Oleh: M. ABI HAYKAL
ABSTRAK
Fungsi
produksi Frontier digunakan dan diestimasi dengan menggunakan metode MLE dan
dengan asumsi bahwa Cobb-Douglas adalah bentuk fungsional dari fungsi produksi
di daerah penelitian. Penelitian di daerah tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas variabel
bebas adalah signifikan dan mempunyai tanda yang sesuai dengan yang diharapkan
kecuali tanaga kerja yang mempunyai tanda negatif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
efisiensi teknik yang dicapai oleh
pekerja antara 9.01% hingga 99.55% dengan rata-rata 61.20%. Lebih jauh, lebih dari 60 % pekerja
menjalankan usahataninya di atas 50%
efisien secara teknik.
Kata kunci : fungsi produksi,
efisiensi tehnik, fungsi produksi frontier
PENDAHULUAN
Fungsi produksi sering didefinisikan sebagai fungsi
yang menjelaskan hubungan fisik antara jumlah input yang dikorbankan dengan
jumlah maksimum output yang dihasilkan.
Untuk dapat menjelaskan hubungan fisik ini, telah banyak model yang
dikembangkan. Salah satu model yang cukup mendapatkan perhatian adalah fungsi
produksi Frontier. Fungsi produksi ini
telah banyak diaplikasikan pada bidang pertanian, perikanan
hingga ekonomi finansial. Salah satu keunggulan fungsi ini dibandingkan dengan
fungsi produksi yang lain adalah kemampuannya untuk menganalisa keefisienan
ataupun ketidakefisienan teknik suatu proses produksi. Hal ini dimungkinkan
dengan diintroduksikannya suatu kesalahan baku yang merepresentasikan efisiensi
teknik ke dalam suatu model yang telah ada kesalahan bakunya.
PEMBAHASAN
Fungsi produksi Frontier
pertama kali dikembangkan oleh Aigner et al. (1977) dan Meeusen dan Van den
Broek (1977). Fungsi ini menggambarkan
produksi maksimum yang berpotensi dihasilkan untuk sejumlah input produksi yang
dikorbankan. Greene (1993) menjelaskan
bahwa dengan model produksi frontier dimungkinkan mengestimasi atau memprediksi
efisiensi relatif suatu kelompok atau usahatani tertentu yang didapatkan dari
hubungan antara produksi dan potensi produksi yang diobservasi. Lebih lanjut, dengan basis kerangka teori
produksi ini, banyak model telah dikembangkan untuk mengestimasi efisiensi
teknik suatu usahatani (firm) dengan mempertimbangkan aspek teori dan empirik
yang berbeda (Coelli et al., 1998 ; Greene, 1999; Kumbhakar and Lovell, 2000).
Aplikasi fungsi
produksi ini untuk mengukur tingkat efisiensi ataupun inefisiensi teknik telah
berkembang dengan pesat. Pada awalnya
fungsi atau model ini diaplikasikan untuk menganalisa ekonomi produksi
pertanian dimana kemudian aplikasinya berkembang pada bidang-bidang lain
seperti keuangan, perikanan dan lainnya. Penelitian Battese and Coelli (1988),
misalnya, menggunakan fungsi produksi frontier untuk memprediksi efisiensi
tehnik pada tingkat usahatani dengan data panel. Sementara itu, Baek and Pagan (2003)
menggunakan fungsi produksi ini untuk efisiensi produksi perusahaan dan
kompensasi eksekutif di Amerika Serikat.
Model ini juga diaplikasikan untuk mengukur efisiensi tehnik pada kapal
ikan di Inggris (Pascoe and Coglan, 2002).
Karakteristik yang
cukup penting dari model produksi frontier untuk mengestimasi efisiensi teknik
adalah adanya pemisahan dampak dari shok variabel exogenous terhadap output
dengan kontibusi variasi dalam bentuk efisiensi teknik (Giannakas et al. 2003).
Dengan kata lain, aplikasi metode ini dimungkinkan untuk mengestimasi
ketidakefisienan suatu proses produksi tanpa mengabaikan kesalahan baku dari
modelnya. Hal ini dimungkinkan karena
kesalahan baku (error term) dalam model, E, terdiri dari dua kesalahan baku
yang keduanya terdistribusi secara bebas (normal) dan sama untuk setiap
observasi dimana yang pertama adalah tipikal kesalahan baku yang ada dalam
suatu model (V) dan yang lain untuk merepresentasikan ketidakefisienan (U) dan
E = V - U (Baek and Pagan, 2003 ; Giannakas et al., 2003).
Perbedaan tingkat
efisiensi teknik yang dicapai oleh pekerja ini mengindikasikan tingkat
penguasaan dan aplikasi teknologi yang berbeda-beda. Tingkat penguasaan
teknologi yang berbeda di samping disebabkan oleh atribut yang melekat pada
pekerja seperti tingkat pendidikan dan umur, juga disebabkan oleh faktor eksternal lainnya
seperti kurangnya penyuluhan.
Tingkat perbedaan
dalam aplikasi teknologi ini juga diindikasikan dalam penelitian yang dilakukan
Sariani (2004), misalnya, adanya perbedaan dalam penggunaan bahan untuk mulsa.
Lebih lanjut, adanya perbedaan dalam penggunaan input produksi yang disebabkan
di samping oleh tingkat penguasaan teknologi budidaya cabai, juga disebabkan
oleh kemampuan petani untuk mendapatkan atau membeli input produksi. Tabel 1 menginformasikan adanya perbedaan
dalam aplikasi teknologi yang dicerminkan adanya perbedaan dalam jumlah
pemakaian input produksi. Perbedaan
aplikasi teknologi juga diindikasikan oleh adanya petani yang menggunakan mulsa
dan tidak dalam budidaya cabai di daerah penelitian.
Tingkat perbedaan
dalam aplikasi teknologi ini juga diindikasikan dalam penelitian yang dilakukan
Sariani (2004), misalnya, adanya perbedaan dalam penggunaan bahan untuk mulsa.
Lebih lanjut, adanya perbedaan dalam penggunaan input produksi yang disebabkan
di samping oleh tingkat penguasaan teknologi budidaya cabai, juga disebabkan
oleh kemampuan pekerja untuk mendapatkan atau membeli input produksi.
KESIMPULAN
Aplikasi fungsi produksi frontier untuk mengestimasi
efisiensi teknik produksi di daerah penelitian
telah dapat mengukur tingkat efisiensi yang diperoleh oleh setiap pekerja. Meskipun
demikian, penelitian ini tidak mengukur atau mengestimasi faktor-faktor apa
yang mempengaruhi tingkat efisiensi teknik yang dicapai oleh pekerja.
Upaya peningkatan
efisiensi teknis perlu dilakukan secara terus menerus khususnya kepada lebih
dari 70% pekerja yang beroperasi di bawah 80% efisiensi. Penyuluhan dan kemudahan akses produksi adalah
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi teknis di daerah
penelitian. Guna mengetahui faktor yang
mempengaruhi efisiensi teknis produksi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan mengaplikasikan hasil pengukuran efisiensi teknik dari fungsi produksi
frontier.
DAFTAR
PUSTAKA
Aigner, D.J., C.A.K. Lovell, and P. Schmidt. 1977. Formulation and estimation of stochastic
frontier production function models.
Journal of Econometrics.
Coelli, T.J., D.S.P. Rao, and
G.E. Battese. 1998. An Introduction to efficiency and Productivity
Analysis. Kluwer Academic
Publisher, Boston.
Baek, H. Young and Josë A.
Pagan. 2003. Executive compensation and corporate production efficiency: A
stochastic frontier approach. Quaterly
Journal of Business and Economics.
Giannakas, Konstantinos., Kien
C. Tran and Vangelis Tzouvelekas. 2003. On the choice of functional form in
stochastic frontier modeling. Empirical
Economics.
Kumbhakar, S.C. and
C.A.K. Lovell. 2000. Stochastic Frontier Analysis. Cambridge University Press, Cambridge.
Pascoe, Sand L. Coglan. 2002.
The contribution of unmeasurable inputs to fisheries production: An
analysis of technical efficiency of fishing vessels in the English Channel. American Journal of Agricultural
Economics.
Sariani, H. 2004. Analisa
produksi dan tingkat keunggulan komparatif tanaman cabe dan kubis di Kecamatan
Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.