Oleh : @A08-Satria
Pemahaman Investasi
A. Definisi
Investasi
Investasi
adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau
keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Menurut Abdul Halim,
“Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko”. Dalam
Berinvestasi berlaku hukum bahwa semakin tinggi return yang ditawarkan maka
semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung investor. Investor bisa saja
mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan semua modalnya.
B. Fungsi
Investasi
a.
Fungsi Investasi yaitu suatu
pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan sebuah peralatan
produksi yang bertujuan untuk mengganti
dan menambah suatu barang-barang modal dalam suatu perekonomian yang akan digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan.
b.
Fungsi Investasi yang kedua yaitu kurva yang
menunjukkan sebuah hubungan antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan
nasional.
Fungsi investasi yang satu ini dibedakan menjadi dua
yakni :
a.
Sejajar dengan sumbu datar
b.
Bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan
C. Manfaat
Investasi
a. Potensi penghasilan jangka panjang
Secara historis, investasi yang memiliki
beberapa risiko modal—entah itu risiko default pada obligasi korporasi, atau
risiko penurunan harga saham—telah memberi banyak manfaat pada para investor.
Tentu saja tidak ada jaminan mengenai hal ini. Jadi, walaupun uang tunai memang
lebih aman dibandingkan saham, pada jangka panjang saham bisa menghasilkan
potensi pertumbuhan yang signifikan. Plus, setiap volatilitas di pasar saham
kadang-kadang dapat merupakan peluang bagi manajer investasi yang ingin membeli
saham murah.
b. Mengungguli inflasi
Agar tabungan Anda bisa tumbuh
secara nyata dari waktu ke waktu, tabungan tersebut perlu mendapatkan tingkat
pengembalian setelah pajak yang lebih besar daripada tingkat inflasi. Dengan
suku bunga rendah seperti saat ini, menemukan rekening tabungan yang memberikan
pengembalian di atas tingkat inflasi bisa sangat sulit sehingga sangat layak
bagi Anda mempertimbangkan investasi yang memiliki potensi untuk mengalahkan
inflasi.
c. Memberikan penghasilan tetap
Jika Anda mendekati atau berada di
masa pensiun, Anda akan mencari penghasilan tetap untuk biaya hidup
sehari-hari. Berbagai investasi termasuk, ekuitas, obligasi dan properti dapat
memberikan tingkat penghasilan yang tetap dan menarik, yang seringkali lebih
tinggi dari tingkat inflasi.
d. Bisa menyesuaikan dengan perubahan
kebutuhan
Portofolio investasi dapat
dirancang untuk mencapai tujuan yang berbeda saat Anda menjalani hidup.
Misalnya, sikap Anda terhadap risiko dapat berubah saat Anda menjadi lebih tua,
dan dengan perencanaan yang matang, sangat mungkin bagi Anda untuk menyesuaikan
portofolio Anda agar bisa sesuai dengan perubahan tujuan Anda.
Jika Anda memiliki jangka waktu
yang panjang untuk investasi, Anda mungkin ingin berinvestasi pada jenis
investasi yang potensi pertumbuhan atau berinvestasi di sektor yang lebih
berisiko seperti ekuitas swasta di mana tabungan Anda bisa mempengaruhi
fluktuasi pasar jangka pendek. Jika Anda mendekati pensiun, Anda mungkin lebih
ingin berinvestasi pada investasi yang lebih berfokus pada pendapatan.
e. Anda bisa berinvestasi sesuai dengan
keadaan keuangan Anda
Keadaan keuangan Anda akan berubah
dari waktu ke waktu, tetapi Anda dapat mengubah cara Anda berinvestasi sesuai
dengan hal tersebut. Jika Anda punya uang, Anda bisa langsung berinvestasi
karena semakin cepat Anda memulai, semakin lama investasi Anda akan berkembang.
Atau, investasi dengan jumlah yang rutin setiap bulannya dapat membantu
mengatasi fluktuasi kinerja pasar modal. Hal ini bisa sangat bermanfaat dalam
pasar yang bergejolak.
D. Resiko
Investasi
Banyak orang
yang enggan berinvestasi karena khawatir dengan resikonya terutama bila yang
bersangkutan tak mempunyai banyak uang. Misalnya seseorang memiliki dana segar
sebanyak 10 juta dan bingung hendak menyimpannya pada bank atau pada jenis
investasi lain. Memang aman menyimpan uang di bank tetapi seringkali pula kita
tergoda untuk menanamkan modal pada tempat lain meskipun sering merasa khawatir
pula dengan resikonya. Padahal harus disadari bahwa semua jenis investasi itu
selalu mengandung resiko. Nah, inilah beberapa resiko dalam investasi pasar
uang.
1. Berkurangnya
nilai investasi
Kehilangan uang
pada investasi tentu merupakan hal yang tidak mungkin bila lembaga investasi
yang menjadi mitra Anda adalah institusi terpercaya, legal, dan profesional.
Meskipun demikian memang adalah instrumen investasi yang mengandung resiko
besar, sedang, atau kecil. Saat ini bila Anda berinvestasi yang sering menjadi
pertanyaan adalah seberapa besar penurunan nilai yang dapat Anda tanggung bila
terjadi kegagalan pada investasi?
Apakah 10%, 30%,
50%, atau mungkin 100%? Seberapa pun besarnya nilai kerugian yang dapat Anda
tanggung tetapi penting untuk diingat bahwa resiko adalah bagian dari
investasi. Dengan demikian Anda harus waspada bila ada lembaga penghimpun dana
atau lembaga investasi yang menjanjikan profit terus-menerus bahkan pada angka
tertentu dalam hitungan minggu, bulan, atau tahun karena mustahil terjadi.
2. Produk yang
sulit untuk dijual
Kekhawatiran
kedua yang kerap mendera calon investor adalah apakah instrumen investasi yang
dibelinya itu bisa dengan mudah dijual kembali atau tidak. Inilah sebabnya
banyak orang lebih suka membeli emas bila mempunyai dana berlebih karena produk
ini dianggap mudah dijual kembali saat membutuhkan dana segar terutama dalam
waktu mendesak. Selain itu ada pula orang yang lebih suka membeli mata uang
yang nilainya bisa mempertahankan asetnya misalnya US $. Setelah membeli mata
uang asing kemudian uang tersebut akan disimpan pada bank. Bila disimpan
sendiri kondisi fisik kertas bisa rusak lebih cepat sehingga akan menyulitkan
bila suatu saat hendak dijual kembali. Beberapa bank atau money changer bahkan
sering tak mau menerima mata uang asing bila kondisinya kumal, rusak, atau
robek.
Produk investasi
lain yang juga agak sulit dijual adalah benda-benda koleksi karena ada kalangan
tersendiri yang secara eksklusif membeli barang-barang ini. Benda koleksi yang
berupa lukisan misalnya hanya akan diminati oleh orang-orang tertentu yang
mempunyai jiwa seni tinggi. Tak selalu mudah untuk menjual lukisan tetapi saat
sekali terjual harganya bisa menjadi sangat tinggi dan memberikan keuntungan
besar bagi penjualnya. Inilah sebabnya sebelum memutuskan untuk berinvestasi
sebaiknya ketahuilah terlebih dahulu potensi penjualan produk tersebut. Jangan
sampai menggunakan dana Anda dengan maksud investasi tetapi ternyata produk
yang Anda beli tersebut sulit dijual untuk memperoleh imbal hasil.
3. Hasil
investasi memberikan imbal hasil yang kecil
Sering terjadi
hasil investasi yang diharapkan bisa menjadi sandaran di masa depan justru
memberikan profit yang nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan
harga barang dan jasa. Hal ini terjadi karena inflasi yang mengurangi nilai
uang dan melemahkan daya beli uang tersebut. Jadi seandainya Anda berinvestasi
pada deposito dengan bunga 10% per tahunnya sementara harga barang dan jasa
mengalami kenaikan 15% per tahun tentu saja hasil investasi ini tidak sepadan.
Selain
diakibatkan oleh inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa bisa
saja kondisi ini disebabkan oleh produk investasi yang Anda pilih memang kurang
sesuai. Beberapa dari investor memang menginginkan sebuah produk investasi
konservatif yang aman dan minim resiko. Tetapi konsekuensi dari keinginan ini
adalah imbal hasil yang diperoleh dari investasi tersebut memang tak dapat
mengungguli kenaikan barang dan jasa. Bila dibiarkan dari tahun ke tahun bukan
tak mungkin suatu saat nanti Anda bisa pailit.
Lalu apa solusi
dari kondisi tersebut? Anda harus membuka mata dan telinga lebar-lebar dan
harus selalu menambah pengetahuan tentang investasi. Pelajari berbagai
informasi yang mengulas tentang produk-produk jenis investasi lain yang mungkin
sebelumnya tak pernah Anda ketahui. Cermati tentang modal yang dibutuhkan untuk
melakukan investasi tersebut, potensi imbal hasilnya, termasuk konsekuensinya
yang berupa resiko. Siapa tahu jenis investasi tersebut adalah yang paling
sesuai bagi Anda.
Demikianlah
beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang resiko investasi terutama dalam
bidang keuangan. Semoga bermanfaat bagi Anda dan dapat menjadi salah satu
referensi berharga dalam memilih investasi yang paling sesuai.
E. Jenis-Jenis
Investasi
1.
Saham
Saham ialah kepemilikan atas sebuah
perusahaan tersebut. Dengan membeli saham di suatu tempat, berarti orang yang
memiliki saham sama halnya dengan membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan
memperoleh sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham itu juga bisa dijual
kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya
disebut dengan capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang
selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa diperoleh
dari saham ada dua jenis yaitu capital gain dan deviden.
2.
Emas
Emas merupakan barang berharga yang
paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7
(sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, seperti
Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas
akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi
kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain
itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi
inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali
kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
3.
Tabungan di bank
Tabungan di bank berarti dengan
menyimpan uang di tabungan, maka akan memperoleh suku bunga tertentu yang
besarnya mengikuti kebijakan bank yang bersangkutan. Produk tabungan biasanya
memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun sesuai keinginan kita.
4.
Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi
ialah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik
untuk menambah modal perusahaan ataupun membiayai suatu proyek pemerintah.
Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik
investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga
deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi bisa juga dijual kepada
pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada
ketika membelinya.
5.
Deposito di bank
Deposito di bank merupakan suatu produk
deposito yang hampir sama dengan produk tabungan, yang membedakannya di sini
adalah dalam melakukan deposito tidak bisa diambil dalam waktu kapan saja
sesuai keinginan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama
jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas,
sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito
biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga tabungan. Selama deposito
itu belum jatuh tempo, uang pada deposito tersebut tidak akan terpengaruh oleh
naik turunnya suku bunga di bank.
Daftar Pustaka
Anonim. 2016. “Resiko
Investasi”. http://www.analisaforex.com/08/04/2016/resiko-investasi/23324.html
(diakses pada tanggal 29 Mei 2017)
Anonim. 2017. “Jenis-jenis atau macam-macam investasi”. https://www.notarisdanppat.com/jenis-jenis-atau-macam-macam-investasi/
(diakses pada tanggal 29 Mei 2017)
Anonim. 2015. “5 Manfaat Investasi Yang Perlu Anda Ketahui”.
https://csdnews.com/5-manfaat-investasi-yang-perlu-anda-ketahui/
(diakses pada tanggal 29 Mei 2017)
Dimas, Setiawan. 2012. “Definisi Investasi”. http://definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisi-investasi.html
(diakses pada tanggal 29 Mei 2017)
Blitar. 2017. “Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis
Investasi 5 Beserta Manfaatnya Terlengkap”. http://www.gurupendidikan.com/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-investasi-beserta-5-manfaatnya-terlengkap/
(diakses pada tanggal 29 Mei 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.