.

Rabu, 07 Juni 2017

Inflansi di DKI Jakarta


Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
·         Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
·         Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
·         Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
·         Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Inflansi di DKI Jakarta beberapa tahun belakangan ini
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta mencatat, laju inflasi Jakarta sepanjang 2016 tercatat 2,37% (yoy), jauh lebih rendah daripada rata-rata lima tahun sebelumnya yang sebesar 5,93% (yoy). Bahkan inflasi Jakarta juga lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi nasional 3,02% (yoy).
“Terjaganya inflasi DKI Jakarta di Desember yang hanya sebesar 0,27% (mtm), mendukung pencapaian inflasi 2016 secara keseluruhan yang rendah dan stabil,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Doni P. Joewono, di Jakarta, Selasa, 3 Januari 2017.
Dia menjelaskan, lebih rendahnya inflasi Jakarta di 2016 ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh masih relatif terbatasnya tingkat permintaan masyarakat, akibat aktivitas perekonomian yang belum terlalu bergairah, baik di tingkat nasional maupun di Jakarta secara khusus.
Menurutnya, rendahnya harga-harga komoditas energi dan transportasi, seiring perkembangan harga minyak internasional yang rendah, turut memberikan andil kepada tarif transportasi yang rendah pula. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus berupaya untuk menjaga kestabilan harga pangan strategis, melalui perbaikan manajemen stok dan rantai pasokan pangan.
setelah mencatat inflasi yang cukup rendah pada tahun 2016, inflasi Ibukota pada bulan pertama tahun 2017 dibuka pada level yang cukup tinggi. Inflasi Jakarta pada Januari 2017 tercatat sebesar 0,99 persen month to month (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Desember 2016 yang mencapai 0,27 persen month to month.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Doni P. Joewono menjelaskan, angka inflasi tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi Januari lima tahun sebelumnya (0,45 persen, mtm), maupun dengan inflasi nasional yang tercatat 0,97 persen (mtm).

Bulan Mei 2017, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,49 persen. Laju inflasi Tahun 2017 mencapai 1,85 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 4,00 persen.

Daftar Pustaka :
Anonim. 2017. DKI JAKARTA BULAN MEI 2017 MENGALAMI INFLASI 0,49 PERSEN YANG DISEBABKAN OLEH KELOMPOK KESEHATAN DAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN. https://jakarta.bps.go.id/Brs/view/id/213.  (Diakses pada 08-06.2017)
Anonim. 2017. Inflansi. https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi. (Diakses pada 08-06.2017)
Nisaputra, R. 2017. Inflasi DKI 2,37% di 2016, Terendah Dalam 5 Tahun. http://infobanknews.com/inflasi-dki-237-di-2016-terendah-dalam-5-tahun/. (Diakses pada 08-06.2017)

Praditya, I. 2017. Inflasi DKI Jakarta di Januari 2017 Hampir Sentuh 1 Persen . http://bisnis.liputan6.com/read/2844135/inflasi-dki-jakarta-di-januari-2017-hampir-sentuh-1-persen. (Diakses pada 08-06.2017)

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.