Oleh :
Deny Setyawan
41616010052
Abstrak
Perekonomian Indonesia dari dulu
selalu di hantui oleh berbagai macam permasalahan terutama dalam bentuk pembangunan
ekonomi, yang jelas sampai saat ini perekonomian Indonesia makin tertinggal
dibanding negara lain yang dulu justru dibawah Indonesia. Perekonomian
Indonesia juga masih belum memihak pada kependudukan rakyat kecil cenderung
masih belum optimal dalam menikmati hasil pembangunan nasional sehingga terjadi
adanya antara golongan kaya dan golongan miskin.
Kata Kunci : Perekonomian Indonesia
Kata Kunci : Perekonomian Indonesia
Pendahuluan
Pembanguna
ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi
yang meningkat dan distribusi pendapatan yang lebih merata. Masalah pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah tergantung kepada banyak faktor seperti salah satunya
kebijakan pemerintah itu sendiri ini harus dapat dikenali dan didefinisikan
secara tepat supaya faktor tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan suatu
daerah.
Pada pembahasan artikel ini akan lebih menekankan pembahasan pada laju
pertumbuhan ekonomi tiap daerah yang terdapat di provinsi Kalimantan Barat yang
dihitung dengan menggunakan jumlah besarnya kontribusi PDRB sektor yang
terdapat di setiap daerah, serta struktur perekonomian yang lebih berperan
besar dalam memberikan kontribusi yang pada pertumbuhan ekonomi. Laju
pertumbuhan ekonomi di tiap daerah sangat dipengaruhi oleh peran sektor-sektor
ekonomi yang terdapat di daerah masing-masing.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja masalah ekonomi yang terjadi di Kalimantan
Barat ?
2.
Bagaimana cara menyelesaikan masalah ekonomi yang
terjadi di Kalimantan Barat ?
Pembahasan
Permasalahan
Ekonomi Di Kalimantan Barat
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan indikator yang menunjukkan naik atau turunnya produk yang dihasilkan,
sebagai balas jasa seluruh kegiatan ekonomi. Naik turunnya angka PDRB biasa
juga disebut laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi dapat diketahui
dari penyajian PDRB atas dasar harga konstan. Untuk keperluan analisis biasanya
mempergunakan harga konstan karena pengaruh naik turunnya harga telah
dihilangkan atau dengan kata lain dengan menggunakan harga konstan, pengaruh
inflasi telah ditiadakan. Semakin tinggi kenaikan PDRB makin tinggi juga
pertumbuhan ekonominya.
Berdasarkan data di atas pada periode 2007-2009
rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Kalimantan barat
yang paling tinggi adalah di kabupaten sekadau yaitu sebesar 6,42%, sedangkan
tingkat rata-rata untuk Kalimantan barat yaitu sebesar 5.4 %.
Sedangkan tingkat rata-rata pertumbuhan ekonomi yang
terendah di bandingkan dengan kabupaen/kota lainnya di provinsi Kalimantan
barat adalah kabupaten Kapuas hulu yaitu tingkat rata-ratanya sebesar 3.56%
saja.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat kembali
melambat pada Triwulan I tahun ini. Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi
Kalimantan Barat mengalami perlambatan sebesar 5,93% pada kuartal I-2016
dibandingkan dengan kuartal I-2015 (year on year) yang mencapai 6,33%. Kepala
BPS Provinsi Kalbar, Pitono mengatakan dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi
disumbang dari lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 13,26%.
Menurut Pitono, perekonomian Kalbar tahun 2016 yang
diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku triwulan 1 2016 mencapai Rp 36,06 triliun dan atas dasa harga konstan
2010 mencapai Rp 29,05 triliun.
Menurut Pitano,
penyumbang pertumbuhan pada struktur PDRB Kalbar lainnya yaitu
pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,22%, perdagangan besar dan eceran
sebesar 1,13% dan industri pengolahan sebesar 0,67%. “Dari sektor lapangan
usaha lainnya, adalah administrasi pemerintahan sebesar 9,4% dan jasa lainnya,
yaitu jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan sosial sebesar
8,44%,” kata Pitono, saat konferensi pers, kemarin (4/5).
Adapun, menurutnya, dari sisi pengeluaran
pertumbuhan ekonomi kuartal I/2016 terhadap kuartal I/2015 disumbang oleh
konsumsi rumah tangga sebesar 5,78%, konsumsi pemerintah sebesar 4,44%,
pengeluaran lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) sebesar 4,38% dan
pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,05%. “Dari sisi pengeluaran
tidak menunjukkan perubahan berarti, aktivitas permintaan akhir masih
didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan
Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan kinerja perekonomian Kalbar sepanjang 2015
mengalami perlambatan. Dwi mengatakan permintaan ekonomi dengan adanya
perbaikan kinerja ekspor komoditas mineral alumina dan terjaganya konsumsi
rumah tangga bakal membuat pertumbuhan ekonomi tumbuh kendati masih lambat.
“Dari sisi penawaran, sumber pertumbuhan perekonomian Kalbar masih bersumber
dari kinerja sektor perekonomian utama seperti industri pengolahan dan sektor konstruksi,”
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar
Santyoso Tio mengatakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat yang baru mencapai
angka 4,21 persen merupakan gambaran lesunya sektor komoditas di provinsi dan menunjukkan
ekonomi Kalbar masih sebagai pengekspor komoditas.
Menurut Santyoso, Kalbar belum terlalu menarik buat para investor karena
masalah ketersediaan listrik. Menurutnya, cadangan listrik Kalbar bisa dibilang
pas-pasan untuk konsumsi masyarakat. Adapun untuk membangun pabrik-pabrik
raksasa, pembangkit di provinsi ini belum memadai..
Kebijakan
Dalam Menyelesaikan Permasalahan Ekonomi Di Kalimantan Barat
Menurut Santyoso, Industri pengolahan
adalah solusi agar nilai komoditas Kalbar menjadi lebih tinggi. Selain itu,
pabrik-pabrik manufaktur tersebut juga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih
banyak.
Adapun kebijakan-kebijakan yang dapat
dilakukan dalam mengatasi permasalahan ekonomi di Kalimantan Barat :
1. Untuk
masalah tingkat pengangguran
Untuk mengatasi masalah tersebut
maka solusinya adalah dengan melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja
sehingga tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan lapangan yang
tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, melakukan program padat karya,
serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan
pekerjaan.
Supaya kita tidak menjadi
pengangguran karena kurangnya kesempatan kerja maka kita dapat berupaya secara
aktif sehingga menjadi produktif yang pada akhirnya kita tidak ketergantungan
pada pekerjaan yang telah tersedia. Lebih baik kita menciptakan pekerjaan yakni
berwirausaha dari pada kita ketergantungan pada pekerjaan yang belum pasti kita
akan dapatkan. Kalaupun kita tidak dapat menciptakan pekerjaan maka kita harus
bersiap untuk bersaing dengan para pencari pekerja baik dari dalam negeri
maupun luar negeri.
2.
Untuk masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan
ketidakmampuan yang bersifat ekonomi (ekonomi lemah) jadi dimana seseorang
tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok (kebutuhan primer) karena pendapatannya
rendah. Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya pendapatan
yang menyebabkan rendahnya daya beli. Selain itu karena rendahnya pendidikan
masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan hidup yang layak.
Untuk mengatasi kemiskinan yaitu
dengan cara membatu masayarakat pemerintah melakukan program ‘Program Inpres
Desa Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh
kecil berupa ‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP),
Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin,
Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program-program lainnya.
3.
Untuk masalah pemerataan pendapatan
Pemerataan pendapatan bukan berarti
pendapatan masyarakat harus sama. Pemerataan pendapat supaya keadaan masyarakat
semakin membaik bukan semakinrendah. Pemerataan Pendapatan merupkan upaya untuk
membantu masyarakat yang ekonominya rendah supaya tidak jauh terpojok. Artinya
untuk menghindari dari adanya gap atau batas antara yang kaya dan yang
miskin. Jadi supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.
Ketidakmerataan pendapatan terjadi
karena sebagian besar pembangunan Indonesia terkonsentrasi hanya dikota-kota
besar saja. Oleh sebabitulah supaya pendapatan masyarakat merata, perlu perhatian
pemerintah yang didukung oleh masyarakat untuk bersama meningkatkan pelayanan
kualitas publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat mengatasi
ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang berpenghasilan
tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang
ekonominya masih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Ekonomi
Kalbar Kembali Melambat. http://www.pontianakpost.co.id/ekonomi-kalbar-kembali-melambat ( 5 Mei 2016 )
Anonim. 2016. Ekonomi Kalbar
Masih Bergantung Sektor Komoditas. Dalam Link : http://thetanjungpuratimes.com/2016/09/01/ekonomi-kalbar-masih-bergantung-sektor-komoditas/ ( 1 September 2016 )
Irwanto. 2013.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Di Kalimantan Barat. Jurnal
Curvanomic
Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi. ( 25 Januari 2013 )
Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi. ( 25 Januari 2013 )
Anonim.
2014. Empat Masalah Prioritas Kalimantan. https://www.kaltimprov.go.id/berita-empat-masalah-prioritas-kalimantan.html
( 13 Oktober 2014 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.