Ekonomi merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu
kebutuhan terhadap manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara
terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan.
PENDAHULUAN
Bali adalah salah satu provinsi yang
ada di Indonesia dan merupakan daerah yang terkenal akan tujuan wisatanya bagi
wisatawan mancanegara atau domestik. Tujuan wisata Pulau Bali bermacam-macam,
mulai dari daerah pedesaannya yang tenang dan asri seperti Desa Ubud hingga
wilayah pesisirnya yang ramai dan indah. Akan tetapi wilayah pesisirnya yang
ramai dan indah memiliki daya tarik tersendiri terutama daya tarik
keindahan alamnya, yang ada di sepanjang garis pantai hingga sepanjang lautnya
RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah Perekonomian Bali
2. Apa itu Pendapatan Asli Daerah (PAD)
3. Bagaimana Prospek Perkembangan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bali Tahun 2010- 2014
4. Perekonomian Di Pantai Kuta
PEMBAHASAN
1. SEJARAH PEREKONOMIAN BALI
Struktur perekonomian
Bali sangat spesifik dan mempunyai karateristik tersendiri dibandingkan dengan
propinsi lainnya di Indonesia. Spesifik perekonomian Bali itu dibangun dengan
mengandalkan industri pariwisata sebagai leading sector, telah mampu
mendorong terjadinya suatu perubahan struktur.
Bila dilihat dari segi
pendapatan, maka peran sektor tersier dan sekunder dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan, seperti pada tahun 2000 sektor tersier 69,71% dan
sekunder 10,31%. Begitu juga pada awal 2007, sektor tersier menjadi 63,03% dan
sekunder sebesar 14,81%. Perubahan struktur ekonomi Bali tidak saja dilihat
dari segi pendapatan saja, namun juga dari kesempatan kerja. Presentase pekerja
di Bali turun setiap tahunnya sebesar 43,12% di sektor pertanian,yang mengalami
fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja dari 2,6% menjadi 1,3%.
Membaiknya pertumbuhan
ekonomi Bali menjadi salah satu indikator semakin meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Pulau Dewata. Struktur ekonomi Bali masih didominasi sektor tersier
sebesar 65,58%, menyusul sektor primer 18,86% dan sektor sekunder 15,56%.
Sektor pertanian memberikan andil sebesar 18,21%, pertambangan dan penggalian
0,65%, sektor industry pengolahan 9,16%, serta listrik, gas dan air bersih 2%.
Sektor bangunan
menyumbang sekitar 4,4%, perdagangan, hotel dan restoran 30%, angkutan dan
komunikasi 13,76%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,11% dan
sektor jasa-jasa lainnya 14,72%.
2. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) BALI
Pendapatan Asli Daerah
(PAD) adalah merupakan salah satu indikator dari kemadirian otonomi daerah
dalam menggali potensi untuk meningkatkan sumber-sumber penerimaan. Semakin
besar PAD maka semakin mandiri daerah dalam mengambil keputusan dan kebijakan
pembangunan. Besarnya kontribusi pengeluaran pemerintah daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah seharusnya merupakan sebuah peluang yang dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong perekonomian daerah.
PAD merupakan sumber
penerimaan rutin terbesar pemerintah Provinsi Bali dalam APBD. Berdasarkan
publikasi BPS Provinsi Bali (2010), menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi PAD
terhadap APBD Provinsi Bali pertahun selama Tahun 2005-2009 adalah sebesar
64,44 persen. Melihat besarnya kontribusi tersebut, pemerintah daerah setiap
tahunnya selalu menetapkan target yang harus dicapai setiap tahunnya. Rata-rata
penerimaan PAD terhadap target yang ditentukan selama Tahun 2005-2009 adalah
sebesar 117,30 pesen. Karena itulah, setiap tahunnya terlihat bahwa target dan
realisasi PAD Provinsi Bali selalu mengalami peningkatan. Kontribusi terbesar
dalam peningkatan PAD adalah pajak daerah. Rata-rata kontribusi pajak daerah
terhadap PAD Tahun 2007-2010 adalah sebesar 88,21 persen. Karena itulah
penerimaan pajak daerah sangat mempengaruhi penerimaan PAD setiap tahunnya.
3. PROSPEK PERKEMBANGAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD) PROVINSI BALI TAHUN 2010- 2014
Hasil penelitian dengan
menggunakan analisis ARIMA (Autoregresive Integrated Moving Avarage)
menunjukkan bahwa prospek perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi
Bali Periode 2010-2014 memiliki prospektif yang positif atau mengalami
peningkatan tetapi peningkatannya tidak terlalu tajam, di mana pada Tahun 2010
nilai peramalan Pendapatan Asli daerah (PAD) Provinsi Bali sebesar 1.961.853,84
juta rupiah, Tahun 2011 sebesar 2.158.663,66 juta rupiah, Tahun 2012 yaitu
sebesar 2.364.554,21 juta rupiah, Tahun 2013 2.579.710,60 juta rupiah dan Tahun
2014 sebesar 2.799.009,01 juta 730 rupiah, dengan rata-rata perkembangan
sebesar 7,30 persen per tahun dan menggunakan tahun dasar selama 19 tahun,
yaitu dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2009.
Dalam hal ini
diasumsikan keadaan perekonomian di Provinsi Bali konstan seperti tahun-tahun
sebelumnya, di mana tidak terjadi perubahan kebijakan yang mendasar yang sangat
mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan keadaan wilayah juga dianggap
sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Provinsi Bali tiap tahunnya, juga akan meningkatkan penerimaan APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi Bali dari sisi pendapatan daerah yang
digunakan untuk belanja daerah dan pembiayaan pemerintah daerah. Sehingga
dengan hal tersebut dapat menggerakkan perekonomian Bali pada nantinya. Seperti
yang terjadi pada Tahun 2008, besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
diperoleh adalah sebesar 1.055.500,06 juta rupiah dan penerimaan APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) dari sisi pendapatan daerah sebesar 1.667.342,65
juta rupiah. Di mana pada Tahun 2009 Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami
peningkatan yaitu sebesar 1.163.947,55 juta rupiah dan juga meningkatkan
penerimaan APBD Provinsi Bali dari sisi pendapatan daerah yaitu sebesar 1.902.227,54
juta rupiah.
4. PEREKONOMIAN DI PANTAI KUTA
Sektor perekonomian yang
ada di Pantai Kuta memberi dampak negatif dan dampak positif. Dampak
negatif didudukung oleh banyaknya investor asing yang masuk ke bali sehingga
produk-produk asli bali tersingkir oleh merk-merk luar negeri. Dampak negatif
lainnya yaitu Pulau Bali hanya menggantungkan perekonomi pada sektor pariwisata
saja. Karena hanya menggantungkan pada sektor pariwisata saja maka para pekerja
tidak memiliki lahan pekerjaan yang pasti. Meskipun memiliki dampak negatif
namun sektor perekonomian Bali juga memiliki banyak sisi positifnya contohnya
yaitu pendapatan perkapita yang tinggi, objek wisata Indonesia dapat
terkenal di mancanegara, dan masyarakat hidupnya menjadi sejahtera. Untuk
menambah penghasilan maka seharusnya sektor pariwisata di Bali dijaga dengan
baik untuk menjaga kelestarian dan keindahannya.
KESIMPULAN
Pembangunan pariwisata berpengaruh
kuat terhadap perubahan struktur dan peningkatan perekonomian di Kota Denpasar.
Namun struktur perekonomian Kota Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan
dengan struktur perekonomian Provinsi Bali pada umumnya, dengan menempatkan
sektor perdagangan, hotel dan restoran mendominasi
pembentukan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA
Wardani. Z. 2015. Perekonomian Di Pantai Kuta Bali.
Sari. P. 2013. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bali. Dalam jurnal dinamika Vol.2, No. 2, Juni 2013.
Ardiyani. Laily. 2011. Perekonomian Provinsi Bali.
Diana. 2013. Perekonomian Provinsi Bali.
Anonim. 2011. Kota Denpasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.