Oleh : Aulia Silviani Affif
Abstrak
PADANG, HALUAN – Kenaikan harga cabai di
sejumlah pasar tradisional di Sumbar sejak beberapa hari terakhir, diprediksi
akan menjadi penyumbang inflasi di daerah dalam beberapa bulan ke depan ini.
Pantauan hingga Rabu (2/11), harga cabai merah di pasaran menembus angka Rp80
hingga Rp90 ribu per kilogramnya.
Kata kunci : Terjadinya kenaikan harga cabai.
Pendahuluan
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan
tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena
permintaan cabai yang sangat besar dan banyak
konsumen yang mengkonsumsi cabai. Dengan
konsumsi cabai yang terus meningkat
dan harus ada pada setiap masakan, maka cabai
termasuk produk yang memberikan
keuntungan yang sangat besar bagi petani dan
pedagang dalam penjualan produk
pertanian ini. Meskipun cabai bukanlah
makanan pokok, namun cabai tidak terlepas
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
terutama sebagai pelengkap untuk
bumbu masakan baik dalam kondisi segar maupun
yang telah diolah terlebih dahulu. (Susila, 2016)
Rumusan
Masalah
- Apa yang mempengaruhi kenaikan harga cabai?
- Bagaimana membudidaya cabai dan pemasarannya?
- Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga cabai bagi masyarakat?
- Apa solusi terbaik untuk mengatasi kenaikan harga cabai?
Pembahasan
- Lonjakan harga cabai merah dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari cuaca, ketersediaan komuditi hingga permintaan pasar. Inflasi sendiri dipakai sebagai indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. (Eko Fajri, 2016) (Klikpositif.com)
- Menurut Philip Koetler ada delapan tahap perkembangan perekonomian yang juga menggambarkan perkembangan pemasasaran. Adapun kedelapan tahap yang dimaksud adalah:
Ø Tahap
Ekonomi Swadaya atau Sendiri, Pada tahap ini individu dan atau masyarakat
bila akan memenuhi setiap kebutuhan hidupnya melakukan usaha secara mandiri
seperti memancing, berburu bercocok tanam dan sebagainya. Pada tahap ini belum
terjadi proses pertukanan, ini berarti belum terjadi pemasaran.
Ø Tahap
Ekonomi Famili, Pada tahap kedua ini individu dan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dilakukan secara bersama-sama dengan keluarganya, sehingga
antar mereka saling bantu-membantu. Pada tahap ini juga belum terjadi
proses pertukaran atau belum terjadi pemasaran.
Ø Tahap Barter
Sederhana, Pada tahap ini menggambarka kondisi masyarakat yang terdiri dari
berbagai suku/kelompok yang lokasinya dapat berbeda dan merekan sekali sekali
terjadi /melakukan pertemuanm baik disengaja maupun tanpa direncanakan, mereka
umumnya membawa barang-barang yang berasal dari daerah masing-masing dan mereka
saling tertarik untuk melakukan pertukaran, maka terjadilah barter (pertukaran)
yang sifatnya masih sangat sederhana. Pada kondisi inilah mulai lahir apa
yang dimaksud dengan pemasaran.
Ø Tahap Pasar
Lokal, Kondisi di tahap sebelumnya (barter sederhana) mengalami perkembangan
yang pesat berupa ditetapkanya(disepakatinya) tempat tersebut untuk dijadikan
tempat pertemuan yang rutin(terus menerus) namun pada masing daerah tertentu.
Umumnya pertemuan tersebut disepakati dua atau satu kali dalam satu minggu
tergantung pada kesepakatan mereka. Namun pada pasar lokal inipun masing
melakukan pertukaran barang dengan barang (barter).
Ø Tahap
Ekonomi Uang, Tahap ini merupakan tahap yang berusaha untuk mengurangi
kelemahan yang ada pada tahap sebelumnya yang melakukan transaksi secara barter
seperti mamakan waktu yang lama dan tidak semua orang kemauannya sama untuk mau
saling tukar menukar barangnya. Oleh karenanya dicarikan suatu benda/alat
yang dapat digunakan untuk dapat mempermudah proses pertukaran yaoitu berupa
mata uang, seperti benda-benda yang dianggap memiliki mu’jizat, kemudian
berkembang berupa batu-batuan, perunggu, perak dan emas. Pada kondisi ini
aktivitas pemasaran semakin berkembang.
Ø Tahap
Kapitaslisme Muda, Pada tahap ini kondisi masayarakat ditandai oleh adanya
pengelompokan masyarakat menjadi golongan yang kuat seperti tuan
tanah, kaum ningrat, kaum borjuis, yang umumnya menguasai perekonomian dan
selalu berusaha menumpuk kekayaan(kapital). Kelompok lain adalah
kaum buruh/masyarakat kecil, kaun proletar yang umumnya mengambdi pada kaum
ningrat dan sebagai objek oleh kaum penguasa dalam memupuk kakayaan.
Pada kondisi ini pemasaran pemasaran banyak dikuasai oleh pihak
tertentu(penguasa/kapitalis).
Ø Tahap
Poduksi Massa, Pada tahap ini ditandai oleh ditemukannya dan digunakannya
alat-alat yang dapat menggunakan teknologi (mekanis) sehingga hasil produksi
dapat dihasilkan secara massa dan tahap ini dilandasi ol;eh kondisi permintaan
yang masing lebih banyak dari pada penawaran. Akibatnyam kegiatan
pemasaran semakin bertambah maju dan berkembang.
Ø Tahap
Ekonomi Makmur, Tahap ini ditandai oleh kondisi perekonomian yang semakin
kompleks, seghala macam barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat semakin
banyak dan beraneka ragam. Selain itu juga kondisi penawaran relatif
lebih besar dari pada permintaan. Hal ini menyebabkan kegiatan pemasaran
semakin bertambah
Sumber : BPS
4. Solusi
4. Solusi
Pemerintah
perlu melakukan kajian mengenai rantai pemasaran cabai dan bahan
panganlainnya sehingga dapat diketahui pada titik mana terjadi inefisiensi
pemasaran untuk selanjutnya dapat diambil langkah-langkah penanggulangannya.
ü Dilakukan Pengembangan
teknologi dan inovasi bidang pertanian
ü Mengembangkan
industri baru pengolahan cabai
ü Membuat
badan logistik pangan
ü Membuat
regulasi pengaturan harga
Kesimpulan
Penyebab
utama tingginya harga cabai adalah faktor cuaca yang ekstrem (musim hujan yang
berkepanjangan). Meningkatnya curah hujan menyebabkan pembusukan sehingga
produksi cabai berkurang.
Solusi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga cabai adalah dengan melakukan
stabilisasi harga pangan nasional, memotong mata rantai tengkulak,
mengendalikan stok pangan nasional, mengembangkan industri baru pengolahan
cabai, dll.
Daftar
Pustaka
- http://harianhaluan.com/news/detail/61583/kenaikan-harga-cabai-picu-inflasi
- http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:e-89D_12VfcJ:scholar.unand.ac.id/19860/2/BAB%2520I.pdf+&cd=1&hl=ban&ct=clnk&gl=id
- http://iamalvian.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kenaikan-harga-cabai_2673.html
- http://m.covesia.com/berita/27307/bps-selama-agustus-2016-padang-dan-bukittinggi-alami-inflasi.html
- http://bisnis.klikpositif.com/baca/8469/inflasi-sumbar-banyak-dipengaruhi-gejolak-harga-cabai
- http://wardimaneyato.blogspot.co.id/2016/02/dampak-kenaikan-harga-cabairica-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.