- Menentukan TUJUAN FINANSIAL
Ini adalah langkah paling penting sebelum berinvestasi. Apakah Tujuan Finansial yang ingin Anda capai? Ayo bicara dengan angka yang lebih spesifik. Misalnya Anda memiliki tujuan finansial Dana Darurat. Dana Darurat ini harus menjadi safety net yang dapat menyelamatkan kondisi keuangan keluarga pada saat genting. Oleh karena itu ada beberapa perhitungan yang harus dipikirkan. Misalnya Anda dengan 2 anak membutuhkan Dana Darurat sebesar 12 x pengeluaran bulanan. Dengan pengeluaran Rp 10 juta per bulan, artinya Dana Darurat yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 120 juta.
Anda
memiliki tujuan finansial Dana Pendidikan.
Jika anak Anda sekarang berusia 3 tahun, Anda perlu membuat daftar sekolah yang diinginkan lengkap dengan biaya sekolahnya. Kemudian Anda dapat membuat perhitungan kenaikan biaya sesuai dengan tahun masuk sekolah. Contohnya jika Anda ingin menyekolahkan anak S1 di sekolah swasta di Jakarta, maka paket biaya yang diperlukan sekitar Rp 70 juta. Dengan inflasi 15% per tahun, biaya pendidikan S1 ini akan menjadi sekitar Rp 570 juta.
Jika anak Anda sekarang berusia 3 tahun, Anda perlu membuat daftar sekolah yang diinginkan lengkap dengan biaya sekolahnya. Kemudian Anda dapat membuat perhitungan kenaikan biaya sesuai dengan tahun masuk sekolah. Contohnya jika Anda ingin menyekolahkan anak S1 di sekolah swasta di Jakarta, maka paket biaya yang diperlukan sekitar Rp 70 juta. Dengan inflasi 15% per tahun, biaya pendidikan S1 ini akan menjadi sekitar Rp 570 juta.
- Memilih PRODUK INVESTASI
Produk Investasi pilihan Anda tidak bergantung hanya pada besarnya hasil investasi yang dapat dihasilkan. Dalam financial planning, pemilihan Produk Invetasi sangat ditentukan oleh jangka waktu, besarnya risiko dan segi kepraktisan. Selain itu, Anda juga harus memastikan produk Produk Investasi pilihan Anda adalah produk yang efisien karena Anda ingin agar dapat mencapai sebanyak-banyaknya tujuan dengan dana yang tersedia.
Contohnya,
jika Anda ingin membeli Rumah atau Emas untuk Dana Pendidikan, secara
perhitungan seharusnya kedua produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan Dana
Pendidikan. Tetapi tidak dari segi kepraktisan. Jika Anda memerlukan Rp 570
juta untuk 15 tahun yang akan datang, maka begitu anak kita akan masuk sekolah
Anda harus segera menjual Rumah dan Emas yang telah terkumpul.
Menjual
rumah tidak semudah membalikkan tangan. Harga pasar yang telah ditaksir, tidak
selalu dapat dieksekusi sesuai harapan. Sementara untuk Emas, tentu dapat
segera dicairkan di toko Emas. Namun bayangkan berapa kotak Emas yang Anda
butuhkan untuk mencapai Rp 570 juta?
Untuk itu,
demi mencapai tujuan-tujuan finansial lebih efisien jika Anda menjatuhkan pilihan
ke investasi reksadana. Jika ingin menerima hasil investasinya, Anda juga tentu
harus menghadapi risiko pasar yang terjadi.
- Berinvestasi dengan REKSADANA
Reksadana memiliki beberapa kelebihan. Produk ini efisien karena tidak memotong banyak biaya. Anda hanya perlu membayarkan subscription fee (biaya pembelian) dan redemption fee (biaya penjualan) yang besarnya bervariasi dari 0% hingga 3,5%. Produk ini juga memiliki minimum investasi yang sangat rendah. Variasinya dimulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1.000.000 untuk setiap pembelian. Terakhir, produk ini dibagi pada beberapa jenis sehingga Anda bebas memilih jenis yang mana sesuai dengan risiko yang diperlukan.
Untuk
mencapai Dana Darurat sebesar Rp 120 juta, Anda perlu berinvestasi sebesar
kira-kira Rp 3 juta per bulan selama 3 tahun pada Reksadana Pasar Uang. Produk
ini memiliki target hasil investasi rata-rata 7% per tahun.
Sementara
itu untuk Dana Pendidikan S1 sebesar Rp 570 juta, Anda perlu berinvestasi
sebesar kira-kira Rp 300ribu per bulan selama 15 tahun pada Reksadana Saham.
Produk ini memiliki target hasil investasi rata-rata 25% per tahun.
Semua investasi di atas dapat
dilakukan. Mulai saja dulu dengan investasi kecil-kecil baru dilanjutkan dengan
investasi yang membutuhkan modal lebih besar. Jangan lupa bahwa berinvestasi
artinya kita harus menghadapi risiko. Tidak ada produk investasi yang tidak
berisiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.