OLEH: M. ABI HAYKAL
@C04-Abi
ABSTRAK
Permintaan uang mempunyai peranan yang penting bagi
otoritas kebijakan moneter dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk menjaga
stabilitas ekonomi. Analisis permintaan uang merupakan suatu analisis
besaran-besaran ekonomi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu kebijakan yang
diambil oleh pemerintah di bidang moneter. Terdapat sebuah penelitian yang
bertujuan untuk megetahui determinan dari fungsi permintaan uang di Indonesia periode
1990-2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Error
Correction Model (ECM). Pada hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Bruto (PDB)
tidak signifikan mempengaruhi permintaan uang. Variabel Nilai Tukar Rupiah
terhadap dollar AS (Kurs), dan tingkat harga berpengaruh positif dan signifikan
mempengaruhi permintaan uang dalam jangka pendek. Sedangkan tingkat suku bunga
deposito 3 bulan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa dalam jangka panjang
permintaan uang di Indonesia dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh
variabel Produk Domestik Bruto (PDB) dan tingkat harga. Sedangkan varibel Kurs
dan suku bunga berpengaruh negatif.
Kata Kunci: Permintaan Uang, Error Correction Mode.
PENDAHULUAN
Menurut Prawoto
(2010) permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi otoritas
kebijakan moneter dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk menjaga
stabilitas ekonomi. Analisis permintaan. uang merupakan suatu analisis
besaran-besaran ekonomi yang dibutuhkan untuk mendukung suatu kebijakan yang
diambil oleh pemerintah di bidang moneter. Pemerintah, dalam hal ini adalah
Bank Indonesia dapat menempuh suatu kebijakan moneter yang bertujuan untuk
mencapai stabilitas moneter. Mengingat pentingnya kestabilan permintaan uang,
maka banyak literatur yang membahas aspek teoritis maupun empiris mengenai
permintaan uang di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang,
telah menjadi pekerjaan hampir semua ekonom untuk mampu memprediksi
perekonomian, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Menurut Friedman
(1980), dalam kebijakan moneter dapat memberikan kontribusi dalam menentukan
kestabilan ekonomi dengan kontrol besaran-besaran ekonomi yang kuat (Prawoto,
2010). Sehingga, studi empiris dan pengembangan model mengenai permintaan uang
menjadi penting dilakukan baik di negara maju maupun berkembang untuk menjaga
kestabilan moneter dan kestabilan ekonomi pada umumnya. Dengan melihat keadaan
ekonomi negara berkembang yang rentan akan ketidakstabilan, maka studi untuk
memperkirakan kondisi ekonomi dan moneter di negara berkembang menjadi hal yang
urgent untuk dilakukan, bahkan hal itu juga dilakukan oleh negara maju.
Dengan melihat
keadaan ekonomi negara berkembang yang rentan akan ketidakstabilan, maka studi
untuk memperkirakan kondisi ekonomi dan moneter di negara berkembang menjadi
hal yang urgent untuk dilakukan, bahkan hal itu juga dilakukan oleh negara
maju. Seperti Hwang (2002) yang melakukan penelitian tentang permintaan uang di
Korea, menemukan bahwa dalam keseimbangan jangka panjang pendapatan riil
masyarakat dan tingkat bunga tetap berpengaruh terhadap M2, sedangkan untuk M1
variabel tersebut tidak terlalu berpengaruh. Kesimpulan yang penting dari
penelitian-penelitian tersebut adalah bahwa M2 sangat berkaitan dengan
pendapatan dan tingat bunga dan keterkaitan ini menjadi acuan dalam kestabilan
permintaan uang (Bahmani-Oskooe dan Wang, 2007).
Dengan demikian, fenomena
moneter permintaan uang menarik untuk diteliti. Identifikasi besaran-besaran
ekonomi yang mempengaruhi permintaan uang melalui berbagai kajian teori, studi
empiris dan fenomena data yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan
pentingnya pengembangkan penelitian permintaan uang di Indonesia. Dengan
mengembangkan penelitian-penelitian yang telah lalu, penulis menyimpulkan bahwa
peranan dan faktorfaktor makroekonomi yang mempengaruhi permintaan uang masih
penting untuk membangun keadaan yang perekonomian yang kondusif.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada
1990-1994 adalah sebagai berikut:
1)
Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) Terhadap
Permintaan Uang
Hasil ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan Kaum Klasik (Teori Kuantitas Uang), bahwa
permintaan uang dipengaruhi secara positif oleh pendapatan. Salah satu tokohnya
adalah Fisher, yang mengatakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang
sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi (Insukindro, 1997). Karena itu,
pendapatan merupakan faktor yang berpengaruh dalam permintaan uang untuk motif
transaksi. Selain Teori Klasik, hasil tersebut juga sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Keynes tentang motif memegang uang yaitu motif transaksi dan
berjaga-jaga yang ditentukan oleh tingkat pendapatan, pada saat pendapatan
tinggi lebih banyak uang yang diminta untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga,
sehingga pada saat pendapatan naik akan menyebabkan peningkatan permintaan
uang.
2)
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Terhadap
Permintaan Uang
Artinya bahwa apabila nilai tukar rupiah —secara
nominal— mengalami kenaikan (terdepresiasi) terhadap dollar AS, maka akan
berpengaruh pada peningkatanharga barang-barang impor, mengingat Indonesia
masih sangat tergantung dengan barang-barang impor, ketika rupiah tertekan
(terdepresiasi) akan sangat memberikan pengaruh terhadap harga barang impor.
Sedangkan dengan naiknya harga barang impor menyebabkan permintaan uang akan
meningkat untuk melakukan transaksi impor transaksi tersebut.
3) Pengaruh Tingkat
Bunga Deposito Terhadap Permintaan Uang
Hal ini sesuai dengan teori Cambridge yang mengatakan,
apabila tingkat bunga naik ada kecenderungan masyarakat akan mengurangi uang
yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan
tetap. Karena uang kas memiliki opportunity cost of holding money, maka ketika
suku bunga mengalami kenaikan, masyarakat cenderung akan menyimpan uangnya di
bank sebab lebih menguntungkan daripada memegang uang kas. Hal ini juga selaras
dengan studi empiris tentang pengaruh suku bunga terhadap permintaan uang,
seperti penelitian Achasani (2010) mengenai permintaan uang di Indonesia.
Penelitian ini menemukan bahwa dalam suku bunga mempunyai pengaruh negatif
terhadap permintaan uang.
SIMPULAN
Hasil analisis
pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Permintaan Uang dengan model Error
Correction Model baik jangka pendek tidak berpengaruh terhadap permintaan uang.
Hal ini disebabkan karena uang yang digunakan dalam rangka penyimpan kekayaan
(store of value), sedangkan dalam jangka panjang, menunjukkan bahwa Produk
Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang.
Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Kaum Klasik (Teori Kuantitas
Uang), bahwa permintaan uang dipengaruhi secara positif oleh pendapatan. Salah
satu tokohnya adalah Fisher, yang mengatakan bahwa permintaan uang merupakan
kepentingan yang sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi.
Pengaruh Kurs terhadap permintaan uang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan dalam jangka pendek.
Sementara itu, dalam jangka panjang variabel Kurs mempunyai pengaruh yang
negatif dan siginifikan terhadap permintaan uang. Hubungan Kurs yang negatif
terhadap Permintaan uang dalam jangka panjang di Indonesia bisa terjadi, ketika
nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi (tertekan),
masyarakat akan lebih memilih untuk memegang mata uang dolar AS.
Tingkat Suku Bunga
Deposito berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang. Hal ini
sesuai dengan teori Cambridge yang mengatakan, apabila tingkat bunga naik ada
kecenderungan masyarakat akan mengurangi uang kas karena memiliki opportunity
cost of holding money, maka ketika suku bunga mengalami kenaikan, masyarakat
cenderung akan menyimpan uangnya di bank sebab lebih menguntungkan daripada
memegang uang kas.
Inflasi
berpengaruh terhadap Permintaan Uang dengan model Error Correction Model baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kenaikan harga barang-barang
(inflasi) menyebabkan nilai riil uang turun, yang berarti bahwa untuk membiayai
transaksi diperlukan uang dalam jumlah yang lebih banyak, karena itu permintaan
uang naik.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawoto, N. (2010). Money
demand: A Study on the Indonesian influental factors. Economic Journal of Emerging Markets.
Prawoto, N. (2000). Permintaan
uang di Indonesia: Konsep Keynesian dengan pendekatan PAM. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Vol. 1 No. 1
Insukindro. (1997). Ekonomi uang dan bank. Yogyakarta:
BPFE UGM.
Hwang, J-K. (2002). The demand
for money in Korea: evidence from the cointegration test. IAER: August 2002, Vol. 8, No. 3
ahmani-Oskooee, M dan Wang, Y.
(2007). How stable is the demand for money in China?. Journal of Economic Development, Volume 32, No. 1,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.