OLEH : NAJIB PASSA AZHARI
Definisi
Inflasi adalah proses kenaikan
harga – harga umum barang – barang secara terus – menerus. Ini tidak berarti
bahwa harga – harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama.
Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus – menerus selama satu periode tertentu.
Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus – menerus selama satu periode tertentu.
Kenaikan harga ini diukur dengan
menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk
mengukur inflasi antara lain:
a. Indeks
biaya hidup (consumer price index)
Indeks biaya hidup mengukur biaya
atau pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah
tangga untuk keperluan hidup. Angka penimbang biasanya didasarkan atas besarnya
persentase pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran keseluruhan.
Laju inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung persentase kenaikan atau
penurunan indeks harga dari tahun ke tahun.
b. Indeks
harga perdagangan besar (wholesale price index)
Indeks perdagangan besar
menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Ini
berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk dalam
perhitungan indeks harga.
c. GNP
deflator
GNP deflator diperoleh dengan
membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku) dengan GNP riil (atas dasar
harga konstan).
GNP deflator = GNP Nominal x 100
GNP
Riil
Jenis – jenis inflasi
a. Jenis inflasi menurut sifatnya
1) Merayap (creeping inflation)
Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi
yang rendah (kurang dari 10% per tahun).
2) Inflasi menengah (
galloping inflation)
Inflasi menengah (galloping inflation) ini ditandai dengan
kenaikan harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple
digit) dan kadangkala berjalan dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai
siat akselerasi.
3) Inflasi tinggi ( hyper
inflation)
Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah
akibatnya. Harga – harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi
berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga
ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara
akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit
anggaran belanja.
b. Jenis inflasi menurut sebabnya
1) Demand – pull inflation
Inflasi ini timbul karena
permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi ini bermula
dari adanya kenaikan permintaan total barang bertambah (aggregate demand)
sedangkan ongkos produksi naik.
2) Cost – push inflation
Cost push inflation biasanya
ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul
biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate
supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
c. Inflasi berdasarkan sumber atau
penyebab
1. Inflasi tarikan permintaan
Inflasi ini terjadi apabila sektor
perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat yang wujud
dalam pemasaran. Masalah kekurangan barang akan berlaku dan ini akan mendorong
kepada kenaikan harga – harga. Inflasi ini biasanya berlaku pada ketika
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan
ekonomi berjalan dengan pesat
2. Inflasi desakan biaya
Inflasi desakan biaya adalah
masalah kenaikan harga – harga dalam perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan
biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. Pertambahan
biaya produksi akan mendorong perusahaan – perusahaan menaikkan harga, walaupun
mereka harus mengambil resiko akan menghadapi pengurangan dalam permintaan barang
– barang yang diproduksinya.
3. Inflasi di impor
Inflasi di impor ini terjadi karena
kenaikan harga – harga yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor yang
digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.
Efek yang ditimbulkan dari Inflasi
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi
faktor produksi serta produk nasional.
a. Efek terhadap pendapatan(Equity
Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan dan ada pula yang
diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap
akan dirugikan oleh adanya inflasi. Sebaliknya, pihak – pihak yang mendapat
keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan
pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi.
b. Efek terhadap Efisiensi
(Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola
alokasi faktor – faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan
permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya
perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi
faktor produksi menjadi tidak efisien.
c. Efek terhadap Output ( Output
Effects)
Dalam menganalisa kedua efek di
atas (equity dan efficiency effects) digunakan suatu anggapan bahwa output
tetap. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi
pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut. [7]
d. Inflasi dan perkembangan
ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya
tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik
menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain
tujuan ini dicapai dengan pembeli harta – harta tetap seperti tanah, rumah dan
bangunan.
e. Inflasi dan kemakmuran
masyarakat
Disamping menimbulkan efek buruk
atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga dapat menimbulkan efek – efek
berikut dari individu kepada masyarakat.
1)
Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang –
orang yang berpendapatan tetap.
2)
Inflasi akan mengurangi niali kekayaan yang
berbentuk uang.
3)
Memperburuk pembagian kekayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.