Fadel Mubarok
@A24-Fadel
ABSTRAK
Inflasi adalah
turunya nilai uang yang disebabkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
sangat banyak sehingga harga barang menjadi sangat mahah dan daya beli
masyarakat terhadap barang /jasa menjadi menurun.
Pengendalian inflasi sangat penting menjadi salah satu perhatian pemerintah karena beberapa alasan Pertama, inflasi memperburuk distribusi pendapatan (menjadi tidak seimbang). Kedua, inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi negara-negara berkembang. Ketiga, inflasi mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan serta meningkatkan besarnya utang luar negeri. Keempat, inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan politik. Salah satu pengendalian yang dilakukan adalah dengan kebijakan non moneter.
Pengendalian inflasi sangat penting menjadi salah satu perhatian pemerintah karena beberapa alasan Pertama, inflasi memperburuk distribusi pendapatan (menjadi tidak seimbang). Kedua, inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi negara-negara berkembang. Ketiga, inflasi mengakibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan serta meningkatkan besarnya utang luar negeri. Keempat, inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan politik. Salah satu pengendalian yang dilakukan adalah dengan kebijakan non moneter.
PENDAHULUAN
Krisis
moneter yang melanda Indonesia diawali dengan terdepresiasinya secara tajam
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (terutama dolar Amerika), akibat
adanya domino effect dari terdepresiasinya mata uang Thailand (bath), salah satunya
telah mengakibatkan terjadinya lonjakan harga barang-barang yang diimpor
Indonesia dari luar negeri. Lonjakan harga barang-barang impor ini, menyebabkan
harga hampir semua barang yang dijual di dalam negeri meningkat baik secara
langsung maupun secara tidak langsung, terutama pada barang yang memiliki
kandungan barang impor yang tinggi. Karena gagal mengatasi krisis moneter dalam
jangka waktu yang pendek, bahkan cenderung berlarut-larut, menyebabkan kenaikan
tingkat harga terjadi secara umum dan semakin berlarut-larut. Akibatnya, angka
inflasi nasional melonjak cukup tajam.
Jika melihat
begitu dasyatnya pengaruh lonjakan angka inflasi di Indonesia (akibat dari
imported inflation yang dipicu oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing) terhadap perekonomian nasional, maka dirasa perlu
untuk memberikan perhatian ekstra terhadap masalah inflasi ini dengan cara
mencermati kembali apa yang dimaksud dengan inflasi dan salah satu
penanganannya dengan menggunakan kebijakan non meneter.
PERMASALAHAN
1. Apa yang pengertian inflasi dan
kebijakan non moneter?
2. Bagaimana perkembangan inflasi di
indonesia ?
3. Apa dampak dari inflasi ?
4. Fungsi kebijakan non moneter ?
PEMBAHASAN
1. Pengertian inflasi dan Kebijakan non
moneter
a. Inflasi
Inflasi
adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan)
sebagian besar dari harga barang-barang lain, Boediono (1982: 155). Dalam
praktek, inflasi dapat diamati dengan mengamati gerak dari indek harga. Tetapi
di sini harus diperhitungkan ada tidaknya suppressed inflation (inflasi yang
ditutupi).
b. Kebijakan non moneter
kebijakan
non moneter adalah kebijakan yang dilakukan untuk mengendalikan sesuatu,
terutama pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan negara, dalam hal selain
pengendalian jumlah uang dan suku bunga yang beredar. Terkadang kebijakan ini
juga digunakan untuk mengendalikan laju aliran barang (ekspor-impor),
pengurangan pengangguran, dsb.
2. Perkembangan inflasi indonesia
Seperti halnya yang terjadi pada negara-negara berkembang pada umumnya,
fenomena inflasi di Indonesia masih menjadi satu dari berbagai penyakit ekonomi
makro yang meresahkan pemerintah terlebih bagi masyarakat. Memang, menjelang
akhir pemerintahan Orde Baru (sebelum krisis moneter) angka inflasi tahunan
dapat ditekan sampai pada single digit, tetapi secara umum masih mengandung
kerawanan jika dilihat dari seberapa besar prosentase kelompok masyarakat
golongan miskin yang menderita akibat inflasi. Lebih-lebih setelah semakin
berlanjutnya krisis moneter yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi, yang
menjadi salah satu dari penyebab jatuhnya pemerintahan Orde Baru, angka inflasi
cenderung meningkat pesat (mencapai lebih dari 75 % pada tahun 1998), dan
diperparah dengan semakin besarnya presentase golongan masyarakat miskin.
3. Dampak Inflasi
a. Bila harga barang secara umum naik
terus-menerus, maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan
normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong
barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya
negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
b. Sebagai akibat dari kepanikan
tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan
menumpuk barang sehingga banyak bank di rush, akibatnya bank kekurangan dana
dan berdampak pada tutup atau bangkrut, atau rendahnya dana investasi yang
tersedia.
c. Produsen cenderung memanfaatkan
kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara
mempermainkan harga di pasaran, sehingga harga akan terus menerus naik.
d. Distribusi barang relatif tidak adil
karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya
dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
e. Bila inflasi berkepanjangan, maka
produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal
sehingga tidak ada yang mampu membeli.
f.
Jurang
antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada
sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan
perampasan.
g. Dampak positif dari inflasi adalah
bagi pengusaha barang-barang mewah (highend) yang mana barangnya lebih laku
pada saat harganya semakin tinggi (masalah prestise).
h. Masyarakat akan semakin selektif
dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan
konsumtifisme dapat ditekan.
i.
Inflasi
yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi
semakin dipercaya dan tangguh.
j.
Tingkat
pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk
melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha, Putong
4. Fungsi kebijakan non moneter
1. Meningkatkan produksi barang dan jasa
2. Menetapkan harga maksimum untuk
barang dan jasa
3. Mengadakan pengawasan terhadap barang
dan jasa
4. Pemerintah ikut serta dalam kegiatan
produksi dan distribusi barang dan jasa
5. Meningkatkan impor barang, agar
jumlahnya bertambah dan mengakibatkan
harga turun.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.