.

Selasa, 13 Juni 2017

Tingkat Inflasi Jawa Timur Tahun 2016

Pengertian inflasi. Secara umum, Pengertian inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang.

Penyebab Inflasi
Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi. 

a. Inflasi karena kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis barang. Dalam hal ini, permintaan masyarakat meningkatkan secara agregat (aggregate demand). Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan belanja pada pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta.

b. Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan pada biaya produksi terjadi akibat karena kenaikan harga-harga bahan baku, misalnya karena keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga naik dan terjadilah inflasi.

c. Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah 
Teori ini diajukan oleh kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar dan harga-harga. Bila jumlah barang itu tetap, sedangkan uang beredar bertambah dua kali lipat maka harga akan naik dua kali lipat. Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi misalnya kalau pemerintah memakai sistem anggaran defisit. Kekurangan anggaran ditutup dengan melakukan pencetakan uang baru yang mengakibatkan harga-harga naik. 

Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi bisa dibedakan berdasarkan tingkat keparahan, sumber dan penyebabnya

a. Jenis-jenis inflasi dilihat dari tingkat keparahannya.
Jika dilihat dari tingkat keparahannya, inflasi bisa dibedakan menjadi ringan, sedang, berat serta sangat berat.
Inflasi Ringan adalah inflasi yang belum begitu mengganggu situasi dan kondisi perekonomian. Inflasi ini masih mudah untuk dikendalikan. Memang harga-harga naik secara umum, akan tetapi belum terlalu menyebabkan krisis di sektor ekonomi. Inflasi ringan berkisar dibawah 10% per tahun.
Inflasi sedang adalah inflasi yang belum terlalu membahayakan keadaan ekonomi namun inflasi ini dapat menurunkan tingkat kesejahteraan orang-orang yang berpenghasilan tetap. Adapun inflasi sedang berkisar antara 105 sampai 305 per tahun.
Inflasi berat merupakan inflasi yang bisa mengacaukan kegiatan perekonomian. Saat terjadi inflasi berat, umumnya orang akan cenderung untuk menyimpan barang dan mengurungkan niatnya untuk menabung sebab bunga pada tabungan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan inflasi. Adapun inflasi berat terjadi antara 30-100% per tahun.
Inflasi sangat berat (Hyperinflation) merupakan inflasi yang sudah sangat mengcaukan stuasi perekonomian dan susah untuk dikendalikan meskipun dengan kebijakan fiskan dan kebijakan moneter. Inflasi sangat berat ini berada di 100% keatas setiap tahunnya.

b. Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Jika dilihat dari sumbernya, inflasi bisa dibedakan menjadi inflasi yang bersumber dari dalam negeri dan inflasi yang bersumber dari luar negeri.
Inflasi yang bersumber dari dalam negeri bisa terjadi karena penerapan anggaran defisiit atau pencetakan uang baru oleh pemerintah. Selain itu inflasi yang bersumber dari dalam negeri juga bisa terjadi karena kegagalan panen. Saat kegagalan panen, terjadi penawaran suatu jenis barang yang berkurang, disisi lain permintaan tetap. Sehingga harga-har akan menjadi naik.
Inflasi yang bersumber dari luar negeri terjadi karena ada kenaikan harga secara menyeluruh di luar negeri. Pada perdagangan bebas, banyak negara yang terlibat di dalamnya. Jika suatu negara mengimpor barang pada negara yang sedang mengalami inflasi, maka secara otomatis inflasi tersebut akan mempengaruhi harga-harga dalam negerinya hingga akhirnya mengakibatkan inflasi juga. Misalnya, Indonesia banyak mengimpor barang-barang dari negara Jepang. Jika negara jepang itu sedang mengalami inflasi, maka pengaruh inflasi yang ada di Jepang turut mempengaruhi keadaan perekonomian Indonesia sehingga harga-harga juga akan menjadi naik dan terjadilan inflasi.

C. Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Jika dilihat dari penyebabnya, inflasi bisa dibedakan menjadi dua. Inflasi karena biaya produksi dan inflasi karena kenaikan permintaan.
Inflasi karena kenaikan biaya produksi adalah kenaikan biaya produksi yang menyebabkan harga penawaran barang juga naik, sehingga bisa mengakibatkan inflasi.
Inflasi karena kenaikan permintaan terkadang tidak bisa dipenuhi produsen, sehingga harga-harga cenderung menjadi naik. Hal ini sejalan dengan hukum ekomomi yang berbunyi “Jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga cenderung menjadi naik“.

Dampak Inflasi dan Cara Mengendalikannya

a. Dampak Inflasi
Inflasi yang terkendali bisa meningatkan kegiatan perekonomian, jadi ternyata inflasi tidak selalu berdampak buruk untuk perekonomian, Di bawah ini dampak-dampak inflasi terhadap kegiatan dan kondisi perekonomian masyarakat.
Dampak inflasi terhadap pendapatan adalah bisa mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan bisa bersifat merugikan atau menguntungkan. Pada beberapa keadaan, inflasi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu inflasi bisa membantu pengusaha menambah kapasitas produksinya. Dengan begitu, akan tumbuh lapangan kerja baru serta bertambahnya penghasilan seseorang. Tetapi, bagi masyarakat yang berpendapatan tetap inflasi akan mengakibatkan mereka rugi karena pendapatan yang tetap itu bila ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit.
Dampak Inflasi terhadap Ekspor : Pada kondisi inflasi, daya saing untuk barang ekspor menjadi berkurang. Penyebab berkurangnya daya saing ini adalah harga barang ekspor yang semakin mahal. Selain itu, inflasi bisa menyulitkan negara dan para eksportir. Dampak bagi negara adalah mengalami kerugian sebab daya saing barang ekspor berkurang yang mengakibatkan jumlah penjualan menjadi berkurang. Selain itu, devisa yang didapat juga semakin sedikit.
Dampak Inflasi terhadap minat orang untuk menabung : Saat terjadi inflasi, penghasilan riil para penabung menjadi berkurang karena jumlah bunga yang diperoleh pada kenyataannya berkurang disebabkan pertumbuhan inflasi. Contohnya, pada bukan agustus tahun 2015 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposito satu tahun. Nah, deposito itu menghasilkan bunga sebesar 20% per tahun. Jika tingkat inflasi sepanjang agustus 2015 sampai agustus 2016 lumayan tinggi, misal 16%, maka penghasilan uang dari uang yang didepositokan hanya tersisa 4%. Oleh karena itu, salah satu dampak inflasi adalah membuat minat orang menabung menjadi berkurang.
Dampak Inflasi terhadap kalkulasi harga pokok: Kondisi inflasi mengakibatkan perhitungan untuk menetapkan harga pokok bisa terlalu besar atau bahkan terlalu kecil. Karena persentase dari inflasi itu sendiri tidak teratur, kita tidak bisa emmastikan berapa persen inflasi untuk suatu masa tertentu. Dampaknya, penetapan harga jual dan harga pokok sering tidak sesuai. Kondisi inflasi ini bisa mengacaukan kegiatan perekonomian, khususnya untuk produsen.

b. Cara Mengendalikan Inflasi
Tingkat inflasi yang sangat tinggi bisa membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh sebab itu, inflasi harus cepat diatasi. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi inflasi bisa berupa kebijakan fiskal, kebijakan moneter, atau kebijakan lainnya.
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan cara untuk mempengaruhi pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Kebijakan ini bisa mempengaruhi tingkat inflasi. Adapun kebijakn fiskan antara lain sebagai berikut:
Menghemat pengeluaran pemerintah
Pemerintah bisa menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga mengakibatkan permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya bisa menurunkan harga.
Menaikkan tarif pajak
Agar dapat menekan inflasi, pemerintah bisa menaikkan tarif pajak. Dengan naiknya tarif pajak untuk perusahaan dan rumah tangga diharapkan bisa mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Ketika tingkat konsumsi turun, maka permintaan barang dan jasa akan berkurang sehingga hara bisa turun kembali.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan Operasi terbuka
Dengan kebijakan ini, bank sentral bisa mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga. Contohnya Surat Utang Negara (SUN). Dengan semakin banyaknya surat berharga yang dijual, maka jumlah uang yang beredar bisa berkurang sehingga bisa mengurangi tingkat inflasi.
Kebijakan Diskonto
Agar bisa mengatasi inflasi, bank sentral bisa menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Adapun tujuannya yakni agar masyarakat tertarik untuk menabung. Dengan begitu, diharapkan jumlah uang yang beredar bisa berkurang sehingga bisa menurunkan tingkat inflasi.
Kebijakan Penetapan Persediaan Kas
Dalam kebijakan ini, Bank Sentral bisa mengambil kebijakan untuk mengurangi keberadaan uang yang beredar dengan cara menetapkan persediaan yang beredar dengan menetapkan dan mengatur persediaan uang kas yang ada di bank-bank. Jika uang yang beredar berkurang, maka inflasi bisa ditekan.

Inflasi Jatim Desember 2016 Sebesar 2,76 Persen
- Laju inflasi tahun kalender di bulan Desember 2016 Jawa Timur mencapai 2,74 persen, atau lebihrendah dibanding tahun kalender Desember 2015 yang mencapai 3,08 persen. Sedangkan laju inflasi tahun kalendernasional periode yang sama sebesar 3,02 persen.
    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono, di kantornya Jl Raya Kendangsari Industri, Surabaya, Selasa (3/1) mengatakan, dengan inflasi yang masih di bawah tiga persen menunjukan stabilitas harga komoditas diJawa Timur selama 2016 cukup terjaga dengan baik. Keberhasilan tersebut juga merupakan keberhasilan timpengendali inflasi yang bekerja cukup efektif.
    Komoditas utama yang memiliki andil terbesar terjadinya inflasi selama tahun 2016 ialah naiknya harga bawangmerah, rokok kretek filter, bawang putih, cabai rawit, dan biaya pendidikan perguruan tinggi. Sedangkan komoditasutama yang menghambat laju inflasi ialah turunnya harga bensin, beras, daging ayam ras, semen dan tarif ponsel.
    Sedangkan pada Desember 2016 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,56 persen atau masih lebih tinggidibandikan inflasi nasional 0,42 persen. Inflasi terjadi di seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur.    Inflasi tertinggi di Kota Jember yang mencapai 0.93 persendisusul Malang 0,56 persen, Surabaya 0,56 persen, Sumenep 0,53 persen, Banyuwangi 0,47 persen, Madiun 0,45 persen, Probolinggo 0,38 persen sedangkan yang terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,36 persen.
    Hampir semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi, kecuali kelompok sandang yang mengalami deflasi 0,59 persen. Kelompok transportasi mengalami inflasi tertinggi yaitu mencapai 1,27 persen sedangkan inflasi terendahterjadi dikelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.
    Komoditas utama yang memberikan andil terbesar inflasi Desember 2016 ialah naiknya harga telur ayam ras, tarifangkutan udara, tarif pulsa ponsel, bensin dan cabai rawit. Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesardeflasi ialah emas perhiasan, bawang merah, cabai merah dan apel.


daftar pustaka
Hadi,Q. 2016, pengertian penyebab jenis dan dampak inflasi, http://www.qolbunhadi.com/pengertian-inflasi/

artikelsiana, 2015, pengertian penyebab jenis dan dampak inflasi, http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-dampak-penyebab.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.