.

Senin, 17 April 2017

Permasalahan Ekonomi Di Kalimantan Barat

@A26-Deny

Oleh :
Deny Setyawan
41616010052



Abstrak

Perekonomian Indonesia dari dulu selalu di hantui oleh berbagai macam permasalahan terutama dalam bentuk pembangunan ekonomi, yang jelas sampai saat ini perekonomian Indonesia makin tertinggal dibanding negara lain yang dulu justru dibawah Indonesia. Perekonomian Indonesia juga masih belum memihak pada kependudukan rakyat kecil cenderung masih belum optimal dalam menikmati hasil pembangunan nasional sehingga terjadi adanya antara golongan kaya dan golongan miskin. 
Kata Kunci : Perekonomian Indonesia


Pendahuluan
    Pembanguna ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat  maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang lebih merata.  Masalah pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tergantung kepada banyak faktor seperti salah satunya kebijakan pemerintah itu sendiri ini harus dapat dikenali dan didefinisikan secara tepat supaya faktor tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan suatu daerah.
            Pada pembahasan artikel ini akan lebih menekankan pembahasan pada laju pertumbuhan ekonomi tiap daerah yang terdapat di provinsi Kalimantan Barat yang dihitung dengan menggunakan jumlah besarnya kontribusi PDRB sektor yang terdapat di setiap daerah, serta struktur perekonomian yang lebih berperan besar dalam memberikan kontribusi yang pada pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi di tiap daerah sangat dipengaruhi oleh peran sektor-sektor ekonomi yang terdapat di daerah masing-masing.

Rumusan Masalah
1.      Apa saja masalah ekonomi yang terjadi di Kalimantan Barat ?
2.      Bagaimana cara menyelesaikan masalah ekonomi yang terjadi di Kalimantan Barat ?
Pembahasan

Permasalahan Ekonomi Di Kalimantan Barat
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator yang menunjukkan naik atau turunnya produk yang dihasilkan, sebagai balas jasa seluruh kegiatan ekonomi. Naik turunnya angka PDRB biasa juga disebut laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dari penyajian PDRB atas dasar harga konstan. Untuk keperluan analisis biasanya mempergunakan harga konstan karena pengaruh naik turunnya harga telah dihilangkan atau dengan kata lain dengan menggunakan harga konstan, pengaruh inflasi telah ditiadakan. Semakin tinggi kenaikan PDRB makin tinggi juga pertumbuhan ekonominya.
Berdasarkan data di atas  pada periode 2007-2009 rata-rata tingkat pertumbuhan  ekonomi kabupaten/kota di Kalimantan barat yang paling tinggi adalah di kabupaten sekadau yaitu sebesar 6,42%, sedangkan tingkat rata-rata untuk Kalimantan barat yaitu sebesar 5.4 %.
Sedangkan tingkat rata-rata pertumbuhan ekonomi yang terendah di bandingkan dengan kabupaen/kota lainnya di provinsi Kalimantan barat adalah kabupaten Kapuas hulu yaitu tingkat rata-ratanya sebesar 3.56% saja.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat kembali melambat pada Triwulan I tahun ini. Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi Kalimantan Barat mengalami perlambatan sebesar 5,93% pada kuartal I-2016 dibandingkan dengan kuartal I-2015 (year on year) yang mencapai 6,33%. Kepala BPS Provinsi Kalbar, Pitono mengatakan dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi disumbang dari lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 13,26%.
Menurut Pitono, perekonomian Kalbar tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan 1 2016 mencapai Rp 36,06 triliun dan atas dasa harga konstan 2010 mencapai Rp 29,05 triliun.
Menurut Pitano,  penyumbang pertumbuhan pada struktur PDRB Kalbar lainnya yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,22%, perdagangan besar dan eceran sebesar 1,13% dan industri pengolahan sebesar 0,67%. “Dari sektor lapangan usaha lainnya, adalah administrasi pemerintahan sebesar 9,4% dan jasa lainnya, yaitu jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan sosial sebesar 8,44%,” kata Pitono, saat konferensi pers, kemarin (4/5).
Adapun, menurutnya, dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi kuartal I/2016 terhadap kuartal I/2015 disumbang oleh konsumsi rumah tangga sebesar 5,78%, konsumsi pemerintah sebesar 4,44%, pengeluaran lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) sebesar 4,38% dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,05%. “Dari sisi pengeluaran tidak menunjukkan perubahan berarti, aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan kinerja perekonomian Kalbar sepanjang 2015 mengalami perlambatan. Dwi mengatakan permintaan ekonomi dengan adanya perbaikan kinerja ekspor komoditas mineral alumina dan terjaganya konsumsi rumah tangga bakal membuat pertumbuhan ekonomi tumbuh kendati masih lambat. “Dari sisi penawaran, sumber pertumbuhan perekonomian Kalbar masih bersumber dari kinerja sektor perekonomian utama seperti industri pengolahan dan sektor konstruksi,”

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar Santyoso Tio mengatakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat yang baru mencapai angka 4,21 persen merupakan gambaran lesunya sektor komoditas di provinsi dan menunjukkan ekonomi Kalbar masih sebagai pengekspor komoditas.
Menurut Santyoso, Kalbar belum terlalu menarik buat para investor karena masalah ketersediaan listrik. Menurutnya, cadangan listrik Kalbar bisa dibilang pas-pasan untuk konsumsi masyarakat. Adapun untuk membangun pabrik-pabrik raksasa, pembangkit di provinsi ini belum memadai..

Kebijakan Dalam Menyelesaikan Permasalahan Ekonomi Di Kalimantan Barat

Menurut Santyoso, Industri pengolahan adalah solusi agar nilai komoditas Kalbar menjadi lebih tinggi. Selain itu, pabrik-pabrik manufaktur tersebut juga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

Adapun kebijakan-kebijakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan ekonomi di Kalimantan Barat :
1.      Untuk masalah tingkat pengangguran
Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah dengan melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya, serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.
Supaya kita tidak menjadi pengangguran karena kurangnya kesempatan kerja maka kita dapat berupaya secara aktif sehingga menjadi produktif yang pada akhirnya kita tidak ketergantungan pada pekerjaan yang telah tersedia. Lebih baik kita menciptakan pekerjaan yakni berwirausaha dari pada kita ketergantungan pada pekerjaan yang belum pasti kita akan dapatkan. Kalaupun kita tidak dapat menciptakan pekerjaan maka kita harus bersiap untuk bersaing dengan para pencari pekerja baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

2.      Untuk masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang bersifat ekonomi (ekonomi lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok (kebutuhan primer) karena pendapatannya rendah. Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya pendapatan yang menyebabkan rendahnya daya beli. Selain itu karena rendahnya pendidikan masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan hidup yang layak.
Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membatu masayarakat pemerintah melakukan program ‘Program Inpres Desa Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh kecil berupa ‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program-program lainnya.

3.      Untuk masalah pemerataan pendapatan
Pemerataan pendapatan bukan berarti pendapatan masyarakat harus sama. Pemerataan pendapat supaya keadaan masyarakat semakin membaik bukan semakinrendah. Pemerataan Pendapatan merupkan upaya untuk membantu masyarakat yang ekonominya rendah supaya tidak jauh terpojok. Artinya untuk menghindari dari adanya gap atau batas antara yang kaya dan yang miskin. Jadi supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.
Ketidakmerataan pendapatan terjadi karena sebagian besar pembangunan Indonesia terkonsentrasi hanya dikota-kota besar saja. Oleh sebabitulah supaya pendapatan masyarakat merata, perlu perhatian pemerintah yang didukung oleh masyarakat untuk bersama meningkatkan pelayanan kualitas publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat mengatasi ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang ekonominya masih rendah.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Ekonomi Kalbar Kembali Melambat. http://www.pontianakpost.co.id/ekonomi-kalbar-kembali-melambat  ( 5 Mei 2016 )
Anonim. 2016. Ekonomi Kalbar Masih Bergantung Sektor Komoditas. Dalam Link : http://thetanjungpuratimes.com/2016/09/01/ekonomi-kalbar-masih-bergantung-sektor-komoditas/ ( 1 September 2016 )
Irwanto. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Di Kalimantan Barat. Jurnal Curvanomic
Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi. ( 25 Januari 2013 )
Anonim. 2014. Empat Masalah Prioritas Kalimantan. https://www.kaltimprov.go.id/berita-empat-masalah-prioritas-kalimantan.html ( 13 Oktober 2014 )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.