Pembahasan Mengenai Teori Teori
Inflasi dan Dampak Inflasi
Hai Pembaca, Kali
ini Informasi
Ahli akan membahas mengenai teori teori inflasi dan Dampak
Inflasi.
1. Teori Kuantitas
Teori ini merupakan
pandangan dari teori klasik. Menurut teori ini sebab naiknya harga barang
secara umum yang cenderung akan mengarah pada inflasi ada tiga : sirkulasi uang
atau kecepatan perpindahan uang dari satu tangan ke tangan yang lain begitu
cepat (masyarakat terlalu komsumtif), terlalu banyak uang yang dicetak dan
diedarkan ke masyarakat, dan turunnya jumlah produksi secara nasional.
Teori Kuantitas
adalah teori yang membahas mengenai inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori
ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago,
sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris. Teori kuantitas
ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan masyarakat mengenai
kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.
Inti dari teori
kuantitas ini sebagai berikut :
(a) Inflasi hanya
bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun
uang giral.
(b) Laju inflasi
juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan (ekspektasi)
masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
2. Teori Keynes
Teori ini yang
menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan masyarakat hidup di luar batas
kemampuan ekonominua. Inflasi terjadi karena pengeluaran agregat terlalu besar.
Oleh karena itu, solusi yang harus diambil adalah dengan jalan mengurangi
jumlah pengeluaran agregat itu sendiri (mengurangi pengeluaran pemerintah atau
dengan meningkatkan pajak dan kebijakan uang ketat.
Dasar pemikiran
model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan
efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat)
melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat),
akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatan jumlah
persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam
jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi
kenaikan permintaan agregat. Karenanya teori ini dipakai untuk menerangkan
fenomena inflasi dalam jangka pendek.
3. Teori Inflasi
Moneterisme
Teori ini
berpendapat bahwa inflasi timbul disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan
fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat
berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya
kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut
golongan moneteris, inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan
menghilangkan kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang
bersifat kontraktif, atau melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta
penghapusan terhadap subsidi atas nilai tukar valuta asing.
4. Teori Ekspektasi
Menurut Dornbush,
pelaku ekonomi membentuk ekspektasi laju inflasi berdasarkan ekspektasi adaptif
dan ekspektasi rasional. Ekspektasi rasional adalah ramalan optimal mengenai
masa depan dengan menggunakan semua informasi yang ada. Pengertian rasional
adalah suatu tidakan yang logis untuk mencapai tujuan berdasarkan informasi
yang ada.
5. Teori
Strukturalis
Teori ini menyoroti
penyebab inflasi yang berasal dari kekauan struktur ekonomi, khususnya kekuatan suplay bahan
makanan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan
barang-barang produksi ini terlalu lambar dibanding dengan pertumbuhan
ekonominya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa.
Akibat selanjtnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi
yang relatif berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasil bahan pangan dan
industri barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah.
Banyak study mengenai
inflasi di negara-negara berkembang, menunjukkan bahwa inflasi semata-mata
merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena struktural. Hal ini
disebabkan oleh struktur ekonomi negara-negara berkembang pada umumnya yang
masih bercorak agraris, sehingga goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam
negeri, Contohnya : gagal panen (akibat faktor eksternal pergantian musim yang
terlalu cepat, bencana alam dan sebagainya), atau hal-hal yang memiliki kaitan
dengan hubungan luar negeri, Cotohnya : memburuknya term of trade;
utang luar negeri, dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan fluktuasi harga di
pasar domestik.
| Dampak Inflasi |
Dampak Inflasi
secara umum yaitu :
1. Dampak inflasi
dari sudut ekonomi, inflasi mengakibatkan terjadinya redistribusi pendapatan
dan distorsi harga, distorsi penggunaan uang, serta distorsi pajak.
2. Dampak Inflasi
dari sudut Sosial, akibat lanjut dari redistribusi pendapatan adalah
kecemburuan sosial yang semakin tinggi dan bahkan dapat memicu kerusuhan atau
krisis sosial (penjarahan dan perampasan).
Dampak Inflasi
Secara khusus yaitu inflasi dapat menghambat atau mengganggu proses pertumbuhan
di sektor riil. Hal ini dikarenakan dengan terjadinya inflasi maka tingkat
pembelian masyarakat (permintaan agregat) akan mengalami penurunan dan selanjutnya
penurunan ini akan menyebabkan pihak produsen harus mengurangi tingkat produksi
yang berujung mkepada pemutusan hubungan kerja dan bertambahnya pengangguran.
Selain itu, di saat
terjadi inflasi maka suku bungan yang ditetapkan otoritas moneter juga
meningkat. Oleh karena itu, sektor riil pada saat suku bunga
tinggi mengalami kesulitan dana baik untuk meningkatkan produksi atau
mengembangkan usahanya karena semakin tingginya dalam biaya modal.
Sekian dari
informasi ahli mengenai teori teori inflasi dan dampak inflasi, semoga tulisan
informasi ahli mengenai teori teori inflasi dan dampak inflasi dapat
bermanfaat.
Sumber :
– Adrian Sutedi,
2012. Hukum Keuangan Negara. Penerbit Sinar Grafika : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.