@B32-Rinaldi
Oleh: Rinaldi Mugiyono
I.
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional
adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK)
di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,
biasanya selama satu tahun.
II.
Konsep
Berikut
adalah beberapa konsep pendapatan nasional
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.Pendapatan nasional
merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah
pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan,
pajak hadiah, dll.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang
dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income
(PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
III.
Penghitungan pendapatan Nasional
Jasa
perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional
Pendapatan
negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
- Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
- Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
- Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ()
Rumus
menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g =
{(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat
pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin
Contoh
soal :
PDB
Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah =
Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008
jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g =
{(467-420)/420}x100% = 11,19%
IV.
Pendapatan Negara 2016
Liputan6.com,
Jakarta Menteri
Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sementara. Dari
keseluruhan, pencapaian pendapatan negara Rp 1.551,8 triliun, realisasi
belanja negara Rp 1.859,5 triliun, sehingga defisit anggarannya Rp 307,7
triliun atau 2,46 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani
menyebut, capaian pendapatan negara Rp 1.551,8 triliun hanya sebesar 86,9
persen terhadap target APBN-P di 2016 sebesar Rp 1.786,2 triliun. Terdiri dari
pendapatan dalam negeri yang mencapai 1.546 triliun atau 86,6 persen dari
target Rp 1.784,2 triliun dan penerimaan hibah Rp 5,8 triliun atau 295,2 persen
dari target Rp 2 triliun.
Dari
penerimaan perpajakan, kata dia, realisasinya 83,4 persen menjadi Rp 1.283,6
triliun. Sementara targetnya di tahun ini Rp 1.539,2 triliun. Rinciannya
penerimaan dari pajak 81,5 persen atau Rp 1.104,9 triliun dari target Rp
1.355,2 triliun, serta penerimaan dari bea cukai Rp 178,7 triliun atau 97,2
persen dari patokan Rp 184 triliun.
"Penerimaan
pajak tumbuh 4,2 persen, tapi masih lebih rendah Rp 33 triliun dari outlook
sebelumnya sebesar Rp 218 triliun. Tax amnesty menyumbang Rp 107 triliun,"
kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Selasa (3/1/2016).
Sementara
untuk pos belanja negara yang terealisasi Rp 1.859,5 triliun atau 89,3 persen
dari target yang telah ditetapkan di APBN-P 2016 sebesar Rp 2.082,9 triliun. Di
breakdown lebih rinci, penyerapan belanja pemerintah pusat terealisasi
Rp 1.148,5 triliun atau 87,9 persen dari target Rp 1.306,7 triliun serta
transfer ke daerah dan dana desa Rp 710,9 triliun atau 91,5 persen dari target
Rp 776,3 triliun.
Dari
realisasi belanja pemerintah pusat, penyerapan belanja Kementerian/Lembaga 88,3
persen menjadi Rp 677,6 triliun dari target Rp 787,8 triliun dan belanja non
Kementerian/Lembaga Rp 471 triliun atau 87,4 persen dari target Rp 538,9
triliun.
Sementara
pada pos transfer ke daerah, pencapaiannya 91,9 persen Rp 664,2 triliun atau
lebih rendah dari target APBN-P 2016 sebesar Rp 729,3 triliun, sedangkan dana
desa dari target Rp 47 triliun dan realisasinya 99,4 persen menjadi Rp 46,7
persen.
Dengan
demikian, realisasi keseimbangan primer defisit Rp 124,9 triliun atau 118,4
persen dari target Rp 105,5 triliun. Sedangkan pencapaian defisit fiskal di
APBN-P 2016 sebesar Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen terhadap PDB.
Realisasinya melebar dari target 2,35 persen dari PDB atau Rp 296,7 triliun.
"Defisit
APBN terjaga pada tingkat yang aman karena di outlook setelah
penghematan, defisit diperkirakan 2,5 persen terhadap PDB atau Rp 315,7 triliun,"
ujar Sri Mulyani.
Untuk
realisasi pembiayaan defisit anggaran mencapai 111,3 persen menjadi Rp 320,3
triliun dari target Rp 296,7 triliun. Pembiayaan dari dalam negeri realisasinya
Rp 344,9 triliun atau 115,3 persen dari target Rp 299,3 triliun. Sementara
realisasi pembiayaan luar negeri minus Rp 14,6 triliun, sehingga ada SiLPA Rp
22,7 triliun.
"Di
tengah ketidakpastian perekonomian dunia, kami bisa mengelola APBN 2016 dengan
baik untuk fokus menjalankan APBN sebagai instrumen yang penting, kredibel,
efektif, efisien, dan berkelanjutan," tandas Sri Mulyani.
V.
10 Manfaat Perhitungan Pendapatan
Nasional
1. Membantu
menghitung jumlah pendapatan suatu negara
Sesuai
dengan namanya, penghitungan pendapatan nasional memiliki manfaat utama yang
sangat penting, yaitu untuk menghitung seberapa besar pendapatan nasional yang
diperoleh dalam satu periode tertentu. satu periode yang dihitung biasanya
adalah dalam jangka waktu satu tahun kegiatan ekonomi sebuah Negara
berlangsung.
Dengan
mengetahui seberapa besar pendapatan nasional dari suatu Negara, maka hal ini
dapat menjelaskan, apakah suatu Negara bisa dibilang Negara yang makmur atau
tidak.
2. Membantu
mengetahui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan suatu Negara
Selain
mengetahui seberapa besar pendapatan dari sebuah negara, penghitungan
pendapatan nasional ini juga bermanfaat untuk mengetahui kerugian dan juga
keuntungan yang dihasilkan oleh suatu Negara. Melalui penghitungan sederhana,
suatu negara bisa dikatakan memiliki keuntungan yang sangat besar. Bahkan
mungkin mengalami suatu kerugian atau kebangkrutan melalui penghitungan
pendapatan nasional ini.
3. Membantu
untuk mengetahui pengeluaran suatu negara
Manfaat
penghitungan pendapatan nasional juga berguna untuk mengetahui seberapa
besar pengeluaran yang dilakukan oleh suatu Negara. Dengan mengetahui besaran
pengeluaran dari suatu Negara, maka para ahli ekonomi Negara dapat menentukan,
apakah Negara tersebut terlalu banyak melakukan pengeluaran atau tidak, dan
akan menentukan kebijakan-kebijakan pemerintah lebih lanjut.
4. Membantu
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu Negara
Dengan
melakukan penghitungan pendapatan nasional, maka kita sebagai warga Negara
dunia akan mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Hal ini dapat
dihitung melali rumus yang sudah disebutkan sebelumnya, dimana tingkat
pertumbuhan ekonomi dinyatakan dalam bentuk persen (%). Hal ini dapat
mengkategorikan apakah suatu Negara berada pada pertumbuhan ekonomi yang lambat
atau tinggi pertumbuhan ekonominya.
5. Sebagai
acuan dalam melakukan analisis ekonomi
Salah satu
hal yang paling menarik dari hasil penghitungan pendapatan nasional adalah
berbagai macam analisa yang akan muncul. Baik dari para ahli ekonomi, pejabat
pemerintahan, hingga masyarakat luas mengenai hasil penghitungan pendapatan
nasional dari suatu negara. Dengan munculnya hasil penghitungan pendapatan
nasional akan muncul beragam analisa, mengenai 5W1H, yaitu :
- Mengapa
- Apa
- Bagaimana
- Kapan
- Siapa
- Dimana
Semua
pertanyaaan beradasarkan basis 5W1H ini akan mengarah kepada hasil dari
penghitungan pendapatan nasional. Hal ini digunakan untuk menganalisa kegiatan
suatu negara dalam satu periode terakhir.
6. Membandingkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan negara lainnya
Salah satu
manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah bahwa penghitungan pendapatan
nasional mampu untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi antar Negara.
Penghitungan pendapatan nasional mampu memberikan data akurat mengenai
pertumbuhan ekonomi suatu Negara, dan dapat memberikan informasi mengenai
perbandingan pertumbuhan ekonomi antar Negara.
7.
Mengetahui seberapa besar kontribusi dari sector bisnis terhadap pendapatan
nasional
Saat
menggunakan penghitungan pendapatan nasional, maka manfaat lain yang
diperoleh adalah mengetahui sektor bisnis atau industri. Apa saja yang
paling berperan dalem mempengaruhi hasil dari penghitungan pendapatan nasional.
Apakah sektor industri, jasa atau sektor bisnis lainnya yang merupakan
penyumbang terbesar dari hasil penghitungan pendapatan nasional tersebut?
Apabila
sudah diketahui sektor apa saja yang berperan penting dalam penghitungan
pendapatan nasional, maka pemerintah suatu negara dapat mengoptimalkan sektor tersebut.
Agar pada periode berikutnya suatu negara bisa mengalami pertumbuhan ekonomi
yang lebih baik lagi.
8. Menjadi
salah satu rumusan pembuatan kebijakan dari pemerintah
Manfaat
lainnya dari penghitungan pendapatan nasional adalah dapat menjadi acuan dan
dasardari kebijakan pemerintah. Hasil penghitungan pendapatan nasional, seperti
untung rugi, kontribusi sector, dan juga pertumbuhan ekonomi Negara dapat
menjadi dasar dari pembuatan kebijakan, apakah suatu Negara harus menambah
tingkat pertumbuhan ekonomi, atau harus melakukan hutang luar negeri, dan
sebagainya.
9. Digunakan
untuk penggolongan suatu Negara
Negara
agraris, negara industri, negara minyak, merupakan beberapa label yang
diberikan kepada suatu Negara karena kontribusi sector terbesarnya. Inilah
salah satu manfaat dari penghitungan pendapatan nasional, dengan mengetahui
analisa lengkap dari penghitungan pendapatan nasional, maka dapat diketahui
label dari suatu Negara, apakah Negara tersebut maju atau berkembang, dan masuk
ke dalam golongan manakah Negara tersebut?
10. Mengukur
tingkat kemakmuran suatu Negara
Manfaat
penghitungan pendapatan nasional juga dapat mengukur tingkat kemakmuran dari
suatu negara. Hal ini dapat diperoleh setelah melakukan penghitungan pendapatan
nasional, dimana akan diperleh laju pertumbuhan ekonomi dan juga seberapa
banyak pendapatan, untung serta rugi yang diperoleh dalam suatu Negara. Semakin
baik laju pertumbuhan ekonomi dari suatu Negara, maka akan semakin makmur
Negara tersebut.
Itulah
beberapa manfaat dai penghitungan pendapatan nasional. Semoga artikel ini dapat
menambah wawasan anda mengenai pendapatan nasional, yang mempengaruhi tingkat
kemakmuran suatu negara.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.