Tingkat Inflasi di
DKI Jakarta
@C03-Tasya
Disusun oleh Maytasya Fadhila
Inflasi
adalah keadaan perekonomian yang menunjukkan kenaikan harga-harga barang dan
jasa secara umum yang terjadi terus-menerus. Mengapa dikatakan kenaikan
harga-harga barang secara umum? Karena dalam inflasi, sebagian besar barang
mengalami kenaikan harga meskipun ada sebagian kecil barang yang harganya tidak
naik atau bahkan mungkin turun.
Mengapa
pula dikatakan yang terjadi secara terus menerus? Karena, jika kenaikan itu
hanya terjadi pada saat-saat tertentu, misalnya beberapa saat menjelang
Lebaran, Natal dan Tahun Baru atau beberapa saat menjelang Pemilu maka kenaikan
harga barang-barang tersebut tidak disebut sebagai inflasi.
Kata kunci:
Inflasi, DKI Jakarta
Pendahuluan
Negara yang berkembang
dengan baik pasti memiliki banyak komponen-komponen pendukung yang
mengikutinya. Salah satu yang paling menonjol adalah dari sisi perekonomian.
Alasan perekonomian dijadikan sebagia patokan utama adalah Negara yang
berkembang dengan baik tergantung dari tingkat kesejahteraan dari masyarakat
dalam Negara itu sendiri. Tingkat kesejahteraan dapat diukur dari tingkat
perekonomian. Karena perekonomian di Indonesia memeiliki visi dan misi yang
pada intinya adalah untuk mensejahterakan masyarakatnya, terutama dari sisi
perekonomian, karena apabila perekonomian masyrakata baik maka kehidupan yang
dijalani oleh masyarakat itu sendiri tentu berjalan baik.
Pembahasan
-
Data dari Tingkat Inflasi di Jakarta
-
Dampak yang di timbulkan Inflasi
-
Bagaimana cara mengendalikan Inflasi
Berikut
adalah data Tingkat Inflasi di Jakarta:
o
Tahun 2006 mencapai 6,6
o
Tahun 2007 mencapai 6,59
o
Tahun 2008 mencapai 11,06
o
Tahun 2009 mencapai 2,78
o
Tahun 2010 mencapai 6,96
o
Tahun 2011 mencapai 3,79
o
Tahun 2012 mencapai 4,3
Sedangkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta sepanjang
tahun 2017 mencapai 3,72 persen secara tahunan. Angka ini sejalan dengan sasaran
inflasi nasional tahun 2017. Kepala KPw BI DKI Jakarta Doni P Joewono
menuturkan, sepanjang tahun 2017, inflasi IHK tetap terkendali. Ini pun
tercermin dari angka inflasi tahun 2017 yang lebih rendah dibandingkan
rata-rata tiga tahun sebelumnya yang mencapai 4,87%.
Ø Dampak Inflasi
Inflasi tidak
selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat
meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang
ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
- Dampak
Inflasi terhadap Pendapatan : Inflasi dapat mengubah pendapatan
masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada
beberapa kondisi (kondisi inflasi lunak), inflasi dapat mendorong
perkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas
produksinya. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap inflasi akan
menyebabkan mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan
dengan barang dan jasa akan semakin sedikit.
- Dampak
Inflasi Terhadap Ekspor : Pada keadaan inflasi, daya saing untuk barang
ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang
ekspor semakin mahal.
- Dampak
Inflasi Terhadap Minat Orang untuk Menabung : Pada masa inflasi,
pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima
pada kenyataannya berkurang karena laju inflasi.
- Dampak
Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok : Keadaan inflasi menyebabkan
perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan
terlalu besar.
Ø Cara Mengendalikan Inflasi
Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatas. Tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau kebijakan lainnya.
1. Kebijakan Moneter
- Kebijakan
penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk
mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang
beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan
mewajibkan bank-bank umum dapat diedarkan oleh bank-bank umum menjadi
sedikit. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat
ditekan.
- Kebijakan
diskonto : Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan
kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya
adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian,
diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat
inflasi dapat ditekan.
- Kebijakan
operasi pasar terbuka : melalui kebijakan ini, bank sentral dapat
mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat
berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah
surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang
sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
2. Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan itu antara lain
sebagai berikut.
- Menghemat
pengeluaran pemerintah : Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara
mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang
yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
- Menaikkan
tarif pajak : Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif
pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan
mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi
permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat di turunkan.
Daftar pustaka:
-
Sakina Rakhma
Diah Setiawan,2018.dalam https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/03/100000226/tahun-2017-inflasi-dki-jakarta-terkendali-dan-mencapai-3-72-persen
-
Artikel,
Siana.2015.dalam http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-dampak-penyebab.html
-
Dian, Respati.2015.dalam http://ekonomisku.blogspot.com/2015/04/dampak-inflasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.