.

Jumat, 12 Mei 2017

TEORI ORDINAL DAN PERILAKU KONSUMEN


Pendahuluan
     Teori ordinal menyatakan bahwa kepuasan tidak dapat diukur melainkan hanya dapat dibandingkan. Dalam pendekatan ordinal ini, kita akan mengenal konsep sebagai berikut : Garis Anggaran (Budget Line) Kurva yang menggambarkan kombinasi dari dua macam barang yang dikonsumsi yang menghabiskan anggaran yang sama.
Kurva Indiferens (Indifference Curve) Kurva yang menggambarkan kombinasi dari dua macam barang yang dikonsumsi yang menghabiskan anggaran yang sama.
    Kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut.
      Kelemahan pendekatan ordinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).

TEORI ORDINAL
A.    Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
   Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi yang disebut peta indiferensi atau indifference map, dihadapi oleh hanya seorang konsumen.
Ciri-ciri kurva indiferens:
   a. Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya. Asumsi ini sangat penting agar asumsi bahwa konsumen dapat membandingkan pilihan terpenuhi. Kumpulan kurva indiferensi (dinamakan peta indiferensi atau map) mengatakan bahwa makin ke kanan atas tingkat kepuasannya makin tinggi, tetapi tidak dapat mengatakan berapa kali lipat.
   b. Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung ke titik origin. Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin langka, harganya makin mahal.
   c. Kurva indiferensi tidak saling potong. Asumsi ini penting agar transivitas terpenuhi.

       B.     Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )
     Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk X dan Qy untuk Y), maka: BL = Px.Qx + Py.Qy.
       
       C.     Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
      Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.

PERILAKU KONSUMEN
      A.    Keseimbangan Konsumen
  Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).

       B.     Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang
     Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya. Sebaliknya bila pendapatan nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya, disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menurun. Ada beberapa faktor yang mengubah pendapatan nyata diantara lain sebagai berikut :
          a.      Kurva Harga Konsumsi
Perubahan harga salah satu barang menyebabkan rasio harga berubah. Akibatnya barang yang harganya turun atau naik menjadi relatif lebih murah atau mahal dibandingkan barang lainnya.
          b.      Penurunan Kurva Permintaan
Dapat didefinisikan keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
          c.       Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Permintaan pasar adalah jumlah permitaan individu-individu yang ada dipasar
      
      C.     Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
      Salah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
        ·         Kurva Pendapatan-Konsumsi
Dapat di definisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan nominal, dimana harga nominal barang tidak berubah.
        ·         Kurva Engel
Kurva Engel Kurva adalah garis dan ruas garis yang membentuk kurva –  kurva sederhana. Kurva engel adalah ruas garis garis membentuk kurva, dimana kurva yang menggambarkan perubahan tingkat perndapatan terhadap konsumsi  barang. Untuk barang normal berarah positif sedangkan barang inferior berarah negatif. Hubungan fungsi jumlah barang yang dapat dibeli (vertikal) dengan pendapatan (horizontal)

      D.    Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
            Total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbangan konsumen. Jika harga suatu barang turun maka ada dua komponen yang dipengaruhi diantaranya:
     a)      Harga Relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatannya nyata di anggap tetap, maka konsumen akan menambah barang jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah.
     b)      Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetep, kita akan melihat efek pendapatan. 

Daftar Pustaka :
Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis PIE No. 1, BPFE, Yogyakarta
Mankiw, Gregory, N. 2006, Principles of Economics. Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta
Nicholson, Walter. 1999. Teori Mikroekonomi. Alih bahasa: Daniel Wirajaya, Edisi ke-5, Binarupa Aksara, Jakarta.
Rahardja, P. dan  Manurung, M. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.