OLEH : ARIE FIRMANSYAH
Pertumbuhan ekonomi bangka
belitung melemah
Abstrak
Kondisi perekonomian Bangka Belitung melambat.
Pasalnya harga jual logam timah rendah. Tak hanya itu, lapangan usaha pertanian
yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian juga mengalami kondisi sama.
Harga jual hasil pertanian berupa CPO dan karet mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan melemahnya seluruh lapangan usaha.
Harga jual hasil pertanian berupa CPO dan karet mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan melemahnya seluruh lapangan usaha.
Pendahuluan
Pertumbuhan Ekonomi Potensi
kekayaan alam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melimpah, yang berasal dari
hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Sektor
pertambangan telah mampu menyumbang cukup besar sekitar 13 persen perekonomian
di Kepulauan Bangka Belitung dengan komoditas utama timah. Selain sektor
pertambangan, kegiatan perekonomian masyarakat dominan pada sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung terus
mengalami perlambatan selama periode 2011 – 2014 (Gambar 1). Selama kurun waktu
2011-2014 kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki laju
pertumbuhan rata-rata 5,58 persen, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka
Belitung melambat salah satunya disebabkan dari produksi sektor pertambangan
yang terus mengami penurunan.(simreg, bappennas.2015)
Rumusan masalah
1. bagaimana guna memperbaiki
pertumbuhan perekonomian yang melemah sejak lima tahun terakhir??
2. Apakah Kondisi perekonomian
Bangka Belitung melambat??
3.bagaimana tingkat pengangguran
di provinsi bangka belitung ??
4. bagaimana Target pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada 2017??
5. bagaimanakah pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I tahun 2016??
Pembahasan
1.Bagaimana
guna memperbaiki pertumbuhan perekonomian yang
melemah sejak lima tahun terakhir
Tahun 2016 akan segera berakhir.
Banyak PR yang masih harus dikejar pemerintah provinsi Bangka
Belitung guna memperbaiki pertumbuhan perekonomian yang
melemah sejak lima tahun terakhir dari 2011 sebesar 6,9% terus menurun hingga
ke titik angka 3,99% (yoy) di triwulan III 2016.
Angka tersebut berada dibawah
pertumbuhan nasional saat ini 5,25. Tidak dipungkiri lagi melemahnya harga
timah sejak 2012 yang direspon dengan pengurangan produksi dan ekspor timah
menjadi pangkal utama angka pertumbuhan ekonomi Bangka
Belitung terus turun.
"Perubahan tersebut patut
kita antisipasi ke depan dengan perencanaan kebijakan yang sistematis, fokus
dan konsisten. Hal ini karena Bangka
Belitung memiliki banyak potensi yang belum dikembangkan secara
optimal.
Keunggulan tersebut antara lain
letak geografis yang sangat strategis, wilayah laut yang lebih luas dari
daratan, masih banyaknya pulau yang tidak berpenghuni, serta hasil perkebunan
yang baik seperti lada, kelapa sawit dan karet.
Oleh karena itu, sektor sektor perekonomian seperti
sektor kelautan perikanan, pertanian, perkebunan dan pariwisata memiliki
potensi yang bagus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan," papar Kepala Perwakilan Bank
Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Bayu Martanto kepada wartawan usai acara Pertemuan Tahunan Bank
Indonesia (PTBI) 2016 di Ballroom Novotel Bangka, Selasa (20/12/2016).
Bayu mengatakan, Babel harus
segera mengoptimalkan potensi sumber daya alam melalui sektor pariwisata.
Menurutnya jarak yang relatif
dekat dengan Jakarta dan Batam, serta relatif banyaknya frekuensi penerbangan
menuju Pangkalpinang dan Tanjung Pandan juga menjadi keunggulan untuk
pengembangan sektor ini.
"Kita patut mensyukuri
penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Tanjung Kelayang menjadi satu
dari 10 destinasi pariwisata yang ditetapkan oleh pemerintah, industri ini
tentunya harus dimanfaatkan dengan baik," ujarnya.
Pemerintah juga kata Bayu perlu
membenahi faktor yang kurang mendukung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut bisa dilihat dari
indeks pembangunan manusia Babel masih dibawah angka nasional. Selain itu daya
saing masyarakat Babel masih rendah yaitu no 28 dari 34 provinsi. (bangka
tribunnews,2016)
2.
Apakah Kondisi perekonomian Bangka Belitung melambat??
Kondisi perekonomian Bangka
Belitung melambat. Pasalnya harga jual logam timah rendah. Tak hanya itu,
lapangan usaha pertanian yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian juga
mengalami kondisi sama. Harga jual hasil pertanian berupa CPO dan karet
mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan melemahnya seluruh lapangan usaha.
Budi Prawoto Kabid Neraca dan
Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menjelaskan, ada dampak dari kenaikan harga BBM dan tarif dasar
listrik. Tak hanya itu, sebab pelarangan paket meeting PNS di hotel, rendahnya
penyerapan anggaran pemerintah berpengaruh terhadap penurunan net ekspor antar
daerah dan pengeluaran konsumsi pemerintah juga memberi pengaruh.
“Perekonomian Kepulauan Bangka
Belitung triwulan I-2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp14.722 miliar. Sementara PDRB
atas dasar harga konstan 2010 besarnya mencapai Rp11.201 miliar,” katanya saat
jumpa pers di Kantor BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (5/5/2015).
Lebih jauh ia mengatakan, ekonomi
Bangka Belitung triwulan I-2015, jika dibandingkan triwulan I-2014 (y-on-y)
tumbuh sebesar 4,10 persen dan ini mengalami perlambatan. Sementara jika
dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) terkontraksi sebesar 0,48 persen
merupakan kondisi triwulan terendah sejak tahun 2010. Struktur perekonomian
Pulau Sumatera triwulan I-2015 secara parsial masih didominasi tiga provinsi
yaitu Riau, Sumatera Utama dan Sumatera Selatan. Ia menambahkan, kontribusi
ketiga provinsi tersebut mencapai 59,69 persen terhadap total PDRD ADHB Pulau
Sumatera. Hal ini tidak mengherankan, mengingat provinsi tersebut merupakan
provinsi yang kaya sumber daya alam. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada
diurutan sembilan sebagai penyumbang PDRB di Pulau Sumatera. Menurutnya, posisi
Bangka Belitung masih di bawah Provinsi Aceh yang menempati urutan delapan,
namun di atas Provinsi Bengkulu yang berada diurutan terakhir. Kontribusi PDRB
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 hanya sebesar 2,35 persen
terhadap PDRB Pulau Sumatera, dan 0,53 persen terhadap total PDRB 33 provinsi
di Indonesia.
“Secara parsial, pertumbuhan
ekonomi Pulau Sumatera triwulan I-2015 (q-to-q) hanya terjadi di enam provinsi
di Pulau Sumatera yaitu, Sumatera Utara, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung dan
Kepulauan Riau. Empat provinsi lain, Aceh, Sumbar, Riau dan Kepulauan Bangka
Belitung mengalami kontraksi,” paparnya. ( artikel, babelprov,2015)
Pertumbuhan Ekonomi Potensi
kekayaan alam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melimpah, yang berasal dari
hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Sektor
pertambangan telah mampu menyumbang cukup besar sekitar 13 persen perekonomian
di Kepulauan Bangka Belitung dengan komoditas utama timah. Selain sektor
pertambangan, kegiatan perekonomian masyarakat dominan pada sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung terus
mengalami perlambatan selama periode 2011 – 2014 (Gambar 1). Selama kurun waktu
2011-2014 kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki laju
pertumbuhan rata-rata 5,58 persen, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka
Belitung melambat salah satunya disebabkan dari produksi sektor pertambangan
yang terus mengami penurunan.Selama kurun waktu 2010-2014 pendapatan per kapita
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung cenderung meningkat, namun masih lebih
rendah dari pendapatan per kapita nasional Pembangunan Wilayah Provinsi Kep.
Bangka Belitung 2015 Jika pada tahun 2010 rasio PDRB perkapita Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan PDB Nasional sebesar 100,44 persen, maka pada
tahun 2014 rasionya menurun menjadi 96,31 persen (Gambar 2). Hal ini
menunjukkan pengaruh sektor pertambangan mulai mengalami penurunan bagi
peningkatan pendapatan perkapita di provinsi ini.
3.bagaimana
tingkat pengangguran di provinsi bangka belitung ??
Pengurangan Pengangguran
Tingkat pengangguran di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung berada di bawah rata-rata tingkat pengangguran nasional.
Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran wilayah cenderung
menurun pada tahun 2008-2012, namun kembali meningkat pada tahun 2013-2015,
yang menunjukkan peningkatan angkatan kerja baru selama tahun 2008-2015 masih
mampu diserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Tingkat pengangguran terbuka
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2015 berkurang sebesar 2,44
persen
Pengurangan Kemiskinan
Tingginya pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak berdampak signifikan terhadap
pengurangan tingkat kemiskinan di wilayah ini. Selama kurun waktu 2008-2015 persentase
penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah berkurang sebesar
3,18 persen namun kemiskinan di wilayah ini masih menempati urutan tertinggi
secara nasional (Gambar 4).
Kemiskinan disebabkan karena struktur sosial dalam
masyarakat, yaitu kurang mampunya memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam
yang melimpah akibat terbatasnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang
dimiliki. Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun
2008-2015 selalu berada di atas ratarata nasional.
menunjukkan persebaran kabupaten
dan kota di Provinsi Bangka Belitung menurut rata-rata pertumbuhan ekonomi dan
pengurangan kemiskinan tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, dengan penjelasan
sebagai berikut. Pertama, Kabupaten Bangka dan Belitung Timur termasuk
kabupaten dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di
atas rata-rata provinsi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang terjadi
dapat mendorong pengurangan kemiskinan secara lebih cepat (pro-growth,
pro-poor).
Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga
momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap meningkatkan upaya pengurangan
kemiskinan. Kedua, Kabupaten Bangka Tengah terletak di kuadran II termasuk
kategori daerah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata, tapi pengurangan
kemiskinan di atas ratarata (low growth, pro-poor).
Bangka Belitung 2015
menjaga efektvititas dan efisiensi kebijakan dan program pengurangan
kemiskinan, dan secara bersamaan mendorong percepatan pembangunan ekonomi
dengan prioritas sektor atau kegiatan ekonomi yang punya potensi berkembang
seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, serta perdagangand dan
jasa.
Perkembangan perekonomian di
Kepulauan Bangka Belitung secara makro relatif baik meskipun belum diikuti
perkembangan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya. Tingkat kesenjangan konsumsi masyarakat di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (indeks gini) selama periode 2008-2013 mengalami sedikit
peningkatan dari angka 0,26 menjadi 0,31, lebih rendah dari angka nasional yang
sebesar 0,35 pada tahun 2008 menjadi 0,4 pada tahun 2013.
Kesenjangan output
antarkabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung tergolong rendah secara
nasional sehingga mendukung dalam menjaga stabilitas perekonomian wilayah.
Percepatan pengembangan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah secara keseluruhan. Perbaikan kinerja
ekonomi yang cukup signifikan terjadi dengan faktor pendorong utama datang dari
komponen ekspor luar negeri. Manfaat dari proyek-proyek infrastruktur utama di
kota-kota pusat pertumbuhan diperkirakan tak hanya memberi manfaat kota
bersangkutan tetapi juga wilayah sekitarnya. Berdasarkan modal pembangunan yang
dimiliki dan semakin meningkatnya kinerja pembangunan, prospek pembangunan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 dalam mendukung pencapaian target RPJMN
2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Sasaran pertumbuhan ekonomi Kepulauan
Bangka Belitung dalam RPJMN 2015-2019 sebesar 5,5 – 7,5 persen dimungkinkan
dapat tercapai dengan meningkatkan optimalisasi potensi sumberdaya yang
dimiliki daerah, sejalan dengan peningkatan pembangunan infrastruktur. Secara
keseluruhan perekonomian tahun 2016 membaik didukung oleh seluruh provinsi.
Perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan investasi seiring dengan
realisasi berbagai proyek infrastruktur berskala besar di daerah. Paket
kebijakan ekonomi yang disertai agenda pembangunan infrastruktur pemerintah
telah memberi persepsi positif terhadap ekspektasi kondisi ekonomi ke depan,
serta diprakirakan mendorong perbaikan konsumsi rumah tangga.
2. Upaya
menurunkan tingkat kemiskinan di Kepulauan Bangka Belitung harus dilakukan
dengan optimal agar sesuai dengan Buku III RPJMN 2015-2019. Sasaran pengurangan
tingkat kemiskinan dalam Buku III RPJMN 2015-2019 adalah 3,9 – 2,7 persen,
sedangkan pada tahun 2014 tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebesar 5,36 persen, untuk itu diperlukan upaya konsisten untuk
menurunkan tingkat kemiskinan di provinsi ini. Selama kurun waktu 2015-2019
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus menurunkan persentase penduduk miskin
sebesar 2,66 poin persentase atau 0,53 poin persentase per tahun. 3. Peluang
untuk mempercepat penurunan kemiskinan terbuka bila dilakukan pembenahan pada
produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan industri kecil, di
mana konsentrasi penduduk miskin biasanya berada. Pemerintah daerah perlu
menyiapkan koordinasi horisontal dan vertikal untuk mengantisipasi kemungkinan
hal ini terjadi, terutama menyiapkan jaring-jaring pengaman untuk memperkecil
dampak yang diterima penduduk miskin dan hampir miskin. (simreg, bappenas.2015)
4.
bagaimana Target pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel)
pada 2017??
Target pertumbuhan ekonomi Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada 2017 ditargetkan bisa menyamai target
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen.
Pemerintah daerah optimistis
target perekonomian tercapai seiring membaiknya iklim pariwisata dan
bergeraknya harga jual timah.
“Sektor pariwisata dan perkebunan
kami harapkan bisa membantu selain ketergantungan pada tambang timah,” kata
Kepala Biro Perekonomian Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, Sudarman, kepada Kompas.com,
Selasa (10/1/2017).
Target pertumbuhan ekonomi, kata
Sudarman, juga disejalankan dengan perbaikan tatakelola keuangan daerah
sehingga predikat wajar dengan pengecualian ( WDP) bisa naik
menjadi wajar tanpa pengecualian ( WTP).
"Selama tahun 2016,
perekonomian di Bangka Belitung hanya tumbuh sebesar 3,62 persen. Angka ini
justru turun bila dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 4,08 persen,"
ujarnya.
Penurunan ekonomi daerah dinilai
karena melemahnya sektor pertambangan, karena harga jual timah sempat anjlok
dari 20.000dollar
AS menjadi 15.000 dollar AS per metrik ton.
Selain dipicu melemahnya sektor
pertambangan, pertumbuhan ekonomi tertahan karena terbatasnya lapangan kerja
serta inflasi harga kebutuhan pokok.
Guna mendongkrak pertumbuhan
perekonomian, pemerintah daerah mulai menggerakan sektor selain tambang, seperti
pariwisata dan kuliner, mendorong ketersediaan listrik, serta menyiapkan juga
subsidi bagi petani karet. ( bisnis keuangan,kompas, 2017)
5.
bagaimanakah pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan
I tahun 2016??
Bank Indonesia Perwakilan
Babel mencatat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
triwulan I tahun 2016 mengalami perlambatan.
"Pada triwulan I tahun 2016 tercatat perekonomian Babel tumbuh sebesar 3,30 persen (yoy) atau secara nominal mencapai Rp11,5 triliun, melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,28 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Babel Bayu Martanto pada kegiatan diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional Babel di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menambahkan, perlambatan ekonomi terjadi di beberapa sektor utama yaitu sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian.
"Penurunan kinerja sektor industri pengolahan ini salah satunya disebabkan oleh menurunnya kinerja industri crude palm oil dan pertambangan timah," ujarnya.
Lebih lanjut ia sampaikan, penurunan kinerja sektor ekonomi dan melemahnya ekspor Babel masih disebabkan oleh rendahnya harga komoditas dunia akibat perlambatan ekonomi dunia.
"Perlambatan ekspor dan kondisi investasi yang belum membaik juga memberikan pengaruh kepada pertumbuhan ekonomi Babel," ujarnya lagi.
Ia menjelaskan, dari sisi pengendalian harga, Babel tercatat mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (mtm) atau 4,41 persen (yoy) pada bulan Mei 2016 dan masih sesuai dengan sasaran inflasi BI.
"Inflasi terjadi disemua komponen dan terutama masih bersumber dari komponen bahan makanan bergejolak dan komponen harga barang yang diatur pemerintah," katanya.
Ia mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi, stabilitas sistem keuangan (SSK) Provinsi Babel pada triwulan pertama masih terjaga walaupun terjadi perlambatan penyaluran kredit dan peningkatan NPL yang perlu mendapat perhatian.
"Indikator makro SSK seperti pertumbuhan aset, dana pihak ketiga dan penyaluran kredit masih mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 10,16 persen (yoy), 9,17 persen (yoy) dan 1,64 persen (yoy)," ujarnya. (artikel, antarbabel.com.2016)
"Pada triwulan I tahun 2016 tercatat perekonomian Babel tumbuh sebesar 3,30 persen (yoy) atau secara nominal mencapai Rp11,5 triliun, melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,28 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Babel Bayu Martanto pada kegiatan diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional Babel di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menambahkan, perlambatan ekonomi terjadi di beberapa sektor utama yaitu sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian.
"Penurunan kinerja sektor industri pengolahan ini salah satunya disebabkan oleh menurunnya kinerja industri crude palm oil dan pertambangan timah," ujarnya.
Lebih lanjut ia sampaikan, penurunan kinerja sektor ekonomi dan melemahnya ekspor Babel masih disebabkan oleh rendahnya harga komoditas dunia akibat perlambatan ekonomi dunia.
"Perlambatan ekspor dan kondisi investasi yang belum membaik juga memberikan pengaruh kepada pertumbuhan ekonomi Babel," ujarnya lagi.
Ia menjelaskan, dari sisi pengendalian harga, Babel tercatat mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (mtm) atau 4,41 persen (yoy) pada bulan Mei 2016 dan masih sesuai dengan sasaran inflasi BI.
"Inflasi terjadi disemua komponen dan terutama masih bersumber dari komponen bahan makanan bergejolak dan komponen harga barang yang diatur pemerintah," katanya.
Ia mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi, stabilitas sistem keuangan (SSK) Provinsi Babel pada triwulan pertama masih terjaga walaupun terjadi perlambatan penyaluran kredit dan peningkatan NPL yang perlu mendapat perhatian.
"Indikator makro SSK seperti pertumbuhan aset, dana pihak ketiga dan penyaluran kredit masih mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 10,16 persen (yoy), 9,17 persen (yoy) dan 1,64 persen (yoy)," ujarnya. (artikel, antarbabel.com.2016)
Kesimpulan :
Kondisi perekonomian Bangka
Belitung melambat. Pasalnya harga jual logam timah rendah. Tak hanya itu,
lapangan usaha pertanian yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian juga
mengalami kondisi sama. Harga jual hasil pertanian berupa CPO dan karet
mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan melemahnya seluruh lapangan usaha.
Daftar Pustaka
simreg.p.2015,
analisis provinsi kepulauanbangka belitung.http://simreg.bappenas.go.id/document/Publikasi/DokPub/Analisis%20Provinsi%20Kep.%20Bangka%20Belitung%202015_ok.pdf
diakses 16 april 2017
bangka.T.2016,pertumbuhan ekonomi
bangka belitung,http://bangka.tribunnews.com/2016/12/21/2016-pertumbuhan-ekonomi-bangka-belitung-melemah
diakses 16 april 2017
rizki dan huzari,.2015.kondisi
perekonomian bangka belitung melambat,http://www.babelprov.go.id/content/kondisi-perekonomian-bangka-belitung-melambat
diakses 16 april 2017
kompas.com.2017.pertumbuhan
ekonomi bangka belitung,http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/01/10/210000726/pertumbuhan.ekonomi.bangka.belitung.di.2017.dipatok.5.02.persen.
diakses 16 april 2017
antarababel.com.2016. pertumbuhan
ekonomi babel,http://www.antarababel.com/berita/38349/pertumbuhan-ekonomi-babel-2016-melambat
diakses16 april 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.