Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia
bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan
dan perubahan.
PENDAHULUAN
Maluku adalah salah satu provinsi di Indonesia bagian Timur
yang mengalami perlambatan kemajuan. Maluku di bagi menjadi 2 provinsi yakni
Maluku Utara dan Maluku. Dua provinsi ini sama – sama mengalami perlambatan
kemajuan. Maluku merupakan daerah yang punya potensi besar untuk maju dan
berkembang. Hal itu terhambat karena daerah Maluku agak sulit di jangkau dan
biaya transportasi untuk menuju kesana terbilang tidak murah. Maka dari itu
banyak hal yang membuat Maluku mengalami hambatan untuk maju dan berkembang.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
fakta kemiskinan di Maluku ?
2.
Apa
penyebab kemiskinan di Maluku ?
3.
Bagaimana
cara menanggulangi kemiskinan di Maluku ?
PEMBAHASAN
1.
Fakta
kemiskinan di Maluku
Menurut Mardatillah,
2012. Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik
setiap tahun. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai
PDRB. Pada tahun 2003 PDRB Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian
meningkat menjadi 4,05 triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004
mencapai 4,05 persen dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005. Walaupun
dikatakan setiap tahun membaik, Maluku masih menjadi provinsi miskin bila
dibanding dengan provinsi lainnya.
Dari media
lokal dalam beberapa tahun terakhir mengikuti histori arah perkembangan grafik
kemiskinan di Maluku. Angkanya bergerak hotu mulai tahun 2004 dari 49% menuju
51,19%. Dalam rapat koordinasi Program Pemberdayaan Masyarakat pertengahan
September 2005 terkuak angka kemiskinan Maluku 59,15%. Dari Seminar Membangun
Komitmen dalam Rangka Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat yang
dilaksanakan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Maluku di
Ambon, 28 Juli 2006, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Maluku Hanni
Ohorella menyebutkan angka kemiskinan di Maluku mencapai 61 %. Angka tersebut
sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku saat itu.
Di harian
Kompas (15/2/2007), Gubernur Maluku berbicara tentang angka kemiskinan di
Maluku sebesar 59,15 % dan program pengentasannya disiapkan dana sebesar Rp 164
milyar. Sementara itu di harian yang sama seminggu sebelumnya, Kompas
(7/2/2007), diberitakan bahwa Tammat R Talaohu, Manajer Penelitian dan
Pengembangan Lingkar Studi untuk Demokrasi Lokal (Indec), Selasa (6/2),
mengatakan, jumlah penduduk miskin di Maluku pada tahun 2004 tercatat 40,6
persen (518.462 jiwa). Pada tahun 2005, jumlah penduduk miskin itu meningkat
menjadi 59,6 persen dan pada tahun 2006 menjadi 61 persen (793.000 jiwa).
Jumlah
penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Maluku pada
bulan Maret 2012 sebesar 350.230 orang (21,78 persen). Dibandingkan dengan
penduduk miskin pada bulan Maret 2011 yang berjumlah 360.320 orang (23 persen),
berarti jumlah penduduk miskin turun sebanyak 10.090 orang.
Selama
periode Maret 2011—Maret 2012, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang
8.960 orang, sementara di daerah perkotaan berkurang 1.130 orang. Persentase
penduduk miskin di daerah perdesaan masih cukup tinggi, yaitu sebesar 28,88
persen dibandingkan dengan daerah perkotaan mencapai 9,78 persen.
Peranan
komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Pada bulan Maret 2012, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis
Kemiskinan sebesar 76,79 persen.
Pada periode
Maret 2011—Maret 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis
kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin mengecil.
2.
Faktor
penyebab kemiskinan di Maluku
·
Ekonomi
·
Pendapatan perkapita yang rendah
·
Tingkat pengangguran yang tinggi
·
Biaya hidup mahal
·
Investasi rendah
·
Politik
·
Social
3.
Penanggulangan
kemiskinan di Maluku
a)
Pertama,
memberikan kesempatan yang
luas kepada masyarakat
desa untuk memperolah layanan pendidikan yang memadai,
secara gratis dan
cuma-cuma. Pemerintah perlu mengembangkan sistem pendidikan nasional
yang berorientasi keberpihakan
kepada orang miskin (pendidikan
untuk orang miskin) Pendidikan
yang ditawarkan di Indonesia saat
ini sangat mahal dan
biayanya sulit dijangkau oleh orang-orang
miskin. Karenanya, mereka memilih untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka,
sebab beban biaya
pendidikan yang ada,
tidak sebanding dengan
kemampuan keuangan mereka. Masyarakat desa selalu mengatakan
bahwa jangankan untuk menyekolahkan anak-anak, untuk makan sehari-hari saja,
susahnya minta ampun.
b)
Kedua,
redistribusi lahan dan
modal pertanian yang
seimbang. Ketimpangan kepemilikan
lahan pertanian, memperlebar jurang kemiskinan antara masyarakat yang
tinggal di pedesaan. Sebagian besar tanah-tanah pertanian yang subur dimiliki
oleh tengkulak lokal dan tuan tanah. Akbatnya, tanah-tanah pertanian yang
ada, tidak memberikan penghasilan yang
cukup bagi orang-orang desa yang memiliki tanah dan modal pertanian yang
terbatas. Sebagian besar tenaga dan fisik mereka dipergunakan untuk menjadi
buruh di tanah-tanah pertanian milik tuan tanah dan tengkulak lokal.
c)
Ketiga,
mendorong perkembangan investasi
pertanian dan pertambangan
ke daerah pedesaan. Pembukaan investasi
pertanian dan pertambangan
dapat memberikan kesempatan
kerja kepada masyarakat desa.
Dengan begitu, pendapatan mereka akan meningkat dan berpengaruh pada perubahan
kesejahteraan.
d)
Keempat, membuka
kesempatan yang luas
kepada masyarakat desa untuk memperoleh kredit
usaha yang mudah. Sistem kredit
yang ada saat
ini, belum memberikan kemudahan usaha bagi masyarakat desa dan sering
salah sasaran. Karena itu, diperlukan kebijakan baru yang memberikan jaminan
kredit usaha yang memadai bagi masyarakat desa.
e)
Kelima,
memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan
masyarakat desa. Kebutuhan
sandang, pangan dan papan
perlu dilakukan melalui
sebuah mekanisme lumbung
desa yang memberikan kesempatan yang
semua kepada masyarakat
desa, memperoleh sumber-sumber
kebutuhan yang disediakan secara
terorganisir.
KESIMPULAN
Secara makro
ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahun. Salah satu
indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 2003 PDRB
Provinsi Maluku mencapai 3,7 triliun rupiah kemudian meningkat menjadi 4,05
triliun tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 mencapai 4,05 persen
dan meningkat menjadi 5,06 persen pada 2005. Walaupun dikatakan setiap tahun
membaik, Maluku masih menjadi provinsi miskin bila dibanding dengan provinsi
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://mardajie.wordpress.com/ekonomi-makro/kemiskinan-di-maluku/
(diakses tanggal 17 april 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.