Oleh :
Afifah Indra Pritasari
Pertumbuhan ekonomi merupakan
realisasi hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada suatu daerah dalam
suatu periode.
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tidak terlepas dari perkembangan masing masing kabupaten/kota, dimana masih terjadi perbedaan kegiatan ekonomi yang berakibat kecilnya nilai tambah yang dihasilkan masing masing daerah, sehingga terjadi ketimpangan. Fenomena ketimpangan antar kabupaten/kota di Provinsi Banten itu sendiri, salah satunya disebabkan oleh perbedaan tenaga kerja, modal dan teknologi, yang merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tidak terlepas dari perkembangan masing masing kabupaten/kota, dimana masih terjadi perbedaan kegiatan ekonomi yang berakibat kecilnya nilai tambah yang dihasilkan masing masing daerah, sehingga terjadi ketimpangan. Fenomena ketimpangan antar kabupaten/kota di Provinsi Banten itu sendiri, salah satunya disebabkan oleh perbedaan tenaga kerja, modal dan teknologi, yang merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
(Priyanto, 2009)
A. Pendapatan Asli Banten
Setiap masing-masing provinsi di Indonesia memiliki pendapatan asli
dari daerahnya. Termasuk juga dengan provinsi banten bisa dilihat dari kurung
waktu antara 2002-2005 pendapatan-pendapatan yang masuk Secara keseluruhan, realisasi pendapatan
daerah Provinsi Banten dalam kurun waktu 2002-2005 semakin menunjukkan
penguatan kapasitas, dimana realisasi sebesar Rp. 915,65 Milyar pada tahun 2002
telah berhasil ditingkatkan menjadi Rp. 1.784,94 Milyar hingga tahun 2006.
Penguatan kapasitas tersebut ditandai dengan rata-rata pencapaian target
104,73% per tahun serta dengan rata-rata laju pertumbuhan 16,23% per tahun.
Berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2006, target pendapatan daerah pada tahun 2006
adalah sebesar Rp. 1.784,94 Milyar, dengan demikian laju pertumbuhan yang
diharapkan terhadap realisasi 2005 adalah 11,67%2).
(Ardha, 2011)
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan IV 2016 tumbuh
sebesar 5,53% (yoy). Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan triwulan III 2016 yang tercatat sebesar 5,24% (yoy). Menguatnya
konsumsi rumah tangga yang ditopang momentum Natal dan Tahun Baru menjadi
kontributor utama tumbuhnya perekonomian di triwulan IV 2016. Selain itu,
kinerja lapangan usaha utama yaitu industri pengolahan dan perdagangan
menunjukkan akselerasi yang semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi Provinsi
Banten.
Meskipun demikian, secara umum tingginya pertumbuhan ekonomi Provinsi
Banten di triwulan IV belum cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan di tahun 2016. Perlambatan ini merupakan dampak dari
ketidakstabilan perekonomian global yang menyebabkan tekanan pada beberapa
lapangan usaha di Provinsi Banten khususnya industri pengolahan. Dalam kondisi
tersebut, sepanjang tahun 2016 yang menjadi penopang tumbuhnya industri
pengolahan hanyalah permintaan domestik.
Sementara itu, memasuki tahun 2017, pertumbuhan ekonomi diperkirakan
sedikit melambat di kisaran 4,9 – 5,3% (yoy) sebagai dampak dari base effect
pada akhir tahun 2016. Adapun yang menopang tumbuhnya perekonomian di triwulan
I 2017 adalah pelaksanaan PILKADA serentak yang diharapkan dapat mendorong
terealisasinya konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah. Hal tersebut akan
memberikan multiplier effect terhadap tumbuhnya lapangan usaha perdagangan di
triwulan I 2017.
(BI, 2017)
B. Hambatan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Dahnil, hambatan pembangunan di Banten juga terjadi karena
adanya perbedaan pandangan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
seperti dalam rencana bantuan pemerintah provinsi untuk kabupaten/kota (fresh
money) dalam APBD 2010 Banten yang kemungkinan mengalamai penurunan dibanding
tahun sebelumnya.
Selain itu, hambatan lain yang terjadi bagi pengembangan pembangunan
khususnya perekonomian di Provinsi Banten adalah, pemprov tidak konsisten
melaksanakan berbagai rencana pembangunan yang sudah dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
(Ardha, 2011)
Untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi yang ada, maka perlu
diambil langkah-langkah yang nyata dan sunguh-sungguh. Beberapa langkah
prioritas yang harus dilakukan untuk mengatasi problema ekonomi yang dihadapai
provinsi Banten adalah :
1. Penciptaan
Sumber Pendapatan Baru
2. Pembangunan
Infrastruktur Pendorong Laju Ekonomi
3. Penyediaan
Lapangan Kerja
4. Pemerataan
Antar Wilayah
5. Dukungan
dan Fasilitasi bagi UMK
6. Pengembangan
Kewirausahaan
7. Pengembangan
Komoditas Ekspor Berbasis Potensi Lokal
(Juwaini, 2012)
C. Faktor- Faktor yang Mempengatruhi
Keberhasilan Pembangunan
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional riil
dan produktivitas. Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ekonomi antara
lain :
1.
Modal (capital)
2.
Tenaga kerja yang tersedia
3.
Kekayaan alam (sumber daya alam ) riil
4.
Teknologi dan wirausaha
5.
Karakteristik social budaya masyarakat
6.
Luasnya pasar
7.
System perekonomian yang digunakan.
Factor modal dan tenaga kerja merupakan input yang langsung
mempengaruhi besarnya output. Sedangkan kelima factor terakhir merupakan input
yang secara tidak langsung mempengaruhi besarnya output melalui pengaruhnya
terhadap modal dan tenaga kerja.
(Ardha, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Priyanto, A. 2009. Analisis ketimpangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi provinsi Banten.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11414
(Diakses pada 17 April 2017)
Ardha, R N. 2011. Perekonomian Banten.
http://rizkynoviardha.blogspot.co.id/2011/03/perekonomian-banten.html
(Diakses pada 17 April 2017)
BI. 2017. Kajian Ekonomi Regional.
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/banten/Pages/Kajian-Ekonomi-dan-Keuangan-Regional-Provinsi-Banten-Februari-2017.aspx
(Diakses pada 17 April 2017)
Juwaini, A. 2012. Prioritas Pembangunan Ekonomi Banten.
http://ahmadjuwaini.com/2012/07/236/
(Diakses pada 17 April 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.