Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya
adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas
kebutuhan,
yang berupa faktor- faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.
yang berupa faktor- faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.
Seperti yang kita ketahui bahwa yang menentukan
bentuk suatu sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara yang dijunjung tinggi,
maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi
yang menjadi perwujudan atau realisasi falsafah tersebut.
Pergulatan pemikiran tentang sistim ekonomi apa
yang sebaiknya di diterapkan Indonesia telah dimulai sejak Indonesia belum
mencapai kemerdekaannya. Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih
terus berlangsung, hal ini tecermin dari perkembangan pemikiran
tentangsistimekonomipancasilaSEP.
Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator
bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. Bung Hatta
menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama
berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi
liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan
kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi
yang baik harus berasaskan kekeluargaan.
PENDAHULUAN
Perlu diketahui bahwa proses pembangunan ekonomi
di suatu negara sangat ditentukan oleh banyak faktor, baik internal maupun
eksternal. Faktor-faktor internal, diantaranya adalah kondisi fisik, lokasi
geografi, jumlah dan kualitas sumber daya alam dan manusia. Faktor-faktor
eksternal diantaranya adalah perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan
politik dunia, serta keamanan global.
B. FUNGSI SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi memiliki
banyak kegunaan yang fungsi sangat vital bagi perekonomian suatu negara di
seluruh dunia ini. Fungsi sistem ekonomi adalah sebagai berikut .
- Sebagai penyedia dorongan untuk berproduksi.
- Berfungsi dalam mengkoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian.
- Sebagai pengatur dalam pembagian hasil produksi di seluruh anggota masyarakat agar dapat terlaksana seperti yang diharapkan
- Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa berjalan dengan baik.
1.
Sistem Tradisi
(Tradition Economy)
Mekanisme koordinasi berdasarkan tradisi berlakuk dalam
perekonomian yang masih berada dalam tahap sangat sederhana, dimana kegiatan
ekonomi sangat terbatas, jumlah penduduk masih sangat sedikit dan saling
mengenal. Karena itu ikatan kekeluargaan juga masih sangat kuat.
Tujuan berproduksi tidaklah terlalu dimotivasi oleh semangat
mencari keuntungan. Skala produksi masih sangat kecil, hanya cukup untuk
kebutuhan sendiri. Kelebihan produksi ditukar dengan produsi lain.Karena
karakter-katakter diatas, system koordinasi trades tidak dapat diharapkan untuk
membangun perekonomian modern. Dalam system ekonomi trades, masalah yang
terbesar yang dihadapi adalah rendahnya inovasi dan produktivitas, serta begitu
buruknya disrtibusi pendapat.
2. Sistem Komando (Command Economy)
semua kegiatan ekonomi yang
penting: produksi, konsumsi, distribusi, ditentukan oleh lembaga kekuasaan.
Lembaga yang diberikan hak koordinasi ekonomi disebut perencanaan terpusat
(central planning). System ekonomi komando sangat menolak mekanisme pasar.
Mengapa system komando dalam kenyataannya gagal memberikan
kemakmuran??
Jawaban sederhana yang dapat disampaikan adalah: ideology Marxisme dan Komunisme mempunyai asumsi yang salah tentang manusia dan sejarahnya. Bagi mereka manusia adalah makhluk yang materialistis, sehingga akan merasa bahagia jika kebutuhan materilnya terpenuhi.
Jawaban sederhana yang dapat disampaikan adalah: ideology Marxisme dan Komunisme mempunyai asumsi yang salah tentang manusia dan sejarahnya. Bagi mereka manusia adalah makhluk yang materialistis, sehingga akan merasa bahagia jika kebutuhan materilnya terpenuhi.
3. Sistem Pasar (Market economy)
Ekonomi pasar mengandalkan interaksi kekuatan dan
permintaan-penawaran sebagai alat alokasi yang efisien. Jika tingkat harga
makin tinggi, menunjukkan indikasi bahwa permintaan relative lebih besar dari
pada penawaran. Begitu juga sebaliknya.
Kelebihan dari system pasar adalah kecilnya peran pemerintah, yang
berarti juga menahan biaya-biaya birokrasi. Sayangnya, dunia kita adalah dunia
yang tidak tak terbatas, sehingga pasarpun bukan pasar tak terbatas. Akibatnya
pasar tidak mampu menjadi alat alokasi yang efisien.
4. Sistem Kapitalis (Capitalist Economy)
system ekonomi yang aset-aset produtif dan atau factor-faktor
produksinya sebagian besar dimiliki oleh sector individu/swasta. Sementara
tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.
C..
Sejarah Ekonomi Indonesia
1.
Pemerintahan Orde Lama
Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari
Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi
kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di dalam
negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama pemerintahan
orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti pertumbuhan
ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan dan
belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat disimpulkan
bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama
disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama
pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama,
dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat
demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.
2.
Pemerintahan Orde Baru
Maret 1966, Indonesia dalam era Orde Baru perhatian
pemerintahan lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
lewat pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Usaha pemerintah tersebut
ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembaangunan 5 tahun secara bertahap
dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat.
Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses
industrialisasi dalam skala besar. Perubahan ekonomi struktural juga sangat
nyata selama masa Orde Baru dimana sektor industri manufaktur meningkat setiap
tahun. Dan kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha
membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut: kemampuan
politik yang kuat, stabilitas ekonomi dan politik, SDM yang lebih baik, sistem
politik ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan
politik dunia yang lebih baik.
3.
Pemerintahan Transisi
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS
mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan
beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan
juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah,
hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya
menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober
1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada
Indonesia.
4.
Pemerintahan Reformasi
Awal pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh Presiden
Wahid, masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan Gusdur.
Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya
perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun masalah
di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu hubungan
pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak baik.
Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut selama pemerintahan
Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia. Makin
rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi
yang negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS.
5.
Pemerintahan Gotong Royong
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian
Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang
dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan antara
lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri mauoun
swasta. Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar rupiah, memang kondisi perekonomian
Indonesia pada pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999 IHSG
cenderung menurun, ini disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi
investor, kedua disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito
B. FUNGSI SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi memiliki
banyak kegunaan yang fungsi sangat vital bagi perekonomian suatu negara di
seluruh dunia ini. Fungsi sistem ekonomi adalah sebagai berikut .
- Sebagai penyedia dorongan untuk berproduksi.
- Berfungsi dalam mengkoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian.
- Sebagai pengatur dalam pembagian hasil produksi di seluruh anggota masyarakat agar dapat terlaksana seperti yang diharapkan
- Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa berjalan dengan baik.
1.
Sistem Tradisi
(Tradition Economy)
Mekanisme koordinasi berdasarkan tradisi berlakuk dalam
perekonomian yang masih berada dalam tahap sangat sederhana, dimana kegiatan
ekonomi sangat terbatas, jumlah penduduk masih sangat sedikit dan saling
mengenal. Karena itu ikatan kekeluargaan juga masih sangat kuat.
Tujuan berproduksi tidaklah terlalu dimotivasi oleh semangat
mencari keuntungan. Skala produksi masih sangat kecil, hanya cukup untuk
kebutuhan sendiri. Kelebihan produksi ditukar dengan produsi lain.Karena
karakter-katakter diatas, system koordinasi trades tidak dapat diharapkan untuk
membangun perekonomian modern. Dalam system ekonomi trades, masalah yang
terbesar yang dihadapi adalah rendahnya inovasi dan produktivitas, serta begitu
buruknya disrtibusi pendapat.
2. Sistem Komando (Command Economy)
semua kegiatan ekonomi yang
penting: produksi, konsumsi, distribusi, ditentukan oleh lembaga kekuasaan.
Lembaga yang diberikan hak koordinasi ekonomi disebut perencanaan terpusat
(central planning). System ekonomi komando sangat menolak mekanisme pasar.
Mengapa system komando dalam kenyataannya gagal memberikan
kemakmuran??
Jawaban sederhana yang dapat disampaikan adalah: ideology Marxisme dan Komunisme mempunyai asumsi yang salah tentang manusia dan sejarahnya. Bagi mereka manusia adalah makhluk yang materialistis, sehingga akan merasa bahagia jika kebutuhan materilnya terpenuhi.
Jawaban sederhana yang dapat disampaikan adalah: ideology Marxisme dan Komunisme mempunyai asumsi yang salah tentang manusia dan sejarahnya. Bagi mereka manusia adalah makhluk yang materialistis, sehingga akan merasa bahagia jika kebutuhan materilnya terpenuhi.
3. Sistem Pasar (Market economy)
Ekonomi pasar mengandalkan interaksi kekuatan dan
permintaan-penawaran sebagai alat alokasi yang efisien. Jika tingkat harga
makin tinggi, menunjukkan indikasi bahwa permintaan relative lebih besar dari
pada penawaran. Begitu juga sebaliknya.
Kelebihan dari system pasar adalah kecilnya peran pemerintah, yang
berarti juga menahan biaya-biaya birokrasi. Sayangnya, dunia kita adalah dunia
yang tidak tak terbatas, sehingga pasarpun bukan pasar tak terbatas. Akibatnya
pasar tidak mampu menjadi alat alokasi yang efisien.
4. Sistem Kapitalis (Capitalist Economy)
system ekonomi yang aset-aset produtif dan atau factor-faktor
produksinya sebagian besar dimiliki oleh sector individu/swasta. Sementara
tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.
C..
Sejarah Ekonomi Indonesia
1.
Pemerintahan Orde Lama
Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari
Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi
kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di dalam
negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama pemerintahan
orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti pertumbuhan
ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan dan
belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat disimpulkan
bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama
disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama
pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama,
dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat
demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.
2.
Pemerintahan Orde Baru
Maret 1966, Indonesia dalam era Orde Baru perhatian
pemerintahan lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
lewat pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Usaha pemerintah tersebut
ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembaangunan 5 tahun secara bertahap
dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat.
Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses
industrialisasi dalam skala besar. Perubahan ekonomi struktural juga sangat
nyata selama masa Orde Baru dimana sektor industri manufaktur meningkat setiap
tahun. Dan kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha
membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut: kemampuan
politik yang kuat, stabilitas ekonomi dan politik, SDM yang lebih baik, sistem
politik ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan
politik dunia yang lebih baik.
3.
Pemerintahan Transisi
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS
mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan
beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan
juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah,
hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya
menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober
1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada
Indonesia.
4.
Pemerintahan Reformasi
Awal pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh Presiden
Wahid, masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan Gusdur.
Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya
perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun masalah
di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu hubungan
pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak baik.
Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut selama pemerintahan
Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia. Makin
rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi
yang negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS.
5.
Pemerintahan Gotong Royong
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian
Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang
dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan antara
lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri mauoun
swasta. Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar rupiah, memang kondisi perekonomian
Indonesia pada pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999 IHSG
cenderung menurun, ini disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi
investor, kedua disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.