ABSTRAK
Kota
Gorontalo sebagai Ibukota Provinsi telah melalui sebuah kajian muitidisplin
dengan pertimbangan disamping karena letaknya yang strategis juga karena kota
ini memiliki fasilitas elementer yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan
pemerintahan provinsi secara efektif dan efisien. Dengan penetapan ini tentunya
akan berdampak pada aktifitas dan struktur. ekonomi Kota Gorontalo yang tentu
saja mernerlukan strategi pembangunan yang lebih sesuai dengan kondisi yang
ada.
·
ANALISIS
PEREKONOMIAN DI PROVINSI GORONTALO
Provinsi Gorontalo
merupakan pemekaran dari propinsi Sulawesi Utara yang terletak di jazirah utara
pulau Sulawesi dan merupakan salah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang terletak
di utara garis katulistiwa. Berdasarkan UU No. 38 tahun 2001 bahwa propinsi
Gorontalo ditetapkan sebagai propinsi ke-32 lepas dari propinsi Sulawesi Utara.
Batas wilayah provinsi Gorontalo adalah sebelah utara laut sulawesi, samudera
pasifik dan Republik Philipina, sebelah timur dengan propinsi Sulawesi Utara,
sebelah selatan Teluk Tomini dan sebelah barat propinsi Sulawesi Tengah.
·
KEADAAN
EKONOMI
Struktur perekonomian
di propinsi Gorontalo ditinjau dari kontribusi sektor-sektor ekonomi lebih
banyak di topang oleh sektor industri dan jasa. Sedangkan peranan sektor
pertanian relative stabil. Tabel berikut menjelaskan struktur ekonomi propinsi
Gorontalo:
·
INVESTASI
DI GORONTALO
Aktivitas investasi di
Gorontalo mengalami pasang surut pasca kebijakan pemekaran wilayah. Nilai
investasi bisa dilihat dari besarnya investasi menurut sektor-sektor ekonomi
dan juga bisa dianalisis berdasarkan sifat atau asal investasi yang telah
disetujui pemerintah baik PMDN maupun PMA. Nilai PMDN yang telah disetujui
pemerintah di propinsi Gorontalo.
·
STRUKTUR
EKONOMI DIDOMINASI OLEH SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
(31,12 %.) sektor Jasa-jasa (26,46 %) serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi (18,77 %.) Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,02 % (Provinsi Sulut 6,42 %). Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada Tahun 1996 sebesar 9,89 % dan berangsur-angsur menurun hingga Tahun 1998 menjadi hanya sebesar 2,71 % (provinsi -2,29 %), Tahun 2000 telah mencapai 5,62 % Pengelompokkan yang didasarkan pada kiasifikasi Tahun 1930-an maka peranan masing-masing kelompok selama periode tersebut adalah sebagai berikut :
-
SEKTOR SEKUNDER (INDUSTRI & BANGUNAN) = 10,27 %
-
SEKTOR TERSIER (SISANYA) = 83,48 %
Nilai multiplier sektor
basis Kota Gorontalo berkisar antara 1,1030 - 1,2250 artinya bahwa apabila
terjadi peningkatan produksi sektor basis sebesar satu unit akan memberikan dampak
peningkatan perekonomian secara keseluruhan sebesar 1,1030 - 1,2250 unit. Hasil
penggabungan analisis Kontribusi, Rata-rata pertumbuhan, dan analisa LQ, dan
Shift Share diperoleh
urutan sektor unggulan
di Kota Gorontalo sebagai berikut :
1). Sektor-
Pengangkutan dan Komunikasi,
2). Sektor Perdagangan,
Hotel dan restoran,
3). Sektor Indutsri
pengolahan,
4). Sektor Keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan.,
5). Sektor Jasa-jasa.
Secara agregat
nilai Proportional share (Sp) dan nilai Differential share (Sd) Kota Gorontalo
adalah negatif,hal ini menandakan bahwa secara agregat sektor- sektor yang ada
di Kota Gorontalo tumbuh lebih lambatdibandingkan dengan tingkat provinsi.
Namun jika dilihat nilai setiap sektor, maka ada sektor yang pertumbuhannya
lebih cepat dari tingkat provinsi yakni sektor Industri pengolahan, sektor
Listrik, gas danair minum, sektor Bangunan, Sektor perdagangan, hotel dan
restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang ditunjukkan oleh
nilainya Shift (S) yang positif.
Sumber :
Deskripsi
Dokumen: http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=76925&lokasi=lokal
Arsyad Anwar,
1985, Prospek dan Permasalahan Ekonomi Indonesia 1985-1986, edisi pertama Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia dan Sinar Harapan, Jakarta Boediono, 1979,
Econometric Models of The Indonesian Economy for Short Run Policy
Analysis,
Disertation Ph.D, University of Pensylvania Branson, William H, 2000,
Macroeconomic Theory and Policy, third edition, Harper and Row Publisher
Dernburg, Thomas
F, 2001, Makroekonomi, terjemahan Muhtar, Penerbit Erlangga, edisi ketujuh,
Jakarta
Dornbusch,
Rudiger dan Fischer Stanley, 2002, Makroekonomi, terjemahan Sitompul, Erlangga,
edisi ketiga, Jakarta 156 Vol.1, No.1, Februari 2010 | JBTI
Edy Suandi
Hamid, 2005, Formula Alternatif Dana Alokasi Umum (DAU) Upaya Mengatasi Ketimpangan
Fiskal dalam Era Otonomi Daerah, UII Press, Yogyakarta
Glassburner,
Bruce dan Chandra Aditiawan, 1982, Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi Makro, LP3ES,
edisis kedua, Jakarta
Granger, CWJ and
Newbold, Paul, 2002, Forecasting Economic Time Series, Academic Press,New York
San Francisco London, p. 333 Gujarati, Damodar N, 2002, Basic Econometrics,
fifth edition, McGraw-Hill, London
Harun Hadiwijoyo,
Sari Sejarah Filsafat Barat, Jilid I dan II, 1980, Kanisius, Yogyakarta Henderson,
James M, Quandt Richard E, 1980, Microeconomic Theory a Mathematical Approach,
third edition, International Student Edition, McGraw-Hill International Book Company
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.