg. Total konsumsi
1,75 kg.
ü
Tahun 2006. Konsumsi cabai besar (cabai merah
dan keriting) 1,38 kg. Cabai hijau (Cabai besar hijau) 0,23 kg. Total konsumsi
1,61 kg.
ü
Tahun 2007. Konsumsi cabai besar (cabai merah
dan keriting) 1,47 kg. Cabai hijau (Cabai besar hijau) 0,30 kg. Total konsumsi
1,77 kg.
(Sumber: Konsumsi
Perkapita Sayuran di Indonesia Periode 2003 – 2007-
w.w.w.hortikultura.deptan.go.id.)
Bila tahun 2007 konsumsinya 1,77
kg perkapita pertahun, dimana jumlah penduduk Indonesia kira-kira 225 juta
jiwa, maka untuk memenuhi konsumsi itu diperlukan cabai besar (merah dan hijau)
kira-kira 398.250. ton pertahun. Dari jumlah ini sebanyak kurang lebih 234.000.
ton khusus disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja rumah tangga masyarakat
(sumber: Kompasiana, 2015).
Penyebab Kenaikan Permintaan Cabai
Menurut penelitian Dewi Sahara
(2005) yang berjudul “Analisis Permintaan Cabai Di Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah” dengan menggunakan metode dasar deskriptif analisi. Penelitian ini
menggunakan data time series selama kurun waktu 10 tahun (1994-2003) serta
dianalisis dengan menggunkan metode regresi linier berganda. Faktor-fator
ekonomi yang mempengaruhi terhadap permintaan adalah harga (yaitu harga cabai)
dan pendapatan. Sedangkan faktor sosial adalah jumlah penduduk (Dewi, Rosana
2009). Jadi, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kenaikan permintaan cabai
dari tahun pertahun adalah harga cabai yang terus meninggat dan jumlah penduduk
yang terus meningkat per tahun.
Penyebab Kenaikan Harga Cabai
Dari tahun ke tahun harga cabai
di Indonesia selalu naik, mengapa demikian? Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kenaikan harga cabai di Indonesia (Mardianto, 2016)
1. Faktor
Cuaca
Kenaikkan harga
cabai disebabkan anomali musim, yang menyebabkan produktifitas cabai menurun.
Karena tanaman cabai membutuhkan sinar matahari yang memadai, akibat cuaca yang
sangat extrim dan tidak dapat di prediksi, akibatnya sangat berpengaruh kepada
perkembangan pertanian, dan akibat itu para petani mengakibatkan gagal panen terus
menerus dan para petani pun mengalami kerugian yang sangat besar. Sedangkan
para petani membutuhkan pemasukan atau modal untuk menjaga tanaman mereka.
2. Penyerangan
Hama / Penyakit
Cabai merupakan
salah satu komoditas hortikultura yang memiliki sejarah serangan hama dan
penyakit yang cukup banyak, salah satunya hama thrips, lalat buah, kutu daun,
dan tungau. Serangan hama dan penyakit ini berpotensi menurunkan produksi cabai
dan mampu menyebabkan gagal panen.
3. Spekulasi
Tengkulak
Petani tak punya
daya tawar sama sekali untuk menjual produknya. Selama ini, harga ditentukan
tengkulak. Jika tak sepakat dengan harga, tengkulak pun tidak akan mengambil
cabai dari petani.
4. Buruknya
Pengelolaan Stok Pangan Nasional
Karena persedian
yang sedikit yang tidak sebanding dengan permintaan yang tinggi harga cabai
ditentukan oleh jumlah pasokan/suplai dan jumlah permintaan/kebutuhan. Pada
saat pasokan kurang dari permintaan maka harga akan meningkat cepat, sebaliknya
pada saat pasokan lebih besar dari permintaan maka harga akan turun harga cabai
sangat elastis terhadap pasokan.
5. Lemahnya
Regulasi Pengaturan Harga oleh Pemerintah
Petani mendesak
pemerintah agar bergerak ikut mengendalikan harga cabai di tingkat petani.
Sebab, selama ini harga dan nilai komoditas cabai sangat fluktuatif dan tak
bisa diduga.
Jenis-Jenis Cabai di Indonesia
Menurut Dedeayu (2016) terdapat
beberapa jenis cabai yang terkenal di Indonesia, yaitu:
ü
Cabai Besar
ü
Cabai Keriting
ü
Cabai Rawit
ü
Cabai Gendot
ü
Cabai Jawa
Kesimpulan
Cabai merupakan salah satu sektor
pertanian Indonesia yang banyak diminati penduduk Indonesia. Permintaan cabai
dari tahun per tahun semakin meningkat dengan harga dan jumlah penduduk yang
meningkat pada tiap tahunnya. Faktor yang menyebabkan kenaikan permintaan cabai
dari tahun ke tahun adalah harga dari cabai itu sendiri dan jumlah penduduk
Indonesia yang terus meningkat.
Daftar Pustaka
Dedeayu, 2016. Mengenal Jenis
Cabai di Indonesia. Sajiansedap.grid.id. Dalam http://sajiansedap.grid.id/Info/Mengenal-Jenis-Cabai-Di-Indonesia.
Diunduh 15 Maret 2018
Dewi, Rosana 2009. Analisis Permintaan
Cabai Merah (Capsicum annuum L) Di Kota Surabaya. Eprints.uns.ac.id. Dalam https://eprints.uns.ac.id/7272/1/70510207200906331.pdf.
Diunduh 15 Maret 2018
Indarti, Dian 2015 (Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun
2015). Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura Cabai. Epublikasi.setjen.pertanian.go.id.
Dalam http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/outlook/2015/Hortikultura/Outlook%20Cabai%202015/files/assets/common/downloads/Outlook%20Cabai%202015.pdf.
Diunduh 15 Maret 2018
Kompasiana, 2015. Produksi dan
Konsumsi Cabai: Kebutuhan dan Peluangnya. Kompasiana.com. Dalam https://www.kompasiana.com/tyo-setiadi/produksi-dan-konsumsi-cabai-kebutuhan-dan-peluangnya_5510d3128133117d3cbc6ab7.
Diunduh 15 Maret 2018
Mardianto, 2016. Ini 5 Penyebab
Naiknya Harga Cabai di Pasaran. Media.iyaa.com. Dalam https://media.iyaa.com/article/2016/03/ini-5-dampak-naiknya-harga-cabai-di-pasaran-3437128.html.
Diunduh 15 Maret 2018
Sahara, Dewi 2005. Analisis
Permintaan Cabai di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. http://ejournal.unud.ac.id. Diunduh 15
Maret 2018
Santika. 2001. Agribisnis Cabai.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.