.

Minggu, 10 Juni 2018

Tingkat Inflasi di Jakarta


Tingkat Inflasi di DKI Jakarta
@C03-Tasya
Disusun oleh Maytasya Fadhila



Inflasi adalah keadaan perekonomian yang menunjukkan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum yang terjadi terus-menerus. Mengapa dikatakan kenaikan harga-harga barang secara umum? Karena dalam inflasi, sebagian besar barang mengalami kenaikan harga meskipun ada sebagian kecil barang yang harganya tidak naik atau bahkan mungkin turun.
Mengapa pula dikatakan yang terjadi secara terus menerus? Karena, jika kenaikan itu hanya terjadi pada saat-saat tertentu, misalnya beberapa saat menjelang Lebaran, Natal dan Tahun Baru atau beberapa saat menjelang Pemilu maka kenaikan harga barang-barang tersebut tidak disebut sebagai inflasi.
Kata kunci: Inflasi, DKI Jakarta

Pendahuluan
                Negara yang berkembang dengan baik  pasti memiliki banyak komponen-komponen pendukung  yang mengikutinya. Salah satu yang paling menonjol adalah dari sisi perekonomian. Alasan perekonomian dijadikan sebagia patokan utama adalah Negara yang berkembang dengan baik tergantung dari tingkat kesejahteraan dari masyarakat dalam Negara itu sendiri. Tingkat kesejahteraan dapat diukur dari tingkat perekonomian. Karena perekonomian di Indonesia memeiliki visi dan misi yang pada intinya adalah untuk mensejahterakan masyarakatnya, terutama dari sisi perekonomian, karena apabila perekonomian masyrakata baik maka kehidupan yang dijalani oleh masyarakat itu sendiri tentu berjalan baik.

Pembahasan
     -          Data dari Tingkat Inflasi di Jakarta
     -          Dampak yang di timbulkan Inflasi
     -          Bagaimana cara mengendalikan Inflasi


Berikut adalah data Tingkat Inflasi di Jakarta:
   o   Tahun 2006 mencapai 6,6
   o   Tahun 2007 mencapai 6,59
   o   Tahun 2008 mencapai 11,06
   o   Tahun 2009 mencapai 2,78
   o   Tahun 2010 mencapai 6,96
   o   Tahun 2011 mencapai 3,79
   o   Tahun 2012 mencapai 4,3
Sedangkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta sepanjang tahun 2017 mencapai 3,72 persen secara tahunan. Angka ini sejalan dengan sasaran inflasi nasional tahun 2017. Kepala KPw BI DKI Jakarta Doni P Joewono menuturkan, sepanjang tahun 2017, inflasi IHK tetap terkendali. Ini pun tercermin dari angka inflasi tahun 2017 yang lebih rendah dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya yang mencapai 4,87%.

   Ø  Dampak Inflasi

Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. 
  • Dampak Inflasi terhadap Pendapatan : Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi inflasi lunak), inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap inflasi akan menyebabkan mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit. 
  • Dampak Inflasi Terhadap Ekspor : Pada keadaan inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor semakin mahal.
  • Dampak Inflasi Terhadap Minat Orang untuk Menabung : Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju inflasi.
  • Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok : Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar.
   Ø  Cara Mengendalikan Inflasi

Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatas. Tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau kebijakan lainnya.

1. Kebijakan Moneter
  • Kebijakan penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan mewajibkan bank-bank umum dapat diedarkan oleh bank-bank umum menjadi sedikit. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan. 
  • Kebijakan diskonto : Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan. 
  • Kebijakan operasi pasar terbuka : melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi. 
2. Kebijakan Fiskal 

Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan itu antara lain sebagai berikut. 
  • Menghemat pengeluaran pemerintah : Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga. 
  • Menaikkan tarif pajak : Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat di turunkan.
Daftar pustaka:
-          Dian, Respati.2015.dalam http://ekonomisku.blogspot.com/2015/04/dampak-inflasi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.