Oleh : DINDA AMALIA
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Globalisasi
telah berdampak besar dalam segala aspek kehidupan. Baik kehidupan sosial,
politik, teknologi, pendidikan, budaya, keamanan, dan tentu saja ekonomi.
Semuanya seakan-akan ikut maju dan berkembang menyesuaikan perkembangan zaman.
Perkembangan tersebut tidak hanya memberikan manfaat pada kehidupan kita
sehari-hari, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi kehidupan.
Seperti masalah ekonomi yang merupakan
pokok masalah yang tiada habisnya. Tidak hanya menjadi masalah nasional di
Indonesia saja, tetapi juga menjadi masalah multidimensional global.
Perkembangan zaman telah membawa dampak terhadap kemajuan ekonomi , begitu pula
dengan masalah pembangunan.
Sekarang ini istilah pembangunan
seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Dimana pembangunan industri
merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu
untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Sehingga pembangunan
industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi mempunyai tujuan
pokok untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Keberadaan
industri juga sering dikaitkan dengan peranan industri sebagai sektor pemimpin
(leading sector), yaitu pembangunan industri dapat memacu dan meningkatkan
pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan, pertanian,
ataupun sektor jasa (Arsyad, 1999). Berkembangnya sektor-sektor tersebut akan
mendukung laju pertumbuhan industri, sehingga menyebabkan meluasnya peluang
kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat
(daya beli). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian sedang tumbuh dan
sehat. Selain itu pembangunan industri juga dapat meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optimal.
Hal ini berarti bahwa pembangunan
industri dianggap sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja
manusia yang disertai dengan usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan
manusia. Aktivitas utama yang paling mempengaruhi tingkat perekonomian dengan
studi kasus di propinsi Jawa Barat adalah pertanian dan industri. Kedua sektor
tersebut memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB daerah. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut memegang peranan penting dalam
perkembangan perekonomian daerah dan merupakan potensi yang perlu dikembangkan.
Untuk itulah penulis mengangkat masalah tersebut dengan judul “Hubungan
Industrialisasi Dengan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan Daerah Di Propinsi Jawa
Barat”.
1.2. Perumusan Masalah
1.
Bagaimana pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Barat?
2.
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa
Barat?
3.
Apakah pengaruh industrialisasi terhadap pertumbuhan ekonomi pembangunan di
daerah propinsi Jawa Barat?
1.3.
Tujuan
Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pertumbuhan ekonomi di
propinsi Jawa Barat dan apakah pengaruh industrialisasi terhadap perkembangan
ekonomi di daerah propinsi Jawa Barat.
1.4.
Manfaat
Diharapkan
dapat berguna dan menjadi referensi dan menambah pengetahuan serta informasi
dalam hubungan industrialisasi terhadap perkembangan ekonomi pembangunan daerah
pada khususnya dan untuk para pembaca pada umumnya.
LANDASAN
TEORI
Para
ekonom pada dasarnya memberikan pandangan dan pengertian yang sama mengenai
pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai kenaikan GDP/GNP saja tanpa melihat apakah
kenaikkan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat perumbuhan penduduk
atau apakah perubahan sruktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 1999).
Arsyad (1999) mengemukakan sebuah teori
Pusat Pertumbuhan (Pole Growth) merupakan teori yang menjadi dasar dari
strategi kebijakan pembangunan industri daerah yang banyak terpakai di berbagai
negara dewasa ini. Pertumbuhan tidak mnucul di berbagai daerah pada waktu yang
bersamaan, pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang
berbeda. Inti dari teori ini adalah adanya industri unggulan yang merupakan
penggerak dalam pembangunan ekonomi daerah. Selanjutnya timbul daerah yang
relatif maju akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif.
Simon Kuznets dalam Sukirno,
mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu negara
untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan
ini disebabkan oleh kemajuan teknologi, kelembagaan serta penyesuaian ideologi
yang dibutuhkan (Sukirno, 1995).
Keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi di daerah sangat berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki
daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan daerah harus sesuai dengan
potensi yang dimilikinya, sehingga akan terlihat peranan dari sektor-sektor
potensial terhadap pertumbuhan perekonomian daerah, sebagaimana yang
diperlihatkan pada perkembangan PDRB dan sektor-sektornya.
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber
Data
Data yang dipergunakan
sebagai bahan analisis berupa data sekunder yang dikumpulkan dari Badan Pusat
Statistik. Selain itu data sekunder diperoleh juga dari beberapa hasil
penelitian lain yang mempunyai relevansi sama kajian yang dilakukan.
3.2. Analisis Data
Tabel 1: Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Periode Tahun 1993-2006 Propinsi Jawa Barat
Tahun
|
Laju
pertumbuhan ekonomi ( dalam %)
|
1993
|
0
|
1994
|
7,7815
|
1995
|
7,478
|
1996
|
9,468
|
1997
|
3,664762
|
1998
|
-14,1268
|
1999
|
1,950491
|
2000
|
4,358571
|
2001
|
4,755909
|
2002
|
1,895909
|
2003
|
4,658182
|
2004
|
5,064167
|
2005
|
4,9604
|
2006
|
4,9216
|
Total
|
46,83427
|
Rata-Rata
|
3,345305
|
Sumber: BPS Jawa
Barat
PEMBAHASAN
4.1.
Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Barat
Ekonomi
merupakan nyawa dan menjadi tolak ukur kemajuan serta perkembangan suatu
daerah. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah menjadi batasan apakah
daerah tersebut maju atau tidak. Potensi pertumbuhan ekonomi suatu daerah
sebagian besar dipengaruhi oleh sumberdaya fisik (tanah, mineral, dan bahan
mentah lainnya) serta sumber daya manusia (baik jumlah maupun tingkat
pendidikan).
Sumber daya manusia tidak terbatas pada
jumlah dan pendidikannya saja tetapi juga meliputi pandangan kebudayaan mereka,
sikap terhadap pekerjaan dan keinginan untuk memperbaiki diri. selanjutnya
tingkat kecakapan administratif seringkali menentukan kemampuan sektor
pemerintah dalam mengubah struktur produksi dalam waktu yang tepat. Disini
seseorang akan terlibat dengan masalah rumitnya hubungan antar kebudayaan,
tradisi, agama, kesukuan dan pemecahan atau penyatuan suku. Jadi, bentuk sifat
sumberdaya manusia dalam suatu negara merupakan determinan struktur ekonomi
yang penting.
Sebagian
besar daerah di Indonesia merupakan daerah agraris, pertanian baik untuk
keperluan konsumsi sendiri maupun komersial, merupakan aktivitas ekonomi utama
ditinjau dari sudut distribusi penggunaan angkatan kerja maupun ditinjau dari
proporsi sumbangan dalam GNP. Peranan sektor manufaktur dan jasa setiap daerah
juga memperlihatkan perbedaan yang besar. Walaupun terdapat persamaan masalah
namun strategi pembangunan setiap daerah berbeda-beda, tergantung kepada sifat
alam, struktur dan tingkat saling ketergantungan antara sektor primer
(pertanian, kehutanan, perikanan), sektor industri sekunder (umumnya bidang
manufaktur) dan sektor industri tersier (perdagangan, keuangan, transportasi
dan jasa).
Berdasarkan data yang didapatkan yaitu
tabel 1 maka diperoleh bahwa perbedaan laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat
sebesar 3,34%. Dimana dapat
ditarik
kesimpulan bahwa meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi yang fluktuasi, tetapi
keadaan pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Barat cenderung meningkat.
4.2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Barat
Pertumbuhan
ekonomi yang terjadi di propinsi Jawa Barat meskipun fluktuasi, akan tetapi
tentunya disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Salah satu faktor yang sangat
berperan besar dan berpengaruh adalah industrialisasi. Dengan adanya
indutrialisasi di daerah-daerah, meningkatkan juga pembangunan daerah tersebut.
Daerah tersebut menjadi lebih menjadi maju, karena adanya industrialisasi yang
akan mendorong pertumbuhan ekonomi pembangunan daerah tersebut. Masuknya
teknologi-teknologi baru juga membantu turut serta pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Sebagai contoh pertanian di propinsi Jawa Barat setelah masuknya
teknologi baru yang membantu jalannya produksi hasil pertanian jauh lebih
produktif dibandingkan dengan produksi menggunakan alat-alat yang tradisional.
Dengan itu perekonomian di propinsi Jawa Barat yang mayoritas penduduknya
menggantungkan hidupnya pada lahan dan hasil pertanian pun meningkat.
4.3.
Pengaruh Industrialisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan di Daerah
Propinsi Jawa Barat
Industrialisasi
memberikan dampak dan pengaruh yang sangat besar terhadap jalannya pertumbuhan
perekonomian pembangunan daerah di propinsi Jawa Barat. Industri mengalahkan
pernyataan yang menyebutkan pengangguran di propinsi Jawa Barat terus
meningkat. Sebagai bukti, dengan adanya pembangunan melalui industri-industri
di propinsi Jawa Barat memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat setempat
yang belum memiliki pekerjaan. Dengan banyaknya masyarakat yang telah memiliki
pekerjaan tetap dan berkurangnya jumlah atau angka pengangguran di propinsi
Jawa Barat membuat perekonomian pembangunan di propinsi Jawa Barat pun
meningkat
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Pertumbuhan
ekonomi di suatu dareah dapat berbeda dengan daerah yang lainnya. Hal ini dapat
terjadi karena beberapa faktor, tetapi faktor yang paling berperan besar dalam
pertumbuhan ekonomi adalah industrialisasi daerah. Dengan adanya
industrialisasi daerah, berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
pembangunan daerah tersebut. Daerah tersebut mengalami peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Dengan begitu diharapkan industrialisasi di daerah-daerah dapat
mengalami kemajuan dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
5.2.
Saran
Industrialisasi
suatu daerah pastinya memberikan manfaat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah tersebut. Tetapi jangan dilupakan bahwa tentu saja menimbulkan dampak
negatif karena adanya industrialisasi ini. Untuk itu diharapkan partisipasi
semua pihak dalam ikut serta membantu,memperhatikan, dan mengawasi
industrialisasi setiap daerah agar tercapainya pertumbuhan ekonomi pembangunan
daerah yang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2010. Hubungan industrialisasi dengan pertumbuhan ekonomi pembangunan daerah di
provinsi jawa barat. [online]. Tersedia : http://mm0817.student.ipb.ac.id/2010/06/19/%E2%80%9Chubungan-industrialisasi-dengan-pertumbuhan-ekonomi-pembangunan-daerah-di-propinsi-jawa-barat%E2%80%9D/
(diakses 17 April 2017)
Baditkalatda.
2015. Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi di provinsi jawa barat.
[online]. Tersedia :
http://badiklatda.jabarprov.go.id/index.php/en/publikasi/jurnal-inspirasi/590-pertumbuhan-dan-perubahan-struktur-ekonomi-provinsi-jawa-barat
( diakses 17 April 2017 )
Jabarprov.
2014. Kondisi perekonomian jawa barat. [online]. Tersedia :
http://jabarprov.go.id/index.php/news/8498/2014/03/18/Kondisi-Perekonomian-Jawa-Barat
( diakses 17 April 2017 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.