Oleh : Varatri Apriliani
I.
Abstract
Kebijakan
moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu;
seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. (Wikipedia. 2017)
seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. (Wikipedia. 2017)
Kata Kunci : Kebijakan Moneter
II.
Pendahuluan
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan
oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. (Wikipedia. 2017)
Kebijakan
moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah
satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro
wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. (Wikipedia. 2017)
Ø Tujuan
Kebijakan Moneter
Bank
Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7
tentang Bank Indonesia yaitu :
Hal
yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka
kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter
(Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang
mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam
mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia
juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. (Wikipedia. 2017).
Dalam
pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau
suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter
tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di
pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto,
penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank
Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan
Prinsip Syariah. (Wikipedia.
2017)
III.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja instrumen kebijakan moneter ?
2.
Mengetahui
3 instrumen kebijakan moneter yang digunakan bank sentral !
3.
Kebijakan
Moneter kuantitatif dan kualitatif
4.
Tujuan
kebijakan moneter
IV.
Pembahasan
Ø
Instrumen
Kebijakan Moneter
Agar
tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, bank sentral menggunakan
instrumen-instrumen kebijakan moneter seperti berikut (Artikelsiana. 2015) :
a.
Kebijakan
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) : Operasi pasar terbuka adalah
salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah
jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual sertifikat
Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
b.
Kebijakan
Diskonto (Discount Policy): Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah
jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral
memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi),
bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan
menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
c.
Kebijakan
Cadangan Kas : Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau
menurunkan cadangan kas (cas ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah
dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan
lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak
boleh dipinjamkan.
d.
Kebijakan
Kredit Ketat : Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus
benar-benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral,
Capital, dan Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang
yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat
ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.
e.
Kebijakan
Dorongan Moral (Moral Suasion) : Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah
uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada
bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato dan edaran dapat
berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan
pinjaman.
Ada tiga instrument utama yang
digunakan untuk mengatur jumlah uang beredar (Ilmu ekonomi. 2015) , yaitu :
a.
oprasi
pasar terbuka (open market operation).
b.
fasilitas
diskonto (discount rate).
c.
rasio
cadangan wajib(reserve requirement ratio).
A.
Kebijakan
Moneter Kuantitatif
1) Operasi Pasar Terbuka
Bank sentral dapat melakukan perubahan atas
jumlah uang yang beredar dengan cara melakukan jual beli surat - surat
berharga. Pada saat perekonomian sedang mengalami kelesuan atau resesi, untuk
mendorong perkembangan kegiatan ekonomi, uang beredar perlu ditambah.
Tindakan yang dilakukan
bank sentral dengan membeli surat - surat berharga, sehingga uang yang beredar
bertambah jumlahnya. Pembayaran yang dilakukan bank sentral menyebabkan
cadangan yang ada pada bank - bank umum menjadi bertambah besar. Sedangkan pada
saat inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, uang beredar
harus dikurangi. Tindakan yang dilakukan bank sentral ialah menjual surat -
surat berharga.
2) Mengubah Tingkat Diskonto
Tingkat bunga diskonto ialah tingkat bunga
yang ditetapkan pemerintah kepada bank umum yang meminjam kepada bank sentral.
Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah
menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga yang
lebih rendah maka akan meningkatkan keinginan bank - bank umum untuk meminjam
untuk kepada bank sentral, sehingga jumlah uang yang beredar menjadi bertambah.
Sebaliknya jika ingin
menahan laju pertambahan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan tingkat bunga
pinjaman. Hal ini akan menekan keinginan bank - bank umum untuk meminjam kepada
bank sentral. Sehingga pertambahan jumlah uang yang beredar bisa ditekan.
3) Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
Penetapan rasio cadangan
wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jika rasio cadangan wajib
diperbesar, maka kemampuan bank untuk memberikan kredit menjadi lebih kecil
dibanding sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar. Demikian juga sebaliknya jika bank sentral ingin menambah jumlah uang
yang beredar untuk menggerakan kegiatan ekonomi dapat dilakukan dengan
menurunkan rasio cadangan minimum di bank - bank umum.
B.
Kebijakan
Moneter Kualitatif
1) Pengawasan Kredit Secara Selektif
Pengawasan kredit secara
selektif bertujuan untuk memastikan bahwa bank - bank umum memberikan kredit /
pinjaman sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah. Misalnya, untuk
mendorong kegiatan di sektor industri, bank sentral dapat membuat peraturan
terhadap bank - bank umum. Peraturan tersebut mengharuskan bank - bank umum
untuk meminjamkan sebagian dananya kepada usaha - usaha di bidang industri.
2) Imbauan Moral
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba
mengarahkan dan mengendalikan uang yang beredar. Misalnya, Gubernur Bank
Indonesia selaku pimpinan bank sentral dapat memberikan saran agar perbankan
berhati - hati dengan kreditnya atau membatasi keinginannya untuk meminjamkan
uang dari bank sentral. (Kharisma,
Falah. 2016).
Ø
Tujuan
Kebijakan Moneter
Secara
garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang
ditandai dengan gairah dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja. Jika
dirinci tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut.
1.
Menjaga Stabilitas Ekonomi : Stabilitas ekonomi adalah suatu
keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali, dan
berkesinambungan. Artinya, pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan
pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
2.
Menjaga Stabilitas Harga : Kebijakan moneter selalu dihubungkan
dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang dan jasa. Interaksi jumlah uang
beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Ada kalanya
harga naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat
memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila harga cenderung naik
terus-menerus, orang akan membelanjakan semua uangnya yang mengakibatkan
terjadinya gejala ekonomi yang disebut inflasi.
3.
Meningkatkan Kesempatan Kerja : Jika jumlah uang beredar
seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada
keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi akan
memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaan baru
atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja.
4.
Memperbaiki Posisi Neraca
Perdagangan dan Neraca Pembayaran :
Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca
pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing,
harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah, sehingga memperkuat daya
saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan
memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
V.
Kesimpulan
Kebijakan
moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai
tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi
dengan pemerintah lain. (Wikipedia. 2017)
Instrumen
Kebijakan Moneter ada 5 Yaitu :
1.
Kebijakan
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation
2.
Kebijakan
Diskonto (Discount Policy)
3.
Kebijakan
Cadangan Kas
4.
Kebijakan
Kredit Ketat.
5.
Kebijakan
Dorongan Moral (Moral Suasion
Hasil
uji empiris membuktikan bahwa variabel instrumen jumlah uang beredar dan suku
bunga SBI dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka waktu yang
pendek maupun jangka panjang dengan arah koefisien yang searah. Dalam jangka
pendek, instrumen jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, namun dalam jangka panjang instrumen jumlah uang beredar mempunyai
hubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk instrumen suku
bunga SBI dalam jangka pendek mempunyai hubungan yang negatif dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk perbandingan efektivitas, instrumen
moneter dengan menggunakan suku bunga SBI lebihefektif untuk menstimulasi
pertumbuhan ekonomi dengan kecepatan waktu merespon tigakuartal dibandingkan
dengan menggunakan instrumen jumlah uang beredar yang diresponoleh pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dengan kecepatan waktu empat kuartal. (Seprillina, Linda
dan Ismail, Munawar. Vol 12 . No 2 . 2013).
VI.
Daftar Pustaka
Anonym. 2013 . Pengertian, Jenis, Tujuan dan
Instrumen Kebijakan Moneter. http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-jenis-tujuan-moneter-macam-macam.html
(Diakses 10 juni 2017)
wikipedia. 2017 .
Kebijakan Moneter . https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
(Diakses 10 juni 2017)
Kharisma, Falah.
2016. Instrumen kebijakan moneter . http://falah-kharisma.blogspot.com.au/2016/01/instrumen-kebijakan-moneter.html
(Diakses 10 juni 2017)
Seprillina, Linda dan
Ismail, Munawar. Vol 12 . No 2 . 2013. EFEKTIVITAS INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (Periode 1999:1 â
2012:2). http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=188826
(Diakses 10 juni 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.