.

Minggu, 16 April 2017

perekonomian dibangka belitung menurun


OLEH : ARIE FIRMANSYAH

Pertumbuhan ekonomi bangka belitung melemah
Abstrak
Kondisi perekonomian Bangka Belitung melambat. Pasalnya harga jual logam timah rendah. Tak hanya itu, lapangan usaha pertanian yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian juga mengalami kondisi sama.
Harga jual hasil pertanian berupa CPO dan karet mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan melemahnya seluruh lapangan usaha.

Pendahuluan
Pertumbuhan Ekonomi Potensi kekayaan alam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melimpah, yang berasal dari hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Sektor pertambangan telah mampu menyumbang cukup besar sekitar 13 persen perekonomian di Kepulauan Bangka Belitung dengan komoditas utama timah. Selain sektor pertambangan, kegiatan perekonomian masyarakat dominan pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami perlambatan selama periode 2011 – 2014 (Gambar 1). Selama kurun waktu 2011-2014 kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki laju pertumbuhan rata-rata 5,58 persen, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung melambat salah satunya disebabkan dari produksi sektor pertambangan yang terus mengami penurunan.(simreg, bappennas.2015)

Rumusan masalah
1. bagaimana guna memperbaiki pertumbuhan perekonomian yang melemah sejak lima tahun terakhir??
2. Apakah Kondisi perekonomian Bangka Belitung melambat??
3.bagaimana tingkat pengangguran di provinsi bangka belitung ??
4. bagaimana Target pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada 2017??
5. bagaimanakah pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I tahun 2016??
Pembahasan
1.Bagaimana guna memperbaiki pertumbuhan perekonomian yang melemah sejak lima tahun terakhir
Tahun 2016 akan segera berakhir. Banyak PR yang masih harus dikejar pemerintah provinsi Bangka Belitung guna memperbaiki pertumbuhan perekonomian yang melemah sejak lima tahun terakhir dari 2011 sebesar 6,9% terus menurun hingga ke titik angka 3,99% (yoy) di triwulan III 2016.

Angka tersebut berada dibawah pertumbuhan nasional saat ini 5,25. Tidak dipungkiri lagi melemahnya harga timah sejak 2012 yang direspon dengan pengurangan produksi dan ekspor timah menjadi pangkal utama angka pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung terus turun.
"Perubahan tersebut patut kita antisipasi ke depan dengan perencanaan kebijakan yang sistematis, fokus dan konsisten. Hal ini karena Bangka Belitung memiliki banyak potensi yang belum dikembangkan secara optimal.

Keunggulan tersebut antara lain letak geografis yang sangat strategis, wilayah laut yang lebih luas dari daratan, masih banyaknya pulau yang tidak berpenghuni, serta hasil perkebunan yang baik seperti lada, kelapa sawit dan karet.

Oleh karena itu, sektor sektor perekonomian seperti sektor kelautan perikanan, pertanian, perkebunan dan pariwisata memiliki potensi yang bagus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan," papar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bayu Martanto kepada wartawan usai acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2016 di Ballroom Novotel Bangka, Selasa (20/12/2016).
Bayu mengatakan, Babel harus segera mengoptimalkan potensi sumber daya alam melalui sektor pariwisata.

Menurutnya jarak yang relatif dekat dengan Jakarta dan Batam, serta relatif banyaknya frekuensi penerbangan menuju Pangkalpinang dan Tanjung Pandan juga menjadi keunggulan untuk pengembangan sektor ini.

"Kita patut mensyukuri penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Tanjung Kelayang menjadi satu dari 10 destinasi pariwisata yang ditetapkan oleh pemerintah, industri ini tentunya harus dimanfaatkan dengan baik," ujarnya.

Pemerintah juga kata Bayu perlu membenahi faktor yang kurang mendukung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut bisa dilihat dari indeks pembangunan manusia Babel masih dibawah angka nasional. Selain itu daya saing masyarakat Babel masih rendah yaitu no 28 dari 34 provinsi. (bangka tribunnews,2016)

2. Apakah Kondisi perekonomian Bangka Belitung melambat??
Kondisi perekonomian Bangka Belitung melambat. Pasalnya harga jual logam timah rendah. Tak hanya itu, lapangan usaha pertanian yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian juga mengalami kondisi sama. Harga jual hasil pertanian berupa CPO dan karet mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan melemahnya seluruh lapangan usaha.

Budi Prawoto Kabid Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjelaskan, ada dampak dari kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik. Tak hanya itu, sebab pelarangan paket meeting PNS di hotel, rendahnya penyerapan anggaran pemerintah berpengaruh terhadap penurunan net ekspor antar daerah dan pengeluaran konsumsi pemerintah juga memberi pengaruh.

“Perekonomian Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp14.722 miliar. Sementara PDRB atas dasar harga konstan 2010 besarnya mencapai Rp11.201 miliar,” katanya saat jumpa pers di Kantor BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (5/5/2015).

Lebih jauh ia mengatakan, ekonomi Bangka Belitung triwulan I-2015, jika dibandingkan triwulan I-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 4,10 persen dan ini mengalami perlambatan. Sementara jika dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) terkontraksi sebesar 0,48 persen merupakan kondisi triwulan terendah sejak tahun 2010. Struktur perekonomian Pulau Sumatera triwulan I-2015 secara parsial masih didominasi tiga provinsi yaitu Riau, Sumatera Utama dan Sumatera Selatan. Ia menambahkan, kontribusi ketiga provinsi tersebut mencapai 59,69 persen terhadap total PDRD ADHB Pulau Sumatera. Hal ini tidak mengherankan, mengingat provinsi tersebut merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada diurutan sembilan sebagai penyumbang PDRB di Pulau Sumatera. Menurutnya, posisi Bangka Belitung masih di bawah Provinsi Aceh yang menempati urutan delapan, namun di atas Provinsi Bengkulu yang berada diurutan terakhir. Kontribusi PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I-2015 hanya sebesar 2,35 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera, dan 0,53 persen terhadap total PDRB 33 provinsi di Indonesia.

“Secara parsial, pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera triwulan I-2015 (q-to-q) hanya terjadi di enam provinsi di Pulau Sumatera yaitu, Sumatera Utara, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung dan Kepulauan Riau. Empat provinsi lain, Aceh, Sumbar, Riau dan Kepulauan Bangka Belitung mengalami kontraksi,” paparnya. ( artikel, babelprov,2015)

Pertumbuhan Ekonomi Potensi kekayaan alam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melimpah, yang berasal dari hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Sektor pertambangan telah mampu menyumbang cukup besar sekitar 13 persen perekonomian di Kepulauan Bangka Belitung dengan komoditas utama timah. Selain sektor pertambangan, kegiatan perekonomian masyarakat dominan pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami perlambatan selama periode 2011 – 2014 (Gambar 1). Selama kurun waktu 2011-2014 kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki laju pertumbuhan rata-rata 5,58 persen, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung melambat salah satunya disebabkan dari produksi sektor pertambangan yang terus mengami penurunan.Selama kurun waktu 2010-2014 pendapatan per kapita di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung cenderung meningkat, namun masih lebih rendah dari pendapatan per kapita nasional Pembangunan Wilayah Provinsi Kep. Bangka Belitung 2015 Jika pada tahun 2010 rasio PDRB perkapita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan PDB Nasional sebesar 100,44 persen, maka pada tahun 2014 rasionya menurun menjadi 96,31 persen (Gambar 2). Hal ini menunjukkan pengaruh sektor pertambangan mulai mengalami penurunan bagi peningkatan pendapatan perkapita di provinsi ini.

3.bagaimana tingkat pengangguran di provinsi bangka belitung ??

Pengurangan Pengangguran

 Tingkat pengangguran di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di bawah rata-rata tingkat pengangguran nasional. Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran wilayah cenderung menurun pada tahun 2008-2012, namun kembali meningkat pada tahun 2013-2015, yang menunjukkan peningkatan angkatan kerja baru selama tahun 2008-2015 masih mampu diserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Tingkat pengangguran terbuka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2015 berkurang sebesar 2,44 persen

Pengurangan Kemiskinan

Tingginya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak berdampak signifikan terhadap pengurangan tingkat kemiskinan di wilayah ini. Selama kurun waktu 2008-2015 persentase penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah berkurang sebesar 3,18 persen namun kemiskinan di wilayah ini masih menempati urutan tertinggi secara nasional (Gambar 4).
 Kemiskinan disebabkan karena struktur sosial dalam masyarakat, yaitu kurang mampunya memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam yang melimpah akibat terbatasnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki. Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2015 selalu berada di atas ratarata nasional.

menunjukkan persebaran kabupaten dan kota di Provinsi Bangka Belitung menurut rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, dengan penjelasan sebagai berikut. Pertama, Kabupaten Bangka dan Belitung Timur termasuk kabupaten dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di atas rata-rata provinsi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang terjadi dapat mendorong pengurangan kemiskinan secara lebih cepat (pro-growth, pro-poor). 
Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap meningkatkan upaya pengurangan kemiskinan. Kedua, Kabupaten Bangka Tengah terletak di kuadran II termasuk kategori daerah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata, tapi pengurangan kemiskinan di atas ratarata (low growth, pro-poor). 
Bangka Belitung 2015 menjaga efektvititas dan efisiensi kebijakan dan program pengurangan kemiskinan, dan secara bersamaan mendorong percepatan pembangunan ekonomi dengan prioritas sektor atau kegiatan ekonomi yang punya potensi berkembang seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan, serta perdagangand dan jasa.

Perkembangan perekonomian di Kepulauan Bangka Belitung secara makro relatif baik meskipun belum diikuti perkembangan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Tingkat kesenjangan konsumsi masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (indeks gini) selama periode 2008-2013 mengalami sedikit peningkatan dari angka 0,26 menjadi 0,31, lebih rendah dari angka nasional yang sebesar 0,35 pada tahun 2008 menjadi 0,4 pada tahun 2013.
 Kesenjangan output antarkabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung tergolong rendah secara nasional sehingga mendukung dalam menjaga stabilitas perekonomian wilayah. Percepatan pengembangan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah secara keseluruhan. Perbaikan kinerja ekonomi yang cukup signifikan terjadi dengan faktor pendorong utama datang dari komponen ekspor luar negeri. Manfaat dari proyek-proyek infrastruktur utama di kota-kota pusat pertumbuhan diperkirakan tak hanya memberi manfaat kota bersangkutan tetapi juga wilayah sekitarnya. Berdasarkan modal pembangunan yang dimiliki dan semakin meningkatnya kinerja pembangunan, prospek pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 dalam mendukung pencapaian target RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

 1. Sasaran pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung dalam RPJMN 2015-2019 sebesar 5,5 – 7,5 persen dimungkinkan dapat tercapai dengan meningkatkan optimalisasi potensi sumberdaya yang dimiliki daerah, sejalan dengan peningkatan pembangunan infrastruktur. Secara keseluruhan perekonomian tahun 2016 membaik didukung oleh seluruh provinsi. Perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan investasi seiring dengan realisasi berbagai proyek infrastruktur berskala besar di daerah. Paket kebijakan ekonomi yang disertai agenda pembangunan infrastruktur pemerintah telah memberi persepsi positif terhadap ekspektasi kondisi ekonomi ke depan, serta diprakirakan mendorong perbaikan konsumsi rumah tangga. 

2. Upaya menurunkan tingkat kemiskinan di Kepulauan Bangka Belitung harus dilakukan dengan optimal agar sesuai dengan Buku III RPJMN 2015-2019. Sasaran pengurangan tingkat kemiskinan dalam Buku III RPJMN 2015-2019 adalah 3,9 – 2,7 persen, sedangkan pada tahun 2014 tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 5,36 persen, untuk itu diperlukan upaya konsisten untuk menurunkan tingkat kemiskinan di provinsi ini. Selama kurun waktu 2015-2019 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus menurunkan persentase penduduk miskin sebesar 2,66 poin persentase atau 0,53 poin persentase per tahun. 3. Peluang untuk mempercepat penurunan kemiskinan terbuka bila dilakukan pembenahan pada produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan industri kecil, di mana konsentrasi penduduk miskin biasanya berada. Pemerintah daerah perlu menyiapkan koordinasi horisontal dan vertikal untuk mengantisipasi kemungkinan hal ini terjadi, terutama menyiapkan jaring-jaring pengaman untuk memperkecil dampak yang diterima penduduk miskin dan hampir miskin. (simreg, bappenas.2015)

4. bagaimana Target pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada 2017??
Target pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada 2017 ditargetkan bisa menyamai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen.
Pemerintah daerah optimistis target perekonomian tercapai seiring membaiknya iklim pariwisata dan bergeraknya harga jual timah.

“Sektor pariwisata dan perkebunan kami harapkan bisa membantu selain ketergantungan pada tambang timah,” kata Kepala Biro Perekonomian Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, Sudarman, kepada Kompas.com, Selasa (10/1/2017).
Target pertumbuhan ekonomi, kata Sudarman, juga disejalankan dengan perbaikan tatakelola keuangan daerah sehingga predikat wajar dengan pengecualian ( WDP) bisa naik menjadi wajar tanpa pengecualian ( WTP).

"Selama tahun 2016, perekonomian di Bangka Belitung hanya tumbuh sebesar 3,62 persen. Angka ini justru turun bila dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 4,08 persen," ujarnya.
Penurunan ekonomi daerah dinilai karena melemahnya sektor pertambangan, karena harga jual timah sempat anjlok dari 20.000dollar AS menjadi 15.000 dollar AS per metrik ton.

Selain dipicu melemahnya sektor pertambangan, pertumbuhan ekonomi tertahan karena terbatasnya lapangan kerja serta inflasi harga kebutuhan pokok.
Guna mendongkrak pertumbuhan perekonomian, pemerintah daerah mulai menggerakan sektor selain tambang, seperti pariwisata dan kuliner, mendorong ketersediaan listrik, serta menyiapkan juga subsidi bagi petani karet. ( bisnis keuangan,kompas, 2017)

5. bagaimanakah pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I tahun 2016??

 Bank Indonesia Perwakilan Babel mencatat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I tahun 2016 mengalami perlambatan.

"Pada triwulan I tahun 2016 tercatat perekonomian Babel tumbuh sebesar 3,30 persen (yoy) atau secara nominal mencapai Rp11,5 triliun, melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,28 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Babel Bayu Martanto pada kegiatan diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional Babel di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menambahkan, perlambatan ekonomi terjadi di beberapa sektor utama yaitu sektor industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian.

"Penurunan kinerja sektor industri pengolahan ini salah satunya disebabkan oleh menurunnya kinerja industri crude palm oil dan pertambangan timah," ujarnya.

Lebih lanjut ia sampaikan, penurunan kinerja sektor ekonomi dan melemahnya ekspor Babel masih disebabkan oleh rendahnya harga komoditas dunia akibat perlambatan ekonomi dunia.

"Perlambatan ekspor dan kondisi investasi yang belum membaik juga memberikan pengaruh kepada pertumbuhan ekonomi Babel," ujarnya lagi.

Ia menjelaskan, dari sisi pengendalian harga, Babel tercatat mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (mtm) atau 4,41 persen (yoy) pada bulan Mei 2016 dan masih sesuai dengan sasaran inflasi BI.

"Inflasi terjadi disemua komponen dan terutama masih bersumber dari komponen bahan makanan bergejolak dan komponen harga barang yang diatur pemerintah," katanya.

Ia mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi, stabilitas sistem keuangan (SSK) Provinsi Babel pada triwulan pertama masih terjaga walaupun terjadi perlambatan penyaluran kredit dan peningkatan NPL yang perlu mendapat perhatian.

"Indikator makro SSK seperti pertumbuhan aset, dana pihak ketiga dan penyaluran kredit masih mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 10,16 persen (yoy), 9,17 persen (yoy) dan 1,64 persen (yoy)," ujarnya. (artikel, antarbabel.com.2016)

Kesimpulan :
Kondisi perekonomian Bangka Belitung melambat. Pasalnya harga jual logam timah rendah. Tak hanya itu, lapangan usaha pertanian yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian juga mengalami kondisi sama. Harga jual hasil pertanian berupa CPO dan karet mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan melemahnya seluruh lapangan usaha.

Daftar Pustaka

bangka.T.2016,pertumbuhan ekonomi bangka belitung,http://bangka.tribunnews.com/2016/12/21/2016-pertumbuhan-ekonomi-bangka-belitung-melemah diakses 16 april 2017

rizki dan huzari,.2015.kondisi perekonomian bangka belitung melambat,http://www.babelprov.go.id/content/kondisi-perekonomian-bangka-belitung-melambat diakses 16 april 2017



antarababel.com.2016. pertumbuhan ekonomi babel,http://www.antarababel.com/berita/38349/pertumbuhan-ekonomi-babel-2016-melambat diakses16 april 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.